Little Miracle





kemaren aku di-mention sama Nene. isinya hilarious banget:


"DJAYENG LO KALO GA BUKA GMAIL SEKARANG NINO GUA LEMPAR KE KALI PARKIRAN BELAKANG CEPETAN"

bingung, ngga ngerti apa-apa, akhirnya aku buka emailku. tapi ga ada satu pun email masuk. aku buka semua akun email yang aku punya, tapi hasilnya nihil.

akhirnya aku reply tweet dari Nene itu, lapor kalo ngga ada email masuk. pas begitu, tiba-tiba hpku bergetar. ups, telepon masuk. gila, pikirku, masa iya urgent banget sampe nelpon segala.

tapi ternyata bukan Nene.

nomor pesawat telepon Jakarta. waduh. ada apa pula ini ya.

"halo?"

"ya, halo. dengan Djayeng Channissa?"

deg. oke, bukan dari orang yang kukenal.

ternyata dari Kedubes Jepang Jakarta. suaranya kecil, aku ngga bisa denger dengan jelas. tapi aku denger kata-kata "selamat, kamu dinyatakan lolos seleksi beasiswa Japanese Studies Monbusho."

buset, ngga salah denger nih? aku tanya sekali lagi buat mastiin. dan ternyata, kupingku emang ngga menipuku.

jantungku deg-degan ngga karuan. suara si penelepon udah terbang entah ke mana, yang jelas ngga mendarat di pikiranku. pikiranku sibuk bertanya-tanya, "ini beneran kan? ngga boong kan? ah, masa sih? kok cepet? kok..." dan seterusnya.

terus si penelepon mengkonfirmasi kalau mereka sudah kirim ke emailku. dia tanya apa emailnya udah masuk apa belum. aku cuma jawab belum, meskipun aku kurang yakin apa emailnya itu nyasar atau malah kesaring masuk spam.

si penelepon memintaku untuk join grup FB, alamatnya ada di email tersebut. terus dia juga menjelaskan kalau aku dinyatakan lolos, tapi belum positif berangkat. sekarang kita harus menunggu kepastian dari universitas tujuan, apa bersedia menerima atau tidak. kalau tidak ada yang bersedia menerima, maka beasiswanya dibatalkan.

ya, aku emang udah pernah denger tentang itu sih. tapi tetep aja rasanya patah hati dengernya.

terus dia bilang begini, "kemungkinan batal pasti ada. tapi kecil sekali. terus berdoa ya." dan entah kenapa di kepalaku muncul bayangan seorang perempuan yang ngomong begitu sambil tersenyum.

aku juga tersenyum kecil. ya, sekarang ini yang bisa aku lakukan hanya berdoa dan berdoa.

telepon ditutup. aku cek Echofon lagi. aku dan Nene lanjut ngomongin soal email itu. akhirnya Nene kirim email yang dia terima ke emailku. rupanya orang Kedubes salah nulis alamat emailku. katanya sih, mereka nulisnya "d.chanissa", bukan "d.channissa". yah, namaku emang sedikit sophisticated sih haha...

di situ tertulis nama 19 orang yang dinyatakan lolos seleksi ujian beasiswa Japanese Studies Monbusho 2013. beberapa nama yang kukenal juga lolos ternyata. yang jelas ada nama Nene juga, dan masih ditulis dengan ejaan yang salah: 'Ratu Adoina'. aku ketawa.

meskipun masih ada rasa ngga percaya, aku kabari orang-orang terdekatku. Papa, Mama, Mbah Ity, Putri-sensei, Syahrur-sensei, Andi-sensei, Angga... semua aku kabari. sementara itu, di FB dan twitter temen-temen terus kasih ucapan selamat. aku terharu.




malemnya, aku nelpon Mama. suara Mama kedengeran gemetar. kayaknya Mama nangis. awalnya Mama kayak masih ngga rela ngelepasin aku pergi ke Jepang. tapi toh akhirnya tanya-tanya kalau mau kirim sesuatu ke sana gimana, masih bisa nelepon apa engga, dan sebagainya. aku direstui untuk berangkat.

belum lagi aku sadar, kacamataku udah berembun. aku nangis.

terus Mama ungkapin semua 'beban'nya. rasa sedih dan ngga tega harus meninggalkan aku selama ini. kuatir, cemas, kangen... semua campur aduk dalam curhatan Mama. aku terus menangis. sampe aku ngga bisa ngeliat karena kacamataku penuh dengan uap air mata.

selama ini aku selalu, dan selalu bertanya, "gimana ya rasanya punya Mama"

begitu sadar, aku ngerasa aku ini anak yang jahat. gimana bisa aku lupa gimana rasanya punya seorang ibu? tapi, aku ngerasa memang itulah yang aku rasakan.

selama ini aku selalu berpikir, "aku ngga apa-apa kok biarpun ngga ada Mama. aku bisa semuanya sendiri"

tapi toh ya ternyata setiap kali aku kesakitan (karena dilep dan sebagainya), kesepian, sumpek, stres, nama Mama-lah yang pertama kali keluar dari mulutku.

selama ini aku selalu benci, marah, muak, ngeliat status temen-temen yang pamer tentang ibunya. aku selalu ngerasa itu semua ngga penting. hatiku selalu kerasa nyesek tiap kali ngeliat Maydi dimanja sama mamanya, atau ngeliat Nene berdebat dan bercanda sama mamanya.

tapi ternyata, itu semua karena aku iri. aku iri sama mereka yang masih punya mama di deket mereka. aku iri, semata karena aku kangen dan pingin bersama Mama lagi.

setelah menenangkan diri dan minum susu coklat hangat, akhirnya aku bisa berpikir jernih. malah lucunya, tiba-tiba aja aku berpikir begini:

"mungkin ada hikmahnya juga aku pisah sama Mama. aku jadi bisa belajar mandiri. ya kan? haha... ya abis kalo ada Mama, Mama pasti selalu dan selalu kuatir sama aku, mungkin aku ngga pernah dikasih kesempatan buat belajar masak, naik motor PP Surabaya-Mojokerto, dan semacamnya.

mungkin, dengan aku pisah sama Mama, aku jadi semakin ngerti dan menghargai apa artinya punya seorang Mama. kalau aku masih sama Mama, mungkin aku udah membangkang dan rewel, ngga mau deket-deket Mama. その可能性があるのよ。secara aku kayak begini. haha... ya namanya manusia, cenderung ngga menghargai apa yang dipunya sampai yang dipunya itu akhirnya rusak atau hilang...."

ha. semacam kontemplasi yang konyol.




aku mencoba melihat apa yang ada padaku sekarang. aku yang sekarang jauh, jaaaauuuuh lebih beruntung dibandingkan yang dulu. sekarang, aku punya banyak fasilitas yang mendukung kerjaan dan hiburan buatku. sekarang, aku bisa menjalani hari tanpa perlu kuatir kelaparan. sekarang, aku bisa ke mana-mana, bahkan sekedar iseng ngabisin bensin sekalipun. sekarang, aku punya banyak teman dan kenalan yang punya arti tersendiri buatku.

isn't that a miracle?

kalau aku inget diriku yang dulu, aku ngerasa ajaib. diriku yang dulu skeptis, pesimis... rasanya yang ada di kepala hanya dua: 'mematikan' orang lain, atau mati sendiri. rasanya ngga bisa lepas dari pemikiran semacam itu. rasa takut ditolak, dijauhi, dijatuhin, itu selalu ada. makanya ngga heran juga sih kalau banyak orang (oke, kayaknya semua orang deh)
 menganggap aku ini kaku.

aku juga selalu berpikir kalau aku ngga akan punya masa depan yang cerah. ke manapun aku pergi, aku akan selalu jadi bulan-bulanan orang lain. karena siapapun orang itu, mereka pasti akan menganggapku rendahan. ngga lebih dari orang biasa yang ngga bisa apa-apa. aku ngga akan pernah bisa bebas, bergerak dengan keinginanku sendiri. selamanya aku akan diperalat orang lain. selamanya orang berteman denganku hanya karena ingin memanfaatkan sedikit kelebihanku.

tapi, lihatlah sekarang. untuk pertama kalinya, aku membuat langkah besar. aku menetapkan impian untuk pergi ke Jepang, bukan karena siapapun, tapi karena keinginanku sendiri. untuk pertama kalinya, aku meraih keinginanku sendiri.


dan untuk pertama kalinya, aku benar-benar sayang sama diriku. setelah sekian lama aku berpikir, "I don't deserve anything", satu telepon dari Kedubes itu membuatku sadar, aku berhak memiliki cita-cita dan aku udah membayarnya dengan suatu usaha.

menurutku, itu sebuah keajaiban untuk diriku sendiri.

tapi tetep, semua itu bukan semata karena usahaku sendiri. doa dan dukungan dari orang-orang sekitarku jugalah yang membuat ini semua mungkin. dari situ, aku merasa, ternyata ada banyak kasih sayang di sekitarku, lebih dari yang pernah aku duga.

perjalananku masih belum berakhir. aku dan 18 orang lainnya masih harus menunggu pengumuman akhir Juli nanti. dari situlah, perjalanan kita semua akan dimulai.

sementara itu, aku ingin menikmati waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. aku ingin melanjutkan skripsiku. aku ingin menikmati kebersamaaan dengan orang-orang di sekitarku. aku ingin menikmati rasanya bercapek-capek ria kejar-kejaran sama uang dan pengeluaran. hahaha...


行き続けて、とてもよかった。


0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates