OSPEK.. OSPEK... OSPEK..

fuuuu... lama juga aku ga online di blog. banyak yang ingin aku ceritakan di sini, tapi agak lupa juga =P kalo gitu aku ceritain yang aku inget aja yah?

pertama, pengukuhan mahasiswa baru oleh rektor di Auditorium kampus C tanggal 18 Agustus. penerima beasiswa mendapatkan tempat di depan (kayak VIP ajah :p) aku merasa bangga sekali waktu itu. dan aku senang dengan dress codenya juga: serba putih. aku memakai atasan putih dengan kerah berdiri dan aksen tali. bawahannya rok panjang yang menurut aku sih cute. hehe... benar-benar melegakan dan membanggakan saat itu.

lalu, tanggal 19 Agustus aku ada OSPEK universitas (julukan kerennya sih PPKMB= Pekan Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru). aku kaget juga begitu tahu aku dapet kelompok 1. lebih kaget lagi ternyata aku OSPEK di Fakultas Kedokteran! what thee..??? padahal aku selalu "menghindari" fakultas yang satu ini. alasannya tak lain dan tak bukan adalah Hanif. bukannya itu impian Hanif untuk masuk FK??

tapi mau tak mau kan aku harus di sana. ternyata, yang berkumpul di kampus A adalah anak-anak yang lolos via PMDK prestasi. senang dan bangga juga sihh.. lebih senang lagi karena aku bertemu dengan senpai yang cute :3 namanya Arya, denger-denger sih dari jurusan Radiologi. sumpah, cute banget! rambutnya juga keren... tingkahnya ga macem-macem (menurut penglihatanku loohh...) dan pada akhirnya aku menyesal harus pergi dari FK untuk melanjutkan OSPEK di fakultas masing-masing. sejak saat itu, aku mengalami gejala yang disebut Mbak Yessi sebagai jomblo error.

sekitar tanggal 24 Agustus kami mengikuti OSPEK Fakultas. di FIB peraturannya tidak begitu ketat dan tugasnya juga tidak terlalu banyak seperti fakultas lainnya. aku bersyukur sekali... setidaknya Fakultas Ilmu Budaya tidak seketat Fakulas Kesehatan Masyarakat apalagi Fakultas Sains dan Teknologi. yang terakhir disebut ini sadis banget. menurut testimoni temanku, para seniornya "hobi" banget meneriaki, membentak, dan sebagainya dan sebagainya kepada para juniornya. berarti apa yang dikatakan oleh Hanif dulu bukan isapan jempol belaka. dulu dia pernah cerita tentang seniornya yang suka menekan mental juniornya. dulu sih aku hanya bisa menganggapnya berlebihan. tapi sekarang aku ragu kalau dia berlebihan...

OSPEK fakultas ditutup dengan acara Mayapada (Mahasiswa berkarya dan berapresiasi dalam ilmu budaya). di sini FIB mulai repot, tapi tetap tidak serepot FST atau FKM. ada semacam pressing juga, tapi aku menganggapnya biasa. ada kejadian "unik". kalau tidak salah tanggal 27 Agustus, kami ada acara "Renungan". dari judulnya aku menebak bahwa ini semacam acara ESQ atau apalah. tapi ternyata lain. sebelumnya, kami semua dibagikan pita berwarna merah, kuning, dan hijau. aku mendapatkan pita merah, sama seperti Hilmy (ketua kelompokku: Batara Ismaya), Novi, Namira, dan lainnya. lalu kami semua disuruh masuk ruangan-ruangan sesuai dengan warna pita. pita merah kalau tidak salah di ruangan 306. di sana kami dimarahi karena ada yang melanggar peraturan. aku sendiri menganggapnya sepi. toh aku tidak melakukan pelanggaran. kalaupun ada, itu tidak termasuk pelanggaran berat. aku membawa dompet. pada hari sebelumnya tidak diberi tahu bahwa kami dilarang membawa dompet. kami baru tahu keesokan harinya. aku jengkel karena menurutku alasan dilarangnya membawa dompet itu tidak valid: keamanan. masa iya sih bakal ada yang kehilangan dompet? sama-sama sudah besar kok... lagipula isi dompetku tidak seberapa. tapi akhirnya aku menerima alasan itu sebagai suatu bukti bahwa senior kami concern terhadap kami.

nah, ceritanya waktu acara Renungan itu, ada seorang senior yang duduk di atas meja. rambutnya panjang gimbal ala Sujiwo Tejo dan perilakunya sangar. aku mengkritik sikapnya itu. tak disangka, ia malah turun dari meja dan menyalamiku. katanya aku kritis. aku hanya bisa bengong. ternyata memang si kakak ini memancing kami. seberapa berani sih kami ini untuk mengkritik tindakan yang salah, sekalipun tengah diancam (baca: pressing)? itu adalah pengalaman yang berkesan bagiku. belum pernah (seingatku) yang ada menghargai tindakanku semacam itu.

pengalaman lain yang berkesan, aku mendapatkan reward sebagai the best speaker dalam debat esai. hadiahnya berupa pin Mayapada. aku bangga, karena belum tentu semua orang bisa mendapatkan pin itu. menurut penilaian para juri, yang berhak mendapatkan reward sebagai the best speaker adalah mereka yang menyampaikan pendapat maupun argumennya secara sopan, tidak berapi-api, sehingga suasana debat tetap kondusif. aku tidak menyangka juga. selain aku, ada juga yang mendapatkan pin itu, namanya Laura. dia juga sopan dalam menyampaikan pendapatnya. aku senang bisa berdebat dengannya. oh, ya... di dalam ruangan itu ada 4 kelompok yang dibagi menjadi dua kelompok: pro dan kontra. kelompokku dengan satu kelompok lain menjadi kelompor pro, sedangkan 2 kelompok lain menjadi kelompok kontra. topik yang kami bicarakan adalah Disahkannya UU Pornografi Dilihat dari Segi Budaya.

tetapi ada juga pengalaman yang........... sulit diungkapkan dengan kata-kata. kami mendapat tugas untuk membuat 2 surat: surat dengan amplop biru dan amplop merah. amplop biru adalah untuk panitia yang kita sukai (entah suka dengan definisi apa) dan amplop merah adalah sebaliknya. aku bingung, kepada siapa saja surat-surat itu akan kutujukan. tak ada panitia yang kubenci, walaupun mereka suka membentak, tapi bagiku itu biasa saja. akhirnya kuputuskan untuk mengalamatkan surat merah kepada Kak Rief, salah satu anggota tim Pantau yang lumayan keren (mirip Afgan malah. sumpah!) aku memilihnya karena dia pernah bersikap sombong. pernah sekali, ketika aku meminta tanda tangannya (biasalah, kalau acara orientasi semacam ini pasti ada tugas mengumpulkan tanda tangan panitia atau teman sejawat) dia mengacuhkanku. aku jengkel, tapi aku maklumi saja. karakter setiap orang berbeda-beda dan mungkin saja dia bersikap seperti itu untuk menegaskan image tim Pantau yang garang. aku menulis sejujurnya di dalam surat itu dan kukatakan bahwa aku tidak membencinya. malah, di akhir surat kutuliskan kutipan lirik Harmonia.

lalu, kepada siapa amplop biru itu kutujukan? aku tak kenal banyak panitia. tapi aku pernah menaruh simpati pada kak Andreas, trainer kami. trainer itu bisa dikatan semacam kakak pembimbing kelompok. kak Andreas itu ramah, tanggung jawab, walaupun agak lebay juga ^^v dia anak teater. entah mengapa aku merasa aman di bawah bimbingan dia. wah, kalau aku ingat itu, mukaku bakal merah lagi...

ternyata bukan aku saja yang mengirimkan surat amplop biru padanya. beberapa teman satu kelompokku juga melakukan hal sama. kak Andreas mengirimkan sms kepada kami semua yang intinya mengucapkan selamat datang di FIB dan terima kasih untuk yang sudah mengirim surat biru itu. mak! malunya aku....

hari terakhir Mayapada ditutup dengan sesi seremonial "perenungan". tadinya kami sedang asik mengikuti acara Art Show. tapi tiba-tiba saja dihentikan oleh tim Pantau (semacam panitia pengawas peserta yang berhak untuk menghukum peserta yang melakukan pelanggaran). alasannya, Art Show kami tidak menunjukkan sikap berbudaya. memang, ada beberapa kelompok yang bermain band dan menyanyikan lagu-lagu populer (kelompokku sendiri menyajikan deklamasi puisi. tapi karena membosankan, oleh juri dihentikan dengan cara membunyikan gong, sama dengan acara Gong show). panitia mengaku kecewa, lalu kami semua digiring ke lapangan parkir. di sama kami dimarahi lagi, terkait dengan kasus plagiat. ternyata ada beberapa yang mengambil materi mentah dari internet untuk disalin pada esainya. banyak yang menagku secara gentle. suasana menjadi tegang. lalu kami disuruh menutup mata dengan slayer dan menunduk. kami semua disuruh merenungkan kesalahan-kesalahan kami. aku tidak bisa bernafas dengan wajah ditutupi slayer begitu. saat aku hampir mencapai titik kejengkelanku, tim Pantau menaburi kepala dan tubuh kami dengan tepung. surprise!!! dasar, ternyata ini semua cuma ulah kakak-kakak kami untuk mengerjai kami. seremonial itu disemarakkan dengan kembang api yang indah. bertepatan dengan maghrib, kami semua berkumpul untuk berbuka puasa bersama. menyenangkan sekali, walaupun saat itu aku sedang bad mood dan mengantuk. tapi aku tak dapat menyangkal bahwa acara itu sangat berkesan...

acara selesai pada jam 7 malam. aku buru-buru pulang ke asrama. Papa sudah menjemputku. malam itu juga aku pulang ke Mojokerto karena harus mengambil ijazah. aku bahagia sekali hari itu... dan juga mengantuk.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ada foto pas ditutup matanya nggak?

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates