Aku Jadi Marni!!!

Ah, aku lupa ngepost ini waktu online terakhir. Tanggal 4 September kemarin, Aku dan kelompokku bermain drama untuk tugas Antropologi. Judulnya adalah "Bule Gadungan". Tidak seperti kelompok lain yang memainkan drama dongeng tradisional, kami menyajikan drama yang sama sekali tidak menceritakan takhayul. Cerita kami berdasarkan realita. Inti dari cerita itu adalah seorang pria biasa (keturunan Jawa yang medhok) ingin mempersunting Sri Ajeng, kembang desa yang agak angkuh. Ayah Sri Ajeng, Pak Wiryo, ingin punya menantu orang bule. Jadi, si pemuda tak punya kesempatan untuk mempersunting Sri Ajeng.

Inilah urutan pemainnya:

Parno (tukang jamu, tokoh utama): Mitra Mangisi Agung Sukardi

Sri Ajeng (kembang desa yang disukai parno): Citra Anggun

Pak Wiryo (ayah Sri Ajeng) :David Ariyanto

Bu Wiryo (ibu Sri Ajeng): Marga Buwana Dewayanti

Marni (tukang jamu, teman parno) : aku (!)

Juleha (tukang salon, teman Marni): Desy Puspitasari

Siti (asisten Juleha) : Nur Islamiyah

Drama ini sebenarnya kocak. Mulai dari kostum, dandanan, dan bahasa yang dipakai. Benar-benar tidak karuan!!! Apalagi muncul ide gila untuk membuat wig dari tali rafia untuk Parno yang nantinya menyamar jadi bule itu. Teman-temanku berperan dengan sangat baik. Terutama Mitra. Aku bersyukur memilihkan peran parno untuknya, secara Parno itu culun dan medhok, Mitra memang pas untuk peran itu (mendekati sifat aslinya sih.. hehehhehe...)

Aku sebenarnya agak pesimis waktu memainkan drama. Walaupun ada naskah, tetapi teman-temanku lebih banyak berimprovisasi sehingga susah untuk menentukan dan mencocokkan dialog antar pemain. Tapi akhirnya aku sadar bahwa yang harus aku lakukan adalah menyesuaikan dengan lawan bicaraku. Jadi aku harus pandai berimprovisasi juga.

Drama pun selesai. Penonton bertepuk tangan. Ada yang berkomentar bahwa drama kami lucu sekali. Aku agak terhibur dengan komentar itu. Tapi yang paling tidak adil adalahe ketika Bu Banowati, guru Antropologi kami, hanya memberikan nilai 96 untuk kelompok kami. Penyebabnya adalah karena kami tak bisa memenuhi target 30 menit untuk durasi lakon drama itu. Kami hanya menggunakan waktu 28 menit. Aku agak kecewa. Menurutku tidak adil jika kita menilai drama karena kita tak memenuhi target durasi. Kelompok lain juga tak ada yang bisa mencapai target itu. Kebanyakan kelompok hanya mampu mengisi sepertiga waktu itu. Malah ada yang melampaui target. Jadi tak satupun kelompok di kelas kami yang mampu mencapai nilai 100.

Tapi yang sudah berlalu biarlah berlalu. Aku puas dengan hasil kerja kami yang lumayan. Apalagi ternyata teman-temanku bisa diandalkan. Dan kini, julukan Marni tetap melekat pada diriku!!!!

4 komentar:

Lacus CC Hapsari mengatakan...

Wew mang sekarang masih ada y pelajaran antropologi???
Kok d skul q gak ada y???
Luna IPs y..??

Yak bgaimana kesan anda setelah menjadi tukang jamu???
btuh skill gak???
Kpn2 ajar_in yak cara gendong bakul tapi gak capek..)lho???)

Anonim mengatakan...

HUACHI!!

eh.. sori2 cuma numpang bersin doang..

:P

Maulany Hardiyanti mengatakan...

caranya sebagai berikut
buka kostumisasi
klik tambah gadget
klik tambah gambar
klik browse kalo gambarna dari komputer u
trus
klik simpan
eh inget klik tambah gadget yg di tengah bawah bkn samping
nanti nongolnya bkn di tengah tapi di samping!!!

Shella Regnard mengatakan...

Marni..

Hihihi..
Penasaran aku..

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates