Semoga Bukan yang Terakhir

dua hari lagi aku akan meninggalkan Indonesia untuk pertama kalinya.

sebenernya aku udah berusaha menahan diri untuk ngga posting soal ini... karena aku takut makin berat ninggalin tanah airku ini.

tapi, aku ngga punya tempat lain untuk menuangkan perasaan ini. aku punya orang tua, teman, dan masih banyak lagi orang yang peduli padaku. tapi... kalau aku nunjukin rasa beratku untuk ninggalin Indonesia, mungkin mereka akan makin sedih dan kecewa. somehow aku bisa berasumsi seperti itu, karena setiap kali aku ngeliat atau denger orang lain memberatkan kepergianku, aku semakin sedih. jadi aku berpikir mungkin orang lain pun akan semakin berat kalau aku nunjukkin muka sedih.

jadi, aku harus makin tegar menghadapi semua ini.

Rabu malam kemaren, adalah malam terakhirku di Surabaya. waktu naik motor, aku nangis. ngga pernah terbayang aku akan meninggalkan kota ini. aku suka banget sama kota ini. aku masih inget masa-masa susah yang aku lalui, perjuanganku untuk bertahan hidup dan terus kuliah, kenangan bersama teman-teman dan orang-orang yang aku sayangi... rasanya aku ngga sanggup meninggalkan kota ini.

tapi, Anna, salah satu murid lesku bilang, "Anggep aja ini PKL atau KKN. meskipun pergi jauh, pasti bakal kembali lagi."

well, she's right. I'll be back.

mbak Mega juga pernah bilang, "Yang berat itu berangkatnya, Cha. tapi nanti kalau udah di sana pasti kamu seneng. begitu juga nanti waktu pulang. waktu mau berangkat pulang pasti berat. tapi begitu sampai rumah lagi, kamu pasti akan seneng."

kata-kata mereka membuatku lebih tegar. iya, aku pasti kembali kok. yang berat cuma berangkatnya aja. di sana aku pasti baik-baik aja. aku bakal ketemu orang-orang baru, dan berteman dengan mereka. aku ngga akan kesepian.

lagipula, aku bawa Resnu. si kecil Resnu bakal selalu menemani malam-malamku di kamar apartementku, seperti selama ini di kos.

Kamis pagi, aku sampai di rumah. keadaan Papa emang ngga begitu baik, tapi... Papa selalu menunjukkan wajah ceria. aku terenyuh. aku belum pernah menjadi orang tua, dan aku ngga bisa membayangkan seperti apa perasaan orang tua yang akan ditinggal anaknya pergi jauh sendirian.... tapi, kalau melihat wajah ceria Papa yang sebenernya sedang sakit, aku merasa ngga tega. dan aku jadi menyesal, kenapa aku ngga bisa menghabiskan waktu lebih lama di rumah...

selama di rumah, aku berusaha untuk ngga inget-inget hal apa yang bisa memberatkan aku berangkat. aku juga harus lebih kuat lagi.

sekarang adalah malam terakhir aku tidur di rumah. ah, rasanya aku pingin menghabiskan waktu berkualitas yang lebiiiiiiiih banyak lagi di rumah. rasanya aku belum cukup menyenangkan Papa.

tapi, besok aku udah harus ke Jakarta. waktu packing tadi, rasanya berat banget...

si Piko bolak-balik gangguin aku yang lagi packing. berhubung aku lagi capek, aku terus-terusan marahin dia. semakin aku marahin, semakin nakal ulahnya.

tapi, aku pasti bakal kangen sama kenakalannya...

ada banyak, begitu banyak hal yang memberatkanku untuk pergi.

tapi pergi ke Jepang adalah impianku. ada banyak orang yang menginginkan kesempatan ini. untuk menghormati mereka, aku ngga boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

aku akan berusaha untuk tidak menunjukkan muka sedihku pada orang-orang yang aku sayangi.

ketika aku sampai di sana, aku juga akan berusaha yang terbaik.

memang, malam ini adalah malam terakhirku di rumah sebelum berangkat ke Jepang.

tapi aku tau, malam ini bukanlah malam yang terakhir dalam hidupku.

semoga, semoga ya Tuhan, Engkau bersedia memberiku hari-hari lain untuk menyenangkan orang-orang yang kusayangi, seperti hari-hari terakhir ini.

aamin....

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates