UAS Semester 2009 Minggu Pertama

Sejak Senin 28 Desember kemarin, Fakultas Ilmu Budaya mulai UAS. hari pertama, Bahas Inggris. alhamdulillah lancar. soalnya hampir mirip dengan kusi terakhir. yah, untung saja aku belajar malam sebelumnya.

hari kedua, Shokyuu Nihongo. lumayan lancar. aku terus terang tidak belajar maksimal. apa karena aku terlalu meremehkan? tapi alhamdulillah tidak banyak kesulitan yang aku hadapi. memang aku sempat ragu pada beberapa nomor, tapi untunglah jawabanku benar. well, I was still lucky yesterday...

hari ini, aku ujian Hyoki. nah, ini dia... aku tidak begitu bisa belajar karena malamnya aku latihan Ju jitsu sampai jam 10 lebih. paginya pun aku hanya belajar sebentar. aku harus mengambil soal bahasa Indonesia di meja Pak Puji, lalu ke ruang Pak Ari. sebenarnya.. aku sungkan kalau harus bertemu beliau. ya, suasana tadi terasa sangat canggung. aku tidak nyaman dengan suasana itu. aku pun segera berpamitan. rasanya aku tidak ingin kembali ke sana lagi. kalau bukan karena Papa menyuruh, aku mungkin tidak akan ke sana.

kembali ke ujian Hyoki. pada lembar pertama, aku mengerjakannya dengan baik karena sebagian besar huruf yang ada di soal lembar pertama aku kenal dengan baik. lembar kedua, mulai banyak yang aku tidak kenali (baca: lupa). lembar ketiga, aku menyerah. jadinya hari ini tidak begitu beruntung seperti kemarin. tapi aku sudah mengerjakan yang terbaik. ya... mudah-mudahan Allah masih bersedia meridhoi perjalananku ini. amin ya rabbal alamin...

Cobaan yang terus datang

sejak hari Sabtu kemarin aku sudah mulai berjualan pulsa. waktu percobaan dengan mengirim pulsa ke Tante Didit, gagal. pulsanya tidak terkirim. begitu juga waktu ada orang yang beli pulsa As. aku pikir aku salah format. tapi setelah kupikir-pikir lagi, mungkin karena aku pakai fitur Combo, makanya tidak dikenali oleh centernya.

Senin, aku mulai promosi ke beberapa teman. sebenarnya aku ingin promosi ke semua teman sekelasku, tapi sebelum aku berjualan pulsa, sudah ada Yudiah yang jualan pulsa terlebih dulu. aku tidak enak kalau harus bersain dengan teman sendiri. makanya aku hanya bilang pada Gii dan beberapa teman asrama. aku juga tidak bis terang-terangan di asrama karena di kamar sebelah ada Mbak Tina yang sudah lebih dulu berjualan.

dan itu memang tidak mudah. benar kata Imaroh. jualan pulsa itu tidak menguntungkan. labanya hanya sedikit.

bagaimanapun, aku harus tetap mencobanya. aku ahrus tetap berjuang.

aku ditagih oleh Ibu Nur mengenai uang asrama bulan ini. aku hanya bilang akan membayarnya akhir bulan ini. aku sendiri tidak begitu yakin apakah aku bisa menepati janji itu.

aku mengirim sms pada Mbak Vita yang memberiku job mengajar Olivia. aku tanya apa honornya sudah bisa diambil. sayngnya, Mbak Vita masih di rumah sakit, kecelakaan. aku prihatin mendengarnya. yah, untuk sementara ini aku harus bersabar sampai Mbak Vita sembuh.

seusai UAS, aku bilang pada Papa kalau aku ditagih Bu Nur. Papa mengusahakan agar aku bisa membayar uang asrama. malangnya, Papa sakit. jadi tidak bisa berusaha terlalu keras. Papa mencoba cari pinjaman, tapi tak dapat. aku hanya mencoba memaklumi.

namun.. adakalanya aku tidak tahan. aku harus konsentrasi UAS, tapi dihadapkan pada kenyataan pahit ini. dan yang mengganggu pikiranku adalah ketika Papa menyuruhku menemui Pak Ari dan menceritakan keadaan kami sebenarnya. aku sungguh terganggu dengan "amanah" itu. aku segan kalau harus bertemu Pak Ari, apalagi dalam rangka menceritakan kesusahan keluarga. seperti... ah, pokoknya aku tidak terbiasa. aku sendiri lebih suka memendam kesedihan itu sendiri, atau menulisnya di blog (terutama di blogku yang hidden itu). aku tidak begitu percaya pada orang lain. hanya beberapa saja yang aku percaya. dan lucunya, justru aku percaya pada mereka yang jauh dariku, bahkan kami belum pernah bertatap muka! lucu kan?

mungkin karena aku menganggap, justru karena mereka jauh mereka takkan membocorkan rahasiaku pada orang lain yang ada di dekatku bukan?

entah, mungkin ini cobaan, atau hukuman. aku jarang sekali mendekatkan diri pada Allah. ya, sejak aku kuliah ini. sejak aku menginjakkan kaki di Surabaya, keinginan untuk terus mengejar dunia semakin meningkat. hati kecilku sadar bahwa aku tidak boleh hanya mengejar dunia. tapi tubuhku seperti tertarik oleh magnet pesona dunia. tubuh, jiwa, dan akalku tidak sinkron. bagaimana ini... payahnya aku...

tapi aku selalu berharap Allah melindungi kami dan memberi kami ridhoNya. amin ya rabbal alamin...

Rapat Pengurus UKM Ju jitsu UNAIR 2010

Memang kami, para pengurus UKM Ju jitsu yang baru, belum dilantik secara resmi. kami baru akan resmi dilantik pada Januari 2010 nanti. tapi mulai kini kami berusaha menyiapkan kepengurusan UKM. pelatih kami, sekaligus ketua UKM Ju jitsu 2009, mas Alvin, berpesan agar kami bisa menghidupkan kembali Ju jitsu UNAIR yang dulu sempat menjadi kiblat Ju jitsu Jawa Timur. aku baru tahu kalau ternyata Ju jitsu kami sehebat itu. kata mas Alvin, Ju jitsu kami sempat berkibar, hanya saja meredup karena masalah regenerasi yang kurang baik. mas Alvin tidak ingin hal itu terulang kembali. inilah tugas yang dibebankan kepada kami. aku jadi semangat untuk mewujudkannya.

kami memang belum mempunyai visi dan misi. tapi kami pasti akan membawa perubahan yang membuat Dojo UNAIR ini berkibar lagi. pasti.

hari ini aku memang bangun kesiangan. aku bangun jam 07.35! padahal aku janjian dengan Rio jam 07.30. panik, aku meraih hp dan sms Rio, "Rio, kamu sudah berangkat? tunggu sebentar ya. aku baru bangun." aku bergegas mandi dan berpakaian. body lotion dan segala tetek bengek lainnya aku tinggalkan. aku melipat dogiku cepat-cepat, meraih helm dan jaket, lalu berlari ke ruang depan.

namun ruangan depan sepi. hanya ada Mbak Tina. aku bertanya apa ada teman cowok yang mencariku. tapi Mbak Tina bilang tidak ada. apa dia sudah berangkat duluan? masa dia tidak menungguku? aku sms dia lagi. tidak ada balasan. aku mulai khawatir...

aku kembali ke kamar dan membuat sereal. aku berpesan pada Amel, jika dia keluar dan melihat seorang cowok dengan poni aneh dan wajah muram, langsung sms aku. Amel hanya tertawa mendengar penjelasanku. saat aku akan membuka bungkus sereal, sms dari Amel masuk, "Cha, di depan ada cowok tuh. temanmu ta?" aku langsung keluar kamar dan membuka pintu depan. aku berhenti sejenak. cowok itu tidak mirip dengan Rio. ragu juga, karena dia memakai helm. tapi motor dan postur tubuhnya beda kok. aku diam saja melihat orang itu seperti orang bodoh. beberapa detik kemudian dia melihat hpnya dan pergi. kalau itu Rio, dia pasti menoleh padaku, atau sms aku. tapi kenyataannya tidak. aku kembali ke kamar dan membuat sereal.

satu jam berlalu. aku bertanya-tanya kenapa Rio tidak kunjung datang juga. apa dia tidak menerima smsku? apa hpnya rusak? atau dia ketiduran? atau..? ah, aku bosan bertanya-tanya. marah pun percuma. tidak akan membuat dia lebih cepat datang. aku memutuskan pergi sendiri saja. aku berusaha meminjam motor, tapi tak ada yang bersedia meminjamkan. aku tadinya urung pergi, tapi aku pergi juga dengan mikrolet.

aku tidak terbiasa ke kampus C dengan mikrolet, jadi agak lupa jalannya. bodohnya, aku turun terlalu awal. jadilah aku jalan kaki jauh sampai kampus C. di gedung UKM lama sepi, tidak ada orang. aku ke gedung yang baru. ternyata rapat sudah dimulai. aku meminta maaf karena terlambat, dengan tampang berdosa. mas Alvin memaafkan. Ian ternyata datang (aku pikir dia tidak akan datang! >.<) dan menatapku cemas. tapi aku hanya mengalihkan pandangan. aku tidak ingin siapapun cemas. aku baik-baik saja kok.. walaupun agak sedikit melamun. rapat berlangsung lagi. aku perhatikan, tidak banyak (lagi) yang datang. pengurus yang baru saja ditunjuk Selasa kemarin tidak semuanya datang. malah ada wajah baru: Gradea, mbak Iin, Galih, dan Hafid yang sedang pilek. sisanya aku, Ian, Irza, mas Dhimas, mas Firman, mas Naufal, dan tentu saja mas Alvin. kami duduk melingkar di depan ruang sekretariat UKM Ju jitsu. aku duduk berhadapan dengan mas Naufal. sebelah kananku ada Hafid dan kiriku adalah mbak Iin. aku melirik sekilas, mas Naufal memperhatikanku. ah, pasti karena aku bertingkah aneh hari ini, tak seperti biasanya yang suka mengoceh dan membanyol ga jelas. aku sedikit malu.

mas Alvin membacakan poin-poin pokok setiap unit. aku mendengarkan baik-baik karena itu penting untuk pembelajaranku berorganisasi. sampai di bagianku, yaitu kesekretariatan, aku mendapat 7 poin pokok. belum lagi embel-embel lainnya sebagai bagian yang berhubungan langsung di bawah sekretaris umum. ucapan mbak Iin menyadarkanku, "tugasmu banyak yah, Cha." hyaaa.... aku pikir tugasnya kesekretariatan cuma mendekorasi ruangan sekretariatan saja. tapi kenapa justru aku dapat tugas paling banyak??? tapi tak apalah. ini tantangan. kono charenji o mochimasuyo! ganbatte ne!! ^_6

inilah pengalamanku berorganisasi untuk yang pertama kalinya. mudah-mudahan aku bisa belajar banyak sehingga bisa sukses menjadi pemimpin nantinya. amin...

Minggu yang sibuk

setelah Minggu kemarin tepar karena MK, aku berharap bisa sedikit istirahat. tapi ternyata penderitaan belum berakhir. Minggu malam Pika sms, "besok 8 wajib kumpul di lantai 2,5 untuk mendiskusikan festival budaya." sebenarnya aku tidak keberatan kalau harus bangun pagi. I love morning! dan aku tidak menyangka seperti apa festival budaya nanti.

esoknya, aku datang agak kesiangan. aku segera beres-beres. waktu sudah mepet. tapi aku malah sempat-sempatnya berlelet-lelet ria mengoleskan body lotion dan sarapan dulu ^^; aku berpikir seperti itu karena asramaku dekat dengan fakultas dan aku yakin anak-anak pasti datang terlambat karena tepar. dan benarlah dugaanku. yang datang hanya sedikit. bahkan Pika datang terlambat juga! tapi biar bagaimana juga diskusi mengenai festival budaya dimulai. festival budaya akan diselenggarakan Rabu-Kamis minggu ini. mak! mendadak sekali! tapi kami harus tetap melaksanakannya. kami harus bergerak cepat. anak-anak mengusulkan ide-ide kreatif mereka untuk stand Nisekai.aku sendiri mengusulkan pembatas buku yang dulu pernah diajarkan Novi-sensei di kelas bahasa untuk dijual di stand kami. aku juga mengusulkan pohon sakura dari tisu makan pink. aku bersyukur pernah menjadi anak bahasa.

malamnya, setelah latihan Yosakoi, aku mendapat sms dari bimbel Vision yang dulu pernah aku lamar. mereka menawariku untuk mengajar satu malam saja dengan fee 22.500 rupiah. anak itu masih kelas 1 SMPN dan rumahnya dekat UNAIR. dia besok ulangan fisika. tanpa pikir panjang dan benar-benar memperhatikan isi sms itu, aku langsung menjawab ya. saat aku menunggu sms balasan, aku baru sadar kalau aku harus mengajar fisika! mati aku... aku menceritakan pada Amel. Amel menyarankanku untuk membatalkannya saja. memang mungkin aku tidak akan dipercaya lagi kalau aku membatalkannya. tapi mungkin itu lebih baik dari pada aku tetap datang lalu mengecewakan anak itu. itu kata Amel. aku merenung sambil berwudhu. aku berpikir, apa bedanya kalau aku membatalkan janji lalu tidak dipercaya dengan aku tetap datang tapi mengecewakan? ya nanti hasilnya sama-sama tidak ditawari pekerjaan lagi kan? menurutku, yang membedakan kedua opsi itu adalah apakah kita berani mengambil risiko dengan mencobanya terlebih dahulu. aku pernah mendengar Mario Teguh berkata kira-kira seperti ini,"bertindak dulu, baru berpikir. kalaupun tindakan kita itu salah, masih bisa kita perbaiki. tapi kalau kita tidak bertindak dengan alasan takut salah, kita tidak akan maju dan tidak bisa memperbaiki apapun karena belum ada tindakan nyata." ucapan itulah yang aku pegang. aku memutuskan untuk tetap nekat pergi. kita tidak akan pernah tahu hasilnya jika kita tidak mencobanya.

mungkin malam itu Allah benar-benar menguji kegigihanku. sementara aku selesai sholat dan berdoa, petir menggelegar, pertanda akan hujan. sms balasan pun datang. mereka memberitahuku alamatnya dan aku harus datang di sana jam 18.30. waktu itu jam 18.15. hanya 15 menit tersedia untuk bisa sampai di sana. aku tetap nekat pergi. aku menanyakan pada orang asrama di mana daerah Menur itu. kalau menurut Amel, kemungkinan di belakang Karang Menjangan. kalau benar, maka itu tidak jauh. tapi setelah aku bertanya pada yang lain, kelihatannya jauh karena harus memutar. wah, harus pinjam motor nih... sebenarnya aku ragu untuk meminjam motor karena aku tidak punya SIM. tapi sekali lagi, aku tetap nekat. cobaan lain datang. hampir semua orang asrama tidak bersedia meminjamkanku motor. denagn perasaan hampir putus asa, aku datang ke kamar Reva dan meminjam motor. alhamdulillah dia mau meminjamkan! tapi motornya matic dan aku belum pernah mencoba matic sama sekali. karena dulu aku pernah diberitahu kalau matic itu lebih gampang dari motor biasa, aku memberanikan diri. dan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. aku kagok memakainya.

di jalan hujan turun. untunglah aku memakai jas hujan yang dulu diberikan Mbah Ity. aku mengkuti petunjuk yang tadi diberikan oleh salah satu senior asrama. di jalan aku menanyakan letak alamat rumah anak itu. aku membutuhkan waktu lama untuk menemukan rumahnya. mulai dari yang kejauhan, harus putar balik, sampai hampir ditabrak motor lain. tapi alhamdulillah aku sampai di rumahnya denagn selamat, walaupun agak terlambat dan basah kuyup. mana tas kertas yang kupinjam putus pula! aku harus minta maaf pada Erlina nih...

rumahnya sangat besar. telihat kalau mereka orang berada. mereka mempunyai bengkel bernama Oppie. orang tua dan pembantunya juga sangat ramah. aku agak gugup karena membayangkan fisika. aku paling dudul soal fisika. tapi bertemu dengan orang-orang ini membuatku sedikit tenang. aku masuk ke kamarnya yang mungil dan rapi. anak itu manis sekali, dengan kulit gelap, rambut lurus panjang, dan badan yang sehat. namanya Olivia. aku senang bertemu dengannya. dan yang membuat bertambah senang, fisika yang ia pelajari saat ini baru sampai pada bab unsur, senyawa, dan campuran. tidak ada hitungannya! ditambah lagi, Olivia hanya bingung karena metode KBK di sekolahnya menggunakan bahasa Inggris, jadi dia tidak begitu mengerti. akhirnya.. terpakai juga basic bahasaku. aku sangat bersyukur pada Allah.

itulah sekilas mengenai pengalaman nekatku mengajar fisika. penuh kejutan, banyak hal yang bisa aku ambil hikmahnya. rencana Allah begitu indah...

setelah malam yang mengesankan itu, aku dihadapkan pada tugas menjadi salah satu penanggung jawab stand yang sangat merepotkan. di fakultas, kami menyicil bekerja sambil kuliah. aku terpaksa tidak ikut kuliah pengganti PPKn karena harus keluar mencari bahan bersama Kome. aku menyesal tidak ikut kuliah, berharap mudah-mudahan masih bisa ikut UAS. memang baru pertama kali aku aktif dalam kepengurusan hal seperti ini, jadinya aku agak kewalahan. tapi aku senang karena teman-temanku bisa diajak berkoordinasi. terkadang aku merasa tidak enak karena aku sering meninggalkan mereka ketika mereka bekerja dengan sibuk. bukanya aku menghindar, tapi entah mengapa saat itu banyak hal yang begitu mendesak sehingga aku harus membagi waktu untuk menyelesaikannya. seperti rapat pembentukan pengurus Ju Jitsu yang baru. Selasa malam, ketika hujan turun dengan lebatnya, aku datang ke gedung UKM untuk rapat. malam itu yang datang tidak banyak. mungkin ini semacam seleksi dari Allah juga. malam itu benar-benar terlihat siapa yang mempunyai loyalitas terhadap UKM ini sehingga rela datang meski hujan. dan untuk itu (mungkin) mereka berhak mendapatkan kehormatan sebagai pengurus UKM Ju jitsu. malam itu kami memilih ketua dan pengurus lainnya. berikut susunannya:

ketua: mas Firman dari Fakultas Hukum 2008
wakil ketua: mas Dimas dari Fakultas Ekonomi 2008
sekretaris: mbak Nindy dari Fakultas Kedokteran Gigi 2008
wakil sekretaris: Irza dari Fakultas Sains dan Teknologi 2009 jurusan Sistem Informasi
bendahara: mbak Nita dari Fakultas Kedokteran 2008 jurusan Kebidanan
wakil bendahara: Bim-bim dari Fakults Kedokteran Hewan 2009 (kalau tidak salah)

koordinator:
Kepelatihan: Syifa dari Kedokteran Hewan 2009 dan Rio, teman sekelasku
Organisasi dan Kaderisasi: Tika Kedokteran Hewan 2009
Humas: Gian, teman sekelasku
Kesekretariatan: aku ^^

karena sudah malam, kami memutuskan untuk rapat lagi hari Sabtu atau Minggu. hancur harapanku untuk pulang ke Mojokerto. tapi tak apa. demi mendapatkan pengalaman berorganisasi, aku rela menunda kepulanganku. toh tidak akan lama.

pulang dari gedung UKM, aku mengerjakan sakura buatan dari tisu. tapi karena capek, aku memutuskan untuk melanjutkannya besok pagi.

begitu Rabu pagi tiba, aku sms teman-temanku, meminta pertolongan mereka. aku tidak bisa mengerjakan sakura itu sendirian. tapi hanya sedikit yang merespon. aku agak kecewa, tapi tak ada gunanya sekedar mengeluh. untung Yudiah dan Monniza datang membantu. dalam waktu 1 jam banyak bunga sakura yang sudah jadi. aku beruntung punya tim dengan dedikasi tinggi seperti mereka. waktu aku meninggalkan mereka untuk rapat, mereka dan teman-teman yang lain bekerja sama membuat gantungan hp teru-teru bozu di kontrakan Dewi. mereka juga membantu mengguntingkan bahan untuk membuat pembatas buku. doumo arigatou gozaimashita, minna-san.. ^^

sorenya, lagi-lagi aku tidak bisa mendampingi teman-temanku karena aku mendapat panggilan ke rektorat. para penerima beasiswa non-BMU jalur prestasi dan BMU jalur SNMPTN diharapkan datang ke ruang sidang lantai 3. aku datang dengan penuh harap, mengira uang bantuan biaya hidup yang dijanjikan akan segera turun hari itu. yah, setidaknya hari itu dilaksanakan pengurusan administrasi untuk pencairan lah. aku yakin semua yang datang juga berharap seperti itu. tapi Allah belum meridhoi. di ruang sidang kami bertemu dengan Pak Imam Mustofa. hanya sekedar briefing, tepatnya sesi curhat. kami mendengarkan dengan patuh segala cerita dan nasihat beliau. Amanda menyesal datang, karena demi ke rektorat dia terpaksa menunda mengerjakan tugasnya yang menumpuk. aku sendiri menyesal datang karena demi datang ke sana aku terpaksa bolos kuliah Hyoki. mana acara selesai pas maghrib, hujan, dan transportasi sulit. bus FLASH tidak ada. taksi semua penuh. aku, Amanda, dan Alya jalan ke belakang kampus C menunggu mikrolet. untung aku bawa payung. hanya saja aku tidak bawa jaket. aku kedinginan. aku memutuskan turun di Karang Menjangan karena ada yang harus aku beli. sialnya, jalanan banjir. keds baruku kena air dan basah kuyup. sampai di asrama aku menangis. payah...

Kamis adalah puncak kesibukan dalam minggu ini. aku bangun kesiangan dan terlambat masuk kelas Shokyuu-nya Putri-sensei. untung masih boleh masuk. banyak juga yang terlambat, bahkan bolos. mungkin karena capek mengurusi festival budaya ini. selesai kuliah Shokyuu, aku menanggupi permintaan Putri-sensei untuk memfotokopi bahan kuliah. sebenarnya aku tidak enak karena harus meninggalkan teman-temanku yang lagi sibuk menyiapkan stand. tapi aku ingin membantu sensei. selesai fotokopi, kami masuk kelas agama. yang masuk juga hanya sedikit dari Sastra Jepang. dan kami malah asyik dengan origami. aku tidak enak hati dengan dosennya ^^; lalu kami kuliah Etika. ternyata hampir semua tugas yang diserahkan kelompok tidak memenuhi syarat. jadi harus direvisi. untunglah Pak Moses memberi waktu cukup banyak untuk merevisi. selesai kuliah Etika, aku pulang ke asrama mengambil pin Nisekaiku yang ketinggalan ditemani Monniza, Rezar, dan Yudiah. lapar, kami ke kantin untuk makan siang. setelah itu kami mencoblos untuk ketua BEM FIB, DLM, dan BEM UNAIR.

festival budaya dimulai jam setengah 4 sore. jam setengah 3 kami bersiap-siap. namun sebelum kami bersiap-siap, aku, Rezar, Monniza, dan Yudiah sempat menonton Yakitate Japan di laptop Rezar. karena Dina menegur, kami mematikan laptop dan ikut bantu-bantu.

acara berlangsung sampai malam. stand kami cukup ramai. teru-teru bozu kami langsung habis terjual. takoyaki banyak yang beli. tapi onigirinya kurang matang. origami, shougi, dan igo sepi. mungkin kurang promosi. yang jelas, hanya anak-anak Sastra Jepang yang ada di stand itu ^^; walaupun ada yang lain, mereka hanya datang membeli pernak-pernik dan makanan yang dijual. malam itu aku menghabiskan banyak uang. yah, sekali-sekali. kapan lagi ada bazaar seperti ini? tari-tarian, puisi, dan masih banyak lagi pertunjukkan seni yang ditampilkan anak-anak Fakultas Ilmu Budaya. aku menikmati Yosakoi dari Nisekai yang masih saja gagah. malam itu kami semua senang, sekaligus capek...

begitu sibuk dan menyenangkan. Allah selalu memberikan kejutan untukku setiap hari. terima kasih ya Allah...

Mentoring Kepemimpinan Nisekai Aida 2009

huff.. lumayan lama aku ga nulis blog. sekarang aku mau menceritakan tentang MK 2009 tanggal 12-13 Desember kemarin. tapi aku hanya bisa menceritakan beberapa yang bisa kuingat saja :p

sehari sebelum MK, aku dan Hana-chan pergi ke Darmo Trade Center beli sepatu. sepatuku memang sudah tidak layak pakai. aku ingin punya keds baru. kebetulan uangku masih ada. aku juga sudah minta izin pada Papa dan diperbolehkan. jadilah rencanaku untuk membeli sepatu. kata Hana-chan sih, di DTC murah. aku mencari-cari sampai pusing. aku memang bukan shopaholic, jadi tidak terbiasa berputar-putar untuk belanja. aku lebih suka jalan-jalan sambil menikmati pemandangan jalanan yang kelabu dan berangin. hehe... dan akhirnya aku menemukan satu yang cocok. lumayanlah. biarpun warnanya putih (cepat kotor), tapi aku suka. harganya juga tidak terlalu mahal, 45 ribu (atau aku yang ga bisa nawar yah?). aku sampai di asrama menjelang Isya. aku buru-buru keluar lagi membeli peralatan yang harus dibawa untuk keesokan harinya.

Sabtu paginya, aku bangun sekitar jam 5. buru-buru sholat, mandi, makan. saking terburu-burunya, otakku blank. aku berpikir lama untuk memutuskan apakah aku akan memakai kaus kaki atau tidak! tapi karena terburu-buru, aku tidak memakai kaus kaki tapi malah memasukkannya ke dalam tas kertasku. buntu...

kami semua janjian bertemu di depan patung Airlangga dekat Magister Manajemen. ternyata belum semuanya datang. aku duduk dan memakai kaus kaki, karena ternyata ga nyaman juga kalau engga pakai kaus kaki.

sekitar jam setengah 7 bus datang. Hana-chan belum datang juga, padahal kemarin dia bilang ingin ikut. aku sms dia dan ga dibalas. akhirnya kami berangkat. aku duduk dengan Gii di tempat duduk khusus 3 orang. akhirnya, bisa lega duduk. tapi itu tidak lama karena Sari-senpai duduk dengan kami.

kelompok kami, Dame Desu, membuat yel-yel. ini bagian yang paling ga aku suka. aku paling payah soal yel-yel. bikin trauma... aku serahkan saja pada Risda dan Pika. aku hanya menghafalkannya saja. tapi setidaknya yel-yel buatan Pika dan Risda lebih lucu daripada yel-yel yang pernah aku temui sebelumnya. karena mengantuk, aku tertidur.

bicara mengenai nama kelompok kami yang konyol ini, aku akan menjelaskan mengapa kami memakai kata dame desu yang artinya "tidak boleh": karena salah satu personil sekaligus pentolan kelompok kami, Risda, adalah salah satu mahasiswa yang paling suka telat datang ke kelas Shokyuu. Rizky-sensei yang terkenal disiplin selalu bilang, "Dame desu, Risda-san" ketika melihat Risda nongol dari balik pintu minta dibolehkan masuk. tapi kalau "password" itu sudah diucapkan, maka pintu kelas "otomatis tertutup" bagi mereka yang telat. mau melas seperti apa juga ga bakal dibolehkan masuk. dan ekspresi Risda pasti bakal konyol kalau sudah kena "mantera" Rizky-sensei itu. kami semua menyukainya. maka dari itulah dame desu menjadi kata-kata ajaib bagi kami.

aku tidak tahu di mana persisnya ketika bus berhenti sebentar di sebuah pom bensin. bus terpaksa berhenti karena ada yang minta pipis. aku terbangun dan turun dari bus. perutku mulai ga enak. mungkin karena kondisi badanku yang memang ga fit dan aku paksain untuk mengerjakan segala sesuatunya. kepalaku pusing dan wajahku yang pucat ini makin pucat kayak hantu. di kamar mandi aku bertemu dengan cowok-cowok asing. aku benci sekali dengan tatapan mereka. seolah-olah aku ini apa. buru-buru aku menyelesaikan urusanku dan pergi dari situ.

kami melanjutkan perjalanan. aku sudah tidak bisa tidur lagi. aku hanya meliaht-lihat jalan, favoritku. aku ingat waktu aku dan anak-anak TV_LCD ke Malang. aku hampir nangis karena ingat pada Hanif. aku memang sempat trauma dengan kata "Malang" karena di sanalah Chandra, pacar baru Hanif setelah aku, kuliah. tapi kini aku sudah tidak menangis lagi. aku yang sekarang lebih tegar dari kemarin. semua karena kasih sayangNya... then I can sing my River by myself... alone...

sampai di sana, kami disuruh berkumpul di jalanan yang panas, terik, oleh seseorang yang belum pernah kukenal. karena aku kurang fit, aku jatuh pada kondisi bad mood. yel-yel pun hanya setengah hati bagiku. akhirnya kami boleh masuk. aku shock, karena villa itu kurang terawat. yah, tapi lumayanlah. kamarnya memang tidak banyak, tapi lebih nyaman daripada waktu NN kemarin.

setelah beres-beres dan istirahat sebentar, kami diberi materi oleh mas Hakim, orang yang tadi menuruh kami yel-yel di jalanan. memang MK hanya diberi materi tentang karakter manusia, kepemimpinan, dan lain-lain. tidak diberi kegiatan yang banya menguras tenaga. waktu materi tentang karakter manusia, kami disuruh memilih satu dari sembilan gambar (abstrak). aku memilih nomor 8 yang bagiku terlihat seperti tulip ungu dengan latar abu-abu. lalu kami ditanyai satu per satu siapa yang memilih gambar 1, 2 dst. dari masing-masing gambar dijelaskan bahwa yang memilih gambar itu karakternya seperti ini bla bla bla. pas tiba gambar 8, yang angkat tangan hanya aku dan Che-che-senpai (kayaknya). dijelaskan bahwa yang memilih gambar 8 itu romantis, pemimpi, emosian. glodak! benar juga sih... tapi masa iya aku romantis? jadi malu... dan masih ada lagi yang mengindikasikan aku romantis. yaitu pada waktu materi tentang prioritas. kami disuguhkan pada sebuah cerita mengenai L, M, C, S, dan H. mungkin lebih baik aku ceritakan saja ya?

ceritanya begini: "ada sepasang kekasih bernama L (cewek) dan M(cowok), mereka tinggal berseberangan, dipisahkan oleh sebuah sungai. setiap kali mereka ingin bertemu, mereka menggunakan sebuah dan satu-satunya jembatan untuk menyeberang.

suatu hari, jembatan itu rusak. hancur. mereka berdua tidak dapat bertemu. kejadian itu berlangsung beberapa bulan lamanya. hingga pada saatnya L rindu setengah mati pada M. nah, di sini ada 2 tokoh baru: C dan S (dua-duanya cowok), tukang perahu. L yang lagi mabuk asmara mendatangi C, meminta tolong agar diseberangkan. C meminta 5 keping emas sebagai imbalan jasanya. tapi L tidak mempunya uang sebanyak itu. dengan tegas C menolak permintaan L. L memohon agar diseberangkan, karena dia butuh untuk diseberangkan. tapi C hanya berkata, "maaf, nona. saya juga butuh menghidupi keluarga saya" aw, so sweet!

akhirnya L mendatangi S. sama seperti C, S juga meminta 5 keping emas. lagi-lagi L tidak bisa menyanggupi. akhirnya S menawarkan opsi lain: menemaninya malam itu. L bertanya apakah tidak ada pilihan lain. tapi S hanya menawarkan 2 pilihan itu saja. akhirnya dengan berat hati dan karena rindu yang teramat sangat dia menyanggupi opsi kedua. akhirnya, setelah menemani S, dia bisa menyeberang ke rumah M.

L dan M akhirnya bertemu dan melepas kangen. M penasaran, bagaimana cara L menyeberang ke rumahnya sementara jembatan masih belum diperbaiki dan ongkos perahu sangatlah mahal. dengan tampang polos dan tak ada satupun yang ditutupi, L menceritakan bagaimana dia bisa menyeberang. mendengar pengakuan L, M marah dan memutuskan L (ooohhh....) bagi M, apa yang dilakukan L tidak bisa ditolerir.

L pulang dengan sedih. dia bertemu H, teman masa kecilnya. melihat L bersedih, H menanyakan apa yang terjadi. L menceritakan semua pada H. dengan penuh perhatian H menghibur L. akhirnya mereka berdua menikah."

dari cerita ini, kami disuruh mengurutkan tokoh dari yang paling disukai sampai tidak disukai. dari situlah akan terlihat prioritas kita.

aku menjawab L, C, H, M, dan S

kami ditanyai lagi, siapa yang pilihan pertamanya jatuh pada M, L, H, dst. saat tiba giliran L, yang mengangkat tangan adalah aku, Didin, dan entah siapa lagi.

ternyata, nama-nama itu adalah simbol dari:

Moral
Love
Carrier/Money
Home
Sex

jadi, prioritas utamaku adalah love! sooo romatic... -_-"

setelah kami punya waktu luang untuk istirahat, anak-anak di kamarku mulai membicarakan orang lain. ya, seputar teman kami juga. ada saja yang buat kami tertawa. apalagi kalau Risda sudah ikut turun tangan. perutku sampai kram karena kebanyakan ketawa. habis bahan pembicaraan, kami mulai "buka-bukaan". aku sendiri tidak mengerti mengapa mereka memintaku untuk menilai pribadi mereka. ya, aku berusaha memberikan penilaian seobjektif mungkin. ya, mungkin itu bisa sedikit berguna agar kami bisa introspeksi. aku senang, acara ini membuat kami semua tambah akrab. tapi ya engga tahu lagi kalau di kelas. jangan sampai seperti waktu NN kemarin yang hampir bisa dikatakan gagal. maaf yah untuk senpaitachi yang sudah membuat acara itu, tapi aku mengatakan apa yang aku rasakan.

oh ya, ada hal yang aneh. dan aku mungkin baru benar-benar menyadarinya saat itu. aku, entah mengapa, setiap kali membaca atau melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan ilusi mata, discovery yourself, atau apa yang seperti ditampilkan oleh mas Hakim, aku terbayang hantu. aku takut. entah mengapa. penasaran, aku cerita pada anak-anak. dan mereka tidak memberikan jawaban yang memuaskan, malah membuatku tambah takut. dengan panik aku keluar dan meminta anak-anak cowok yang belum tidur di ruangan utama untuk memanggil mas Hakim. aku menceritakan hal itu padanya. mas Hakim tidak bisa memberikan jawaban pasti, karena memang bukan ahlinya. tapi kemungkinan aku mengalami phobia. ha? aku? phobia? rasanya hampir tidak mungkin, tapi bisa saja itu terjadi. malam itu aku merasa takut, bahkan untuk ke kamar mandi saja aku meminta Risda menemaniku. payah... sejak saat itu teman-teman mengira aku takut pada hantu.

tengah malamnya, ada acara renungan. kami semua disuruh menutup mata dengan slayer. aku merasa sesak. aku betulkan slayerku. tapi tetap saja sesak. lalu, aku merasakan Monniza duduk di sebelahku. aku memegang tangannya. rasa sesak itu berkurang. tak lama, aku merasakan tangan mungil yang lembut mengajakku ke suatu tempat. aku mengira itu Upi-senpai. tapi entahlah. aku diajak keluar. anehnya, aku tidak merasakan dingin. padahal Batu terkenal karena dinginnya. aku disuruh duduk di atas tikar. di pos 1 ini aku ditanyai oleh seseorang mengenai kedewasaan, apa yang aku inginkan jika masuk dalam kepengurusan Nisekai, dan sebagainya. aku menjawab aku ingin menjadi ketua karena aku ingin belajar menjadi pemimpin. jika aku berhasil menjadi pemimpin, aku akan melimpahkan kepemimpinan itu pada adikku, karena dialah yang lebih berhak sebagai pembela keluarga kami nanti. pembicaraan terus saja berlanjut. orang itu terus bertanya padaku, mau dibawa ke manakah Nisekai jika aku menjadi ketuanya? dengan jujur kujawab bahwa aku belum tahu. hehe... setelah berbicara dengannya, aku merasa tenang dan lega. entah mengapa. suaranya juga begitu lembut. aku penasaran, siapakah orang yang mewawancaraiku di pos 1 itu. aku dibawa lagi oleh si pemilik tangan mungil nan lembut. aku dibawa masuk ke dalam bersama anak-anak yang lain dan diberi teh panas. di sebelahku ada Adi. spontan aku memanggilnya, "pyok.. pyok.. pyok.." hahahaha... beberapa saat kemudian, aku mendengar suara Gii. aku menebak dia duduk di depanku. kemudian ada tangan lain memegangku dan bertanya, "ini siapa?" aku mengenali suara itu, suara Kie. aku menjawabnya dan dia duduk di sebelahku. aku baru tahu kalau Kie bisa manja juga padaku. dia memegang tanganku dan bersandar di bahuku. aku merasa agak risih. bukan risih karena Kie, tapi karena aku takut tidak bisa membuatnya nyaman. aku memang aneh, kalau ada orang bersandar padaku, aku selalu merasa wajib untuk menjaganya. haa... kok aku jadi seperti cowok? kyaa... atashi wa yuri ja nai yo!!! >_<

setelah agak lama menunggu, kami semua diperbolehkan membuka slayer. kami dibagikan lilin dan menyalakannya. ruangan jadi hangat. kami semua merenung, apa arti Nisekai untuk kami. senpaitachi berpesan agar kami menganggap Nisekai ini sebagai rumah kami. aku setuju. dan aku tidak ingin ada perpecahan lagi. aku menyampaikan di forum itu, kalau ada perselisihan, segera selesaikan secara langsung, bukan lewat perantara seperti kejadian supportering futsal waktu Dekan Cup kemarin. aku tidak suka. acara menjadi mengharukan. tapi tetap saja aku tidak menangis. hatiku beku? mungkin.

acara renungan selesai. aku dan beberapa anak lain tidur di ruangan tengah. ketika pagi menjelang, aku bangun dan sholat. kami memulai aktivitas lagi dengan biasa.

ketika matahari sudah agak tinggi, kami semua berangkat meninggalkan Batu. aku agak menyesal karena panitia sempat bilang tidak jadi ke Jatim Park. pasti seru kalau kami jadi pergi. ternyata, panitia bohong. mereka memberikan kejutan. kami semua jadi ke Jatim Park! senangnya... aku dan teman-teman mencoba beberapa arena yang ada. aku masuk Rumah Hantu juga bersama Risda, Gii, dan Monniza. dulu, waktu bersama anak-anak TV_LCD, aku paling depan. tapi kali ini aku paling belakang dan hanay bisa menunduk takut, tidak berani melihat pemandangan sekeliling. apalagi begitu menemukan hantu-hantu yang sebelumnya tidak aku sadari keberadaannya ^^; hmm.. mungkin karena pengaruh phobia itu juga. ah, payah...

terakhir sebelum pergi, aku dan Haru sempat main Colombus. Karu hanya melihat saja. sebelum giliran kami, ada seorang anak (ganteng loh, gila!) muntah di bangku belakang. aku dan Haru menunggu lama ketika petugasnya membersihkan bekas muntah itu. begitu giliran kami, kami menikmati permainan itu. begitu seru, serasa sedang shooting video klip aja! XD apalagi ada orang TV yang merekam kami. wah... masuk Tv mana nih? hehehe...

keluar dari Jatim Park, melewati toko-toko cindera mata, kami menemukan otaku shop. aku hampir pingsan melihat kegantengan trio GSD: Kira Yamato, Athrun Zala, dan Shinn Asuka. belum lagi kecantikan Lacus Clyne dan kecentilan Meer Campbell. belum reda shockku, aku menemukan boneka Suigintou. huaaa!! pengen beli!!! sayang, ahrganya begitu mahal T_T

hari itu begitu menyenangkan sehingga tidak terasa kami harus pulang.

MK kali ini menyenangkan. semoga tahun depan juga menyenangkan. amin..

nisekai aidai

Gairah Berkaryaku Menurun

yah, berhubung aku butuh uang, aku memakai cara lama: menulis karya dan mengirimkannya ke surat kabar.

tapi itu baru sekedar rencana.

apa pula yang menghambat?

biasa, aku kan sukar berkonsentrasi, jadi kalau mau menulis sesuatu yang agak panjang sedikit pasti otakku mogok minta dikasih hiburan.

dan itulah penyebab utamaku menulis: malas!

tadi pagi ada niat untuk menulis cerpen, tapi tetap saja tidak selesai karena baru beberapa paragraf otakku mulai "ngelamak" lagi.

akhirnya aku mencari solusi yang benar-benar menghabiskan uang: main ke warnet. lucunya, sepertinya Allah tidak meridhoi, jadinya berulang kali aku mengalami gangguan. yang komputernya ga bisa dibuat internetlah, yang mp3 error lah.. macam-macam deh! tapi bodohnya aku, aku tetap "ngeyel" online, sambil mencari komunitas sastra online. yah... siapa tahu kalau aku bergaul dengan orang-orang yang appreciate dengan sastra, ilmu dan niatku juga makin bertambah.

hari ini aku mendaftar ke mediasastra.com. lumayan juga. bahkan aku masuk ke grupnya di facebook. haha... niat banget yah? dan segera aku mengirimkan tulisanku yang berjudul "Burung Manyar" habis, cuma ada itu di flashdiskku. aku berharap ada yang mengomentari supaya aku tahu letak kelemahanku di mana. kalau aku sendiri yang menilai karyaku ya jadinya engga obyektif kan? mudah-mudahan ada yang mau mengoreksi karyaku itu, demi kemajuanku juga nantinya.

hh... kapan yah aku bisa menjadi penulis yang profesional? mudah-mudahan saja aku bisa menulis dengan baik. dan mudah-mudahan Allah meridhoi aku mencari uang dari tulisanku itu. amin...

Hatarakitai da ne...

kakiku sudah mulai sembuh dari cedera. aku bisa beraktifitas seperti biasa lagi, walaupun terkadang masih terasa sakit.

saatnya untuk beraktifitas dengan semangat baru lagi!

tapi... ada kalanya juga aku gelisah. ya, aku memang berasal dari keluarga yang kurang berada. alhamdulllah aku masih ditopang beasiswa untuk kuliah di UNAIR. tapi tetap saja aku tidak bisa sepenuhnya menggantungkan diri pada beasiswa kan? buktinya sekarang ini uang bantuan biaya hidup yang dijanjikan belum cair juga. padahal dijanjikan akan cair bulan Agustus. sekarang sudah bulan Desember, telat 5 bulan sudah. tapi mana? aku jengkel, ingin rasanya marah-marah dan melabrak ke rektorat. tapi itu bukan tindakan yang pantas. sementara ini aku masih bisa menahan diri, entah sampai berapa lama.

aku memikirkan solusi lain: bekerja.

sejak aku pulang ke Mojokerto minggu lalu, keinginanku untuk bekerja makin kuat. aku agak ragu sebenarnya, karena Surabaya bukanlah "kandang"ku. aku juga takut kalau aku bekerja malah akan mengganggu kuliahku. tapi tidak ada salahnya dicoba. mudah-mudahan Allah bersedia meridhou usahaku ini. amin... aku tidak mau diam berpangku tangan melihat Papa berjuang sendirian mengatasi segala kesulitan kami. dan lagi, jujur saja, ada motif lain yang membuatku ingin sekali bekerja: aku ingin membeli barang-barang dengan uangku sendiri.

aku mulai dengan mencari info seputar kerja part time. alhamdulillah teman-temanku mau membantu. mbak Tina memberitahu ada lowongan kerja untuk mahasiswa: jadi tutor di sebuah bimbingan belajar. aku pikir itu peluang yang bagus. masih ada pilihan lain: menjadi SPG di toko-toko di Tunjungan Plaza. memang gajinya bisa lebih besar kalau aku menjadi SPG. tapi sanggupkah aku membagi waktu, mengingat kerja jadi SPG pastinya akan menghabiskan sebagian besar waktuku? kapan aku bisa belajar? aku cenderung memilih menjadi tutor saja. Imaroh juga akan ikut kalau aku mendaftar. hanya saja yang menjadi kendala bagiku adalah kendaraan. aku tidak punya kendaraan sendiri dan parahnya, tidak punya SIM. padahal salah satu syaratnya adalah memiliki kendaraan sendiri. sementara ini, pemecahannya adalah pinjam kendaraan teman. tapi itu juga masih membuat cemas, karena aku tidak punya SIM. aku takutnya kalau aku pinjam kendaraan teman, lalu seandainya (seandainya loh) ada razia atau semacamnya, aku bakal kena tilang karena tidak punya SIM. bakal panjang urusannya. bisa saja kendaraan temanku disita. nah, runyam kan?

tapi biar bagaimanapun juga, segala sesuatunya harus dicoba.

nanti sore Papa akan datang ke Surabaya mengantarkan sedikit uang untuk uang sakuku. alhamdulillah, sudah beberapa hari ini aku sengsara karena tidak bisa beli makan siang. kemarin saking tidak kuat, aku absen kuliah PPKn. untung ditraktir Hana-chan makan ramen. kalau Papa datang aku akan konsultasi dengan Papa. mudah-mudahan Papa setuju dengan rencanaku ini. amin...

ya Allah.. hamba mohon, ridhoilah usaha hamba kali ini dan bebaskanlah dari segala hambatan yang ada. amin ya rabbal alamin...

Kore Kara No Nihon Kenkyuu

hari ini tidak ada kuliah Hatsuon maupun Shokyuu karena ada public lecture ASJI (Asosiasi Studi Jepang Indonesia). aku, Kome, Ian, Risa, Nene, dan Ephine menjadi panitia. memang tuags kami bisa dibilang sepele, tapi cukup melelahkan. aku, Ian, Ephine, Nene, dan Risa mengurusi bagian absen, menyambut tamu, membagikan materi, dan mendokumentasikan acara, sementara Kome menjadi MC untuk acara ini.

jam 8 pagi para panitia sudah berkumpul memakai jas almamater. sebenarnya kondisi tubuhku masih belum membaik, tapi aku paksakan untuk datang. ini acara penting dan aku harus join ke dalamnya. sebelum acara dimulai, kami sempat foto-foto dulu. dasar narsis! fotonya masih di hp Nene. mudah-mudahan di-upload segera xp

Putri-sensei menyuruhku untuk memfotokopi materi kuliah. Putri-sensei tidak bilang harus diambil kapan, tapi aku taruh saja di tempat fotokopi. beberapa menit sebelum acara dimulai, Putri-sensei menyuruhku mengambilnya. aku ke tempat fotokopi sendirian. di sana memang sudah difotokopi semua, tapi belum distaples. supaya cepat aku ikut membantu. saat lagi asyik berkutat dengan fotokopian itu, seseorang berdiri di sebelahku. aku menoleh. ternyata Puguh-sensei berdiri seperti mengamatiku, seolah-olah ada sesuatu yang aneh dariku. aku hanya tersenyum getir. Puguh-sensei bertanya kira-kira kapan kuliah umumnya selesai. aku tidak tahu pasti, tapi rasanya kami tidak bisa ikut kulia Ei-go. begitulah, lalu sensei menyelesaikan urusannya di tempat fotokopi itu dan pergi begitu saja. whatta freak person....

sekitar jam 9 para peserta mulai berdatangan. aku pikir mahasiswa studi Jepang dari universitas lain juga bakal datang. tapi yang kutemukan hanya mahasiswa Sastra Jepang UNAIR sendiri, mulai dari 4nen, 3nen, 2nen, dan tentu saja 1nen. kalau tidak salah ingat, pembicara datang dari ASJI. aku memang tidak bisa mengingatnya dengan baik, apalagi dengan otak yang terkontaminasi virus pilek. aku hanya menjalankan tugasku, yaitu menjaga absen, menyambut tamu, dan membagikan materi kuliah. sebenarnya panitia diperbolehkan masuk mengikuti kuliah. tapi aku sendiri lagi ga mood. seandainya aku ikut, pasti aku akan banyak bertanya. tapi aku merasa hari ini harus puasa ngomong dulu, mengingat suaraku berubah menjadi sengau karena pilek. di luar aku bercanda dengan panitia yang lain. tanpa terasa, kuliah umum selesai. masih ada waktu untuk kuliah Ei-go. aku merasa lelah dan pusing. sebenarnya aku ingin bolos kuliah Ei-go saja. tapi akhirnya aku putuskan untuk tetap kuliah.

kuliah Ei-go tidak begitu menarik. kami menonton film "Midsummer's night dream" yang daingkat dari karya Willian Shakespare. aku tidak menemukan hal yang menarik dari film itu. benar-benar membosankan. hhh... seandainya bisa nonton film yang berbobot seperti Beautiful Mind atau Da Vinci's Code, pasti aku akan antusias. ngomong-ngomong masalah film, aku dengar hari ini anak-anak mau nonton film 2012 bersama-sama di galaxy Mall. aku kemarin diwanti-wanti Papa supaya tidak usah mengikuti gaya konsumtif seperti itu, jadi aku urungkan saja.

ketika aku hendak meletakkan kepalaku yang mengantuk, Puguh-sensei tiba-tiba memberikan kertas absen UTS padaku dan menyuruhku untuk mengedarkannya ke yang lain. di sana tertulis nilai kami. aku hanya melihat sekilas nilaiku: 82,5. not bad lah... lalu aku mengopernya pada yang lain. ketika kertas itu kembali lagi padaku, abrulah aku meliahtnya benar-benar. ternyata, banyak yang mendapatkan nilai di bawah 50. nilai tertinggi yang dapat diraih hanya 82,5. mereka yang berhasil mendapatkan nilai 82,5 adalah aku, Haru, dan Rezar. bahkan Nene yang bahasa Inggrisnya jauh lebih baik dariku hanya mendapat 72,5. aku ingat dulu Puguh-sensei pernah bilang bahwa nilai tertinggi dari seluruh departemen di FIB diraih oleh kelas kami. itu berarti... nialiku termasuk nilai tertinggi? suatu keberuntungan? entah. aku tidak mau berpuas diri sampai di sini saja. aku harus tetap fokus dan mencapai target yang lebih tinggi lagi.

sorenya aku pulang ke asrama dengan lelah. Erlina mengajakku keluar. dia mau print beberapa materi. aku juga ikut print materi kuliah Ilmu Alamiah Dasar. lebih baik aku print dari sekarang dari pada nanti aku print semua materi sekaligus hingga aku tidak sempat mempelajari dengan maksimal. pulangnya kami beli jus. balik ke asrama aku solat Ashar dan minum jus. lalu tidur.

maghrib pun datang. Papa sms. isinya semacam nasihat. aku tidak bisa menelaahnya dengan baik karena koordinasi otakku masih belum baik. sementara itu, Muhammad sms. dia tanya apa aku ikut demo di UNAIR "menyambut" kedatangan Boediono? aku baru tahu ada demo. aku bilang aku jadi panitia kuliah tamu. nah, pembicaraan kami makin berkembang. menarik juga. aku ke warnet untuk berdiskusi secara online dengannya di YM. anak ini krtiis juga, tapi menurutku kalau dia tidak hati-hati dia akan terseret arus "semangat yang terlalu menggebu-gebu" yah, semacam sindrom yang dialami oelh mahasiswa baru. biasanya pada masa ini mahasiswa ingin diakui eksistensinya sehingga mereka menunjukkan kebolehan mereka dengan berbagai cara. ada yang aktif, maupaun hiperaktif seperti demo itu tadi. kemudian dia bertanya pendapatku tentang demo. dia bilang ingin ikut demo. lalu pertanyaannya berkembang mengarah pada dunia malam. how interesting.. aku salut dia berani terjun langsung ke dunia yang dianggap buruk oleh orang-orang. orang seperti dialah yang dibutuhkan untuk membenahi langsung segala macam kesalahpahaman berkaitan dengan dunia-dunia yang terlalu gelap untuk disingkap. hm... mungkin seandainya kami menjadi satu tim, aku akan menjadi orang di balik layar yang mengatur skenario penelitian sementara dia akan terjun langsung ke lapangan. seru juga ternyata.

yang bisa kunilai dari dia, dia memiliki keinginan yang kuat. terlihat sekali dari cara dia berkomunikasi (walau via chat)dia membutuhkan pengakuan akan eksistensi dirinya. pada porsi tertentu, itu bisa bagus. tapi jika berlebihan akan berbahaya. dia termasuk tipe yang mempertahankan argumen. aku sebagai teman hanya bisa mengiyakan sekaligus mengingatkannya juga. jangan sampai dia lengah lalu terjebak.

banyak hal yang menarik hari ini. aku sangat bersyukur pada Allah yang telah memberikan banyak rahmatNya kepada kami hari ini..

Pulang Minggu Ini

seingatku aku udah ga pulang ke Mojokerto selama dua minggu. bagiku bukan masalah sih.. toh aku bukan Nicha yang penakut dan kangenan kayak dulu lagi. tapi Papa sepertinya udah kangen padaku. jadinya ya aku pulang... apalagi aku pingin ketemu Mocca yang gendud! =3

rencananya aku pulang hari Sabtu jam 11 setelah latihan Jujitsu. tapi malamnya Sanji-senpai sms. sepertinya ada yang mau dia omongin. akhirnya aku mengalah dengan menunda kepulanganku. aku tidak jadi berangkat jam 11, tapi jam setengah 6 sore dengan KRD. jadilah aku meluangkan waktu untuknya jam setengah 12. kami pun deal.

besoknya, radang tenggorokanku berubah menjadi pilek. kondisiku mulai ga fit lagi. tapi aku tetap latihan, walau dengan kepala pusing. tapi ada hikmahnya juga. dengan kepala pusing, perilaku jadi lebih terkendali. coba seandainya aku masih sehat bugar, pasti deh aku berkicau sana-sini mengacaukan latihan Jujitsu seperti biasa.

sejak Selasa kemarin kami sudah bisa memakai dogi. aku senang dan bangga. tapi agak kebesaran untukku. harus dikecilin nih... hari Sabtu kemarin aku juga memakai dogi. sejak memakai dogi, latihan menjadi ketat. setiap melakukan kesalahan kami disuruh push-up. bagiku tidak masalah. malah merupakan suatu tantangan buatku. benar-benar mendidik. dengan begitu, kami tidak akan sembrono lagi. aku suka.

kami selesai latihan sekitar jam 10.40. aku melepas atasan dogiku dan melipatnya dengan cara yang sudah diajarkan oleh seniorku. aku mengambil hp dan mengecek sms masuk. ada sms dari Kome yang menanyakan apakah aku ikut pelatihan penulisan artikel ilmiah apa tidak (dan aku tidak bisa ikut karena aku harus latihan Jujitsu. aku mengutamakan latihan karena tanggal 21 November akan ada ujian badge), sms dari Papa yang menyuruhku menemui Bu Nur untuk pinjam uang (uang memang menipis, hampir tidak cukup untuk ongkos pulang. sebenarnya Papa akan menjemputku sore hari supaya aku tidak perlu naik kereta. tapi Papa menggigil dan mau tidak mau aku harus naik kereta), terakhir sms dari Sanji-senpai. ada 3 sms. intinya dia bilang dia membatalkan janji kami karena dia merasa "tidak berarti lagi untukku karena sudah ada orang lain yang bakal bisa membantuku" WTF? jadi, percuma juga aku menunda pulang, meluangkan waktu untuknya karena kupikir dia akan menyampaikan sesuatu? aku benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya. apa sih maunya? apa yang mau dia bicarakan denganku? dan kenapa juga dia sok melas begitu dengan mengatakan dia "tidak ada artinya" buatku? heh, dikira aku bakal kasihan apa dia ngomong begitu! aku tidak suka! aku tidak suka pada laki-laki yang tidak konsisten pada omongannya sendiri. SANGAT TIDAK SUKA! di mataku, orang sepeti itu lebih rendah dari banci. apa dia tidak punya etika? heh, susah-susah aku menunda kepulanganku untuk dia dan dia seenaknya saja membatalkan? karena suatu perasaan yang ga jelas? fine, aku tidak butuh itu semua. dengan begitu semuanya akan selesai sampai di sini saja. kecuali dia bisa bersikap lebih dewasa.

keluar gedung UKM aku marah-marah. Ian menenangkanku. dia mengantarkanku pulang. sebenarnya dia mau saja mengantarkanku ke Stasiun Gubeng, tapi aku menolak. aku tidak mau lagi terlalu menggantungkan diri pada siapapun. dia sudah banyak menolongku dan kali ini aku bisa pulang sendiri. walau dengan uang pas-pasan. aku mau bertemu Bu Nur dan menjelaskan keadaanku yang sebenarnya, jadi beliau tidak usah repot-repot meminjamkanku uang. tapi terlambat. Bu Nur tidak ada di rumah. beliau menitipkan uang pada salah seorang tukang masak asrama. aku benar-benar tidak enak. aku tidak tahu apa harus bersyukur karena mendapat pinjaman uang atau sebaliknya.

dengan uang itu, aku ke stasiun naik angkot. sampai di sana peluit kereta sudah berbunyi. aku buru-buru membeli tiket dan berlari masuk ke dalam. uang recehku jatuh. tapi aku tidak peduli lagi. aku berlari mengejar kereta yang akan bergerak meninggalkan stasiun. huff... akhirnya sampai juga aku di atas kereta. seru juga. untung aku pakai sepatu keds. aku tidak bisa membayangkan jika tadinya aku memakai wedge heels yang diberikan Mey padaku. mungkin aku sudah jatuh saat lari tadi.

sampai di Mojokerto Papa menjemputku tepat waktu. di Mojokerto aku benar-benar memanfaatkan waktu untuk istirahat dan mengerjakan tugas karanganku. tugasku sudah jadi dalam bentuk draft. tinggal menyalin saja. aku senang dan lega. sore tadi aku pulang ke Surabaya.

di asrama, melihat kondisi kamar yang berantakan dan kotor, aku bad mood lagi. akhirnya aku ke warnet untuk melepaskan stress. sepertinya besok aku akan "sarapan besar". ya, mungkin aku besok bakal marah-marah karena sikap kekanak-kanakan Sanji-senpai dan juga Risa yang sudah menyebabkan flashdiskku error.

oh Tuhanku... baguskah jika aku merencanakan suatu kemarahan malam ini? aku merasa busuk.

Nakayoshi Naito 2009

tanggal 7-8 November angkatan Sastra Jepang 2009 menjalani ospek jurusan: Nakayoshi Naito. tempatnya di Pondok Indah CLaket, Pacet. aku langsung terdiam begitu memasuki kota Pacet. ini bulan November.. ya, mungkin pada saat yang sama di tahun lalu aku juga ke Pacet, bersama Hanif. aku tidak begitu ingat, dan aku belum sempat membuka arsip blogku yang lama. aku hanay bisa mengingat adegan ketika kami berboncengan naik sepeda motor, dia melepas tangan kirinya dari stang sepeda motor lalu seolah bertepuk dengan udara dingin Pacet, "udaranya enak. mirip sama di rumah Akang..."

acaranya cukup padat. aku tidak bisa menyebutkannya satu-persatu karena aku sendiri tidak bisa mengingatnya dengan baik. bodoh, padahal baru beberapa jam aku kembali dari Pacet, tapi tidak bisa mengingat apa-apa kecuali capek. yang jelas, aku tidak menangis di Pacet karena luka lamaku itu. aku tertawa bahagia, bersama teman-teman baruku sesama angkatan 2009 Sastra Jepang. yes, we are Niseikai!

ada banyak permainan menarik dan mendidik. aku kagum pada para senpaiku. mereka pasti sangat jenius sehingga bisa merancang permainan sedemikian rupa ini. ah, aku ingin menjadi panitia Nakayoshi Naito tahun depan!

permainan yang cukup seru adalah people to people. mirip sama Simon Says, tapi harus berpasangan: kohai-senpai. aku lupa siapa senpai pertama yang menjadi pasanganku, tapi untuk yang kedua, aku bersama Kahima Sastra Jepang, Gembul-senpai. aku memegang bahunya dari belakang, membuat dia kaget. semua menyaksikan kejadian itu sambil tertawa. aku jadi tidak enak pada Metha-senpai, kanojonya. tapi setelah itu, apes buatku. aku memilih Asuseno-senpai a.k.a Broedin-senpai yang terkenal sebagai nemuri senpai. aku memilihnya karena dia kocak dan gokil. tapi kenyataannya tidak selucu yang aku bayangkan. pertama, ada instruksi yang menyuruh kami untuk menempelkan hidung ke telinga teman kami. aku langsung mengkeret, sementara Broedin-senpai bilang, "sudah, terima saja!" enak aja dia bilang gitu! dan itu belum seberapa karena ada instruksi lagi untuk saling menempelkan pantat masing-masing. aku tengsin setengah mati. lalu tangan kanan memegang teliga kiri temannya, ditambah tangan kiri memegang perut temannya. gyaaa!!! aku langsung teriak dan kabur. Nene-chan terbahak-bahak menyaksikan adengan itu.

malamnya kami presentasi dan art show. baik presentasi maupun art show, penampilan kelompokku benar-benar ancur. tapi aku ga begitu peduli karena aku bisa bersenang-senang bercanda mengenai hal-hal yang sangat tidak penting.

setelah art show, kami diberi kesempatan untuk tidur. aku dan teman-teman yakin pasti ada sesuatu pada malamnya, semacam surprise dari panitia untuk kita. aku tidak sabar menantikannya, sampai hampir tidak bisa tidur.

tengah malam, kami semua dibangunkan. udara begitu dingin. aku menggigil. kami dibagi ke dalam lima kelompok secara acak. aku di kelompok satu bersama Rezar, Haru, Ian, Dian, dan Monniza. aku diberi kehormatan oleh mereka untuk menjadi ketua. aku bangga, sekalogus khawatir: tugasku ga bakalan mudah. lalu kami berangkat ke pos-pos untuk bermain game dan mendapatkan petunjuk ke suatu tempat final. di setiap pos itu, aku benar merasakan pentingnya kebersamaan, kerja sama, koordinasi, atau apapun itu istilahnya. aku merasa terharu. aku ingin seperti ini selamanya dengan mereka. kerja sama timku cukup baik, walaupun di pos 4 kami gagal. di pos ini, kami bermain balance: botol Aqua diikat dengan 7 potong tali rafia dan di atasnya diletakkan bola pingpong. kami harus membawa Aqua itu dari titik lampu menanjak ke titik lampu di atas. bola tidak boleh jatuh. waktu hanya 15 menit. permainan ini sangat sulit menurutku. koordinasi yang tepat benar-benar dibutuhkan dalam permainan ini. aku bersyukur haru masuk dalam kelompokku karena dia mengerti benar strategi yang harus kami pakai di setiap permainan. aku sampai iri padanya, dalam arti positif. ah, aku memang bukan apa-apa. tapi dengan begitulah aku harus menjadi seseorang yang mampu memimpin dengan lebih baik lagi!

bola jatuh sampai 3 kali. tapi kami tidak menyerah, sampai akhirnya kami menyelesaikannya. panitia bilang kami kelebihan 4 menit. kami tidak dapat poin, tapi kami mendapatkan petunjuknya.

kami ke pos lain. di pos terakhir, masing-masing dari kami diwawancarai oelh panitia, di tempat terpisah. aku diwawancarai oleh Upi-senpai. senpai yang baik hati. dia menanyakan padaku apa arti kebahagiaan, kesabaran, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan prinsipku. aku menjelaskan dengan antusias sampai akhirnya aku merasa sungkan. sepertinya aku terlalu banyak mulut. tapi tak apa, aku senang bisa mengutarakan apa yang ada di pikiranku.

kami mendapatkan semua petunjuk. kami merangkainya. lalu jadilah kalimat: "Menghadaplah Aku seketika itu diberkahi jiwamu" aku merinding. benar-benar religius, menggungah hati kecilku hingga sampai ke tingkat takut yang setakut-takutnya. dari petunjuk itu, kami menyimpulkan bahwa tempat yang dimaksud adalah musholla. tapi aku takut begitu melihat musholla yang begitu sepi. anak-anak juga tidak yakin. akhirnya kami semua pergi ke lapangan tempat api unggun tengah dipersiapkan.

kami semua berjuang melawan dingin. untunglah aku dipinjami jaket oleh Dian. api unggun dinyalakan. permainan yang sesungguhnya akan dimulai. panitia menanyakan kelompok mana saja yang tidak pergi ke musholla, yaitu tempat yang seharusnya kami datangi jika kami bisa memecahkan petunjuk itu. dari 5 kelompok, hanya kelompok Alfi saja yang pergi ke musholla. sedangkan keempat yang lain tidak pergi. ternyata sebagian besar dari kami semua berpikiran sama, tidak yakin dengan petunjuk yang ada. padahal di sana kami akan dibagikan pin Niseikai. benar-benar teledor. aku mengira kami akan dimarahi karena keteledoran itu. tapi tidak. kami tetap dibagikan pin. aku lega, sampai kami menyadari bahwa ada satu orang yang tidak mendapatkan pin.

inilah masalah intinya. ternyata semua kelompok juga harus mengorbankan satu orang. orang itulah yang tidak mendapatkan pin. Rezar mengalah untukku, karena dia tahu tanpa pin itu aku tidak memiliki kesempatan untuk menjadi Kahima. pin itu memang tidak seberapa nilainya, tapi artinya sangat penting. pin itu adalah simbol kami, penanda bahwa kami adalah anggota resmi Niseikai, Sastra Jepang UNAIR. hampir semua menolak menerima pin itu jika ada anggotanya yang tidak kebagian. senpai menyerang argumen kami. apakah kami setolol itu sehingga mau mengalah demi orang lain? bagiku, jika mengalah demi teman yang juga berhak untuk mendapatkan sesuatu yang sama dengan kami adalah tolol, maka aku ingin menjadi orang tolol. aku sebagai ketua merasa sangat tidak becus sehingga menyebabkan kami gagal dalam satu pos dan itu berakibat pada pembagian pin ini. seandainya kami berhasil di semua pos, masing-masing dari kami akan mendapat pin. tapi aku bersyukur, inilah training bagi kami, agar kami bisa mengerti apa arti kebersamaan. antara senpai dan kohai beradu argumen, mengenai pembagian pin ini. senpai menekankan kepada kami, apa kami mau berkorban demi orang lain? dan kami menegaskan: ya. kelompok Didin misalnya, mereka tidak mau menerima pin itu jika ada yang tidak kebagian. aku salut pada kegigihannya. senpai terus memaksa agar Didin membagikan pin itu kepada siapapun yang ada di dalam kelompoknya yang dianggap brehak menerima pin itu. tapi Didin tetap tidak mau. Wawan-senpai bertanya, siapa yang mau berkorban untuk kelompk mereka? aku, yang ada di sebelah kelompok Didin menyerahkan pinku. Didin kaget. dan menolaknya. aku emosi, dan aku memaksanya untuk menerima pin itu. Haru mem-back upku dengan menyerahkan pinnya.

Totot-senpai bertanya padaku, "Cha, siapa dalam kelompokmu yang belum mendapatkan pin?" aku belum selesai menjawab, Totot-senpai melemparkan pinnya kepadaku. aku kaget. lalu, bersamaan dengan terbitnya matahari, para senpai memberikan pinnya kepada mereka yang tadinya belum mendapatkan pin.

ya, saat itulah aku menangkap arti nakayoshi. senpai telah mengajarkan kepada kami malam itu. aku terharu, menatap pinku dengan bangga. ini adalah pin yang diberikan senpai kepada kami. Rezar menyalamiku dan bilang, "keren kamu Cha, itu pinnya senpai. kalau begitu aku merestuimu menjadi Kahima. tapi bukan berarti tanpa perlawanan dariku ya..." aku hanya tersenyum sambil merenungkan pertanyaan yang terlintas di benakku: pantaskah aku menjadi ketua?

namun, walaupun aku bukan siapa-siapa, aku berusaha menjadi seseorang yang pantas menjadi pemimpin.

setelah merenungkan satu visi yang telah kami capai, kami main basah-basahan. perang air antara peserta dengan panitia, dilanjutkan dengan acara saling menceburkan satu sama lain ke kolam villa

nisekai aidai

aku pun tak luput dari sergapan Kie, Risda, Pika, dkk ^^;

begitu pulang, aku menemukan kenyataan bahwa kebersamaan itu hanyalah sesaat saja. aku menemukan beberapa di antara kami kembali menjadi individualis. misalnya, ketika Dewi-senpai membawa tasnya masuk ke dalam bus, dia kelihatan kesusahan. tak ada yang berinisiatif menolong pada awalnya. aku ingin menolong, tapi terhalang oleh Ian yang duduk di sampingku. aku menyesal tak dapat menolongnya. tapi untung Dina menolong. itu memberiku secercah harapan: kami pasti bisa benar-benar bersatu. amin..

viva Niseikai!

UTS minggu kedua

huaa... ini sudah memasuki minggu kedua UTS. inilah saat-saat nightmare, karena mata kuliah yang diujikan mulai masuk dalam kategori sulit. PPKN, IAD, Hyoki, huaaa.... bisa botak aku! belum lagi 5 tugas yang harus disubmit setelah UTS. mati aku...

tugas-tugas itu antara lain tugas Agama (kelompok 4 mendapat giliran presentasi setelah UTS), tugas makalah Bahasa Indonesia, tugas PPKN (aku mendapat giliran pertama, jadi harus presentasi setelah UTS), tugas mebuat presentasi budaya Jepang untuk Nakayoshi Naito, lalu yang deadlinenya sudah dekat, Etika: berpartisipasi dalam lomba poster ilmiah. deadlinenya adalah hari ini. benar-benar bikin stress. bagaimana engga, kelompokku mengalami banyak kendala dalam pembuatannya. mulai dari jadwal yang selalu molor, ga ada kendaraan, ga punya kamera, sampai autisme-ku yang kumat ^^; tapi alhamdulillah akhirnya hari ini juga selesai! terima kasih Ya Allah...

fuh.. hari ini aku ujian Hatsuon dan Ilmu Alamiah Dasar. aku ga belajar secara maksimal untuk ujian hari ini, karena kemarin sepulang mengerjakan poster itu aku benar-benar capek. mau diajak belajar ya mogok. kemarin malam sih aku tidur saja. lalu paginya aku engga sempat belajar karena harus hunting foto anak-anak jalanan dengan kamera hp Amel. Hatsuon alhamdulillah tidak ada kesulitan. tapi untuk Ilmu Alamaiah Dasar... mari kita menyanyi viva autisme! wakakakk... aku hanya bisa menjawab separo dengan yakin. selebihnya ya pake "aji-aji pangawuran". tapi aku 100% mengerjakan sendiri. eh, tadi ada soal yang isinya asli keren abis. intinya kita disuruh menjawab dengan jujur apakah kita mengerjakan sendiri ataukah meminta bantuan dari orang lain. ya aku jawab mengerjakan sendiri donk.. aku kan ga pernah nyontek. hehehehe...

oh ya, ada cerita konyol kemarin. kemarin sebenarnya ga ada UTS maupun kuliah (ada sih, UTS Hatsuon, tapi Rizky-sensei ga bisa jadi ditunda sampai hari ini). begitu keluar asrama, aku bertemu Itagaki-sensei yang berjalan terburu-buru. aku menyusulnya dan menyapa, "Ohayou gozaimasu, sensei.." tapi ternyata yang bersangkutan lagi dengerin mp3. tapi akhirnya dia melepas headsetnya dan menjawab salamku. dan tahu apa yang selanjutnya terjadi? dia mengajakku bicara dalam bahasa Jepang yang sangat cepat sehingga aku hanya bisa "Patrick Star mode: on". aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia bicarakan. baka! XD

oke... itulah cerita tentang minggu kedua UTSku. masih banyak UTS lain menunggu. besok UTS Hyoki, momoknya anak Sastra Jepang. yah, mudah-mudahan aku bisa mengerjakannya dengan baik. amin ya rabbal alamin...

UTS, kemarin dan hari ini

kemarin aku online sebelum UTS Etika. aku datang di fakultas jam 11 kurang 5. aku pikir aku belum telat karena menurut jadwal, UTS Etika dimulai jam 11.15. tapi ternyata Pak Moses dan beberapa anak sudah berada di dalam kelas 302, bersiap-siap untuk memulai ujian. aku heran dan melirik jam tanganku. masih belum jam 11.15. tapi mengapa sudah mau dimulai? panik, aku buru-buru duduk di bangku nomor 2 dan mempersiapkan alat tulis, KRS, juga KTM.

soal etika sebenarnya tidak terlalu sulit. semua mengandalkan kemampuan kita menganalisis pertanyaan dan mengungkapkan pendapat kita sendiri terhadap soal-soal itu. tapi berhubung aku tidak konsentrasi, jawabanku jadi acak-acakan. dari 4 soal esai yang ada, aku hanya yakin pada jawaban untuk nomor 4. heu.... baiklah, aku coba menuliskannya di sini, sekalian untuk mengingat-ngingat soal sial yang membuatku pusing itu:

1. jelaskan pengertian etika dan ruang lingkupnya!
2. menurut anda, apa manfaat anda mempelajari etika bagi diri anda sebagai mahasiswa Universitas Airlangga dan sebagai anggota masyarakat?
3. jelaskan perbedaan etika, etiket, moral, hukum, dan agama! berikanlah masing-masing contoh konkritnya!
4. bagaimana anda menjelaskan hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif? berikanlah masing-masing contoh konkritnya!

aku hanya bisa menepuk dahi begitu melihat soal-soal ini.

menghadapi soal pertama, aku berusaha mengingat-ngingat apa yang tertulis di slidepresentasi Pak Moses maupun di catatanku. aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. maka dari itu aku merangkai kata-kata saja. untuk nomor dua, aku ingin muntah. di sinilah aku sebagai pentolan anak bahasa mempraktekkan teknik "menggombal". yah, aku mengakui sendiri bahwa jawabanku benar-benar tidak bermutu. banyak coretannya. aku memang tidak menggunakan tipe-ex karena aku pikir akan lebih cepat dan rapi jika aku cukup mencoret kata-kata yang salah. tapi bagusnya, jawabanku jadi penuh dengan ornamen coretan, apalagi di nomor 3. ugh! itu benar-benar soal yang membuatku mati kutu. mana poin terbesar terletak di nomor itu lagi... dan aku tidak bisa memberikan jawaban yang bagus! aku ingin menangis rasanya...

huff... itulah sekilas tentang akibat aku tidak belajar dengan serius kemarin.

belajar dari pengalaman itu, aku berusaha untuk lebih serius dalam persiapan menghadapi UTS Bahasa Indonesia hari ini. tadi malam aku berusaha untuk membaca buku bahasa Indonesia yang sudah kubeli. tapi aku begitu mengantuk dan akhirnya kuputuskan untuk tidur saja. paginya aku bangun dan mulai belajar lagi. memang ada momen-momen aku blank. tidak konsentrasi sepenuhnya. tapi kali ini aku belajar dengan cara yang berbeda: menerka kira-kira seperti apa soal yang keluar. dari soal Etika kemarin, aku mengambil hipotesis bahwa soal UTS di dunia perkuliahan lebih banyak menuntut kita untuk belajar kritis dan mandiri. jadi akan ada banyak soal yang memerlukan jawaban yang panjang dan berbelit-belit bersumber dari pemikiran kita sendiri mendominasi soal UTS. maka aku membaca catatanku (yang tentunya jauuuhhh lebih ringkas dari buku bahasa Indonesia yang bertele-tele itu) dan mencoba berpikir ala dosen. "kalau aku jadi dosen, soal apa yah yang akan aku berikan kepada mahasiswaku?" gumamku. lalu aku menemukan perkiraan soal mengenai fungsi bahasa. memang di catatanku hanya disebutkan tentang fungsi-fungsi bahasa secara pokok, yaitu fungsi komunikasi, ekspresi diri, integrasi dan adaptasi sosial, serta kontrol sosial. aku mencoba menguraikan penjelasan mengenai itu. feelingku mengatakan soal semacam ini akan keluar. akhirnya pikiranku terpusat untuk menguraikan fungsi-fungsi bahasa itu hingga energi otakku terkuras. akibatnya, moodku down untuk mempelajari yang lain. bodoh... tapi aku tetap berusaha membaca bab-bab lain walaupun cuma sekilas.

jam 9 aku ke Student Centre FIB. aku dan kelompokku akan mengerjakan poster layanan masyarakat untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa UNAIR. memang ini tugas wajib dari Pak Moses. yah, aku tak keberatan sih... malah bagus, untuk tabungan skp-ku. berkat mengikuti lomba ini, skp-ku untuk semester ini berjumlah 60. aku sudah dapat 25 poin dari PPKMB. jadi, aku akan mendapatkan 85 poin skp. sementara itu, untuk bisa lulus S1, mahasiswa harus mengumpulkan minimal 100 poin. hore! peluangku untuk bisa mendapatkan predikat wisudawan terbaik bakal terbuka neh.. hehe...

sekitar jam setengah 10 barulah semua datang. kami mulai bekerja. laptop Gisca sudah mencapai power limit. harus segera di-charge. kami bergantung pada laptopnya karena yang memiliki software image editor semacam Photoshop hanyalah Gisca. kami naik ke lantai 2 dan mencoba untuk men-chargenya di area Wi-Fi milik departemen Sejarah. sialnya, stop kontak yang ada di sini begitu tinggi, hampir mencapai langit-langit. aku yang bertubuh tinggi diminta untuk mencolokkan kabel charger ke sana. aku sudah bersusah payah meraih stop kontak itu dan berhasil memasukkannya. sialnya lagi, stop kontak itu tidak berfungsi. akhirnya kami pindah ke ruang dosen Sastra Jepang. tapi sayangnya kami tidak boleh masuk ke sana karena tidak ada penjaganya. sial 3 kali. akhirnya kami memakai laptop Dewi untuk browsing foto-foto anak jalanan. begitu searching, tiba-tiba aku mendapat ide. aku mengajak Yudiah mencari anak-anak yang biasanya menjual koran di lingkungan sekitar kampus. mereka adalah contoh image yang pas untuk tema poster kami: pendidikan untuk anak jalanan. ah, pasti keren! aku sudah antusias mencari mereka, tapi malah tidak bertemu. aku dan Yudiah kembali ke lantai 2 dengan tangan kosong.

jam 11, diskusi bubar. aku, Yudiah, Gisca, dan Dewi menuju musholla untuk mengikuti PBA. tentorku datang telat sekali, hampit setengah jam. aku sudah gelisah menunggu karena aku belum makan. akhirnya sang tentor datang dan PBA berlangsung sekitar setengah jam. masih ada waktu untuk sholat dan makan siang.

jam 1, UTS bahasa Indonesia dimulai. aku hampir bersorak kegirangan begitu melihat soal-soalnya. ternyata tebakanku benar, ada soal yang meminta kami untuk menjelaskan fungsi-fungsi bahasa! oh, terima kasih ya Allah... soal-soal lainnya pun bisa kukerjakan dengan mantap. hmm... mungkin ini masalah kepercayaan diri juga ya... sebenarnya bobot pertanyaan Etika dengan bahasa Indonesia hampir sama. tapi mungkin aku kurang percaya diri karena aku tidak belajar dengan serius. tapi kali ini aku cukup percaya diri dan bisa mengerjakan soal dengan baik. senangnya!

ya Allah, terima kasih atas segala ridhoMu ini...

UTS pertama di FIB

aku tidak bisa membayangkan seperti apa UTS di dunia perkuliahan. apakah sama dengan UTS semasa SMA dulu ataukah berbeda. aku hanya bisa membayangkan aku duduk di kelas yang sunyi sambil mengernyitkan dahi, berkutat menyusun argumen untuk sebuah esai yang diajukan sang dosen dalam UTS.

tapi kenyataannya tak sepenuhnya seperti itu. memang aku baru menjalani hari ketiga dalam UTS, tapi aku menikmati UTS yang masih sama dengan waktu SMA dulu. soalnya masih ada yang berupa multiple choice, dan cukup mudah. bedanya, jarak antar tempat duduk benar-benar diatur. aku lega, setidaknya kali ini aku bisa meminimalisir "keharusan" untuk memberi contekan kepada yang lain. selamat datang di dunia perkuliahan, dunia individualistik!

bahasa Inggris di hari pertama cukup menyenangkan. aku mendapat urutan tempat duduk nomor 4. ini lagi yang beda, urutan tempat duduk bisa berubah-ubah, sesuai dengan kebijakan dosen. soal-soal berhubungan dengan reading compherensive, banyak teks yang harus dibaca untuk bisa memecahkan soal yang ada. sama seperti SMA dulu. aku sampai bosan membacanya. apalagi banyak kosakata yang tidak aku mengerti. tapi yah, aku terka-terka saja. aku rasa untuk bahasa Inggris nilaiku tidak akan benar-benar jeblok. yang menyenangkan dari ujian hari itu, aku duduk di belakang, sementara orang yang aku sukai duduk di depan. wah, puas rasanya menatap punggungnya yang gagah itu dari belakang! aku jadi tidak perlu bersusah payah menoleh seperti biasanya. lucky ♥

hari kedua adalah Shokyuu Nihongo. aku bisa mengerjakan 98% soal dengan mantap. hanya ada dua soal yang aku ragukan. tapi aku yakin untuk Shokyuu aku tidak ada masalah.

hari ini aku akan menghadapi ujian Etika. aku ke warnet untuk mencari info tentang relativitas moral, karena tadi pagi aku membaca handout (baru sempat kubaca sekarang, padahal aku sudah menyimpan filenya lama sekali) dan menemukan kata-kata itu. tidak punya bayangan untuk menebak, aku mencoba mencari di google. tapi tetap saja menemui jalan buntu karena menurutku tidak ada yang sesuai. ah, mungkin ini juga karena aku tidak konsentrasi. saat ini aku tengah mendengarkan The One-nya Maliq & D'Essential. asyik dengan mp3-ku, jelaslah aku tidak konsentrasi. aku menutup tab google dan membika facebook :p

aku jadi merasa bersalah. saat ini papa pasti sedang berusaha keras mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku yang makin mendesak. tapi apa yang aku lakukan? tidak ada, selain menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting. memang aku mengurangi jatah makan siangku dengan berpuasa. tapi aku merasa....

Allah, kekasihku, maafkanlah hambaMu ini....

Nonton Yosakoi di Taman Bungkul

hari ini aku bangun pagi-pagi untuk menonton lomba Yosakoi di Taman Bungkul Surabaya. kenapa aku begitu bersemangat? karena aku akan bertemu dengan orang yang aku sukai =3

tapi harapan itu hampir patah ketika Ephine sms. dia bilang dia tidak bisa datang jam 6.15, sesuai jadwal. alasannya: air di kamar mandi kosnya mati. dia mau ngungsi ke kos temannya, tapi sang teman belum bangun. jadi paling dia bisa datang jam 8.

aku hapir saja jatuh dalam kondisi bad mood yang parah dan ingin sekali mengatakan pada Ephine, "baka!"

tapi ya apa pula perlunya aku marah-marah begitu? memangnya bisa mengubah keadaan? aku jadi ingin nangis.. T^T

sempat terpikir minta tolong Sanji-senpai untuk menjemputku. tapi.... dia sudah terlalu baik padaku. aku tidak ingin memanfaatkan kebaikan orang lain. itu sama saja kalau aku ini licik. aku tidak mau seperti itu.

aku murung. masa aku batal pergi? aku tidak bisa bertemu orang itu donk? ah, aku pasrah saja akhirnya. biar bagaimana juga aku harus menemui Rio. mungkin dia punay ide bagus.

ketika Rio sms dan memberitahu dia sudah ada di tandon FIB, aku segera ke sana, dengan wajah yang tetap saja murung. di sana para penari Yosakoi sudah berkumpul. senpai-senpai menyapaku, tapi aku malah mengacuhkan. aku menemui Rio dan kaget menemukan orang yang aku sukai belum datang. akhirnya aku meminta Rio untuk menjemputnya. Rio pergi dan lama sekali kembalinya. aku jadi khawatir. bagaimana kalau dia tidak jadi datang? aku memasang muka mendung sepanjang penantian itu. senpai-senpai memperhatikanku. bahkan Niken-senpai dengan penuh perhatian bilang, "dek, kamu sepertinya sedang memikirkan masalah yang berat sekali." aku hanya tersenyum padanya. aku sebenernya tak ingin memasang wajah sedih di depan mereka. aku hanya ingin memasang muka sedihku di depan orang yang aku suka, supaya dia tahu aku sedih dan dia menghiburku...

persiapan selesai. Rio dan orang itu belum datang juga. akhirnya aku bareng Niken-senpai. aku takut, apakah aku terlihat seperti menghindari Sanji-senpai? tadi dia menawari untuk mengantarku ke taman Bungkul. tapi aku malah bareng Niken-senpai. aku bukannya bermaksud acuh atau jahat atau selabelnya lah. aku cuma tidak enak aja, kalau aku terus-terusan dengan Sanji-senpai, aku pasti akan tergoda untuk memanfaatkannya. aku tidak mau. aku yakin senpai orang yang baik dan aku juga tidak mau menjadi orang jahat dengan memanfaatkan kebaikannya.

akhirnya kami sampai di taman Bungkul. kami buru-buru karena acara akan dimulai. kostum Nisekai menurutku lumayan. percampuran antara baju adat Bali dengan kimono Jepang. nice, tapi ga norak. aku bertemu Nene. kami berbaur dengan penonton. pesertanya mulai dari SD, SMP, SMA, dan Universitas. wajahku yang sedari tadi dingin perlahan mencair seiring dengan berjalannya pertunjukkan. penampilannnya bagus-bagus. aku jadi bersemangat ingin ikut Yosakoi juga. tahun depan pasti aku akan main di panggung itu. ya, aku akan berusaha!

tiba-tiba Rio datang dan membawakan Aqua pesananku. aku melihat orang yang kusukai juga datang. rasanya pingin nangis. aku bahagia sekali. apalagi waktu dia menjabat tanganku dan duduk di sampingku. aku mau mati! rasanya senang, ga bisa diungkapin dengan kata-kata. tapi kesenanganku tidak berlangsung lama karena dia pergi membeli minuman dan tidak kembali lagi.

semangatku turun. tapi setidaknya penampilan para peserta membuatku terhibur. penampilan Niseikai Aidai sangat bagus. energik. aku ingin menari seperti itu tahun depan! yatta!!

aku celingak-celinguk mencari orang yang aku sukai. beberapa kali aku menangkapnya melalui ekor mataku. aku senang, lalu mengalihkan mataku ke arah panggung tempat para peserta menari. begitulah yang kulakukan berulang-ulang. sampai akhirnya dia benar-benar menghilang dari jangkauan mataku. aku panik. aku berdiri dan berpura-pura mencari Niken-senpai. sialnya, aku terpeleset. celana jeansku belepotan lumut. aku malu. tapi untung orang yang aku sukai tidak melihat. kira-kira begitu. aku tidak begitu yakin karena aku tidak menemukannya. ah, semoga saja dia tidak melihat kejadian itu. gara-gara kejadian memalukan itu, aku jadi ingin cepat pulang. untung Farissa akan pulang. aku ikut dengannya naik bemo. dia turun di Royal. dengan petunjuk yang diberikan Farissa, aku pulang sendirian. dan alhamdulillah aku pulang ke asrama dengan selamat.

hari ini begitu menyenangkan, sekaligus menyedihkan. wahahaha.... I feel so good right now :)

Menyambut Miyabi dengan Pena

Senin, setelah kuliah bahasa inggris, aku, Dina, Nene, Farissa, dan Kome berdiskusi tentang Miyabi. Kome yang tidak tahu apa-apa tentang Miyabi kaget begitu aku beritahu bahwa Miyabi adalah bintang film porno. aku sendiri juga baru tahu dari obrolan Ian dkk yang menyebut-nyebut nama Miyabi. seperti apa orangnya, aku tidak tahu. yang jelas aku tidak akan langsung mencelanya walaupun aku tahu dia seorang bintang JAV, secara aku sendiri belum mengenalnya.

terinspirasi dari diskusi asal-asalan itu, aku jadi ingin menulis opini tentang Miyabi. malam itu juga aku mencari info tentangnya di Internet. lalu aku menulis draft opini. tapi otakku buntu. aku tidak dapat berpikir jernih. entah mengapa aku ingin sekali menulis tentangnya. yah, mungkin karena ambisi ingin karyaku dimuat di koran dan ingin mendapat honor kali ya.. maklum, mahasiswa miskin Indonesia. hohohoo...

besoknya, aku tidak konsentrasi pada kuliah Shokyuu Nihongo. aku malah membuka binder besarku dan mencoret-coret draft dengan penuh semangat. aku tidak peduli draftku kacau-balau, yang penting aku harus menuangkan semua ideku. tapi mungkin karena kebanyakan yang ingin dituangkan, aku jadi bingung mau menulis apa. tetap saja buntu. aku ingin supaya hatiku tenang dan bisa refreshing sebentar saja. aku sampai berniat absen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. tapi setelah kupikirkan kembali, yang menjadi prioritasku adalah kuliah. jadi, jika aku mengorbankan kuliah untuk menulis opini, sama saja aku mengecewakan banyak pihak yang menggantungkan harapan padaku. aku tidak mau aku dituntut karena hal itu.

Kuliah Ilmu Alamiah Dasar begitu membosankan. dosennya kali ini Bu Endang lagi. aku tidak begitu tertarik. teori ekologi, apa pula itu? aku duduk di depan, sebelahku Sanji-senpai, Ephine, Didin, dkk. walaupun di depan, aku sempat tertidur juga. setengah sadar kepalaku bertopang pada telapak tanganku. dan saking ga kuatnya menahan kantuk, kepalaku hampir merosot dari telapak tanganku. aku segera bangun dan menoleh ke belakang, malu seandainya ada yang menyadari hal itu.

sorenya, aku ke warnet. aku menulis draft di komputer sambil mendengarkan mp3. entah mengapa, ide keluar begitu mengalir. aku langsung menulis dengan antusias. beberapa puluh menit kemudian, selesailah opiniku. aku baca kembali, tambal sana-sini, dan setelah semua kurasa cukup, aku mengirimkannya via e-mail. aku tahu, opiniku bukanlah yang terbagus, tapi apa salahnya dicoba? kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi jika kita tidak pernah mencobanya. lagipula, sebuah ide belumlah dianggap ada jika tidak dituang dalam rangkaian kata-kata. itulah yang aku pelajari dalam kuliah bahasa Indonesia minggu lalu. terima kasih Pak Puji!

ada kendala ketika mengirim e-mail. aku mencoba mengirim via gmail.com, tetapi macet. aku refresh berulang-ulang tetap saja tidak bisa. aku log out dan coba di yahoo.com. alhamdulillah bisa... yah, mudah-mudahan sih bisa dimuat di koran. amin ya rabbal alamin.. aku belum baca koran hari ini dan aku merasa deg-degan sekali.

aku lega, karena akhirnya baru kali ini aku berani mengirimkan karya ke surat kabar. tidak seperti biasanya yang ragu atau pesimis khawatir karyaku tidak diterima, kali ini aku mantap mengirimkan dengan sebuah tekad: segala sesuatunya harus dicoba. aku melakukannya. kalaupun ada kendala, ya itu tadi. masalah teknis. tapi di dalam pribadiku aku sempat merasa khawatir, bagaimana jika karyaku benar dimuat lalu orang akan menganggapku pro Miyabi? tapi segalanya aku serahkan pada Allah Subhannalahu wata'ala. aku yakin haqqul yakin Allah tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk tumbuh begitu saja. jika memang tulisanku itu adalah sesuatu yang buruk, atau akan menimbulkan akibat buruk, aku yakin Allah akan mencegahnya. mengapa aku begitu yakin? karena aku selalu percaya bahwa Allah Maha Penyayang...

draftnya masih ada dalam flash diskku. aku simpan sebagai kenang-kenangan. diterima atau tidak, aku puas karena aku sudah berani mengirimkan karyaku.

selamat datang, Miyabi! aku menyambutmu dengan pena. semoga kamu merasa lebih baik setelah membaca tulisanku...

pulang ke Mojokerto

haa.. akhirnya aku pulang ke Mojokerto juga. sebelum pulang, aku latihan Jujitsu dulu. Ian katanya mau jemput, tapi dia ga dateng-dateng juga. waktu aku sms, dia bilang baru bangun. ya udah, aku tungguin aja. tapi dia telat satu jam. aku agak jengkel juga. tapi akhirnya aku tidak marah, karena marah juga percuma. memangnya dengan aku marah-marah bisa membuatnya lebih cepat? toh dia sudah minta maaf. untung-untung juga aku diajak latihan bareng. hari ini yang latihan cuma sedikit. dan Jujitsan yang aku sukai juga tidak ada :( yang ngajar juga kurang cakap. masa dia melatih seperti sedang mempermainkan orang? bete aku... tapi aku senang karena hari ini sudah dapat bantingan sapuan kaki. aku lupa istilahnya, tapi teniknya kita menyapu kaki lawan sehingga lawan jatuh. kupikir ini cara yang sederhana. tinggal memperdalamnya saja.

pulang latihan tadinya aku dan Ian mau ke Wapo untuk minum. tapi Wapo masih tutup dan baru buka jam sebelas. ian kecewa, aku bernapas lega. ya setidaknya aku tidak perlu mengeluarkan 12 ribu untuk sekali minum kan? bisa tambah tekor aku kalau minum di Wapo. aku sih tadi terpaksa ikut karena diajak Ian. sungkan untuk menolak, secara dia baik banget sama aku. tapi alhamdulillah, Waponya tutup. jadi kami hanya beli minuman ringan di seberang jalan.

Rei sms. dia menyuruhku cepat pulang karena kami akan berangkat bersama-sama ke stasiun Gubeng. aku segera balik dan mengambil tas di asrama, tanpa ganti baju. jadi aku berangkat masih mengenakan kaos oblong dan training. parah.. tapi not bad lah... untung aku memakai jaket, jadi kaos oblongku tertutup oleh jaket itu.

perjalanan kali ini cukup lancar. tidak seperti perjalanan terakhirku dengan kereta waktu aku berangkat dari Mojokerto ke Surabaya naik KRD dengan Mbah Ity. aku dapat tempat duduk yang nyaman. tapi aku suka ga tega melihat pengemis, pengamen, atau pedagang yang bersliweran dari satu gerbong ke gerbong lain. aku merasa sakit ketika aku ingin menolong orang-orang itu, tapi kemudian menyadari bahwa aku sendiri tidak bisa berbuat banyak. sedih...

aku mencoba mengalihkan perhatian dengan melihat pemadangan di luar jendela. ya, aku suka naik kereta karena perjalanan dengan kereta selalu menyuguhkan pemandangan menarik. sawah-sawah, padang rumput yang kering, rumah-rumah kumuh beratapkan seng. semuanya sangat menarik bagiku. bahkan indah. aku jadi ingat perjalananku ke Jakarta beberapa tahun yang lalu. aku menemukan pemandangan yang sangat indah: kesenjangan antara rumah-rumah kumuh di tepi kali dan lahan kosong bersaing gengsi dengan gedung-gedung pencakar langit. aku suka pemandangan kontras itu. sama seperti halnya aku menyukai pucatnya salju dihiasi tetesan darah merah yang segar.

aku sampai di Mojokerto. aku sms Papa dan dijemput tidak lama kemudian. kami beli gado-gado untuk makan siang. pelayanannya lelet. aku kesel, tapi aku maklum karena Ibu itu hanya sendirian menangani pembeli.

sesampainya di rumah, aku langsung mandi. segar rasanya. lalu makan siang dengan Papa. kami membicarakan banyak hal. aku lega, setidaknya Papa sudah berbicara dengan Bu Nur via telepon. jadi aku tidak perlu khawatir ditagih uang asrama Senin besok. aku memang belum bayar. waktu ditagih rasanya sesak. ya, tapi harus dihadapi juga. entah mengapa akhir-akhir ini kebutuhanku banyak sekali. tapi aku percaya selalu, bahwa Allah akan selalu melimpahkan rahmatNya kepada kami (amin...)

dan benarlah. Pak Bambang dan Bu Dwi mengambil lukisannya. kami diberi jeruk, salak, dan amplop berisi uang. memang tidak seberapa, tapi ya itu sudah alhamdulillah. dan aku lebih bersyukur karena setidaknya Papa sehat-sehat saja. jauh lebih baik dibandingkan kemarin-kemarin.

lalu, kami ke warnet. penyakitku dan penyakit Papa memang sama: internetholic. aku browsing di internet, berburu barang gratis. aku menemukan Xpango.com di urutan pertama. aku ingat Yongki dulu pernah menawarkanku untuk register ke sana. dulu aku tidak begitu mengerti, jadi aku tinggalkan saja. tapi kali ini aku mencoba memahami aturan mainnya. ternyata tipe MLM gitu lah. I'm sick about MLM, but I tried to keep reading. yah, kita cuma disuruh ngisi formulir data pribadi, milih gadget yang kita inginkan, lalu mengumpulkan kredit untuk mendapatkan gadget itu. caranya macam-macam. tapi yang paling gampang menurutku ya dengan mengajak teman untuk register ke sana juga. sama seperti Yongki dulu mengajakku bergabung. memang sepenuhnya gratis dan di situ tertulis bahwa itu legal. aku percaya dan register.

tapi setelahnya ada hambatan. pertama, ketika aku register dengan alamat email amaryluna-ku, tiba-tiba saja Opera error. lalu, aku coba lagi buka pakai Mozilla dan register ulang dengan alamat email luna.stellar. kali ini bisa. aku sampai pada tahap mengajak teman via email. aku yakin tidak ada seorangpun temanku yang akan membuka emailnya. jadi aku memutuskan untuk menulis pesan via fitur Notes di Facebook lalu di-share ke teman-temanku. ketika aku menulis note, aku merasa aku ini pengemis yang hina. tapi aku lanjutkan menulis karena aku ingin sekali mendapatkannya dan merasa optimis. tapi, sebelum note itu selesai, lampu mati. aku menyadari, mungkin Allah tidak meridhai. aku ragu, mungkin saja ini hanya cobaan. tadinya aku mau mencobanya sekali lagi. tapi akhirnya urung. kuputuskan untuk mendapatkannya dengan cara yang lebih mulia: mengumpulkan uang secara halal. pikiranku langsung tertuju pada dunia tulis-menulis yang dulu sempat aku geluti.

tapi sekarang aku jadi agak menyesal, kenapa aku tidak mencobanya lagi? ah, mungkin aku ini terlalu cepat putus asa ya...

ya sudahlah. kalau mau dicoba kan bisa kapan-kapan. aku ingin mencoba cara lain, yaitu dengan menulis suatu karya lalu mengirimkannya ke redaksi koran atau majalah. memang tidak bisa instan, tapi aku rasa cara seperti lebih baik. hanya saja, aku sendiri tipe orang yang kurang beruntung dalam hal gambling. mengirimkan karya kan sama seperti gambling? bayangkan, karyaku harus benar-benar bagus untuk bisa mengalahkan sekian banyak karya yang masuk redaksi itu juga. entah, aku agak pesimis. tapi patut dicoba.

ya Allah, sudikan Engkau meridhai jalan yang hamba pilih ini? berikanlah rahmatMu ya Allah....

Kuliah dan Diskusi

kemarin aku puasa. padahal kuliah kontinyu dari jam pertama sampai jam ketiga. sebodo amat, aku ga sahur tetep puasa. setelah kuliah agama ada jeda waktu sekitar 30-45 menit sebelum kuliah Etika dimulai. aku nekat ke warnet di Karang Menjangan. niatnya sih mau online sambil dengerin mp3. tapi apa daya, flash diskku tidak bisa terbaca T_T

jam setengah 12. aku terburu-buru masuk kelas. semua sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. untung aku masih diperbolehkan masuk oleh Pak Moses. aku belum dapat kelompok, jadi masuk ke kelompok Dina. hari itu Sastra Jepang bercampur dengan Sastra Inggris kalau tidak salah. tapi seingatku, Dita itu anak D3 Bahasa Inggris. ah, mungkin aku salah. aku duduk sambil terengah-engah kecapekan. otakku langsung error, ga connect sama diskusi kelas. tapi supaya ga keliatan seperti orang bego, aku aktif bertanya dan menjawab. padahal semua itu ngawur ^^;

ah, sepertinya otakku butuh diasah lagi nih.. sudah mulai tumpul lagi. mungkin bisa pemanasan dengan membaca buku-buku berat? benar, aku sudah lama tidak menyentuh sastra. aku sudah lama tidak menulis puisi ataupun cerpen. juga tidak membaca buku-buku yang bisa membuat otak bekerja keras untuk mencernanya. aku jadi kangen dengan semua itu. tapi kapan yah aku bisa sempat...

setelah kuliah Etika, ada diskusi tugas PPKN dengan kelompokku: Gi, Kie, Pika, dan Risda. Risda mengacau dengan gaya autisnya. aku sampai sakit perut karena tertawa terpingkal-pingkal. diskusi berjalan alot. Kie dan Pika tampak alot mendiskusikan masalah ontologi dan epistemologi Pancasila. Gi sibuk dengan makanannya. Risda "diasingkan" untuk benkyokai dengan Pipit-senpai. sementara aku sendiri berjuang menyalakan otakku yang sudah sampai ke level 5 watt.

akhirnya tugas selesai. tapi aku masih tetap merasa janggal. ada yang kurang dalam hasil diskusi kami itu. menurutku, hasil diskusi kami tidak menjelaskan Pancasila sebagai filsafat. kami memang menjabarkan Pancasila secara ontologi, epistemologi, dan aksiologinya. aku merasa itu masih mentah. perlu digodok lagi. terutama epistemologinya. kelompok kami menjabarkan kronologi pembuatan Pancasila. seperti pelajaran Sejarah aja... aku harus mengkonsep ulang hasil diskusi itu, sendirian. niatnya sih memang gitu, tapi aku tetap saja malas untuk memulainya. jadi, untuk sementara aku tulis di agendaku beserta proyek-proyek lain yang mulai menumpuk.

well, aku harus bisa menjadi seorang mahasiswa sejati.

Mulai semangat lagi!

heu.. kemarin orang yang sukai datang waktu pelajaran IAD. aku bingung memikirkan perasaanku: bahagia atau muak?

aku akui, aku senang sekali dia datang, apalagi dia kelihatan ganteng hari itu. tapi di sisi lain aku muak sekali, karena dia selalu mengacuhkanku.

aku langsung jatuh ke dalam posisi bad mood lagi. aku jadi malas mengerjakan segala sesuatunya. 4 buku mengenai kewarganegaraan yang rencananya aku baca kemarin malah aku geletakkan saja dengan rapi di atas meja belajarku yang mungil.

malamnya aku harus latihan Jujitsu di gedung UKM kampus B. ah, baru kali ini aku malas latihan Jujitsu. padahal biasanya aku selalu bersemangat sampai tidak rela melewatkan latihan dengan alasan apapun. tapi toh aku ikut juga, karena akan ada pengukuran baju latihan. setidaknya aku bersemangat sedikit. aku memang menantikan saat pembagian baju latihan dan sangat menginginkannya.

malamnya, Erlina ternyata juga akan latihan Bridge di gedung UKM, jam setengah 8 juga. tadinya dia urung pergi karena tidak ada anggota baru yang datang. tapi aku mendesaknya supaya kami bisa pergi bersama-sama. akhirnya dia jadi ikut dan kami pergi bersama-sama.

latihan kemarin cukup menyenangkan. materinya adalah teknik jatuhan. aku antusias sekali, karena itu berarti kami semakin dekat dengan teknik bantingan (favoritku). dan yang membuatku semangat lagi adalah karena ada seorang Jujitsan yang imut! =3 aku langsung memberitahu Ian. ya, setidaknya sampai hari ini baru Ian yang tahu wajahnya Jujitsan yang aku suka itu.

aku pulang jam sepuluh kurang. aku panik, takut asrama sudah dikunci. tapi untung saja belum dikunci. aku mandi (malam-malam loh, gila kan?) dan tidur dengan nyenyak.

pagi ini aku masih mengantuk, tapi ya aku tetap berangkat kuliah. aku bercerita pada teman-teman dan para senpai yang kutemui tentang Jujitsan yang imut itu.
senangnya... aku berniat untuk memberikan kue kering pemberian Mbah Ity kepada teman-temanku sebagai rasa syukur. lagipula di asrama tidak ada yang mau menghabiskan. sayang kan kalau dibuang... lebih asik kalau dimakan bareng teman-teman ^^

ah.. akhirnya aku mulai bersemangat lagi. dan tahu tidak? orang yang aku sukai tadi mengajakku mengobrol. bahkan ngajak makan di Wapo segala. waktu aku bilang, "bersedia ga kamu bayarin?" dia malah keder. ah.. padahal aku mengharapkan.. :"( tapi ya sudahlah.. sekarang ini aku pingin ignorant mode: on terhadapnya.

hari mulai seindah Butterfly-nya Jason Mraz ^^

Merinding..........

pagi ini aku bangun dengan dua perasaan yang konradiktif: semangat dan malas. semangat karena akan bertemu dengan orang yang kusukai, malas dengan mata kuliah yang begitu membosankan. kemarin aku "berkoar-koar" akan membolos, yeah, tentu saja itu takkan kulakukan kecuali aku sudah tidak waras.

hari ini aku sengaja berangkat agak telat dari biasanya. aku tahu setelat-telatnya aku berangkat aku tidak akan terlambat masuk kelas karena jarak asrama dengan fakultas begitu dekat. di sana sudah berkumpul beberapa anak, tetapi tetap saja orang yang kunanti-nanti tidak ada. pembohong! dia bilang dia akan masuk hari Senin. nyatanya? sampai mata kuliah terkahir dia juga tidak datang. aku sms tidak dibalas pula. menyebalkan...

kami masuk ke lab bahasa untuk mata kuliah Hatsuon. aku, Nene, dan Dina membicarakan masalah gempa yang akhir-akhir ini kerap terjadi di beberapa tempat. aku tidak mengikuti beritanya sama sekali karena aku tak menyentuh tv maupun koran. katroknya aku... dan aku merinding ketika Nene membicarakan tentang isi ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang azab... aku merinding mendengarnya. tapi Nene dengan santainya malah berkata, "ya baguslah. lebih baik dimusnahkan lebih dulu dari pada melihat kiamat nantinya." aku ingin menjerit.

di kelas Hatsuon ada Itagaki-sensei. tadinya kupikir kami akan mendengarkannya bicara sebagai native speaker. ternyata tidak. dia hanya diam saja di samping Rizky-sensei. dan juga tidak tertawa waktu anak-anak melontarkan guyonan. mungkin karena tidak mengerti bahasa Indonesia kali ya... aku jadi kasihan.

kelas Hatsuon dilanjutkan dengan Shokyuu Nihongo. aku selalu bosan dengan mata kuliah yang satu ini. habisnya, sama saja dengan kembali ke dasar kan! aku bosan dan selalu menguap sepanjang kuliah. malah aku setengah berbisik mengatakan, "owarimasuyo!" hanya Hana-chan yang bisa medengarku dan tertawa tertahan mendengarku berceloteh seperti itu. bahkan aku dan dia dengan penuh minat mencari arti kata "bosan" dalam kamus bahasa Jepang.

setelah kelas selesai, kalimat favoritku, yaitu owarimasuyo tidak diucapkan oleh Rizky-sensei tapi tak apalah. toh begitu keluar aku senang juga.

aku berencana ke perpustakaan untuk meminjam buku. ceritanya aku lagi berusaha membangun semangat belajar nihh.... aku mulai sadar, aku harus belajar ala mahasiswa. makanya aku pinjam buku seputar budaya politik dan pancasila, kebetulan ada tugas mengenai hal-hal itu. tapi rencananya harus ditunda karena Papa mau datang ke asrama. jadilah aku kembali ke asrama sambil menunggu Papa datang.

di kamar, seperti biasa aku sendirian. aku menghidupkan kipas angin dan berleha-leha di atas kasur. aku berpikir, benarkah apa yang dikatakan Nene? aku takut. aku takut semua itu akan terjadi dalam waktu singkat. aku berpikir, kira-kira aku akan masuk golongan yang mana: golongan yang dimusnahkan lebih dulu atau golongan yang tetap survive untuk melihat kengerian kiamat? jika aku termasuk golongan yang pertama, aku takut. aku belum siap menghadapinya (kapan sih aku siapnya? bodoh!) tapi jika aku termasuk golongan kedua, aku merasa sedih, karena itu berarti aku termasuk orang yang banyak dosa sehingga harus tetap tinggal di dunia yang fana hina ini sampai akhir hayatnya dan melihat semua kengerian kiamat itu...

ah, Tuhanku, apakah Engkau hendak menimpakan azabMu ketika aku lengah?

aku takut, merinding.... benarkah kiamat akan terjadi dalam waktu dekat?

ya Allah, jika hamba boleh memohon, hamba mohon, masukkanlah hamba beserta seluruh keluarga dan orang-orang yang hamba sayangi ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. amin...

entah mengapa aku merasa jauh sekali denganMu ya Rabbi...
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates