Tokyo Zodiac Murder : Heart-tremending Astrological Detective Story

Okee, akhirnya aku ada kesempatan buat ngelunasin janjiku hahahaha...

Kali ini, aku mau cerita soal novel bagus lainnya yang akhir-akhir ini aku baca. Judulnya, Detective Mitarai's Casebook: Tokyo Zodiac Murder karya Soji Shimada.

Sebenernya aku ngga sengaja membeli novel ini. Waktu itu, aku lewat perumahan Dharmahusada. Di sekitar situ ada toko buku kecil, namanya tokobukumurahonline.com. Aku penasaran, makanya coba masuk. Niatnya sih cuma liat-liat aja. Tapi karena ada petugasnya yang ngeliatin aku terus, aku jadi ngga enak. Mungkin aku dikira pencuri. Gimana engga, pagi itu aku baru bangun tidur, belum mandi, terus dengan muka kucel dateng ke toko buku hahahaha... Akhirnya, dengan sangat terpaksa aku beli novel itu. Dia antara sekian novel yang ada, hanya novel ini yang menurutku bisa diharapkan (I just can't imagine myself reading teenlits at this age!). Covernya menarik, jadi aku pilih yang itu.

Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia. Dan yah, sasuga Gramedia, secara fisik buku ini cukup memuaskanku. Ngga ada masalah layout atau cetakan seperti yang pernah aku sebutin sebelumnya di posting tentang buku kumcer "Penggali Sumur". Cetakannya rapi, lemnya kuat, tulisannya jelas. Kalaupun ada yang mau direwelin, paling masalah kualitas kertas. Kertasnya sih ngga jelek, tapi juga bukan yang terbaik. Yah, ngga banyak yang bisa dikatakan soal kualitas kertas. Harga produksi juga menentukan. Makanya aku ngga akan terlalu rewel soal itu. Selebihnya, kualitas cetakan sudah oke.

Soal terjemahan, menurutku udah sangat bagus. Cuma, aku masih ngerasain ada yang ganjil di sini. Misalnya, kata-kata "Taman Bertema". Terus terang aku pingin ketawa. Aku yakin ini terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu "theme park". Aku cuma rada heran aja, kenapa diterjemahin jadi "taman bertema", bukannya "taman bermain" atau "taman hiburan". Emang sih, taman yang dimaksud dalam novel ini bukan taman bermain yang ada bianglala, jet coaster dan sebagainya. Mungkin lebih seperti display rumah-rumah adat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta. Tapi menurutku, "taman hiburan" masih lebih diterima telinga kita dibandingkan "taman bertema".

Nah, sekarang soal ceritanya. Jujur, aku ngga terlalu sering ngikutin cerita detektif selain komik Detektif Conan, novel "ABC Murder", dan "Petualangan Lima Sekawan". Jadi begitu aku beli novel ini, sempet ada pikiran "Aaah, kenapa juga aku beli cerita detektif?!". Tapi untunglah, ternyata keputusanku pagi itu ngga jadi penyesalan.

Cerita ini dibuka dengan perkenalan tokoh. Aku agak kaget juga, berasa baca naskah drama. Dilanjutin dengan "kata pengantar" dari salah satu tokoh, yaitu Ishioka Kazumi. Kazumi adalah asisten dari Detektif Mitarai Kiyoshi. Aku mulai tertarik dengan buku ini. Rasanya ngga banyak novel yang kata pengantarnya ditulis oleh tokoh fiktif yang bermain dalam novel itu sendiri. Begitu baca pengantar ini, kita seolah-olah sedang membaca arsip kasus beneran. Benar-benar unik. Kemudian, setelah pengantar yang singkat, dilanjutkan dengan prolog yang berjudul "Azoth".

Prolog ini adalah surat wasiat dari Umezawa Heikichi. Heikichi adalah seorang seniman nyentrik yang sangat tertarik pada astrologi dan alkimia. Surat ini dipercaya sebagai catatan terakhir sang seniman gila, yang ia buat sebelum akhirnya meninggal dunia. Catatan ini aneh, gelap, dan meneror mental. Dari catatan ini saja orang udah bisa menduga kira-kira seperti apa Heikichi ini. Aku membayangkan seorang seniman dengan penampilan ngga terurus (berkumis, berjanggut, rambut gondrong ngga terurus, muka berminyak, badan bau alkohol dan rokok, dan sebangsanya), suka menyendiri, dan selalu berlebihan dalam menanggapi segala sesuatu.

Dalam catatan itu, disebutkan kalau Heikichi berniat menciptakan seorang wanita sempurna, yang nantinya dinamai Azoth (ada hubungannya dengan ilmu alkimia. Menurut novel ini, artinya adalah "dari A ke Z", yang berarti sempurna). Untuk menciptakan sang "dewi" ini, Heikichi berniat membunuh enam orang putri dan keponakannya. Kebetulan, keenam wanita muda itu memiliki zodiak yang sesuai dengan aturan penciptaan manusia sempurna. Disebutkan kalau setiap bagian tubuh manusia dikuasai oleh zodiak tertentu. Kira-kira seperti ini:

Kepala dikuasai oleh Aries. Maka, orang yang berzodiak Aries memiliki kelebihan di bagian kepala.

Dada dikuasai oleh Gemini dan Leo. Sementara untuk dada wanita (payudara), dikuasai Cancer. Maka orang yang memiliki kelebihan di bagian dada adalah pria yang berzodiak Gemini atau Leo, dan wanita yang berzodiak Cancer.

Perut dikuasai Virgo. Maka orang yang berzodiak Virgo memiliki kelebihan di bagian perut.

Pinggul dikuasai Libra. Sementara rahim dikuasai Scorpio (mungkin yang dimaksud daerah pinggul/rahim mengacu pada kelamin). Jadi, orang yang memiliki kelebihan di daerah kelamin itu adalah pria berzodiak Libra dan wanita berzodiak Scorpio.

Paha dikuasai Sagitarius. Menurutku ini bener-bener sesuai image manusia berkaki empat itu. Jadi, jika anda berzodiak Sagitarius, maka anda memiliki kelebihan di bagian paha.

Terakhir, kaki dikuasai Aquarius. Mereka yang berzodiak Aquarius memiliki kelebihan di bagian ini.

Aku ngga tau sejauh mana kebenaran teori ini. Yang jelas, diceritakan kalau Heikichi percaya bahwa masing-masing bagian tubuh ini dikuasai oleh zodiak tertentu. Oleh karena itu, dia berniat menciptakan wanita sempurna, dengan cara memutilasi tiap bagian tubuh dari orang-orang yang memiliki zodiak di atas, kemudian menggabungkannya.

Kebetulan, keenam putri dan keponakannya memiliki zodiak yang dimaksud.

Heikichi memiliki tiga putri tiri, dua putri kandung, dan dua keponakan. Salah satu anak tiri tertuanya, Kazue, sudah menikah. Jadi Kazue dicoret dari daftar, karena yang dibutuhkan adalah perawan. Dengan begitu, ada enam kandidat yang akan menjadi "donor" untuk penciptaan Azoth. Daftarnya kira-kira begini (sesuai urutan umur):

Tomoko (26 th, putri tiri) berzodiak Aquarius
Akiko (24 th, putri tiri), berzodiak Scorpio
Tokiko (22 th, putri kandung), berzodiak Aries
Yukiko (22 th, putri kandung), berzodiak Cancer
Reiko (22 th, keponakan), berzodiak Virgo
Nobuyo (20 th, keponakan), berzodiak Sagitarius

Jadi, Azoth akan diciptakan dari potongan-potongan tubuh mereka, yang kalau diurut menjadi seperti ini:

  • Kepala - Tokiko
  • Dada - Yukiko
  • Perut - Reiko
  • Pinggul - Akiko
  • Paha - Nobuyo
  • Kaki - Tomoko

Kebayang ngga sih ngerinya?

Setelah prolog yang panjang dan meneror mental ini, masuklah kita ke dimensi waktu lain.

Diceritakan pada tahun 1939 di Tokyo, terjadi pembunuhan berantai keluarga Umezawa. Tak lama setelah catatan tadi dibuat, Heikichi ditemukan dalam keadaan tewas. Anehnya, dia tewas karena dibunuh, bukan bunuh diri seperti yang ada dalam catatannya. Tak lama setelah itu, pembunuhan terhadap Kazue terjadi. Kemudian, tak lama lagi, terjadi pembunuhan berantai terhadap keenam putri dan keponakan Heikichi. Anehnya lagi, keenam gadis itu dibunuh dengan cara persis dengan catatan Heikichi. Bagaimana bisa mereka semua terbunuh dengan cara seperti itu, jika Heikichi yang bermaksud membunuh mereka sudah meninggal lebih dulu? Kasus ini kemudian menjadi misteri besar di Jepang, yang tak terpecahkan selama kurang lebih 40 tahun. Kasus ini kemudian dinamakan "Pembunuhan Zodiak Tokyo".

Kemudian, cerita beralih ke masa datang. saat itu tahun 1979. Seorang detektif muda yang juga seorang astrolog, Mitarai Kiyoshi, berusaha memecahkan kasus ini bersama kawannya, yang sebenarnya berprofesi sebagai ilustrator, Ishioka Kazumi. Beda dengan Kazumi yang maniak cerita misteri, Kiyoshi tidak terlalu paham soal kasus Pembunuhan Zodiak Tokyo. Bahkan ada kesan Kiyoshi enggan memecahkan kasus yang ditanggapi terlalu heboh oleh rakyat Jepang itu. Tetapi, atas permintaan seorang klien, akhirnya dia dan Kazumi berusaha memecahkan kasus itu.

Aku ngga akan menceritakan secara detail proses pemecahan kasus ini. Selain panjang banget, juga ngga ada artinya juga menceritakan semua. Tapi, yang bisa aku katakan, ada begitu banyak detil yang memusingkan, seperti letak geografis, kedalaman tanah, dan sebagainya. Buat mereka yang mencari hiburan ringan, novel ini bukan pilihan yang pas. Tapi buat mereka yang suka tantangan dan teror mental, mungkin bakal suka. Cuma lain lagi ceritanya kalau anda suka tantangan tapi tak suka detil, seperti aku, maka mungkin anda tak terlalu suka dengan detil-detil yang rumit itu.

Setelah pencarian yang rumit, panjang, dan menegangkan, akhirnya Kiyoshi berhasil memecahkan kasus ini. Berkat petunjuk yang ngga sengaja diberikan Kazumi, akhirnya Kiyoshi bisa menemukan pelakunya. Aku yakin, banyak orang yang kaget begitu tahu siapa pelakunya. Menurutku, benar-benar di luar dugaan. Aku suka penyajian cerita seperti ini.

Setelah menemukan pelakunya, Kiyoshi tidak menangkapnya. Kasus ini sudah lama berlalu dan udah masuk "peti es". Selain itu, ada alasan tersendiri yang membuat Kiyoshi tidak menangkapnya. Uniknya, Kiyoshi malah mengajak sang pelaku untuk duduk bersama sambil minum teh dan makan kue. Lalu mengenalkannya sebentar dengan Kazumi. Mereka sama sekali tak menyinggung soal pembunuhan itu. Malah, mereka seperti sedang melakukan reuni kawan lama yang hangat.

Tak lama setelah pertemuan mengesankan itu, Kiyoshi dan Kazumi kembali ke kantor mereka dan membeberkan cara pelaku melakukan pembunuhan tersebut kepada kliennya. Benar-benar mengesankan. Aku jadi ngerti perasaan si klien, pasti dia melongo tak percaya seperti aku. Kasus itu terpecahkan berkat Kiyoshi. Tapi, media massa sama sekali tidak menyinggung nama Kiyoshi dan Kazumi. Menurut pemberitaan di media, yang memecahkan kasus ini adalah pihak kepolisian. Kazumi merasa tidak terima, tapi Kiyoshi yang aneh itu, dengan tenang mengatakan bahwa itu lebih baik. Dia tidak ingin menjadi terlalu terkenal, diganggu wartawan, dibanjiri terlalu banyak kasus, dan sebagainya. Dia hanya ingin duduk santai di kantor kecilnya, menerima pekerjaan yang dia sukai, bersama Kazumi yang setia menemani. Awalnya, aku ngga ngerti sama Kiyoshi ini. Tapi akhirnya aku sadar kalau aku suka banget sama tokoh Kiyoshi ini. Jenius, aneh, tapi sederhana. What a man!

Tak lama setelah itu, terdengar kabar bahwa sang pelaku akhirnya bunuh diri, dengan tenang. Karena sang pelaku tak tahu nama dan alamat Kiyoshi, ia mengirimkan surat ke kantor polisi. Dalam surat itu, sang pelaku mengungkapkan dengan detil motif dan juga cara dia melakukan pembunuhan sadis itu. Di luar dugaanku, ternyata motifnya begitu sederhana dan emosional. Aku sampai ngga percaya, soalnya di awal aku udah mikir pembunuhnya pasti berhati sangat dingin. Tapi ternyata ngga seperti itu.

Motifnya sederhana, ia melakukannya demi ibu yang dicintainya. Ibunya dikhianati oleh keluarga Umezawa. Sang pelaku harus melihat ibunya tumbuh menjadi renta, miskin, kesepian, dan sengsara. Sementara keluarga Umezawa hidup bermewah-mewahan. Merasa diperlakukan secara tak adil, sang pelaku akhirnya memutuskan untuk membantai seluruh keluarga itu. Dia juga berusaha agar sebagian besar harta warisan keluarga itu jatuh ke tangan ibunya. Sang pelaku berharap, dengan begitu ibunya bisa hidup lebih baik dan bahagia.

Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya.

Emang benar, sang ibu mendapatkan banyak uang dari warisan keluarga Umezawa. Tapi, sang ibu mengalami depresi berat akibat kehilangan putrinya, dan hanya bisa tergolek lemas tak berdaya. Sang pelaku terlambat menyadari hal itu. Ketika ibunya akan meninggal, sang pelaku keluar dari persembunyiannya dan merawat ibunya. Awalnya sang ibu tak mengenalinya, karena pelaku mengubah penampilannya. Tapi, hari-hari menjelang kematiannya, sang ibu kemudian sadar bahwa dia adalah anaknya. Semua sudah terlambat. Sang ibu meninggal dalam keadaan yang tidak bahagia. Pelaku merasa sangat tersiksa. Akhirnya, ia pindah ke Kyoto dan membuka toko dompet yang dulu menjadi impian ibunya. Sejak saat itu, ia hidup sendiri, tanpa pasangan hidup atau keluarga. Hanya ditemani para pembantunya. Selama empat puluh tahun, ia melanjutkan hidup sambil menunggu seseorang yang berhasil memecahkan kasus pembunuhan yang dilakukannya. Ia berpikir, jika ada seseorang yang mampu memecahkan kasus yang dibuatnya, maka orang itu pastilah sangat cerdas dan memiliki pemikiran yang sama dengan sang pelaku. Jika berhasil menemukan orang itu, sang pelaku bertekad akan mencintainya dan menyerahkan jiwa raganya pada orang yang berhasil memecahkan kasus itu.

Tapi sayangnya, hal itu pun sudah terlambat. Empat puluh tahun berlalu, barulah Kiyoshi datang memecahkan kasus itu. Sang pelaku sudah terlalu tua untuk percintaan, jadi pupuslah harapannya. Tapi, sang pelaku merasa bahagia bertemu dengan Kiyoshi. Meskipun tak tahu siapa nama sebenarnya Kiyoshi. Setelah pertemuan yang bahagia itu, akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri.

Selesai membaca buku itu, aku mau nangis. Aku bener-bener tersentuh oleh epilognya. Mungkin, kasus pembunuhan itu sangat sadis, tak manusiawi, rumit, dan meneror mental. Tapi, begitu tahu motifnya, rasanya pembunuhan itu begitu sederhana dan manusiawi. Maksudku, pembunuhan ini digerakkan oleh satu rasa yang begitu manusiawi: kecintaan seorang anak pada ibunya. Di sisi lain, kasus ini juga memperlihatkan pada kita, bahwa cinta pun bisa jadi sangat buta, sehingga mampu menghancurkan manusia lainnya.

Yang paling menyentuh itu adalah ketetapan pelaku untuk mewujudkan impian ibunya, dan menunggu seseorang menangkap sang pelaku. Aku berpikir, dia pasti sangat kesepian, putus asa, dan sangat mengharapkan kehadiran seseorang yang bisa ia cintai. Kalau emang begitu, bukankah ini sebenarnya hanyalah cerita tentang ketulusan, kepatuhan, dan cinta dari seorang wanita biasa? Sang pelaku mungkin sangat cerdas dan sadis, tapi dia hanyalah seorang wanita tradisional yang memahami dan menerima nasibnya dengan tenang. Ia tidak berusaha memberontak. Ia hanya menunggu seseorang itu datang. Begitu nrimo, seperti ibunya.

Menurutku, Shimada menyajikan sebuah kisah yang menegangkan, sekaligus romantis (meskipun romantis dalam bentuk lain). Sedikit curiga, jangan-jangan ini juga bentuk baru dari Cinderella Complex? Soalnya, sikap sang pelaku itu fairy tale banget: sang putri menunggu seorang pangeran untuk menyelamatkannya. Ah, entahlah. Yang jelas novel ini bagus! Aku ngga menyesal membelinya. Hahaha....

Baru kali ini aku membaca kisah detektif yang bener-bener menggugah hati nurani hahaha... Kayaknya aku harus nyiapin satu rak khusus untuk buku-buku bagus semacam ini :D

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates