"New Valentine"

seingatku, sedari lahir sampai detik ini Valentine tidak berarti khusus bagiku, kecuali sebuah kenangan buruk dan memalukan di tahun 2006. tapi untunglah sekarang peristiwa itu tak mengganggu pikiranku lagi, bahkan hampir lenyap.

dari tahun ke tahun, aku menghadapi Valentine dengan hampa. bahkan aku sering lupa kalau tanggal 14 Februari adalah hari Kasih Sayang Sedunia itu. aku menjalaninya dengan biasa, tanpa perasaan berdebar atau terkesima (kecuali tahun 2006 itu. oke, tak usah dibahas lagi). aku juga sering mendapati teman-teman dan orang sekitarku (kebanyakan) menyambut Valentine dengan heboh. yeah, whatever... bagiku semua itu sangat konyol. haruskah kita merayakan cinta pada hari tertentu saja? padahal setiap hari dan di mana-mana kasih sayangNya bisa kita temukan selalu.

beberapa minggu lalu aku membeli majalah Story, edisi Valentine. bagiku masih terlalu awal untuk menyambut Valentine, tapi aku bisa memaklumi bahwa redaksi majalah ini tak ingin ketinggalan isu. apalagi cinta kan isu favorit para remaja, yang merupakan pangsa besar majalah ini. awalnya sih aku merasa enggan membelinya, apalagi wajah Shireen Sungkar dengan behelnya membuatku ingin menyobek majalah itu. tapi yang penting bukan covernya kan? yang penting itu isinya. aku penasaran dengan "Teenlit Magazine" ini. memang aku bukan penggemar teenlit, tapi aku ingin mempelajari gaya tulisan yang bisa diterima oleh redaksi dan pembaca majalah ini.  siapa tahu suatu hari nanti aku bisa mengirim naskah. ini salah satu "proyek" liburanku. tapi berhubung draftnya ada di asrama, terpaksa aku tunda sampai aku kembali ke sana. yah, tak perlu terburu-buru juga...

semua cerita yang dimuat menceritakan cinta, cinta, dan cinta. ada beberapa cerita yang tak sesuai dengan seleraku, tapi ada juga yang tata bahasanya bagus sekali, patut aku acungi jempol. dulu, begitu ada majalah atau buku, pasti langsung aku habiskan dalam waktu beberapa jam saja, sampai lupa segalanya. tapi kali ini tidak. aku cicil membaca dan aku pelajari cerpen-cerpen yang ada. aku berusaha menangkap peluang. tapi sekarang semua sudah selesai aku baca. aku mantapkan untuk mengirimkan cerpen andalanku yang kubuat 2 tahun lalu. ya, aku berniat merampungkannya dan mengirimnya. sekarang yang kupikirkan bukanlah honornya, tetapi aku ingin sekali cerpen itu terpublikasi, agar dia abadi. saat ini, cerpen itulah yang mampu mengungkap imajinasiku dengan bulat. makanya, dialah andalanku sekarang. mudah-mudahan aku bisa menciptakan karya lain yang lebih baik. amin...

nah lo, kenapa dari Valentine jadi ngomongin cerpen begini? sabar... ini masih ada kaitannya. aku membaca sebuah cerita yang sedikit mengubah persepsiku tentang Valentine. diceritakan seorang cowok yang tidak menganggap Valentine itu spesial, sama denganku. baginya Valentine itu hanyalah omong kosong. dia pikir, cinta bisa dirayakan setiap hari, persis sama dengan pemikiranku.

aku tak ingin mengulas cerpen ini lebih lanjut, tapi aku mendapat "input" baru. sebenarnya kita tak perlu juga menghindari Valentine. lagipula, menghindarinya bahkan membencinya, akan menunjukkan dengan jelas bahwa kita putus asa dan hanya bisa iri pada mereka yang merayakan Valentine. iri? that's not my style! aku menemukan sebuah pemikiran baru tentang Valentine: Valentine bukanlah sekedar merayakan cinta di antara kekasih dan teman (itu adalah cinta yang sangat sempit, terlalu sempit untuk bisa merangkul dunia), tetapi juga dengan orang tua, guru, dan "orang-orang tercinta"-nya WS Rendra. siapakah mereka? mereka adalah pencuri, pelacur, rakyat miskin dan tertindas. merekalah yang lebih membutuhkan cinta daripada pacarmu (yang notabene mungkin hanya ingin memanfaatkanmu saja). pernahkah terbuka mata hati kita, melihat mereka semua? selama ini mereka berjuang keras untuk hidup, dan hasilnya? cemooh, hinaan, pelecehan, pemerasan, apa lagi? terlalu banyak orang sombong yang memperlakukan mereka secara tak manusiawi, baik fisik maupun mental. merekalah yang perlu diberi kasih sayang. karena hanya dengan kasih sayanglah mereka dapat berubah lebih baik...

Valentine tahun ini terasa baru bagiku.  sekarang aku tak perlu terlalu menghindarinya lagi, atau bersikap sinis pada mereka yang merayakannya. biarlah mereka mengurus urusan masing-masing. bagiku, Valentine adalah momen paling tepat untuk berbagi kasih dengan sesama, terutama "orang-orang tercinta"nya Rendra.

namun Valentine tahun ini masih terasa hampa bagiku, karena aku masih belum bisa berbuat apa-apa untuk kebaikan mereka. kini yang bisa kulakukan hanyalah merenung dengan hati tersayat...

ataukah Valentine nanti aku bisa berkarya lagi?

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates