hmm... semakin banyak yang kuposting di sini, semakin besar rasa bersalahku. soalnya aku belum ngelunasin janji buat nulis resensi tentang buku terjemahan yang aku baca itu loh xD
tapi, sebelum aku ngelunasin janji itu, kayaknya bakalan banyak postingan geje bermunculan. mungkin ini semacam sindrom kegalauan sebelum pergi merantau jauh.
oke, oke.. ngga usah kebanyakan intro. jadi ceritanya hari ini aku menemukan sesuatu yang pahit buatku.
semua ini berawal dari kecerobohanku sih. aku menunjukkan sisi lemahku pada seorang teman dekat.
aku bilang kalau aku takut.
yah, aku ngga tau sih gimana reaksinya. aku ngga berani liat wajahnya. takut.
tapi terus dia bilang sesuatu.... ngg, intinya begini. jangan sia-siain apa yang udah diperjuangkan. ada orang lain yang juga menginginkan kesempatan yang sama.
waktu itu, aku emang dalam keadaan lemah. jadi ketika dia ngomong gitu, aku berasa ketampar keras banget.
kata-katanya itu pahit banget.
tapi, sepahit apapun buatku, apa yang dia bilang itu bener.
aku masih inget dulu ada temanku yang lain, dia dikasih kesempatan untuk meraih sesuatu yang tinggi, tapi dia ragu dan galau. aku gregetan banget ngeliatnya.
dan sekarang, ternyata aku di posisi temanku dulu itu. jadi yaa... mungkin wajar kalau orang lain rada gregetan ngeliat aku yang seperti ini.
akhirnya aku jadi ngerti perasaan temanku yang dulu galau itu. dan juga alasan kenapa temanku yang ini ngomong sesuatu seperti di atas.
lucu ya... pada akhirnya kita semua ditempatkan di posisi yang berbeda-beda secara bergantian. mungkin supaya kita bisa ngerti perasaan dan pikiran orang lain ketika berada di posisi itu?
karena berpikir seperti itu, makanya aku belajar untuk menerima kata-kata itu. berusaha positive thinking aja sih. kalau emang kata-kata itu pahit, aku anggap itu obat. pahit, tapi menyembuhkan.
dan mungkin ini obat terbaik, karena dikasih oleh orang yang sangat dekat dengan kita.
aku berterima kasih. akhirnya aku dapet kesempatan buat belajar menerima sesuatu yang sulit diterima dengan hati yang lebih legawa.
terima kasih, Teman.
skip to main |
skip to sidebar
and at the dawn, armed with the schorching patience, we shall enter the cities of splendour... (Arthur Rimbaud)
Belajar Menelan Sesuatu yang Pahit
Diposting oleh
Djayeng Channissa
on Senin, 19 Agustus 2013
Label:
field of hope,
padang edelweiss,
renungan
Labels
padang edelweiss
field of hope
kafe es krim
unair
kamar tidur yang mungil
gubuk kecil yang hangat
Niseikai Aidai
ujian
renungan
sekolah tua
kuliah
jujitsu
asrama
AIESEC
Monbukagakusho
ulang tahun
cerpen
job
ramadhan
resensi
Idul Fitri
Noryouku Shiken
les privat
ospek
skripsi
Kanji Cup
pondok ramadhan
puisi
Benron-taikai
MAWAPRES
MK
Nakayoshi Naito
PKL
dorama
drama
j-pop
kucing
opini
0 komentar:
Posting Komentar