AIESEC Surabaya Award 2010

UAS memang masih minggu depan. tapi Sabtu (26 Juni 2010) aku harus pulang karena malamnya diadakan ASA alias AIESEC Surabaya Award (diplesetkan jadi Andes Surya Atmaja, sang Vice President of Incoming Exchange a.k.a ICX, tapi jangan percaya hal itu yah ^.~)

sejak beberapa hari yang lalu, aku sibuk memikirkan kostum dan make-up. tadinya sih kelihatan bakal berjalan lancar, tapi..... memang kenyataan tak pernah serta-merta berpihak pada kita. Mama, yang menjanjikan bakal menjahitkan baju untukku, ternyata sibuk. pekerjaannya tak bisa ditinggal. padahal aku berharap Mama mau membuatkan, sesuai dengan foto baju Lolita yang kuambil dari album Photobucketku. tapi apa boleh buat.... akhirnya, Jum'at kemarin (25 Juni 2010), yaitu H-1, aku dibelikan LBD (Little Black Dress). lumayan sih... gak terlalu terbuka maupun glamor. tapi tetap saja tak sesuai dengan keinginanku. aku ingin baju buatan Mama! sambil bergumam begitu, aku jadi teringat: dulu Mama sering membuatkan baju untukku, tapi aku malah memilih baju di toko. dan yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. hahaha.... betapa lucunya diriku. hal itu benar-benar menggambarkan ketidakpuasan seorang manusia yang serakah.

malamnya aku mendapat kostum serbahitam: gaun, legging, dan sepatu ankle boots beludru dengan heels 3cm. setelahnya, aku harus memikirkan make-up. aku minta tolong Kome mendandani, dan dia menyatakan bersedia membantu. tapi... pas hari H, yaitu kemarin pagi, dia sms: "kaki kananku sakit. gak bisa dibuat jalan." terus terang, perasaanku saat itu sangat aneh: bukannya kecewa, malah bersyukur. ya, aku bersyukur karena setidaknya aku tak perlu make-up! sakitnya Kome menjadi semacam alasan bagiku untuk tidak usah berdandan. akhirnya aku putuskan untuk berdandan ala kadarnya saja. ya, mending kelihatan jelek polosan daripada menor kayak bencong. itulah bunyi statusku kemarin, yang di-like oleh banyak orang. waow!

keesokan paginya, yaitu kemarin, aku berangkat ke Surabaya. aku sampai di kost sekitar jam 11-12 siang. aku memang ada janji dengan Erlina, membantunya mengerjakan makalahnya, di perpustakaan kampus B jam 3 sore. aku pikir, aku punya banyak waktu untuk bersiap-siap. begitu aku menaruh semua barangku di kamar, aku keluar mencari beberapa "alat perang" make-up standar seperti bedak, foundation, dan lainnya. setelah dapat, aku makan siang, kembali ke kost, dan tidur.

belum lagi jam 3, mas Wawan sms, menanyakan apakah sudah ada yang mendaftar menjadi peserta cosplay atau belum. dengan mata setengah terbuka, aku balas sms itu. lalu mas Wawan memintaku untuk datang ke gazebo, membicarakan masalah acara cosplay itu. okelah.... sekalian ke perpustakaan, begitu pikirku.

aku datang agak telat. sampai di sana, mas Wawan ternyata tak sendirian. ada mas Idoy (gimana sih tulisannya?) dan Angger juga. sepertinya mereka semacam penanggung jawab acara bookfair itu. mas Idoy menjelaskan tentang stage, poster, MoU, dan sebagainya. kami, panitia untuk cosplay di bookfair itu, dipersilakan menentukan tema sebebas-bebasnya.

saat tengah asyik berdiskusi, Erlina sms. katanya dia tak bisa hari itu karena harus mengerjakan program. dalam hati aku bersyukur, karena setidaknya aku punya waktu untuk bersiap-siap. lalu dia janji minggu depan. oke deh.... aku lega. lalu, sekiatr jam 5 kurang aku kembali ke kost.

aku mandi, mempersiapkan diri, dan sholat. baru selesai sholat, Enrile sms dan menyuruhku ke bank Mandiri. haduuuhh.... belum siap! aku bilang aja masih sholat, lalu buru-buru berdandan ala kadarnya.

sekitar jam 6 lebih aku datang ke bank Mandiri. sudah ada Ryan dan Enrile. terus terang, aku malu berpakaian seperti itu. kayak orang apa aja..... lalu kami menunggu Intan dan Laksmi. lama sekali kami menunggu. mungkin sekitar jam setengah 7 mereka datang, lalu kami berangkat bersama-sama.

meskipun di agenda tertera acara akan dimulai jam 6, kenyataanya tidak demikian. kami datang jam 7 lebih sepuluh, tapi acara belum dimulai. saat kami melangkah masuk, mbak Milla berteriak, "stop!" dan menyuruh kami mengambil pose di anjungan depan. Laksmi dan Intan berfoto bersama. lalu bertiga aku, Ryan, dan Enrile. Ryan dan Enrile serempak berkata, "ayo foto lagi!". tapi karena aku gak pede, aku melarikan diri ke kamar mandi.

keluar dari kamar mandi, aku mencari mereka. ternyata mereka duduk di meja paling pojok. aku melihat yang lain. mereka semua berpakaian dan berdandan wah. aku jadi minder. aku tak berani melepaskan coat biruku. habis lengan pendek. malu....

mbak Widy, presiden AIESEC Surabaya 2009-2010, datang kepada kami dan memperkenalkan diri. oh... jadi ini toh mbak Widy yang katanya sekarang jadi Vice President AIESEC Indonesia? melihatnya, aku jadi ingat Mbak Nichan, ex-ketua asrama dulu. dia berkerudung, dengan pipi yang imut dan kulit yang putih. yah, hampir mirip dengan mbak Nichan.

lalu beberapa senior kami menyuruh kami mengajak ngobrol seorang EP (Exchange Paticipant) dari India. aku menghampirinya dan mengajaknya ke meja kami. lalu kami semua saling memperkenalkan diri. namanya... entah. aku tak tahu bagaimana menulisnya. tapi terdengar seperti "goruf'. ia dari India. aku sebenarnya tak begitu mengerti apa yang dikatakannya, karena spelling-nya terdengar asing bagiku. lalu kami mengobrol beberapa hal.

akhirnya acara dimulai. pertama, tentu saja roll-dance. aku dan EP India itu tidak menari. aku jadi ingat Sahil, EP di acara gathering pertama dulu itu. dia juga tak suka menari dan menanyi. kami hanya dia saja di belakang, sementara semua asyik menari. Diki, Enrile, dan Ryan, walaupun mereka tak begitu mengerti gerakannya, tapi mereka berusaha menari. aku ingin juga sih menari, tapi gerakannya tak begitu kupahami.

setelah roll-dance, dilanjut dengan semacam laporan pertanggungjawaban dari kepemimpinan AIESEC Surabaya 2009-2010. aku merasa bosan. minuman dan makanan kecil disodorkan. kami langsung melahapnya. dan tentu saja Ryan yang paling bersemangat soal makanan. beberapa saat kemudian, mbak Kiky datang dengan gaun hijaunya. kuperhatikan, sepertinya gaun lama, tapi kelihatan cantik. ya, mbak Kiky cantik sekali malam itu. jadi tambah minder. mbak Kiky menyuruhku membuka coat. aku tak mau. beneran minder.

begitulah acara berjalan. laporan, roll-dance.... membosankan. kepalaku terasa sakit. duh, pasti karena belum makan! aku jadi ingin pulang. tapi, melihat Enrile dan Ryan yang masih asyik dengan acara ini, aku jadi urung pulang. masa aku harus memaksa mereka meninggalkan pesta saat mereka masih asyik begitu?

akhirnya, acara puncak: awards. beberapa nama menjadi pemenang awards dari berbagai kategori. aku tak ingat siapa saja dan kategori apa. yang jelas, beberapa nama yang kukenal seperti mbak Nila, mas Andes, Tama-chan, mbak Dea, menjadi pemenang award. entah itu favorite atau best. lupa. semuanya berdasarkan voting secara online. dan hampir semua yang aku voting menjadi pemenang malam itu.

akhirnya, award terakhir: best costumes. mbak Citra yang berpakaian seperti tuan putri itu, meminta kami semua berdiri. lalu ia menggandeng mbak Kiky yang berada di kiriku dan EP India yang berada di kananku. mereklah the Best Costume Queen and King. yah, pantaslah kalau mereka yang menang. secara kostum mereka bagus, walaupun sederhana. aku jadi sedikit kasihan pada mereka yang sudah berdandan glamor sampau buka ini-itu tapi tak menang. haha.... kalau aku sih, memang sudah bisa memprediksikan menang,jadi tak terlalu ambil pusing juga.

oh ya... ada juga acara handing over dari kepemimpinan 2009-2010 kepada 2010-2011. pemimpin yang lama memberikan lilin-lilin kepada para pemimpin baru. sedikit mengharukan, tapi aku tak mendapat maknanya. dalam hati aku berpikir, mungkinkah tahun depan aku yang akan menerima lilin itu?

acara selesai. aku tak tahu sudah jam berapa, yang jelas pasti sudah di atas jam 10. anak-anak mengajak makan. yah, bolehlah... kebetulan aku lapar. tapi sebelum itu, semua asyik berfoto-foto. kecuali para Ep. oh ya, ada juga EP lain dari India, yaitu Vijay dan dari Australia, Emily. Vijay bertubuh pendek dan berkulit gelap, tapi ceria. sedangkan Emily sebaliknya, bertubuh tinggi dan kulit putih. rambutnya keren juga, model asimetris gitu. tapi gak kayak BCL lah ya.... hahaha.... potongan Emily, kalau menurutku sih, lebih nge-punk gitu.

akhirnya kami pergi ke Surabaya Town Square. aku belum pernah ke sana sebelumnya, dan sedikit excited dengan tempat yang wah itu. aku, Ryan, Enrile, Diki, dan mbak Nophen tiba berbarengan. tapi saat kami akan masuk mal, Enrile mendapat sms dari mas Andes. sepertinya ia ada masalah. Ryan, Diki, dan mbak Nophen sudah berada di depan. aku masih diam berdiri di parkiran bersama Enrile. dia menelepon mas Andes, lalu menyuruhku untuk duluan bersama yang lain karena ia mau menjemput mas Andes. aku hanya mengiyakan, lalu menyusul mereka ke mal.

di perjalanan menuju Solaria, kami bertemu mbak Vian. mbak Nophen dan mbak Vian berjalan jauh di depan, sedangkan aku, Ryan, dan Diki mengikuti di belakang. kami berlima sampai lebih dahulu di Solaria dan mulai memesan makanan. aku agak malas makan, karena pusing dan mengantuk. tapi sudah sampai di sini, ya akhirnya aku makan juga. aku pesan chicken katsu dan teh panas. lalu satu per satu yang lain datang. orang-orang yang kukenal duduknya agak berjauhan denganku. Ryan duduk di pojok diapit mbak Dea dan mbak Widy. di depannya ada Enrile dan Diki. Tama-chan dan mbak Mila di bagian kananku. di sebelahku ada mbak Rara dan mbak Kiky. okelah ada mbak Kiky, tapi sepertinya ia sibuk dengan hpnya. sementara bagian kiri asyik bermain permainan yang aku tak mengerti: Black Magic, Super Black Magic, Bitchies-Bithcies, atau apalah itu istilahnya. jadilah aku sendirian di tengah lautan orang banyak. aku bete jadinya. tambah gak nyaman. mana makanannya payah pula. sudah mahal, pelayanannya kurang memuaskan, dan yang paling sebal: masa chicken katsu disajikan di piring Eropa? oh, payah! rasanya aku ingin menangis. saat seperti itu, aku curhat pada Tama-chan via sms. sebodo amat dia ada di sebelah mbak Nova yang berada depanku. aku hanya tak ingin orang lain tahu isi hatiku. saat itu aku hanya percaya Tama-chan. dan aku bersyukur dia bisa berpura-pura tak tahu menahu di depan yang lainnya. kami hanya berkomunikasi via sms, tanpa saling memandang dan berbicara, walaupun kami dekat.

rasanya malam sudah begitu larut. akhirnya kami pulang. tapi sekali lagi, ada sesi foto-foto. aku benar-benar mau nangis. Tama-chan menyentuh bahuku tanpa berkata apa-apa, dan menyodorkan tisu. tapi aku hanya bisa menggeleng lemah. begitu semua berpose menghadap kamera, aku berusaha menghapus wajah sedihku dan berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa. aku memaksakan diri untuk tersenyum. benar-benar kacau.

Tama-chan menyarankan agar aku pulang bersama mas Andes, karena kami satu jalan. yah, daripada harus merepotkan Ryan lagi. rumahnya dekat situ, jadi kalau aku minta dia mengantarku lagi ke kampus B, itu akan merepotkan dan aku jadi sungkan. mas Andes mengantarku. di jalan, ia menasihatiku beberapa hal. yah, intinya sih, kalau ada apa-apa, bisa minta bantuan padanya atau pada Tama-chan. aku terharu. di antara orang-orang asing ini, masih ada yang mau menawarkan bantuan padaku.

sebelum mengantarku ke kost, kami mampir ke ATM Mandiri kampus B. sebelumnya mas Andes menanyakan tak apakah aku menunggunya sementara ia mengecek saldonya di ATM, karena saat itu sudah jam setengah 1 malam. aku sih merasa tak apa-apa. toh cuma sebentar. memang sebelumnya aku merasa gelisah karena malu pulang jam segitu. apa pula kata orang-orang sekitar kostku? tapi mau bagaimana, nasi sudah jadi bubur. setelah ia selesai, ia mengantarku sampai depan gang Karang Menjangan 8 dan sekali lagi berpesan agar jangan sungkan meminta bantuan padanya atau Tama-chan.

aku berjalan pelan menyusuri gang. aku tak ingin ada orang melihatku dengan penampilan seperti itu pada jam yang sudah larut pula. sampai di kost, aku sholat dan tidur. rasanya lebih nyaman di kamar sempit itu daripada di antara orang asing. aku bersyukur bisa berada di kamarku sendiri....

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates