Penyakitku Kambuh

Penyakit apakah itu??? Penyakit stress. Aku yakin aku memiliki masalah kejiwaan karena aku sangat tidak stabil bahkan aneh. Dan kejadian akhir-akhir ini tak membantuku, malah menambah bebanku saja.

Seperti contohnya adalah kemarin. Aku dan Hanif tidak berkomunikasi via sms karena pulsa flexi Hanif habis. Aku bisa saja mengirim sms ke nomor IM3-nya, tapi pulsaku sendiri sekarat. Maka aku lebih memilih bersabar.

Tadi malam, aku diajak ayahku ke warnet. Saat aku online di YM, aku bertemu Hanif. Tapi dia sangat aneh. Bahkan temanku Dio juga mengatakan seperti itu. Dia lama tidak membalas sapaanku di YM. Dan akhirnya dari Dio aku tahu Hanif dipalak kakak angkatannya. Ini bukan yang pertama kalinya. Dia dulu juga pernah bercerita padaku kalau kakak-kakak angkatannya suka memalaknya. Aku tak begitu memperhatikannya pada saat itu. Namun kali ini nampaknya sangat serius sehingga membuatnya menjadi aneh seperti itu.

Aku mempunyai iktikad baik dengan menanyainya:

"Akang kenapa? Jangan bikin Cha bingung dong..."

Lama sekali dia membalas.

"Maaf, Cha. Akang hanya pusing."

"Kata Dio, Akang dipalak yah?"

"Iya."

Lalu katanya lagi, "Tapi jangan bilang-bilang ayah Cha."

"Kenapa?"

"Karena ini masalah Akang."

"Berapa yang hilang?"

"95 ribu."

Aku terkejut.

"Tapi orang tua Akang tahu kan?"

"Tahu."

"Kenapa Cha ga boleh bilang ke ayah? Kan bisa dilaporin?"

Aku benar-benar terkejut dengan tanggapannya.

"Ga usah besar mulut deh. Ini urusan Akang, orang tua Akang, dan kakak angkatan."

Aku ingin marah, tapi aku sudah lelah untuk marah. Perasaanku sudah beku.

"Tapi... Cha berniat baik kok... Maksud Cha, paling tidak rektornya tahu kalau ayah yang bilangin."

Aku pun meminta maaf. Berkali-kali. Gila.

"Sudah Cha.. Ga usah kayak gitu. Akang udah maafin. Akanga tahu niat Cha baik. Tapi Cha harus bisa liat sikon."

Aku tak dapat menangkap maksudnya. Walaupun aku sebenarnya akan dapat mengerti, jika aku dalam emosi yang stabil. Aku pun mengganti topik dan memutuskan untuk melupakannya. hari Minggu besok jika dia datang, aku akan menyambutnya dengan senyuman.

Itu berarti aku akan membohongi diriku lagi. Untuk yang kesekian kalinya.

Get My Dizzy (Maksudnya Apaan Yah?)

Minggu ini aku menghadapi UTS. Biasanya, kalau menghadapi ulangan, aku tak pernah panik. Bahkan tenang-tenang saja sambil bernyanyi lagu tidak jelas. Ya, aku berprinsip: tak usah panik menghadapi ulangan. Karena selama ini aku bernasib baik, selalu mendapatkan nila-nilai yang lumayan (kalau tidak mau dibilang baik). Tapi kali ini, aku tak bisa berleha-leha menghadapi ulangan-ulangan ini.

Hari ini UTS hampir berakhir. Senin besok adalah hari terakhir. Ada beberapa ulangan yang telah dikoreksi dan dibagikan hasilnya. Aku menyadari nilai-nilaiku menurun. Apakah ini pengaruh dari gejolak yang terjadi di rumahku? Entah. Aku hanya berharap ayahku tidak akan kecewa padaku. Sebagai gantinya, aku harus berusaha untuk US agar aku dapat mengejar ketinggalan dan dapat mengikuti PMDk di Unair.

Hal lain yang membuatku pusing: YM-ku rusak! Baiklah, ini terlalu mendramatisir. Aku hanya lupa passwordnya. Dan dari pada berbelit-belit mengingta passwordku, aku membuat lagi yang baru. Saat aku memilih pertanyaan untuk security system (ini penting jika aku lupa passwordnya lagi), aku memilih pertanyaan tentang nama terakhir teman terbaikku. Aku memilih nama belakang Shahrir, teman SDku. Dia mungkin bukan sahabatku, tapi bagiku dia teman yang selalu bersemayam dalam hatiku. Sungguh. Enam tahun aku tak bertemu dia, tanpa saling bertukar kabar, aku tetap merindukannya. Entah apa yang membuatku seperti ini. Aku memang aneh.

Mengenai Shahrir, seberapa penting ia bagiku, akan aku bahas di blog satunya lagi.

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates