pernahkah terpikir dalam diri kita, ada sesuatu yang salah dengan diri kita? ada sesuatu yang kurang, tetapi kita ngga menemukan jawabannya apa. pernahkah berpikir seperti itu?
aku pernah. dan sering sekali.
seperti hari ini.
hari ini aku merasa ada sesuatu yang salah dariku. konsentrasiku menurun, dan rasanya seharian ini ga semangat. aku bolak-balik melakukan kesalahan waktu pelajaran. even I asked people about random thingies and that made me like a fool.
bukan cuma itu aja. entah kenapa aku merasa hatiku sesak dan terbebani dengan "banyak" hal. aku berusaha mengubah perasaan semacam itu menjadi sesuatu yang lebih positif. tapi entahlah, hari ini rasanya cara itu ngga efektif. aku tetap merasa terbebani dan tingkahku makin aneh. aku jadi mulai membenci sifat-sifat dari orang tertentu lagi, walaupun sebenarnya aku juga ngga perlu membenci siapapun dengan alasan apapun.
mungkin, sebenarnya aku ngga membenci, tapi cenderung kecewa.
aku melihat orang-orang berekspektasi tinggi terhadap seseorang. mungkin dia memang terbaik dan wajar kalau orang berekspektasi sama dia. tapi orang itu justru merasa ngga suka sama ekspektasi orang lain dan menganggap dirinya ngga bisa.
aku kecewa sama orang seperti itu.
kenapa?
karena aku berharap aku diberi kesempatan yang sama, yaitu jadi orang terbaik.
yah, emang sih ngga enak rasanya dapet ekspektasi dari orang-orang sekitar kita. pasti ada satu kekhawatiran kalau kita ga bisa memenuhi ekspektasi itu. aku dulu juga sering merasa seperti itu.
tapi, apakah hidup ini hanya sekedar memenuhi ekspektasi aja?
we have heard many times this sentence: "we can't make every single person pleased"
bukankah itu satu petunjuk yang jelas?
keinginan setiap orang berbeda-beda, dan perbedaannya sangat unik. memenuhi keinginan tiap orang yang berbeda-beda itu sangat susah. sama seperti ekspektasi, karena pada dasarnya ekspektasi lahir dari apa yang disebut "keinginan". jadi, kenapa hanya terpaku pada kekhawatiran ngga bisa memenuhi ekspektasi orang lain? bukannya lebih baik menerimanya dan berusaha yang terbaik?
oke, mungkin ada yang ga setuju sama kata-kataku di atas. tapi, apakah kata-kataku salah?
itu kekecewaan pertama. kekecewaan yang kedua adalah ketika seseorang melempar tanggung jawab untuk apa yang udah dilakukannya.
aku rasa, kita semua sering melakukan hal ini. ketika kita melakukan sesuatu dan hasilnya tidak seperti yang kita harapkan, kita cenderung menyalahkan sesuatu atau orang lain. menyalahkan benda, orang, hidup, bahkan Tuhan. padahal, yang melakukan tindakan itu kita sendiri, bukan?
aku ga memungkiri bahwa aku juga pernah melakukan hal-hal seperti itu. aku mengakuinya dan dengan itu aku belajar memperbaiki diri. karena, selama kita tidak mau mengakui kesalahan kita sendiri, sampai kapanpun kita takkan pernah tahu caranya belajar memperbaiki diri. bagiku, biar aja orang menganggap aku salah atau jelek, toh Tuhan selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk memulai kembali kapanpun kita mau.
setelah berpikir dan merenung, aku merasa bahwa akhir-akhir ini aku agak kelewat batas. rasanya hari ini aku butuh membuat catatan (posting ini) dan memberi waktu dan ruang untukku sendiri. aku butuh menenangkan diri dan me-restart semuanya.
it's okay to admit our mistakes. it's okay to restart everything even from zero. it's okay because everything will be fine :)
skip to main |
skip to sidebar
and at the dawn, armed with the schorching patience, we shall enter the cities of splendour... (Arthur Rimbaud)
Labels
padang edelweiss
field of hope
kafe es krim
unair
kamar tidur yang mungil
gubuk kecil yang hangat
Niseikai Aidai
ujian
renungan
sekolah tua
kuliah
jujitsu
asrama
AIESEC
Monbukagakusho
ulang tahun
cerpen
job
ramadhan
resensi
Idul Fitri
Noryouku Shiken
les privat
ospek
skripsi
Kanji Cup
pondok ramadhan
puisi
Benron-taikai
MAWAPRES
MK
Nakayoshi Naito
PKL
dorama
drama
j-pop
kucing
opini
0 komentar:
Posting Komentar