Aku dan Coklat

aku jarang nonton TV, soalnya di kos ngga ada TV. aku cuma punya kesempatan nonton TV di rumah. biasanya sih nonton apa yang ditonton Papa.

suatu kali, aku liat iklan nugget yang dibintangi girlband Indonesia. aku perhatiin baik-baik cewek-cewek yang melenggak-lenggok manis manja itu. rambutnya, dicat, dibentuk segala rupa. matanya, ditempelin bulu mata entah berasal dari bulu apa, plus lensa kontak yang bikin mata orang (Indonesia) semakin mencetat keluar.

tiga detik kemudian, kesadaranku balik. aku ganti channel, cari kartun yang lucu.

ngeliat girlband itu, aku jadi inget sama cewek-cewek, mulai dari artis sampai anak-anak, yang merombak penampilannya. mengubah warna dan bentuk rambut, pakai lensa kontak warna-warni, pakai make-up, dan sebagainya. semua demi keliatan cantik.

aku cengo sendiri. itukah definisi "cantik" zaman sekarang? kalo iya, wah, tua banget berarti aku.

yah, bukannya aku menolak kemajuan zaman. jujur, aku sendiri suka kok liat bentuk rambut yang lucu-lucu, wajah yang keliatan imut karena make-up, dan sebangsanya (asal tepat dan ngga berlebihan)

tapi jujur aku ga setuju kalau kita harus memalsukan diri kita demi dibilang cantik.

----------------------------------
aku inget, dulu waktu SMP ada temanku yang tanya aku pakai shampoo apa. anak itu anak baru, dan jujur aku ngerasa aneh tiba-tiba ditanya begitu sama orang yang belum seberapa kenal.

setelah aku jawab aku pakai shampoo merk apa, dia bilang gini, "oh, pantes... rambutmu bagus banget soalnya. berkilau gitu. pakai shampoo xxx itu bisa bikin rambut sebagus ini ya? mau coba ah"

aku cuma bisa tersipu aja. bingung juga itu beneran pujian atau cuma basa-basi.

waktu SMA, ada salah satu temenku bilang, "aku suka sama rambutmu. ngga disemir aja warnanya bagus. coklat alami. aku pingin punya rambut kayak kamu"

di kelasku, entah kenapa banyak yang bilang kalau aku punya kecantikan yang beda. kata mereka, wajahku unik, bikin orang ga gampang lupa.

mereka juga sering memuji-muji kulitku yang putih, tubuhku yang tinggi dan kurus (aneh banget dipuji kurus. sampai detik ini aku tidak menganggap 'kurus' itu berkonotasi positif), rambutku yang lurus dan coklat, alisku yang rapi, dan mata yang juga coklat.

lucunya, waktu ada tugas Bahasa Inggris membuat paragraf describing object, beberapa temanku mendeskripsikan aku untuk tugas itu. lucu bin awkward. ya, bayangin aja rasanya ketika kamu di kelas lagi jam pelajaran, lagi ngerjain tugas, terus diperhatiin sama teman-temanmu. ada yang ngelus-ngelus rambutku, yang ngeliatin mataku, yang nyuruh aku ngomong (ngecek logatku kayak gimana) dan seterusnya.

terus, ada salah satu temanku yang salah nulis. dia nulis gini "I have a friend. Her name is Nisa. Her skin is white. Her hair is chocolate. Her eyes is chocolate, too."

aku nahan ketawa waktu bacanya. aku tau, maksudnya pasti "her hair is brown. her eyes are brown, too"

aku kasih tau dia soal kesalahannya itu. terus dia ketawa dan langsung benerin kalimatnya.

-------------------------------
kalau aku inget-inget hal itu, aku suka senyum-senyum sendiri. biasanya aku bakal ngaca dan buka mata lebar-lebar. setelah memastikan iris mataku berwarna coklat, barulah aku puas.

sebenernya, kesalahan yang dilakukan temen SMA-ku waktu tugas Bahasa Inggris itu adalah momen tak terlupakan bagiku. kata-kata itu bikin aku tersipu. manis banget kalau rambut dan mataku diasosiasikan dengan coklat. berasa bisa dinikmati gitu, kayak iklan deodoran pria yang feature coklat itu loh... hahaha....

sejak saat itu, aku mulai mencintai apa yang Tuhan berikan padaku ini.

aku merasa bersyukur, dan rasanya ngga perlu deh mengubah-ubah karunia Tuhan ini.

tapi pernah juga, ketika aku baca tentang anime dan cosplay, aku jadi tertarik untuk mengecat rambutku dan pakai lensa kontak juga. oke, ngecat rambut mustahil juga karena Papa pasti ngga setuju. minimal pakai lensa kontak laaah... toh bisa dipasang atau dilepas kapanpun. cuma karena ngga ada uang, ngga pernah kesampaian.

dan untung aja ngga pernah kesampaian.

kenapa?

karena ada seseorang yang pernah mencintaiku dengan mata coklat ini.

dia pernah bilang, "aku suka matamu. coklat, mirip ibuku."

bahkan dia mengangkat daguku sedikit, lalu melihat ke dalam mataku. aku masih inget waktu itu aku agak memicingkan mata. rasa panas menjalar di pipiku karena malu. aku salting, malu banget...

ngeliat aku salting kayak anak kecil, dia tersenyum.

aku ngga bisa melupakannya, meski udah hampir dua tahun momen itu berlalu.

waktu itu, aku belum begitu mengerti kata-katanya itu. aku cuma bisa tersipu malu.

tapi, kini aku merasa sangat senang. dia bilang mata ini mirip mata ibunya. berarti aku mirip dengan seseorang yang berharga dalam hidupnya.

sejak saat itu, aku semakin mencintai diriku sendiri. aku memberi kesempatan bagi diriku untuk merasa dicintai. bukan cuma itu, aku merasa bahwa sosok ibu itu benar-benar berharga dan aku ingin menjadi seorang ibu.

oke, sekarang ngga mungkin. belum nikah soalnya. hahaha...

tapi, aku merasa sudah menjadi 'ibu'

yaitu ibu yang melahirkan puisi.

sejak titik tolak kepenulisanku tahun ini, aku merasa puisi-puisi yang kutulis adalah anak. kulahirkan mereka dengan penuh perasaan. aku beri mereka nama agar mereka dikenal. tidak ada lagi puisi yang kutulis dengan emosi bergolak seperti SMA dulu.

------------------------------
aku dan coklat. juga kenangan manis tentang keduanya. semua mendorongku untuk lebih mencintai diriku sendiri. diriku yang apa adanya, tanpa kepalsuan. dan itu menginspirasiku untuk terus berkarya, melahirkan lebih banyak lagi puisi ke dunia ini.

love Coklat <3 br="br">



0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates