Kebenaran itu....

26 Maret, aku online di warnet. aku online di YM dan menulis: happy birthday, my love... sebagai status message-ku. apa akibat dari kebodohanku itu? Hanif marah. ya, dia marah padaku.

mungkin dia tidak akan begitu marah kalau saja cewe barunya tidak online dengan id YM Hanif dan melihat status message-ku. cewe itu marah-marah pada Hanif. lalu Hanif marah padaku. aku meminta maaf padanya berulang kali. aku tidak bermaksud untuk menghancurkan semuanya. malam itu dia bilang masalahnya sudah bisa teratasi. dan aku bisa sedikit bernafas lega.

tapi keesokannya tidak seperti itu. aku ingat malam itu dia bilang dia tak punya uang, makanya dia tak bisa ke rumahku. alasan? mungkin. aku merasa dia menghindariku. aku tahu, orang tuanya tidak suka padaku. mereka punya anggapan jelek padaku. tapi apa yang mereka kira tentang aku itu tidak benar. tidak asap jika tidak ada api. mereka seharusnya menyelidiki siapa sebenarnya yang memulai duluan sehingga aku dan Hanif terjebak pada situasi seperti itu. ah, sudah. aku tak ingin membahas kesalahpahaman itu. biar Allah yang menunjukkan kebenaran ke hati mereka...

oke, karena aku ingat Hanif tak punya uang, aku membelikannya pulsa. bukannya terima kasih yang kudapat, malah kena damprat. dia menjawab dengan dingin dan ketus:"kenapa diisi pulsa akang? akang pulsa masih ada 20 ribu lagi.." sakit aku mendengarnya. aku memberinya pulsa karena ingat dia tak punya uang. tapi aku berusaha menahan emosi dan bertanya apa dia masih marah padaku dan masih belum mau memaafkanku? lalu apa jawabannya? dia bilang: "Cha ngrusak hubungan akang." deg! aku takut, kalut, dan cemas.... aku tak bermaksud menghancurkan hubungannya. dan aku takut dia marah padaku. langsung saja aku meminta maaf padanya. sampai seperti orang gila. dia bilang dia memaafkanku, bahkan sebelum aku meminta maaf. benarkah? lalu mengapa dia masih bersikap dingin? seperti itukah balasannya atas semua yang aku berikan padanya? bahkan ketika dia sudah berkhianat, berselingkuh saat aku masih berstatus sebagai pacarnya, aku memaafkannya. tapi sebaliknya. dia seperti tidak ikhlas.

aku takut jika persahabatan kami putus. aku takut dia meninggalkanku. walaupun dia berjanji untuk tidak meninggalkanku, aku masih ragu. dia sudah banyak berjanji padaku dan hampir semua dia ingkari. seperti itu masih aku maafkan. kurang apa, coba? padahal kalau aku pikir-pikir, apa istimewanya sih dia? dia bahkan yang mencampakanku dengan alasan yang tidak jelas. dia yang berkhianat sementara aku di sini berdzikir (!) agar aku bisa menjaga diri dan hatiku. tetapi, tetap saja aku menyayanginya.... dan mereka semua menyalahkanku hanya karena perasaanku itu.

apa karena suatu komitmen yang putus, kasih sayang kita harus berhenti juga?

apakah kita tak boleh menyayangi siapapun yang kita inginkan?

yang jelas aku tak setuju dengan statement bodoh semacam itu.

cinta itu universal, tak terbatas pada hubungan kekasih saja. sungguh kasihan orang-orang yang berpikiran sempit seperti itu. karena mereka takkan bisa mendapatkan kasih sayang (yang ternyata melebihi dari yang diharapkan) dari orang lain. siapa yang tahu dalamnya hati orang? siapa yang tahu bahwa ada yang memperhatikan kita, lebih dari kita memperhatikan orang yang kita sayangi? kita tak tahu apa-apa. kita tak tahu kebenaran itu apa. kita tak tahu apa rencana Allah untuk kita....

karena apa yang kita anggap tidak adil itu ternyata adil bagi Allah, maka aku tak bisa menyatakan semua ini tak adil. walaupun aku merasa dizalimi oleh Hanif, orang tuanya, atau siapapun yang membuatku menangis, aku membuka pintu maaf di hatiku selebar-lebarnya untuk mereka yang menzalimiku. seandainya kalian tahu apa yang aku minta dalam setiap doaku? tidak perlu aku jabarkan yah? aku tak mau jadi orang riya' lagi. biar hanya aku dan Allah yang tahu isi doaku. dengan begitu, semua akan terjaga..

aku dipersalahkan karena keyakinan hatiku. aku dizalimi karena situasi yang menjebakku. mungkin itu adalah karmaku juga. makanya aku lepas semua rasa benar itu. aku pun memiliki kesalahan. tapi siapa yang menjebak duluan? hey, kalau kalian semua punya akal dan hati, pikirkanlah! apa yang kalian, kita anggap benar itu belum tentu benar di mata Yang Maha Memiliki Kebenaran. ahahaha... aku kasihan pada orang-orang yang berpikiran sempit seperti kalian itu..

aku memang bukan orang suci, bukan ahli ibadah. tapi semakin bertambah umurku, semakin aku yakin kepada Allah. aku ingin menjadi kekasihNya, dimulai dari pertaubatan terlebih dahulu. lalu aku ingin lepas dari kebusukan yang manusia sembah, yang manusia berpikiran sempit anggap benar. aku ingin dilindungi oleh Allah, beserta orang-orang yang kusayangi, yang membenciku, yang menzalimiku. dengan begitu aku semakin kuat.

jangan salahkan aku jika aku meninggalkan kalian... (sementara kalian yang menzalimi aku belum meminta maaf padaku)

I'm trying to forgive you all...

Happy Birthday, Hanif-kun...

tanggal 24 Maret kemarin, Hanif berulang tahun. aku merasa sangat bersyukur akan kelahirannya. terinspirasi, aku membuat puisi untuknya. dan puisi itu akan aku berikan sebagai kado ulang tahun. otanjoubi omedetou, Hanif-kun.. :)

ahh.. dari kemarin aku demam. kemarin sudah minum obat dan mulai agak enakan. tapi karena tadi malam tidur di depan tv sambil berkipas-angin-ria, jadilah aku demam lagi. mau aku matikan saja tapi aku kasihan pada adikku yang pasti akan kepanasan. oh ya, adikku sudah pulang ke rumah loh.. tanggal 23 Maret, sehari sebelum ultah Hanif. lebay ah.. hehehehe.. :D
tadi pagi aku pusing sekali. serba ga enak... tapi setelah minum obat lagi, aku mulai enakan dan bisa online deh.. hehe... sayang di warnet ini ga ada headset, jadi aku ga bisa dengerin musik deh.. :(

*kembali ke topik* tadi sore setelah badanku mendingan, aku menyalin puisiku ke kertas lain dan menaruh pesan di baliknya. yah, intinya ya doa-doa dan sedikit "advis" (kalau ga mau dibilang nasihat, sok tuwir nanti! :p) di akhir suratku itu, aku menulis: sorezore no yume wo kanaete mata meguri au toki, guuzen wa unmei ni naru.. ada yang tahu? yep! liriknya Reason Nami Tamaki, ending soundtrack Gundam Seed Destiny. hohohoho.. dasar plagiat, yah? tapi aku bukan mau ngegombal ato gimana.. menurutku, itu pesan yang tepat dan benar-benar merepresentasikan keinginanku. fufufufufu.. semoga saja terkabul.. amin.. *lebay mode: on*

hmm... dari tadi aku sms dia tapi ga dibales. apa dia masih sakit yah? sakit sih iya, tapi masa ga sempet bales sih.. :(
akhir-akhir ini dia bilang kalau penyakit syarafnya kambuh dan dia ga bisa tidur sama sekali. aku benar-benar ga tega dengernya... yang bikin aku tambah broken heart, kemungkinan hari Minggu besok dia ga bisa main ke rumahku.. :( sedih! T_T
seandainya aku bisa ke tempat kostnya, ngasih kado itu loh... dan aku ingin mengucapkan di depannya langsung, kalau aku mendoakan dia cepat sembuh dan tambah semangat. amin...

begitulah aku. memang naif.. --'a

what kind of tools are you?

aku baru buat puisi, judulnya seperti judul posting ini. tapi maaf, aku belum bisa mempublikasikannya di blog demi orisinalitas. hehehe.. :p

aku membuat puisi itu terinspirasi dari "kedzaliman" yang dilakukan beberapa orang terdekatku. mereka yang menganggapku sebagai alat pemuas nafsu busuk mereka.

memuakkan!

hari Kamis kemarin, kelasku menghadapi UTS sastra, antropologi, dan sejarah. guru sejarah kami, Pak Ismail, baik hati dan lucu. kami semua menyukai beliau. aku pun begitu. hanya saja, beberapa temanku salah mengaplikasikan kebaikan beliau sehingga tak jarang dari mereka tidak menunjukkan sikap respek kepada beliau sebagai seorang guru.

pun Pak Ismail diam saja, itulah yang membuat orang-orang ini makin berlagak.

lihat saja ulangan Kamis itu. Pak Ismail sudah memberikan kami soal-soal yang mudah, bahkan sudah pernah dibahas sebelumnya. aku yakin 2000% teman-temanku bisa mengerjakannya. yah, dengan syarat tetap sih: belajar. tapi melihat soal-soal itu, cukup me-review soal latihan saja sudah mumpuni untuk menghadapi ulangan. yah, begitulah kondisinya. teman-temanku sebagian besar bisa mengerjakannya. tapi mereka berpura-pura tidak bisa. mereka seperti mengejek beliau, entah mereka sadar apa tidak. mereka merasa menang. kasihan mereka....

tapi aku tak usah berlama-lama merasa prihatin karena aku adalah korban penghinaan selanjutnya. teman yang duduk di belakangku tanpa menghiraukan siapapun, menjulurkan kepalanya yang kosong itu demi melihat kertas jawabanku. aku hanya bisa diam. orang seperti aku tak bisa menang melawan "kekompakkan" mereka. parahnya, teman yang lain, duduk di seberang bangkuku, memanggilku dan dengan mimik wajah yang bikin aku seperti orang hamil, dia menyuruhku mendikte semua jawabanku. tadinya aku berusaha sabar dengan mengajaknya bercanda. tapi dia terlalu sibuk untuk bercanda, karena mungkin di kertasnya belum terisi semua. teman-teman lain malah mendukungnya. mereka cekikikan dan ikut-ikutan menyuruhku yang "baik hati dan pemurah" ini untuk mendikte jawabannya. oh, begitu ya? dari pada aku buat dosa lagi, aku menghadap muka ke arah Pak Ismail dan pura-pura mengajaknya ngobrol. tapi orang Indonesia mana kenal kata menyerah? mereka melalui teman yang duduk di belakangku, berhasil mendapatkan jawabanku. masalah selesai.

jam berakhir. kertas dibagikan untuk dikoreksi. hampir semua anak mendapatkan nilai bagus. aku sendiri hanya mendapat 72. tak apa. aku bersyukur karena aku bisa mendapatkan nilai di atas SKM dengan usahaku sendiri.

kuberitahu soal prinsipku dalam belajar: aku tak takut dapat nilai jelek, kalau itu memang sesuai dengan usahaku. usahaku ga maksimal, ya pantaslah dapat nilai jelek. kalau ingin maksimal, artinya aku harus belajar keras. aku juga tak takut tersaingi dengan yang lain. aku bukan tipe orang munafik yang pura-pura bermanis-manis dengan orang lain tapi di dalam hatinya dia ketakutan akan tersaingi. kalau ada orang seperti itu di dunia ini, yang jelas bukan aku. aku dilahirkan dan dididik untuk berlaku jujur dan sportif dalam setiap kompetisi. bukan aku namanya kalau aku menggunakan cara curang dan cemburu berlebihan dengan teramat sangat lebay dan memuakkannya atas keberhasilan orang lain.

nah, Sabtu kemarin, kami menghadapi ulangan bahasa Jerman pada jam pertama. soalnya memang agak membingungkan. tapi aku ingat sebagian besar soal ini pernah dibahas pada jam pelajaran tambahan. tapi "kedzaliman" itu terjadi lagi. bahkan ada yang mengirimiku sms dan memintaku untuk mencontekkinya. nada sms itu bikin aku seperti orang mabuk kendaraan, seakan-akan ingin menunjukkan sifat arogannya: "apa yang aku inginkan, ya aku harus dapat!" terlepas hal itu benar apa tidak, aku merasa tersinggung. aku tak menghiraukannya. tapi orang Indonesia tak pantang menyerah. misscall, itu usahanya. hp-ku bergetar terus. aku jengkel dan mau tidak mau aku memberikan jawabanku padanya.

moral of the story: I'm not a tools, not a kind of any foolish tools. being born no to please your rotten desire.

aku suka membantu orang, tapi tidak begitu caranya. aku bukan robot atau pembantu yang bisa diperbudak dan mesti mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna. aku sendiri kacau, kenapa harus mengurusi ketakutan orang lain? aku sudah banyak mengalah dan merendah. tapi mereka seperti itu. aku rasa, kata "dzalim" itu tak berlebihan. kecuali bagi orang-orang yang kufur. 

setelah ini apa yang mesti aku lakukan? tidak ada. kecuali mohon ampun pada Allah dan berharap Allah mau mengerti keadaanku ini. sudah, itu saja. masalah selesai.

hikmahnya: aku dapat inspirasi untuk puisiku :p

keep fighting!

sudah beberapa hari ini Hanif sakit. katanya sih, gangguan syarafnya kambuh. aku tak tahu apa itu benar atau tidak. yang jelas aku khawatir dengannya.. aku ga tega memikirkan ia tersiksa, karena stress atau apalah. yang lebih buruk jika dia sakit karena aku. memikirkan hal itu, aku jadi cemas. padahal aku tak tahu aku berbuat salah apa padanya. ah, aku mulai paranoid lagi.. --'a

aku merasa cemas dan sungguh-sungguh berdoa agar Allah memberikan kesembuhan untuknya. aku tak tahu pasti bagaimana perkembangan selanjutnya. toh aku hanya bisa memantau via sms. memangnya aku siapa ya, kok sok perhatian seperti itu? aku memang bukan siapa-siapa. aku cuma Cha, "adik" Hanif yang sangat menyayangi kakaknya itu...

setiap malam aku memeluk bantal, membayangkan itu adalah dia. seperti kata-katanya dulu, "coba bantal di rumah akang bisa tukeran sama sayang yah.." dan aku waktu itu tak begitu memperhatikannya. seandainya dia mengatakan hal itu sekarang, mungkin aku akan merasa menjadi anak yang paling beruntung di dunia ini.

lebay, ya?

biar saja.

aku rasa, aku tak perlu malu mengakui hal itu. inilah aku, yang kekanak-kanakkan, yang paranoid, yang naif, yang...

aku yakin, jika suatu saat nanti aku membaca posting ini lagi, aku pasti akan tertawa geli sendiri dan berkata, "konyolnya aku..."

tapi sekali lagi, aku tak perlu malu.

aku tak mau kehilangan lagi...

untuk itulah aku mengabadikannya lewat tulisan.

dan aku harap diriku di masa depan menertawakan tulisan ini karena dia merasakan kebahagiaan.

buah dari kesabarannya merawat benih impian.

ngomong-ngomong soal impian, aku menambahkan satu hal lagi dalam daftar keinginan terbesarku. dan itu penting.

aku ingin orang tuaku, kedua-duanya, dan seluruh keluargaku menyaksikan saat aku berbahagia.

aku menginginkannya dan menanamnya sama dalam seperti dua keinginan lain di hatiku.

tapi terkadang aku merasa pesimis.

kadang aku merasa aku tak pantas menjadi pendampingnya.

dan ketika aku mengingat bayangan (yang hampir nyata) tentang pernikahannya dengan wanita lain, aku merasa ada sesuatu yang redup redam dalam hatiku.

rasa sakit yang menghanyutkan.

tapi tak apa. aku yakin, dengan rasa sakit itulah aku akan menjadi dewasa. dan ada beberapa hikmah dari rasa sakit itu: aku bisa khusuk berdoa kepada Allah dan aku bisa menulis beberapa puisi lagi, setelah lama aku tak mendapatkan ide untuk menulis.

memang aku harus akui, ketika emosiku mencapai puncaknya, dia akan melahirkan inspirasi.

dan emosi kesedihan ini membangkitkan jiwa melankolisku.

makanya, jangan heran kalau puisi-puisiku saat ini rata-rata bernada sendu. 

aku mengatasi rasa sakit itu dengan mengingat kebaikannya. aku rasa, dia pasti juga menyayangiku, entah rasa itu sedalam apa.

kuharap sih cukup kuat agar bisa nyambung dengan perasaanku juga.

sou sorezore no yume o kanaete mata meguri au toki, guuzen wa unmei ni naru..

atau dengan membaca, mendengarkan hal-hal romantis yang membangkitkan semangatku untuk meraih harapan.

seperti ini:

donna pessimist mo koishite kawaru..

hehe...

aku sadar, kemungkinan besar Allah tidak mentakdirkan kami untuk bersama.

tapi aku punya prinsip: impian adalah identitas manusia.

manusia bermimpi, sebagai tanda bahwa ia lemah dan ingin meraih rahmat-Nya dengan meminta pertolongan-Nya.

seperti aku sekarang ini. aku memohon pada-Nya, meskipun tipis harapan untuk mewujudkan mimpiku.

namun aku tak boleh menyerah, masih terlalu dini untuk mundur.

aku tak ingin menjadi lelah untuk meraih impianku...

dengan kasih-Nya jualah aku memiliki perasaan dan harapan.

untuk itu aku bersyukur.

dan ketika saat itu tiba,

aku akan menangis bahagia

seperti yang Divo doakan untukku.

amin...

Layu nih yee??

begitulah keadaanku. makin tambah umur makin kendor kinerjaku (halah.. sok tuwir :p) yapi itu memang benar kok.. dulu aku bisa mendapatkan nilai baik saat ulangan, dan sekali lagi: tanpa perlu berpanik-panik ria. tapi sekarang? rasanya lebih banyak ga nyambungnya dari pada nyambungnya.

begitu juga dengan cerpen. aku belum bisa membuat kary yang pantas dibaca orang. karyaku masih kolokan gitu. apa karena aku kurang tulus? aku akui, aku memang menulis agar bisa kukirimkan dan mendapat honor. itu karena aku butuh uang. semua orang butuh uang. dan aku ingin mendapatkan uang dari hasil karyaku sendiri, terutama saat-saat seperti ini, I really need money!

hari ini aku browsing di google, mencari referensi mengenai bunga edelweiss. cerpen yang aku buat sekarang ini memang berkaitan dengan bunga itu. tapi bodohnya aku, aku kira bunga edelweiss itu memiliki pohon! tapi sejauh yang kucari di internet, tak ada referensi yang menyebutkan bunga itu memiliki pohon. waduh... ganti haluan lagi dunk???

yah, aku harus banyak membenahi diri...

Unexpectable

Sabtu malam, setelah paginya membuka facebook sial itu, aku menceritakan yang sejujurnya. aku katakan pada hanif kalau aku membuka facebook dan merasa cemburu. cemburu nukan dalam hal negatif sih... aku bilang aku liat statusnya dan juga pesan dari pacarnya itu. tadinya aku takut kalau hanif akan bilang "udah, lupain ajah!" atau mungkin malah marah-marah padaku. 

tapi ternyata tidak.

jawabannya benar-benar tak kuduga sebelumnya. dia bilang kalau dia mengerti perasaanku. dia juga mengingatkan kalau dia sudah berjanji umtuk tak meninggalkanku. jadi, aku harus semangat. itu intinya. aku membaca sms itu dengan penuh haru.. tak menyangka dia bisa mengerti keadaanku ini.

hari-hari berikutnya, semakin tak terduga. dia sering sekali memberikan perhatian padaku. aku benar-benar senang sekali... sampai sekarang aku masih menyimpan sms itu di dalam kartuku.

tapi, ada satu hal yang kukhawatirkan.

bagaimana jika semua itu hanya sementara?

dan itu bukannya tak mungkin kan?

bisa saja dia hanya kasihan padaku, aku akan menghadapai ujian dan butuh semangat.

kalau begitu, itu semua palsu?

aku harap tidak. aku tak membutuhkan belas kasihan. aku hanya butuh kasih sayang yang tulus, dan murni. bukannya aku selama ini tulus padanya? tidak adil dong kalau aku hanya mendapatkan kepalsuan?

tapi sekali lagi, aku harap perhatiannya itu benar-benar murni dan bukan sekedar basa-basi saja.

aku sudah menetapkan hatiku. aku ingin bisa masuk unair dan endapatkan prestasi setinggi-tingginya! kalau perlu, aku ingin mendapatkan cum laude dalam waktu 3 tahun! aku ingin menargetkan seperti itu. keinginan itu bukan untuk menyombongkan diri di depan teman-temanku. aku ingin mendapatkan prestasi yang tinggi, untuk orang-orang yang kusayangi. selain itu, aku juga punya rencana untuk masa depan, untuk cinta.

aku juga menyimpan 2 harapan besar dalam hati. aku percaya pada kekuatan keyakinan dan harapan. aku ingin mewujudkan keduanya. ya, aku ingin. aku memerintahkan tubuh dan pikiranku untuk mewujudkannya. tetapi tidak lain juga semua karena Allah.. Ia-lah yang Maha Berkehendak. aku akan selalu memohon padaNya agar aku diizinkan utnuk mewujudkan keduanya.

mulai hari ini, aku harus berubah demi mencapai cita-citaku.

doakan, ya! ^^

Storm crashes me inside

aku akhirnya tahu siapa nama anak itu. padahal aku sama sekali tidak ingin mengetahuinya! tetapi kecelakaan bodoh itu terjadi. tadi pagi, saat pelajaran komputer, aku membuka profile facebookku. hanif sudah meng-approveku menjadi teman facebooknya. hasilnya? aku melihat statusnya: "berpacaran dengan illyas.." dan bla.. bla.. bla... aku juga melihat pesan dari anak itu. ia memanggilnya "sayang". deg! aku sakit lagi. aku keluar dari ruang komputer dengan wajah pucat. bahkan guru komputerku yang ramah itu tak kusapa seperti biasanya. aku cuma menyalaminya dengan tangan gemetar dan keluar.

sesampainya di kelas, aku menangis. aku berusaha untuk tidak menarik perhatian teman-temanku, seperti yang sudah-sudah. aku tak sanggup menjelaskannya pada mereka. tetapi seorang teman sekelasku, namanya evika, meminta tisu pada seorang sahabatku. "ini, mbak djay!" katanya sambil memberikan tisu itu padaku. aku terharu sekali... dan prahara menggoncangku hebat di dalam hatiku.

aku berusaha tenang, tapi badai itu kuat sekali. aku tak bisa melawan. aku biarkan diriku menangis perlahan. dan aku tetap menangis sampai pelajaran matematika dimulai. untungnya guruku sama sekali tidak menanyakan apa-apa mengenai tangis gombalku itu. saat semua tengah mengerjakan soal deret geometri, aku menulis pesan kepada desy melalui kertas. aku ceritakan semuanya. dan dia mengerti keadaanku. aku juga meminta tolong padanya, mengenai sesuatu, masa depan. dia berjanji akan melakukannya untukku. dan prahara itu redalah.

sepanjang hari aku berusaha untuk tetap tabah dan ikhlas. sepulang sekolah, aku bertemu evika di depan gerbang. dia bertanya mengapa tadi aku menangis. yah, aku hanya menceritakan garis besarnya saja. kukatakan jika aku sedih dan cemburu melihat mantanku itu punya cewe lain. dan kukatakan juga aku menjadi "trauma" sekaligus paranoid terhadap beberapa kata tertentu: malang, brawijaya, dan tentu saja nama cewe baru hanif itu. evika menghiburku dan mengingatkan aku untuk tetap sabar. aku hanya tersenyum tipis dan menghela nafas. setiap aku merasa tersakiti, aku berusaha untuk berdzikir dan mengingat segala kebaikannya. hanya itu caraku untuk meredakan prahara yang menremukkan hatiku itu.

yang aku bisa ambil sebagai hikmah adalah kepedulian teman-temanku. oh, ya. tadi mitra juga menenangkanku. dia menepuk bahuku dan berkata, "jangan nangis.." aku tersentuh dan peka sekali terhadap hal-hal "sepele" semacam itu. baiklah, mungkin jika aku masihlah diriku yang dulu, mungkin aku takkan tersentuh oleh perhatian mereka. bahkan mungkin aku menganggapnya nonsens. tapi Allah menunjukkan arti pertemanan dan persahabatan padaku. terima kasih Ya Allah Ya Rahman...

demi semua orang yang kucintai dan kusayangi, aku ingin terus hidup. oh ya, aku pun mempunyai dua keinginan yang sangat besar. satu, aku ingin kembali ke bekasi, walaupun hanya sekedar melancong di sana. kedua, tentang hanif. aku belum siap membeberkannya di blog ini. tapi Allah Maha Tahu dan Maha Penyayang. aku harap Allah masih dan akan terus menyayangiku juga mengabulkan harapan-harapanku, terutama dua harapan terbesarku.

aku percaya pada hatiku, pada Ia yang menganugerahkan aku hati. aku percaya pada kekuatan cinta dan harapan. gombal yah? hehe.. terserah. tapi aku yakin suatu saat kedua harapanku itu akan terwujud.

bagi yang membaca blogku, terima kasih atas perhatian kalian. dan seperti yang selalu aku minta, doakan aku dengan tulus. bantulah aku dengan doa dan kasih sayang. dan aku sebagai orang yang bertahan hidup dari puing-puing kenangan dan luka yang mendewasakan aku, aku pun akan mendoakan kalian bahagia selamanya.

amin.

Tadaimaa~

Sudah lama aku ga online. Tugas menumpuk. Yang bikin aku ketar-ketir itu ya makalah bahasa Indonesia. Tadinya aku hampir putus asa dan yakin ga bakal selesai. Tapi ternyata selesai juga! Walaupun mepet deadline sih... Tapi ga apa-apa lah.. ^^

Aku ga mau banyak basa-basi dengan bahasa formal lagi. Setelah membaca kredo puisinya Sutardji, aku jadi terinspirasi untuk membebaskan kata-kata. Sekarang aku mu belajar untuk membebaskan kata-kata itu dari segala macam basa-basi yang selama ini aku lakukan. Tapi kalo seandainya masih terkesan formal, ya harap maklum saja. Namanya juga baru belajar. Lagipula aku sendiri sebenarnya agar "jijik" kalo melihat bahasa yang tidak sesuai tatanan. Mungkin ini saatnya aku melepaskan kebiasaan itu ya?

alhamdulillah... sekarang tugas-tugas itu mulai selesai satu persatu. yang buat aku lega banget yah selesainya makalah itu. lega! tugas menggambar juga sudah selesai. walaupun aku kurang puas sih dengan tugas menggambar yang terakhir itu. abis gimana yah... kurang aku banget! aku biasanya menggambar dengan style anime gitu lah... tapi aku harus mengakui aku ga mahir mengarsir atau memberi warna. aku memang kurang nyeni. ah, sebodo amat! dari pada aku jijik sendiri melihat gambarku, cepet-cepet ajah aku kumpulin tuh tugas.

sekarang aku merasa berhak untuk sedikit liburan. apalagi sekolahku libur sampai Rabu depan. guru-guru semuanya lagi studi banding ke Jakarta. saking baek hatinya kepsekku, tukang kebun dan orang-orang juga diajak! tapi bagi yang mau bayar loh... hehehe... aku sih ga perlu ngiri. malah aku bersyukur diberi kesempatan istirahat di rumah sambil melancong ke warnet. hehehe..XDD

hum... sekarang aku ada pekerjaan laen neh... bales testi! hahahaha... ga penting yah? terserah.. tapi bagiku penting untuk membalas semua testi itu. aku ga mau kehilangan kontok denga teman-temanku, makhluk ynag ajaib di seluruh nusantara ini!

bagi yang membaca blogku ini, aku masih mengharapkan doanya. doa apa saja boleh, selama itu baek buat aku dan tulus.

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates