Ujian Sabuk Kuning

kemarin 9Jum'at, 22 Januari 2010) aku ke Surabaya dalam rangka mengikuti ujian kenaikan tingkat dari sabuk putih ke kuning yang diadakan hari ini. karena Kamis malamnya aku bergadang (online, biasa xp) Jum'at paginya aku bangun siang. seharusnya aku bisa mengejar kereta jam 9, tapi kepalaku masih terasa berat. akhirnya aku naik KA Arek Surokerto jam setengah 3 sore. keretanya enak, bersih, masih baru, sepi. jadi aku tak perlu berdesakan-desakkan. memang kursinya tidak seempuk KA Rapih Dhoho, tapi kan setidaknya aku dapat tempat duduk. lengang sekali. di dalam gerbongku ada 7 orang termasuk aku sendiri. wah, benar-benar bebas! aku perhatikan, kereta ini mirip kereta jalur pendek yang pernah aku lihat di Jakarta. tapi setidaknya yang ini lebih bersih. yaa... beda-beda dikitlah ama kereta di Jepang. hehe... harga tiketnya sama dengan Dhoho, dan jadwal keberangkatannya juga hampir sama. tapi belum banyak yang naik kereta ini. mungkin karena masih baru ya... wah, kalau tahu begini mending dari dulu naik Surokerto aja ya...

di perjalanan, aku mendengarkan mp3 dari 'Link'erBell-ku. sebenarnya aku agak khawatir sih, takut mengundang kejahatan kalau aku memperlihatkan 'Link'erBell di depan umum. tapi karena sepi, aku yakin tak ada apa-apa (ya mudah-mudahan jangan sampai terjadi deh). aku pegang erat-erat 'Link'erBell, pasang headset, lalu mulai kesurupan sama lagu-lagunya Ali Project. wuah, mantap jayaa...!!!

kereta berhenti di setiap stasiun, tapi hampir di semua stasiun tak ada penumpang yang naik kereta ini. ya itu tadi, mungkin karena belum banyak yang tahu. aku malah senang, supaya bisa tenang. bahkan aku lebih senang lagi kalau enam orang lainnya tak ada, supaya bisa sendirian. kalau sendirian, bisa-bisa kena penyakit narsis di kereta. haha... jadi ingat foto Hanif yang berpose di tempat duduk kereta... keren banget... sayang ga sempat "mencuri" foto itu.

sekitar 1 jam lebih akhirnya sampai di Gubeng. haduh, aku malah bingung harus keluar lewat pintu mana. habis belum pernah turun di Gubeng dari Mojokerto sih... setelah otakku kembali berfungsi, aku baru menyebrang dan keluar mencegat angkot T2.

sampai di asrama, aku beristirahat. rasanya lelaaaaaaahh sekali hari itu. jam 8 aku sudah tepar dininabobokan 'Link'erBell.

malam itu aku mimpi tentang kelasku di SMA. aku mimpi anak-anak, Bu Bano... yang aneh, aku mimpi dapat nilai Antropologi 1001. 1001! nilai macam apa itu? kayak nama dongeng ajah.. (itu mah Seribu Satu Malam yah? xp) saat aku terkejut menerima nilai itu, Bu Bano tersenyum padaku dan memberiku Blackberry javelin sebagai hadiah. huah... baek banget yah.. coba beneran kejadian. hehehe... XDD

begitu bangun, jam mungilku menunjukkan pukul 5 pagi. aku sholat Shubuh, lalu tidur lagi. aku terbangun jam 6 pagi. aku sarapan sambil buka Facebook dari 'Link'erBell.update status: mimpi dapet Blackberry Javelin, begitu bangun sadar kalau mau ujian. gwaaaa!!! X(

aku mandi. sabun sudah mau habis. waktu aku selesai, jam menunjukkan pukul 7.30. haduh, jangan-jangan Rio sudah datang? ah, buru-buru berganti pakaian, menyiapkan dogi, lalu ke ruang tamu. tapi ruang tamu dikunci. sial... aku memutar lewat belakang. yang bikin keki, begitu aku sampai di halaman asrama, pintunya dibuka sama Mbak Voka. jiaaahh!!

aku sms Rio, takut kalau dia terlambat atau apa. masalahnya sudah mau jam 8 iniii... aku misscall, tapi pulsa Flexiku tak cukup. aku blingsatan isi pulsa. tapi tak lama kemudian Rio datang. tanpa banyak omong, aku naik ke motornya dan kamipun berangkat.

ketika kami datang, sudah banyak yang berkumpul. mas Naufal melihat kami dan mengooda. aish, dikira aku ada affair yah sama Rio? dulu aku dikira pacaran sama Ian, sekarang sama Rio. duuuhh... kenapa bukan sama si "dia" aja siihh??? *dijitak*

aku memakai dogi dan menyerahkan uang ujian ke mas Firman. aku gugup, takut kalau nanti ga bisa pas ujian. aku berdoa banyak-banyak pada Allah, semoga aku bisa menjalani ujian dengan lancar. amin...

rupanya Allah mengabulkan permohonanku (dan mungkin permohonan sebagian besar anak sabuk putih). walaupun sebelumnya para senior menakut-nakuti kami, toh ujiannya tak terlalu berat juga. masih lebih berat ujian badge malah. alhamdulillah.... semua lancar. walaupun pengujinya orang luar, tapi mereka semua baik. hua... padahal sebelumnya jantungku sudah mau copot!

bicara soal jantung copot, sesi berlari sebelum pemanasan sepertinya sudah menjadi acara wajib dalan rundown ujian. rutenya masih sama seperti waktu ujian badge dulu. haduh... nafasku... mana lukaku terasa perih lagi... aku dan Thika berada di urutan terbelakang. baru setengah jalan, aku sudah tak kuat berlari dan mulai berjalan pelan. waduh, baru sabuk putih ke kuning aja larinya sudah seperti ini. gimana kalau sudah sabuk atas?? masa mau lari sampai Suramadu? atau jangan-jangan lari di Suramadu pergi-pulang? huaaa!! mati aku!

di ujian ini, aku sempat bingung karena adanya perbedaan teknik ataupun sikap. kalau latihan kamu terbiasa teriak, "osh!" tapi kalau ujian lain lagi, "heeeaaa!!" haduh, canggung sumpah. aneh rasanya. mungkin karena faktor kebiasaaan? masih ada juga yang berbeda dengan yang diajarkan mas Alvin: sikap dasar 2, tendangan T, kuda-kuda dasar 8 dan 9, dan banyak lagi. rasanya aku lebih suka yang diajarkan mas Alvin. yah, mau bagaimana... namanya setiap dojo pasti punya teknik berbeda lah. aku sih mencoba menuruti saja.

saat diuji jatuh depan(sebenarnya bukan diuji, tapi lebih tepatnya diajari), aku minta break. siku kananku sakit. pasti karena lukanya. yah, sekalian menghindar juga sih... hehe... sebenarnya aku mau terus break sampai sesi soto gare dan koo soto gare selesai, tapi aku gak enak. akhirnya saat tiba diujikan bantingan, aku pasang sabuk lalu masuk ke dalam barisan.

pasangan setiaku (ciaaakk!! yuri banget!!), Syifa, "berselingkuh" dengan mbak Nita. akhirnya aku berpasangan dengan Thika yang badannya lebih besar dari aku. waduh, bisa ga nih aku banting ugos? hyaa... harus dicoba lah. tapi aku bersyukur karena Thika tidak "seganas" Syifa. dulu aku pernah cedera dibanting ugos sama Syifa. tapi sama Thika enaakk banget. jatuh pun terasa mantap. aku jadi ga takut sama soto dan koo soto gare lagi deh kalau sama Thika. thanks ya sob!

setelah itu, dewan penguji ingin mengajari kami jurus bantingan baru, aku lupa namanya. tapi kelihatannya seru. kami, para cewek, disuruh rehat smentara para cowok mempraktekkan. asyiik!! para jujitsan cewe malah asyik bernarsis-narsis ria dengan kamera mbak Iin, mengobrol dengan jujitsan sabuk hitam lain, dan bercanda dengan mas Naufal yang asli jayus (perlu direkrut ke JCI neh XD). Syifa terlihat mendung. dia menyendiri di atas pohon, sampai dikatain anak-anak "monyet". wah, apa dia lagi patah hati yah?

tengah hari kami selesai ujian dan dinyatakan naik ke sabuk kuning. alhamdulillah... akhirnya selesai juga! rasanya aku ingin mandi dengan sabun yang lembut, lalu tidur sambil mendengarkan mp3. wah, baru inget sabunku habis! ya udah, nanti beli aja di supermarket. eeehh... tapi ga bawa uang! hiyaaa... harus balik ke asrama dulu deh... capeekk... >.<

setelah bubar, kami disuruh menulis biodata, berkumpul membicarakan pelantikan sabuk kuning yang akan diadakan tanggal 18 Februari 2010, dan sebagainya. dibanding mendengarkan mas Alvin, kami malah bercanda. mas Naufal dan Hafid sepertinya sedang hobi menggoda aku dan Rio. halah... sebodo amat lah.. cuma teman ini...

mas Alvin berpesan agar kami harus lebih disiplin dari kami yang masih sabuk putih. okelah kalau begitu ^^d aku melihat mas Dhimas memainkan Silver Queen Chunky Bar Mini. refleks aku mengulurkan tangan tanda pingin minta. ga disangka, dikasih! kyaaaa!!! baik banget sih... domou Dhimas-senpai... duh, tambah deg-degan gilaaaaaaaaaaaa.... XDD

semua selesai, aku pulang diantar Rio. kepalaku pusing sekali. perut lapar. haduh campur aduk deh rasanya. sampai di asrama aku ambil uang, beli makan siang dan sabun mandi. begitu pulang ke asrama, kepalaku akit. pasti gara-gara minum es waktu makan siang. huh, bandel sih!

aku menghidupkan 'Link'erBell. banyak sekali sms masuk, termasuk sebuah nomor yang tak ada dalam kontakku. sebentar... sepertinya aku tahu nomor ini. belakangnya 556.. nomor Hanif! deg! jantungku sudah ga karuan. dalam smsnya nomor itu bertanya aku siapa. yah, memang beberapa hari lalu aku misscall dia, iseng. abis kangen... selama ini kalau aku menghubi\ungi nomor itu tak pernah nyambung, sejak kami putus kontak. banyak asumsiku tentang itu: dia membuang kartu itu, atau memblokir nomorku. tapi kemarin malah nyambung! buru-buru aku matikan. aku takut kalau itu benar dia. nekat, aku balas sms itu langsung to the point: ini Hanif bukan? aku deg-degan menunggu balasannya. tapi jawabannya di luar dugaan. dia bilang, "sanes, kulo bu saminem" entah aku harus bersyukur atau kecewa karena itu bukan Hanif... aku merasa ada yang mengganjal di hatiku. apa.. im3 menerbitkan nomor itu lagi tapi di karu yang berbeda? atau itu memang Hanif, tapi karena dia punya firasar bahwa yang menghubungi dia adalah aku makanya dia berbohong? oh entahlah...

Papa telepon. Papa menawarkan untuk menjemputku sore ini. aku khawatir kalau nanti hujan dan memperburuk kesehatan Papa. tapi Papa yakin. akhirnya aku setuju, dengan harapan tak terjadi hal buruk. aku tiduran sebentar sampai Ashar. jam 15.45 aku mandi. wah.. lembutnya sabun ini! jadi ingin mandi berlama-lama... tapi mbak Uchie memanggilku dan memberitahu bahwa Papa sudah datang. waduh, bukannya Papa baru akan datang jam 5 yah? buru-buru aku memakai baju dan menuju rumah Bu Nur.

ketika kami berangkat, langit mendung sekali. aku tak suka ini. Papa menyodorkan jas hujan. ppfft... aku tak sukaaa.... dan benarlah, di jalan hujan turun deras. aku frustasi.

sampai di Mojokerto, jalanan kering. kami seperti orang aneh yang memakai jas hujan sendiri. jah... muka badak deh... jeans kesayanganku basah kuyup kena cipratan air tadi. kami mampi di resto pizza dan makan di sana. sudah lama ga makan pizza. tapi di sana suasana jadi ga enak. pertama, karena aku tampil dengan pakaian basah kuyup. kedua, Papa memprotes banyak hal: menu yang tidak representatif, tv yang berisik, air jeruk yang ga panas, saus tomat, dan sebagainya. aku pasang headset ke 'Link'er Bell dan berusaha untuk mendengarkan hal-hal itu, dari pada ga nafsu makan.

tapi memang pizza di sana kurang enak. masih enak di Deli Pizza tempat kami sering makan dulu (sayang sudah out of bussiness). yah, tapi setidaknya kan bisa mencoba. aku patut bersyukur. di resto itu malah ada yang nasibnya kurang beruntung seperti kami. ada seorang bapak dan 2 orang anak lelakinya makan sepiring nasi dan sepotong ayam goreng dengan segelas es jeruk, untuk dimakan bersama. sang anak minta tambah, tapi tak diperbolehkan ayahnya. aku dan Papa prihatin sekali... aku jadi ingat waktu kecil, seperti biasanya Mama, aku, dan Iqal makan di restoran. seporsi untuk bertiga. rasanya aku mau nangis mengingat hal itu. Papa sepertinya agak lupa diri, membanggakan Papa yang biasanya membiarkan kami makan puas di restoran. yah, itu memang benar, sayang dulu Papa jarang sekali main keluar bersama kami..

sampai di rumah, aku mandi air hangat dan mencoba tidur sambil mendengarkan mp3. tapi karena baterai 'Link'erBell mau habis, aku matikan lalu aku charge. belum hilang sakit kepalaku, Papa mengajak ke warnet. walau hujan tapi tetap jalan juga. yah. yang jelas aku bersyukur kesehatan Papa mulai berangsur membaik.

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates