Ingin Menjadi Gembala Kecil

   Aku sakit tadi malam. Orang Jawa bilang: dilepen. Kalau tidak tahu, artinya itu kram saat haid. Aku mengadu pada Pujaan Hati. Aku ingat dulu, beberapa bulan yang lalu saat kami masih baru jadian, dia memberikanku kehangatan ketika aku mengadukan kram ini. Tadi malam aku mengharapkan dia berbuat serupa. Tetapi sekali lagi dia membuatku kecewa. Dia hanya menyarankanku istirahat dan minum air putih. Tak ada kehangatan seperti dulu.

  Aku merindukan dirinya yang dulu. Yang memberikanku kehangatan kapan saja aku butuh.

  Tapi malam itu aku hanya mendapati dia mendingin, tololnya lagi, dia tidak menyadari dan mengaku dia masih biasa-biasa saja seperti dulu.

  Sebagai balas dendam, aku membuat puisi yang berjudul Penghalau. Entah kenapa aku tidak bisa membuat puisi yang bagus seperti dulu. Diksi-diksiku tidak banyak berkembang. Dulu, sebelum aku jadian aku bisa membuat satu puisi dalam satu hari. Sekarang ini, membuat puisi yang di-request temanku saja susahnya minta duit (minta ampun dink...). Tapi tak mengapalah... Puisiku ini cukup bagus, walaupun diksinya masih monoton. Yang aku suka, gayanya jadi agak satir, sinis, dan konyol. Pas sekali menggambarkan keadaanku tadi malam. Not bad lah...

  Aku ingin menjadi gembala kecil yang menghalaunya kembali ke kandangku yang kotor dan bau.

  EdSudRahLo?????

1 komentar:

Shella Regnard mengatakan...

waduh?
si dia mendingin?
panaskan di kompor...

hmm... maaf bercanda...

kalo soal ini gue gak bisa kasih tips ato saran. soalnya gue gak punya pacar. gak pernah pacaran ding.

terus ya......
kalo soal gak bisa bikin puisi itu kacau banget...

tapi ya jangan terlalu dianggap beban...
santai aja...

eh..
tips dari gue gak membantu yaa...

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates