skip to main |
skip to sidebar
terkadang, ada begitu banyak ide di kepala kita, perasaan di hati kita, tapi kita tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
terkadang, kita merasa orang di dekat kita tak bisa mengerti kita. lalu kita menanti seseorang yang mempunyai 'bakat' untuk memahami diri kita tanpa kita perlu bersusah payah mengungkapkannya. seolah-olah ada satu tali yang menyambung pikiran satu sama lain. seolah-olah seperti telepati.
lalu, jika bisa menemukan orang seperti itu, banyak yang merasa "oh ya, inilah soulmate-ku"
lalu kita meninggalkan orang-orang di sekitar kita, yang selama ini berada di samping kita di saat senang maupun susah
segala tawa dan tangis yang kita lalui bersama mereka, tak ada artinya dibandingkan dengan kesenangan yang kita rasakan kini.
seolah semua hanya ilusi. dan kita menggunakan kata "move on" sebagai senjata untuk melupakan jasa-jasa mereka.
bagi kebanyakan dari kita, "mereka yang tak mampu memahami kita" adalah "lawan". sedangkan "mereka yang mampu memahami kita" adalah "kawan".
--------------------------
manusia itu saling membutuhkan satu sama lain. tetapi kita, manusia modern sekarang, jarang memberikan kesempatan bagi orang lain untuk melengkapi diri kita.
kita, adalah manusia yang dikatakan modern, dengan pemikiran pra-modern.
kenapa?
karena kita masih percaya "takhayul" akan adanya "ratu adil"
yang mempunyai bakat untuk "menyelamatkan kita dari kumpulan orang-orang yang tak mampu mengerti diri kita"
----------------------------
makhluk sosial modern adalah manusia yang berkeyakinan bahwa "soulmate kita adalah seorang ratu adil"
maka, makhluk sosial post-modern adalah manusia yang berkeyakinan bahwa "soulmate kita adalah mereka yang membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik"
and at the dawn, armed with the schorching patience, we shall enter the cities of splendour... (Arthur Rimbaud)
Makhluk Sosial Modern
Diposting oleh
Djayeng Channissa
on Senin, 22 Oktober 2012
Label:
field of hope,
padang edelweiss,
renungan
terkadang, ada begitu banyak ide di kepala kita, perasaan di hati kita, tapi kita tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
terkadang, kita merasa orang di dekat kita tak bisa mengerti kita. lalu kita menanti seseorang yang mempunyai 'bakat' untuk memahami diri kita tanpa kita perlu bersusah payah mengungkapkannya. seolah-olah ada satu tali yang menyambung pikiran satu sama lain. seolah-olah seperti telepati.
lalu, jika bisa menemukan orang seperti itu, banyak yang merasa "oh ya, inilah soulmate-ku"
lalu kita meninggalkan orang-orang di sekitar kita, yang selama ini berada di samping kita di saat senang maupun susah
segala tawa dan tangis yang kita lalui bersama mereka, tak ada artinya dibandingkan dengan kesenangan yang kita rasakan kini.
seolah semua hanya ilusi. dan kita menggunakan kata "move on" sebagai senjata untuk melupakan jasa-jasa mereka.
bagi kebanyakan dari kita, "mereka yang tak mampu memahami kita" adalah "lawan". sedangkan "mereka yang mampu memahami kita" adalah "kawan".
--------------------------
manusia itu saling membutuhkan satu sama lain. tetapi kita, manusia modern sekarang, jarang memberikan kesempatan bagi orang lain untuk melengkapi diri kita.
kita, adalah manusia yang dikatakan modern, dengan pemikiran pra-modern.
kenapa?
karena kita masih percaya "takhayul" akan adanya "ratu adil"
yang mempunyai bakat untuk "menyelamatkan kita dari kumpulan orang-orang yang tak mampu mengerti diri kita"
----------------------------
makhluk sosial modern adalah manusia yang berkeyakinan bahwa "soulmate kita adalah seorang ratu adil"
maka, makhluk sosial post-modern adalah manusia yang berkeyakinan bahwa "soulmate kita adalah mereka yang membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik"
Labels
padang edelweiss
field of hope
kafe es krim
unair
kamar tidur yang mungil
gubuk kecil yang hangat
Niseikai Aidai
ujian
renungan
sekolah tua
kuliah
jujitsu
asrama
AIESEC
Monbukagakusho
ulang tahun
cerpen
job
ramadhan
resensi
Idul Fitri
Noryouku Shiken
les privat
ospek
skripsi
Kanji Cup
pondok ramadhan
puisi
Benron-taikai
MAWAPRES
MK
Nakayoshi Naito
PKL
dorama
drama
j-pop
kucing
opini
0 komentar:
Posting Komentar