Perubahan dan Kebahagian

manusia itu makhluk yang sangat dinamis. dia bisa berubah dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun, dan seterusnya.

ketika manusia berubah, udah pasti nilai yang dianutnya ikut berubah kan?

contohnya aku. dulu aku cinta banget sama dunia Gotik, suka dengerin Ali Project, koleksi gambar Suigintou, dan sebagainya.

tapi sekarang, aku jarang dengerin lagi Alipro, malah lebih suka dengerin Arashi. aku masih suka sama Suigintou, tapi udah ga lagi koleksi gambar-gambarnya. dan aku lebih suka nonton drama yang lucu ketimbang nonton anime Gotik apalagi Grotesque.

that means, my values have changed, right?

--------------------
by the way, seminggu yang lalu, aku sempat merenung. sebenarnya, apa sih yang aku inginkan dalam hidupku? oke, aku ingin bahagia. tapi kebahagiaan seperti apa yang aku inginkan? orang seperti apa yang aku harapkan? habis mikir, jawabannya yang bener-bener pas itu ngga muncul-muncul. yang ada aku malah nangis, seolah kehilangan sesuatu yang besar. mungkin itu rasa kecewa karena 'kecolongan'. aku merasa bodoh karena aku belum bisa menemukan inti dari kehidupanku itu apa.

terus malam ini, tiba-tiba aku teringat pada masa lalu, masa di mana aku dan orang-orang yang aku sayangi. kita bersama-sama menghadapi masa susah, bercanda dan ketawa bareng, saling menolong dan berkorban.....

aku kangen masa seperti itu.

tapi, aku merasa orang-orang yang aku sayangi berubah. mungkin ini cuma kecurigaan sentimentilku, tapi aku merasa bahwa orang yang aku kagumi kini menganut nilai berbeda. dulu orang itu mau untuk susah bareng, bercanda segokil-gokilnya, tidak memikirkan ego, gengsi, atau hal-hal lain yang hanya dimiliki oleh kaum "elit". tapi sekarang, aku merasa dia menolak untuk "susah bareng", berdiri di pihak yang "rendah", melakukan hal-hal konyol, dan mulai melirik nilai-nilai kaum elit.

apakah itu suatu perubahan yang baik, aku ngga tau. tapi jujur aku agak kuatir, orang-orang itu bertemu dengan seseorang yang keliatan 'waow, keren!' atau 'oh my God she's so lovely!' terus akhirnya mereka berusaha untuk bisa sejajar dengan orang itu. akhirnya nilai yang dianut mereka pun berubah, cenderung ke arah 'stunning person' itu tadi.

sebelum kita mencecar apakah sikap semacam itu benar atau salah, ada baiknya kita semua merenungi baik-baik dalam hati kita, apa kita ngga capek berpura-pura jadi seseorang yang bukan diri kita?

sementara memikirkan jawabannya, mungkin kita bakal bertanya, "terus, apa donk yang dimaksud dengan 'diri kita' dan 'bukan diri kita'? gimana caranya kita bisa tau mana yang 'diri kita'?"

aku sendiri sih ngga bisa kasih jawaban yang obyektif. tapi menurutku, 'diri kita' adalah kita yang berbahagia. kalau ngga berbahagia, itu bukan 'diri kita'. celakanya, nilai kebahagiaan tiap orang itu beda-beda, jadi bakalan susah mendefinisikan secara pas kebahagiaan itu sendiri. nah loh? terus gimana kita bisa tau hal apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan untuk diri kita?

kalau mau ambil cara yang simpel, just listen to your heart. tanya pada dirimu sendiri, kondisi seperti apakah yang membuatmu bahagia? bagi kamu yang suka bekerja, mungkin pekerjaanmu adalah segalanya. bagi kamu yang menganggap cinta itu indah, mungkin merasa berbunga-bunga ketika membaca novel romantis. bagi kamu yang pemalas, mungkin bagimu berdiam seharian di rumah sambil main game di laptop adalah kebahagiaan yang sederhana dan mudah dijangkau. mungkin, mungkin, dan mungkin. itu semua kemungkinan, yang tak akan ada batasan jelasnya. lagipula, apakah kita perlu memberi satu batasan agar kita bisa bahagia? ada banyak pilihan untuk bahagia. kita tidak harus mengikuti nilai kebahagiaan yang dianut orang lain. silakan pilih mana yang sesuai dengan hatimu.

--------
seperti yang aku bilang di atas, manusia adalah makhluk yang dinamis. dirinya bisa berubah seiring berjalannya waktu. artinya, nilai kebahagiaan yang dianutnya pun bisa berubah.

ketika kita menyadari kita berubah, mungkin kita akan cemas. kira-kira kita bakal bertanya, "apakah aku berubah? apakah perubahanku bisa diterima orang lain?" dan semacamnya. menurutku, kita tak perlu khawatir soal itu. hanya saja, jangan pernah jadi pengkhianat bagi dirimu sendiri. jangan pernah memaksa diri untuk sejajar dengan 'lovely person' atau 'idol' kita. jadilah dirimu sendiri, senyenyek apapun itu, dan berbahagialah!

--------
itu salah satu jawaban untuk kebahagiaan. meskipun aku masih merasa belum puas, tapi aku menyukai gagasan semacam ini :)

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates