Kore Kara No Nihon Kenkyuu

hari ini tidak ada kuliah Hatsuon maupun Shokyuu karena ada public lecture ASJI (Asosiasi Studi Jepang Indonesia). aku, Kome, Ian, Risa, Nene, dan Ephine menjadi panitia. memang tuags kami bisa dibilang sepele, tapi cukup melelahkan. aku, Ian, Ephine, Nene, dan Risa mengurusi bagian absen, menyambut tamu, membagikan materi, dan mendokumentasikan acara, sementara Kome menjadi MC untuk acara ini.

jam 8 pagi para panitia sudah berkumpul memakai jas almamater. sebenarnya kondisi tubuhku masih belum membaik, tapi aku paksakan untuk datang. ini acara penting dan aku harus join ke dalamnya. sebelum acara dimulai, kami sempat foto-foto dulu. dasar narsis! fotonya masih di hp Nene. mudah-mudahan di-upload segera xp

Putri-sensei menyuruhku untuk memfotokopi materi kuliah. Putri-sensei tidak bilang harus diambil kapan, tapi aku taruh saja di tempat fotokopi. beberapa menit sebelum acara dimulai, Putri-sensei menyuruhku mengambilnya. aku ke tempat fotokopi sendirian. di sana memang sudah difotokopi semua, tapi belum distaples. supaya cepat aku ikut membantu. saat lagi asyik berkutat dengan fotokopian itu, seseorang berdiri di sebelahku. aku menoleh. ternyata Puguh-sensei berdiri seperti mengamatiku, seolah-olah ada sesuatu yang aneh dariku. aku hanya tersenyum getir. Puguh-sensei bertanya kira-kira kapan kuliah umumnya selesai. aku tidak tahu pasti, tapi rasanya kami tidak bisa ikut kulia Ei-go. begitulah, lalu sensei menyelesaikan urusannya di tempat fotokopi itu dan pergi begitu saja. whatta freak person....

sekitar jam 9 para peserta mulai berdatangan. aku pikir mahasiswa studi Jepang dari universitas lain juga bakal datang. tapi yang kutemukan hanya mahasiswa Sastra Jepang UNAIR sendiri, mulai dari 4nen, 3nen, 2nen, dan tentu saja 1nen. kalau tidak salah ingat, pembicara datang dari ASJI. aku memang tidak bisa mengingatnya dengan baik, apalagi dengan otak yang terkontaminasi virus pilek. aku hanya menjalankan tugasku, yaitu menjaga absen, menyambut tamu, dan membagikan materi kuliah. sebenarnya panitia diperbolehkan masuk mengikuti kuliah. tapi aku sendiri lagi ga mood. seandainya aku ikut, pasti aku akan banyak bertanya. tapi aku merasa hari ini harus puasa ngomong dulu, mengingat suaraku berubah menjadi sengau karena pilek. di luar aku bercanda dengan panitia yang lain. tanpa terasa, kuliah umum selesai. masih ada waktu untuk kuliah Ei-go. aku merasa lelah dan pusing. sebenarnya aku ingin bolos kuliah Ei-go saja. tapi akhirnya aku putuskan untuk tetap kuliah.

kuliah Ei-go tidak begitu menarik. kami menonton film "Midsummer's night dream" yang daingkat dari karya Willian Shakespare. aku tidak menemukan hal yang menarik dari film itu. benar-benar membosankan. hhh... seandainya bisa nonton film yang berbobot seperti Beautiful Mind atau Da Vinci's Code, pasti aku akan antusias. ngomong-ngomong masalah film, aku dengar hari ini anak-anak mau nonton film 2012 bersama-sama di galaxy Mall. aku kemarin diwanti-wanti Papa supaya tidak usah mengikuti gaya konsumtif seperti itu, jadi aku urungkan saja.

ketika aku hendak meletakkan kepalaku yang mengantuk, Puguh-sensei tiba-tiba memberikan kertas absen UTS padaku dan menyuruhku untuk mengedarkannya ke yang lain. di sana tertulis nilai kami. aku hanya melihat sekilas nilaiku: 82,5. not bad lah... lalu aku mengopernya pada yang lain. ketika kertas itu kembali lagi padaku, abrulah aku meliahtnya benar-benar. ternyata, banyak yang mendapatkan nilai di bawah 50. nilai tertinggi yang dapat diraih hanya 82,5. mereka yang berhasil mendapatkan nilai 82,5 adalah aku, Haru, dan Rezar. bahkan Nene yang bahasa Inggrisnya jauh lebih baik dariku hanya mendapat 72,5. aku ingat dulu Puguh-sensei pernah bilang bahwa nilai tertinggi dari seluruh departemen di FIB diraih oleh kelas kami. itu berarti... nialiku termasuk nilai tertinggi? suatu keberuntungan? entah. aku tidak mau berpuas diri sampai di sini saja. aku harus tetap fokus dan mencapai target yang lebih tinggi lagi.

sorenya aku pulang ke asrama dengan lelah. Erlina mengajakku keluar. dia mau print beberapa materi. aku juga ikut print materi kuliah Ilmu Alamiah Dasar. lebih baik aku print dari sekarang dari pada nanti aku print semua materi sekaligus hingga aku tidak sempat mempelajari dengan maksimal. pulangnya kami beli jus. balik ke asrama aku solat Ashar dan minum jus. lalu tidur.

maghrib pun datang. Papa sms. isinya semacam nasihat. aku tidak bisa menelaahnya dengan baik karena koordinasi otakku masih belum baik. sementara itu, Muhammad sms. dia tanya apa aku ikut demo di UNAIR "menyambut" kedatangan Boediono? aku baru tahu ada demo. aku bilang aku jadi panitia kuliah tamu. nah, pembicaraan kami makin berkembang. menarik juga. aku ke warnet untuk berdiskusi secara online dengannya di YM. anak ini krtiis juga, tapi menurutku kalau dia tidak hati-hati dia akan terseret arus "semangat yang terlalu menggebu-gebu" yah, semacam sindrom yang dialami oelh mahasiswa baru. biasanya pada masa ini mahasiswa ingin diakui eksistensinya sehingga mereka menunjukkan kebolehan mereka dengan berbagai cara. ada yang aktif, maupaun hiperaktif seperti demo itu tadi. kemudian dia bertanya pendapatku tentang demo. dia bilang ingin ikut demo. lalu pertanyaannya berkembang mengarah pada dunia malam. how interesting.. aku salut dia berani terjun langsung ke dunia yang dianggap buruk oleh orang-orang. orang seperti dialah yang dibutuhkan untuk membenahi langsung segala macam kesalahpahaman berkaitan dengan dunia-dunia yang terlalu gelap untuk disingkap. hm... mungkin seandainya kami menjadi satu tim, aku akan menjadi orang di balik layar yang mengatur skenario penelitian sementara dia akan terjun langsung ke lapangan. seru juga ternyata.

yang bisa kunilai dari dia, dia memiliki keinginan yang kuat. terlihat sekali dari cara dia berkomunikasi (walau via chat)dia membutuhkan pengakuan akan eksistensi dirinya. pada porsi tertentu, itu bisa bagus. tapi jika berlebihan akan berbahaya. dia termasuk tipe yang mempertahankan argumen. aku sebagai teman hanya bisa mengiyakan sekaligus mengingatkannya juga. jangan sampai dia lengah lalu terjebak.

banyak hal yang menarik hari ini. aku sangat bersyukur pada Allah yang telah memberikan banyak rahmatNya kepada kami hari ini..

Pulang Minggu Ini

seingatku aku udah ga pulang ke Mojokerto selama dua minggu. bagiku bukan masalah sih.. toh aku bukan Nicha yang penakut dan kangenan kayak dulu lagi. tapi Papa sepertinya udah kangen padaku. jadinya ya aku pulang... apalagi aku pingin ketemu Mocca yang gendud! =3

rencananya aku pulang hari Sabtu jam 11 setelah latihan Jujitsu. tapi malamnya Sanji-senpai sms. sepertinya ada yang mau dia omongin. akhirnya aku mengalah dengan menunda kepulanganku. aku tidak jadi berangkat jam 11, tapi jam setengah 6 sore dengan KRD. jadilah aku meluangkan waktu untuknya jam setengah 12. kami pun deal.

besoknya, radang tenggorokanku berubah menjadi pilek. kondisiku mulai ga fit lagi. tapi aku tetap latihan, walau dengan kepala pusing. tapi ada hikmahnya juga. dengan kepala pusing, perilaku jadi lebih terkendali. coba seandainya aku masih sehat bugar, pasti deh aku berkicau sana-sini mengacaukan latihan Jujitsu seperti biasa.

sejak Selasa kemarin kami sudah bisa memakai dogi. aku senang dan bangga. tapi agak kebesaran untukku. harus dikecilin nih... hari Sabtu kemarin aku juga memakai dogi. sejak memakai dogi, latihan menjadi ketat. setiap melakukan kesalahan kami disuruh push-up. bagiku tidak masalah. malah merupakan suatu tantangan buatku. benar-benar mendidik. dengan begitu, kami tidak akan sembrono lagi. aku suka.

kami selesai latihan sekitar jam 10.40. aku melepas atasan dogiku dan melipatnya dengan cara yang sudah diajarkan oleh seniorku. aku mengambil hp dan mengecek sms masuk. ada sms dari Kome yang menanyakan apakah aku ikut pelatihan penulisan artikel ilmiah apa tidak (dan aku tidak bisa ikut karena aku harus latihan Jujitsu. aku mengutamakan latihan karena tanggal 21 November akan ada ujian badge), sms dari Papa yang menyuruhku menemui Bu Nur untuk pinjam uang (uang memang menipis, hampir tidak cukup untuk ongkos pulang. sebenarnya Papa akan menjemputku sore hari supaya aku tidak perlu naik kereta. tapi Papa menggigil dan mau tidak mau aku harus naik kereta), terakhir sms dari Sanji-senpai. ada 3 sms. intinya dia bilang dia membatalkan janji kami karena dia merasa "tidak berarti lagi untukku karena sudah ada orang lain yang bakal bisa membantuku" WTF? jadi, percuma juga aku menunda pulang, meluangkan waktu untuknya karena kupikir dia akan menyampaikan sesuatu? aku benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya. apa sih maunya? apa yang mau dia bicarakan denganku? dan kenapa juga dia sok melas begitu dengan mengatakan dia "tidak ada artinya" buatku? heh, dikira aku bakal kasihan apa dia ngomong begitu! aku tidak suka! aku tidak suka pada laki-laki yang tidak konsisten pada omongannya sendiri. SANGAT TIDAK SUKA! di mataku, orang sepeti itu lebih rendah dari banci. apa dia tidak punya etika? heh, susah-susah aku menunda kepulanganku untuk dia dan dia seenaknya saja membatalkan? karena suatu perasaan yang ga jelas? fine, aku tidak butuh itu semua. dengan begitu semuanya akan selesai sampai di sini saja. kecuali dia bisa bersikap lebih dewasa.

keluar gedung UKM aku marah-marah. Ian menenangkanku. dia mengantarkanku pulang. sebenarnya dia mau saja mengantarkanku ke Stasiun Gubeng, tapi aku menolak. aku tidak mau lagi terlalu menggantungkan diri pada siapapun. dia sudah banyak menolongku dan kali ini aku bisa pulang sendiri. walau dengan uang pas-pasan. aku mau bertemu Bu Nur dan menjelaskan keadaanku yang sebenarnya, jadi beliau tidak usah repot-repot meminjamkanku uang. tapi terlambat. Bu Nur tidak ada di rumah. beliau menitipkan uang pada salah seorang tukang masak asrama. aku benar-benar tidak enak. aku tidak tahu apa harus bersyukur karena mendapat pinjaman uang atau sebaliknya.

dengan uang itu, aku ke stasiun naik angkot. sampai di sana peluit kereta sudah berbunyi. aku buru-buru membeli tiket dan berlari masuk ke dalam. uang recehku jatuh. tapi aku tidak peduli lagi. aku berlari mengejar kereta yang akan bergerak meninggalkan stasiun. huff... akhirnya sampai juga aku di atas kereta. seru juga. untung aku pakai sepatu keds. aku tidak bisa membayangkan jika tadinya aku memakai wedge heels yang diberikan Mey padaku. mungkin aku sudah jatuh saat lari tadi.

sampai di Mojokerto Papa menjemputku tepat waktu. di Mojokerto aku benar-benar memanfaatkan waktu untuk istirahat dan mengerjakan tugas karanganku. tugasku sudah jadi dalam bentuk draft. tinggal menyalin saja. aku senang dan lega. sore tadi aku pulang ke Surabaya.

di asrama, melihat kondisi kamar yang berantakan dan kotor, aku bad mood lagi. akhirnya aku ke warnet untuk melepaskan stress. sepertinya besok aku akan "sarapan besar". ya, mungkin aku besok bakal marah-marah karena sikap kekanak-kanakan Sanji-senpai dan juga Risa yang sudah menyebabkan flashdiskku error.

oh Tuhanku... baguskah jika aku merencanakan suatu kemarahan malam ini? aku merasa busuk.

Nakayoshi Naito 2009

tanggal 7-8 November angkatan Sastra Jepang 2009 menjalani ospek jurusan: Nakayoshi Naito. tempatnya di Pondok Indah CLaket, Pacet. aku langsung terdiam begitu memasuki kota Pacet. ini bulan November.. ya, mungkin pada saat yang sama di tahun lalu aku juga ke Pacet, bersama Hanif. aku tidak begitu ingat, dan aku belum sempat membuka arsip blogku yang lama. aku hanay bisa mengingat adegan ketika kami berboncengan naik sepeda motor, dia melepas tangan kirinya dari stang sepeda motor lalu seolah bertepuk dengan udara dingin Pacet, "udaranya enak. mirip sama di rumah Akang..."

acaranya cukup padat. aku tidak bisa menyebutkannya satu-persatu karena aku sendiri tidak bisa mengingatnya dengan baik. bodoh, padahal baru beberapa jam aku kembali dari Pacet, tapi tidak bisa mengingat apa-apa kecuali capek. yang jelas, aku tidak menangis di Pacet karena luka lamaku itu. aku tertawa bahagia, bersama teman-teman baruku sesama angkatan 2009 Sastra Jepang. yes, we are Niseikai!

ada banyak permainan menarik dan mendidik. aku kagum pada para senpaiku. mereka pasti sangat jenius sehingga bisa merancang permainan sedemikian rupa ini. ah, aku ingin menjadi panitia Nakayoshi Naito tahun depan!

permainan yang cukup seru adalah people to people. mirip sama Simon Says, tapi harus berpasangan: kohai-senpai. aku lupa siapa senpai pertama yang menjadi pasanganku, tapi untuk yang kedua, aku bersama Kahima Sastra Jepang, Gembul-senpai. aku memegang bahunya dari belakang, membuat dia kaget. semua menyaksikan kejadian itu sambil tertawa. aku jadi tidak enak pada Metha-senpai, kanojonya. tapi setelah itu, apes buatku. aku memilih Asuseno-senpai a.k.a Broedin-senpai yang terkenal sebagai nemuri senpai. aku memilihnya karena dia kocak dan gokil. tapi kenyataannya tidak selucu yang aku bayangkan. pertama, ada instruksi yang menyuruh kami untuk menempelkan hidung ke telinga teman kami. aku langsung mengkeret, sementara Broedin-senpai bilang, "sudah, terima saja!" enak aja dia bilang gitu! dan itu belum seberapa karena ada instruksi lagi untuk saling menempelkan pantat masing-masing. aku tengsin setengah mati. lalu tangan kanan memegang teliga kiri temannya, ditambah tangan kiri memegang perut temannya. gyaaa!!! aku langsung teriak dan kabur. Nene-chan terbahak-bahak menyaksikan adengan itu.

malamnya kami presentasi dan art show. baik presentasi maupun art show, penampilan kelompokku benar-benar ancur. tapi aku ga begitu peduli karena aku bisa bersenang-senang bercanda mengenai hal-hal yang sangat tidak penting.

setelah art show, kami diberi kesempatan untuk tidur. aku dan teman-teman yakin pasti ada sesuatu pada malamnya, semacam surprise dari panitia untuk kita. aku tidak sabar menantikannya, sampai hampir tidak bisa tidur.

tengah malam, kami semua dibangunkan. udara begitu dingin. aku menggigil. kami dibagi ke dalam lima kelompok secara acak. aku di kelompok satu bersama Rezar, Haru, Ian, Dian, dan Monniza. aku diberi kehormatan oleh mereka untuk menjadi ketua. aku bangga, sekalogus khawatir: tugasku ga bakalan mudah. lalu kami berangkat ke pos-pos untuk bermain game dan mendapatkan petunjuk ke suatu tempat final. di setiap pos itu, aku benar merasakan pentingnya kebersamaan, kerja sama, koordinasi, atau apapun itu istilahnya. aku merasa terharu. aku ingin seperti ini selamanya dengan mereka. kerja sama timku cukup baik, walaupun di pos 4 kami gagal. di pos ini, kami bermain balance: botol Aqua diikat dengan 7 potong tali rafia dan di atasnya diletakkan bola pingpong. kami harus membawa Aqua itu dari titik lampu menanjak ke titik lampu di atas. bola tidak boleh jatuh. waktu hanya 15 menit. permainan ini sangat sulit menurutku. koordinasi yang tepat benar-benar dibutuhkan dalam permainan ini. aku bersyukur haru masuk dalam kelompokku karena dia mengerti benar strategi yang harus kami pakai di setiap permainan. aku sampai iri padanya, dalam arti positif. ah, aku memang bukan apa-apa. tapi dengan begitulah aku harus menjadi seseorang yang mampu memimpin dengan lebih baik lagi!

bola jatuh sampai 3 kali. tapi kami tidak menyerah, sampai akhirnya kami menyelesaikannya. panitia bilang kami kelebihan 4 menit. kami tidak dapat poin, tapi kami mendapatkan petunjuknya.

kami ke pos lain. di pos terakhir, masing-masing dari kami diwawancarai oelh panitia, di tempat terpisah. aku diwawancarai oleh Upi-senpai. senpai yang baik hati. dia menanyakan padaku apa arti kebahagiaan, kesabaran, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan prinsipku. aku menjelaskan dengan antusias sampai akhirnya aku merasa sungkan. sepertinya aku terlalu banyak mulut. tapi tak apa, aku senang bisa mengutarakan apa yang ada di pikiranku.

kami mendapatkan semua petunjuk. kami merangkainya. lalu jadilah kalimat: "Menghadaplah Aku seketika itu diberkahi jiwamu" aku merinding. benar-benar religius, menggungah hati kecilku hingga sampai ke tingkat takut yang setakut-takutnya. dari petunjuk itu, kami menyimpulkan bahwa tempat yang dimaksud adalah musholla. tapi aku takut begitu melihat musholla yang begitu sepi. anak-anak juga tidak yakin. akhirnya kami semua pergi ke lapangan tempat api unggun tengah dipersiapkan.

kami semua berjuang melawan dingin. untunglah aku dipinjami jaket oleh Dian. api unggun dinyalakan. permainan yang sesungguhnya akan dimulai. panitia menanyakan kelompok mana saja yang tidak pergi ke musholla, yaitu tempat yang seharusnya kami datangi jika kami bisa memecahkan petunjuk itu. dari 5 kelompok, hanya kelompok Alfi saja yang pergi ke musholla. sedangkan keempat yang lain tidak pergi. ternyata sebagian besar dari kami semua berpikiran sama, tidak yakin dengan petunjuk yang ada. padahal di sana kami akan dibagikan pin Niseikai. benar-benar teledor. aku mengira kami akan dimarahi karena keteledoran itu. tapi tidak. kami tetap dibagikan pin. aku lega, sampai kami menyadari bahwa ada satu orang yang tidak mendapatkan pin.

inilah masalah intinya. ternyata semua kelompok juga harus mengorbankan satu orang. orang itulah yang tidak mendapatkan pin. Rezar mengalah untukku, karena dia tahu tanpa pin itu aku tidak memiliki kesempatan untuk menjadi Kahima. pin itu memang tidak seberapa nilainya, tapi artinya sangat penting. pin itu adalah simbol kami, penanda bahwa kami adalah anggota resmi Niseikai, Sastra Jepang UNAIR. hampir semua menolak menerima pin itu jika ada anggotanya yang tidak kebagian. senpai menyerang argumen kami. apakah kami setolol itu sehingga mau mengalah demi orang lain? bagiku, jika mengalah demi teman yang juga berhak untuk mendapatkan sesuatu yang sama dengan kami adalah tolol, maka aku ingin menjadi orang tolol. aku sebagai ketua merasa sangat tidak becus sehingga menyebabkan kami gagal dalam satu pos dan itu berakibat pada pembagian pin ini. seandainya kami berhasil di semua pos, masing-masing dari kami akan mendapat pin. tapi aku bersyukur, inilah training bagi kami, agar kami bisa mengerti apa arti kebersamaan. antara senpai dan kohai beradu argumen, mengenai pembagian pin ini. senpai menekankan kepada kami, apa kami mau berkorban demi orang lain? dan kami menegaskan: ya. kelompok Didin misalnya, mereka tidak mau menerima pin itu jika ada yang tidak kebagian. aku salut pada kegigihannya. senpai terus memaksa agar Didin membagikan pin itu kepada siapapun yang ada di dalam kelompoknya yang dianggap brehak menerima pin itu. tapi Didin tetap tidak mau. Wawan-senpai bertanya, siapa yang mau berkorban untuk kelompk mereka? aku, yang ada di sebelah kelompok Didin menyerahkan pinku. Didin kaget. dan menolaknya. aku emosi, dan aku memaksanya untuk menerima pin itu. Haru mem-back upku dengan menyerahkan pinnya.

Totot-senpai bertanya padaku, "Cha, siapa dalam kelompokmu yang belum mendapatkan pin?" aku belum selesai menjawab, Totot-senpai melemparkan pinnya kepadaku. aku kaget. lalu, bersamaan dengan terbitnya matahari, para senpai memberikan pinnya kepada mereka yang tadinya belum mendapatkan pin.

ya, saat itulah aku menangkap arti nakayoshi. senpai telah mengajarkan kepada kami malam itu. aku terharu, menatap pinku dengan bangga. ini adalah pin yang diberikan senpai kepada kami. Rezar menyalamiku dan bilang, "keren kamu Cha, itu pinnya senpai. kalau begitu aku merestuimu menjadi Kahima. tapi bukan berarti tanpa perlawanan dariku ya..." aku hanya tersenyum sambil merenungkan pertanyaan yang terlintas di benakku: pantaskah aku menjadi ketua?

namun, walaupun aku bukan siapa-siapa, aku berusaha menjadi seseorang yang pantas menjadi pemimpin.

setelah merenungkan satu visi yang telah kami capai, kami main basah-basahan. perang air antara peserta dengan panitia, dilanjutkan dengan acara saling menceburkan satu sama lain ke kolam villa

nisekai aidai

aku pun tak luput dari sergapan Kie, Risda, Pika, dkk ^^;

begitu pulang, aku menemukan kenyataan bahwa kebersamaan itu hanyalah sesaat saja. aku menemukan beberapa di antara kami kembali menjadi individualis. misalnya, ketika Dewi-senpai membawa tasnya masuk ke dalam bus, dia kelihatan kesusahan. tak ada yang berinisiatif menolong pada awalnya. aku ingin menolong, tapi terhalang oleh Ian yang duduk di sampingku. aku menyesal tak dapat menolongnya. tapi untung Dina menolong. itu memberiku secercah harapan: kami pasti bisa benar-benar bersatu. amin..

viva Niseikai!

UTS minggu kedua

huaa... ini sudah memasuki minggu kedua UTS. inilah saat-saat nightmare, karena mata kuliah yang diujikan mulai masuk dalam kategori sulit. PPKN, IAD, Hyoki, huaaa.... bisa botak aku! belum lagi 5 tugas yang harus disubmit setelah UTS. mati aku...

tugas-tugas itu antara lain tugas Agama (kelompok 4 mendapat giliran presentasi setelah UTS), tugas makalah Bahasa Indonesia, tugas PPKN (aku mendapat giliran pertama, jadi harus presentasi setelah UTS), tugas mebuat presentasi budaya Jepang untuk Nakayoshi Naito, lalu yang deadlinenya sudah dekat, Etika: berpartisipasi dalam lomba poster ilmiah. deadlinenya adalah hari ini. benar-benar bikin stress. bagaimana engga, kelompokku mengalami banyak kendala dalam pembuatannya. mulai dari jadwal yang selalu molor, ga ada kendaraan, ga punya kamera, sampai autisme-ku yang kumat ^^; tapi alhamdulillah akhirnya hari ini juga selesai! terima kasih Ya Allah...

fuh.. hari ini aku ujian Hatsuon dan Ilmu Alamiah Dasar. aku ga belajar secara maksimal untuk ujian hari ini, karena kemarin sepulang mengerjakan poster itu aku benar-benar capek. mau diajak belajar ya mogok. kemarin malam sih aku tidur saja. lalu paginya aku engga sempat belajar karena harus hunting foto anak-anak jalanan dengan kamera hp Amel. Hatsuon alhamdulillah tidak ada kesulitan. tapi untuk Ilmu Alamaiah Dasar... mari kita menyanyi viva autisme! wakakakk... aku hanya bisa menjawab separo dengan yakin. selebihnya ya pake "aji-aji pangawuran". tapi aku 100% mengerjakan sendiri. eh, tadi ada soal yang isinya asli keren abis. intinya kita disuruh menjawab dengan jujur apakah kita mengerjakan sendiri ataukah meminta bantuan dari orang lain. ya aku jawab mengerjakan sendiri donk.. aku kan ga pernah nyontek. hehehehe...

oh ya, ada cerita konyol kemarin. kemarin sebenarnya ga ada UTS maupun kuliah (ada sih, UTS Hatsuon, tapi Rizky-sensei ga bisa jadi ditunda sampai hari ini). begitu keluar asrama, aku bertemu Itagaki-sensei yang berjalan terburu-buru. aku menyusulnya dan menyapa, "Ohayou gozaimasu, sensei.." tapi ternyata yang bersangkutan lagi dengerin mp3. tapi akhirnya dia melepas headsetnya dan menjawab salamku. dan tahu apa yang selanjutnya terjadi? dia mengajakku bicara dalam bahasa Jepang yang sangat cepat sehingga aku hanya bisa "Patrick Star mode: on". aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia bicarakan. baka! XD

oke... itulah cerita tentang minggu kedua UTSku. masih banyak UTS lain menunggu. besok UTS Hyoki, momoknya anak Sastra Jepang. yah, mudah-mudahan aku bisa mengerjakannya dengan baik. amin ya rabbal alamin...
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates