Rombongan Shizuoka dan Gamelan

mungkin ini rada telat. tapi masih cukup up to date kok hahaha...

jadi cerita, tanggal 19 Agustus kemaren aku bertemu Ikegami-sensei dan rombongan mahasiswanya dari Shizuoka University of Art and Culture (SUAC). ada enam orang mahasiswa. nama-nama mereka:

Rinko (4nensei, angkatan 2009)
Ayuka (4nensei, angkatan 2009)
Mai (3nensei, angkatan 2010)
Yuka (3nensei, angkatan 2010)
Junya (2nensei, angkatan 2011)
Kanako (2nensei, angkatan 2011)

well, akhirnya bisa ketemu juga sama Ikegami-sensei. masih tetep charming seperti biasa. rada penasaran juga apa gitu yah rahasianya kok Sensei masih tetep keliatan segar dan awet muda. malah katanya mbak Mega, keliatan lebih muda daripada 2 tahun yang lalu. wow. bener juga yah.

tapi sayang, sampai sekarang aku masih belum punya kesempatan buat ngobrol-ngobrol secara leluasa sama Sensei. ya mudah-mudahan lain kali.

terus, bersamaan dengan datengnya mereka, aku juga mulai belajar gamelan.

kenapa kok tiba-tiba...? yah, karena bentar lagi berangkat ke Jepang, aku rasa aku harus nyiapin sesuatu buat ditampilin di sana. apalagi kalau menurut pengalaman Syahrur-sensei dan Andi-sensei, biasanya PPI (semacam himpunan mahasiswa Indonesia di Jepang sana) suka ngadain acara kebudayaan gitu. aku juga udah dikasih "pesan" sama Syahrur-sensei. kalau misalnya aku ngga mau tampil di acara kebudayaan, aku bakal dipulangin sama Sensei. hahaha... :'D

sempet bingung awalnya mau belajar apa. tapi untung mbak Mega kasih saran. jadilah aku ikut latihan sama BSO Pakar Sajen di kampus. timbal baliknya, aku bantu jadi interpreter selama rombongan Shizuoka belajar gamelan di sini. aku setuju. aku juga ajak Nene, siapa tau dia berminat. well, meskipun keliatannya dia ngga seberapa minat belajar gamelan, dia minat buat ngobrol sama anak-anak SUAC. sekalian melatih bunpou, mungkin?

hari pertama, mbak Mega cuti kerja untuk mendampingi latihan gamelan hari itu. meskipun di antara kita ada 3 orang Indonesia yang bisa bahasa Jepang (mbak Mega, aku, dan Nene), tetep aja aku yang disuruh maju buat ngejelasin ( _ _)

hari pertama ngga begitu lancar. aku baru belajar gamelan. makanya kurang bisa dapet feel-nya. suka bingung harus menjelaskan gimana pada mereka. jadinya suka miss gitu.

belum lagi hari pertama aku dan mbak Mega udah melakukan banyak hal memalukan. waktu itu tanpa sadar aku mukul.... ngg... bokongnya mbak Mega >///< kebiasaan waktu di kos kayaknya. begitu sadar rasanya langsung pingin sujud di kaki mbak Mega. aku pasti udah bikin malu. mungkin Sensei malah jadi ngga respek sama aku. terus illfeel. duh... oh God...

terus udah gitu yang nyebelin, banyak banget wartawan yang dateng buat meliput orang-orang Jepang yang lagi main gamelan ini. mereka itu bener-bener ganggu! abis gimana ngga, mereka motret di depan para pemain balungan, bikin anak-anak SUAC jadi ngga bisa liat notasi di papan tulis. belum lagi menghalangi gendang dan sebagainya. belum lagi yang minta wawancara salah satu anak SUAC (alasannya, "sebentaaar aja mbak. dua menit aja") ggrrrr!

yah intinya hari pertama kurang begitu memuaskan.

tapi, ada juga hal baik. Rinko dan Ayuka ngajak aku ngobrol. Rinko lagi nulis skripsi tentang hijab (!) sementara Ayuka tentang sepeda motor (?) aku ngga seberapa paham sama apa yang mau diteliti Ayuka. tapi setidaknya aku lumayan ngerti apa yang mau diteliti Rinko.

bagi Rinko, hijab itu fashionable. dia tertarik banget sama hijab. di sini, yang dimaksud hijab sama dia bukan cuma yang modern aja. tapi juga jilbab biasa, seperti yang aku pake. dia penasaran gimana cara makenya, sejarahnya, dan sebagainya. dia keliatan seneng banget waktu aku cerita sedikit tentang jilbab (yang aku tau).

hari itu, kita langsung akrab. dia minta FBku. malemnya, waktu aku add dia, dia kirim message minta nomor hpku. ternyata dia dan anak-anak SUAC lainnya langsung beli hp di sini ^^;

latian berikutnya hari Rabu, tanggal 21 Agustus. hari kedua ini lumayan lancar daripada kemaren. meskipun mbak Mega ngga ada (dia ngga bisa ambil cuti lagi), setidaknya latian ngga terlalu semrawut. mungkin karena sebagian besar udah bisa. aku juga ngalamin kemajuan. setidaknya aku ngga terlalu ngawur waktu nunjukin notasi di LCD :v

oh ya, ngomong-ngomong soal gamelan... aku belum banyak progres T.T

waktu aku coba latian sendiri (tanpa anak-anak SUAC), ternyata gamelan itu ngga gampang.

emang sih alatnya sederhana. balungan misalnya. ada 6 plat logam (dari apa ya... ngg... kuningan) yang memiliki nada berbeda. mungkin seperti piano, tapi ini cuma ada 6 not dan mainnya dengan cara dipukul. tapi... ternyata.. bener-bener ngga segampang itu ._.

setiap kali kita mukul satu not, kita harus memegang plat yang kita pukul tadi, bersamaan dengan memukul not berikutnya. dan seterusnya.

misalnya begini:

2.3.  5.6.

nah, pada saat aku memukul not 2, tanganku memegang not 6. lalu ketika aku mukul not 3, bersamaan dengan itu pula aku memegang not 2 yang tadi aku pukul. waktu mukul not 5, harus pegang not 3. pukul not 6, pegang not 5. dan seterusnya.

menurut penjelasan Sigit (ketua Pakar Sajen, ternyata teman satu timku waktu PPKMB), itu penting supaya suara yang dihasilkan ngga bising. emang ketika aku coba mukul satu not ke not lainnya, tanpa memegang not yang tadi kupukul, suaranya jadi berdenting gitu. sementara kalau kupegang sambil mukul not berikutnya, suaranya jadi lebih harmonis.

teorinya sih begitu.

masalahnya, aku ngga cukup reflek. antara mukul not satu dengan megang not lainnya itu suka ngga sinkron ( _ _)

karena masih belum bisa, aku merhatiin Sigit dan kawan-kawan memainkan balungan.

sambil merhatiin mereka, diam-diam tumbuh rasa kagum. selama ini emang aku kurang berminat sama musik tradisional. aku cuma ngga paham aja sama musik tradisional. tapi begitu liat beberapa orang memainkan balungan secara bersamaan, aku bener-bener kagum. gimana caranya, dengan alat musik yang begitu sederhana, mereka semua bisa memainkan musik dengan begitu harmonis? gimana caranya mereka, yang notabene anak-anak muda, bisa menyukai dan memahami musik tradisional yang adiluhung ini?

sambil merhatiin mereka, aku menyadari ada banyak hal yang tak terpikirkan olehku sebelumnya.

dari situ muncul perasaan, aku pingin belajar gamelan lebih serius lagi. setidaknya sampai aku bisa memainkan satu lagu sederhana.

latian gamelan minggu pertama selesai sudah. dilanjutin lagi hari Senin dan Rabu minggu depan. itu artinya, selama Kamis dan Jumat aku dan Nene "menganggur".

tapi, hari Jumat, kita berdua tetep dateng ke kampus. Nindy, Gisca, dan Risa sidang skripsi hari itu, jadi kita pingin nonton. aku bisa dateng ke sidang Gisca yang lumayan seru itu, tapi sayang aku ngga bisa dateng ke sidang Nindy dan Risa karena harus ngurus surat permohonan pembebasan SPP selama aku cuti di UNAIR.

waktu aku mau urus itu, bertepatan dengan jam makan siang. Putri-sensei memanggilku dan menyuruhku menemani rombongan SUAC makan siang di kantin. akhirnya kami sama-sama ke kantin. aku sms Nene yang ada di musholla untuk menemani mereka sementara aku ke ruangan Pak Puji.

waktu aku kembali, semuanya udah selesai makan. ada rasa ngga enak juga karena aku seperti lepas dari tanggung jawab. satu per satu mulai bubar. Mai dan Yuka jalan-jalan sama Rin. Ikegami-sensei ada perlu. Kanako, Ayuka, dan Rinko kembali ke ruang jurusan. tinggal aku dan Junya yang masih di kantin. kita ngobrol banyak hal. terutama tentang Andi, anak Pakar Sajen yang suka sama cowok-cowok ganteng.

awalnya, aku dan beberapa orang sempet ada pikiran kalau Junya agak ngga nyaman sama Andi karena nganggep Andi ngg.... you know what I mean lah. tapi ternyata Junya ngga punya pikiran kayak gitu. malah, Junya bilang dia seneng bisa bertemen sama Andi dan pingin ngobrol-ngobrol lagi. Junya juga pingin ikut ngopi bareng Sigit dkk. aku salut. ngga nyangka Junya ternyata cukup terbuka sama orang asing ^^

yang bikin aku tambah salut, ternyata Junya pernah loh jalan kaki dari asrama kampus C ke kampus B. dia bilang dia jalan selama satu jam lebih (!) muke gileee... yang aku agak heran, kok dia tau rutenya ya :?

setelah ngobrol-ngobrol, aku dan Junya tukeran nomor hp. eits, jangan salah. ngga ada tendensi apa-apa kok. beneran. aku kan masih punya perasaan sama... ehm... oke, ngga usah dibahas.

ngomong-ngomong, menurutku nama Junya itu unik. jarang ada yang punya nama begitu. karena penasaran, aku tanya gimana dia menulis namanya dalam huruf Kanji.

ternyata namanya terdiri dari dua huruf: 隼矢

隼 dibaca "Jun" atau kalau menurut Kunyomi dibaca "Hayabusa". artinya burung Falcon. sementara 矢 dibaca "Ya", yang artinya anak panah. kedua huruf ini sama-sama melambangkan kecepatan.

bener-bener unik.


yah, itulah cerita tentang rombongan SUAC dan belajar gamelan bersama Pakar Sajen. oke, aku akui caraku nulis ending jelek banget. tapi mau gimana lagi :s

semoga latian besok pun bisa berjalan lebih lancar lagi. aamin >.<

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates