Candi Tikus Adalah Saksi

Jum'at kemarin, Hanif datang lagi ke rumahku. Bahkan dia menjemputku sepulang sekolah! Betapa tidak menyenangkan? Kami berencana ke Trowulan. Setidaknya kali ini aku tahu jalannya, karena Minggu sebelumnya aku dan teman-temanku ke Trowulan untuk survei. Aku berani mengajaknya, walaupun aku ragu apakah aku bisa mengingat jalannya kembali ^^'

Setelah makan siang dan sholat, aku dan Hanif berangkat. Langit mendung sekali, yang mungkin membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang telah rindu pada hujan. Tapi tak menyenangkan bagiku. Jika di jalan hujan, rusak semua rencana kami. Toh, kami tetap nekat juga.

Untunglah aku masih bisa mengingat jalan ke Candi Tikus. Kalau tidak, kami akan tersesat. Di Candi Tikus begitu sepi. Mungkin karena akan hujan. Aku tak peduli. Ini kesempatan bagus untuk berdua saja.

Kami duduk di bawah pohon. Aku ingat, ketika aku dan teman-temanku ke sana, kami melihat orang pacaran. Tepan di bawah pohon tempatku dan Hanif. Aku bersyukur bisa ke Candi ini, karena suasananya tenang dan indah. Kami menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol, dan bermanja-manja.

Kali itu, Hanif memberiku hadiah lagi. Hadiah yang sama dengan yang ia berikan waktu kami pertama kali bertemu di Unair. Aku akan menyimpan hadiah yang indah itu.

Rasanya tak ada yang perlu aku sedihkan selama aku bisa bersama Hanif.

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates