When You Fall in Love

sebenernya pingin posting tentang Piko, kucing baruku. tapi pending dulu deh ya. Piko nakal soalnya :p (oke, ga ada hubungannya)

beberapa ini aku kepikiran soal "jatuh cinta"

bisa dibilang aku lagi suka sama seseorang. cuma ya, karena ada satu hal, aku dan dia kayaknya ngga bisa jadian. intinya begitu. tapi yang jelas, dia tau perasaanku, karena aku ngomong langsung sama dia.

kenapa kok aku langung ngomong? karena aku pikir, dengan ngomong langsung dan jujur seperti itu aku ngga punya beban apapun. I mean, penyebab orang cari perhatian ke orang yang disukai itu justru karena kita menyembunyikan perasaan kita, kan? katakanlah kita suka sama A. kita berusaha menyembunyikan itu dari A, entah apa alasannya (bisa jadi karena malu, takut ditolak, dan sebangsanya). tapi, setiap kali ada di dekat A kita berusaha cari perhatian, seolah pingin SOS "aku loh suka sama kamu!". belum lagi yang cemburu akut kalau ada orang lain yang deket sama si A. semacam itu lah.

ya, aku ngga bilang semua orang seperti itu. tapi aku sendiri dan kebanyakan orang, ngalamin hal seperti itu. aku ngerasa capek banget kalau aku harus 'menyiksa diri' seperti itu. sekalian aja langsung ngomong. dia tahu itu, dan aku tahu kalau dia tahu perasaanku (oke, ini mbulet). jadi aku ngga perlu cari perhatian dengan cara yang severe atau apa.

setidaknya, itu bener. aku ngga perlu panas kalau ada yang deket-deket dia. ngga perlu sok caper kalau ada dia. aku bisa tenang di dekat dia karena aku tau dia loh tau aku suka sama dia. so what? cuma ya kadang-kadang masih suka deg-degan sendiri sih kalau ada dia. padahal ya aku bertemu dia udah dari lamaaaaa banget. aneh aja kadang-kadang begitu sadar aku jadi deg-degan kalau ada dia. gawat lah.

seneng sih ngerasain hal-hal semacam itu. tapi, akhir-akhir ini aku sadar. perasaanku itu hanya untuk aku sendiri. bukan untuk kami berdua. kalau udah kayak gitu, aku sih engga sampai down, malah berpikir "ya mau apa lagi. あたりまえ、でしょう."

aku cukup bersyukur aku masih dikasih kewarasan berpikir. maksudnya ya ngga sampe menghalalkan segala cara buat nurutin keinginanku aja. aku berusaha untuk tahu diri. aku akui, "I am good enough to be a friend, but not 'cute' enough to be a girl friend"

sejak saat itu, aku berhenti mencari tahu tentang dia. ya bukan engga peduli. tapi untuk apa aku menambah informasi yang cuma bisa bikin aku semakin sedih? yang aku tau sih, dia nganggep aku sebagai teman. itu aja cukup buat aku. aku juga ngga akan memaksakan sesuatu yang tidak diinginkan dia. ngga lucu kalau sampai dia akhirnya emoh, terus hubungan pertemanan jadi rusak. buat apa. 意味ないでしょう.

jadi, aku menjalani hari-hari seperti biasa, melakukan apa yang aku suka sebisaku. memikirkan hal-hal yang bikin aku bahagia. kalau sama dia, yaaa aku bersikap sebagaimana dia memperlakukanku. aku berusaha mengimbangi dia. jadi, ngga perlu berat sebelah.

intinya yaaa, ketika kita jatuh cinta, boleh aja kita menganggap semuanya jadi serba indah. tapi bukan berarti jadi ngga waras. memperhatikan orang yang kita sukai itu sah-sah aja, tapi ya berusaha menghargai posisi dan perasaannya. apa yang kita anggap baik belum tentu baik bagi dia kan. dan yang jelas, belum tentu juga apa yang kita rasakan itu dirasakan juga sama dia. bisa aja kita (yang lagi jatuh cinta) tiba-tiba bisa ngeliat keindahan bunga bangkai (yang entah itu terletak pada kemegahannya kah, kelangkaannya kah, yah buatlah alasanmu sendiri untuk menganggap itu indah. oke) tapi ternyata dia ngga menganggap itu indah (bunga bangkai ya bunga bangkai. gede, ngga jelas, bau busuk. kok bisa makhluk begini dibilang bunga). semacam itulah.

so, when you fall in love, keep calm. if you really love him/her, just create harmony between you and your crush. pokoknya jangan sampai bikin kerusakan di muka bumi hanya percaya cinta percintaan. that's not a cool reason for destroying this world, I tell you.

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates