23 Tahun

Tanggal 11 kemarin aku ulang tahun. Hmm, nothing special but I feel so grateful for being alive till today. Ulang tahun di Jepang, dengan penuh kedamaian. Yah, meskipun ada sedikit masalah, tapi setidaknya aku tak perlu berhadapan langsung secara fisik dengan masalah itu. Aku harus bersyukur karenanya.

Oke, umurku sekarang udah 23 tahun. Apa sih yang udah aku capai?

Sejauh ini... Kuliah di Sastra Jepang UNAIR, berhasil dapet IPK yang bagus tiap semesternya, dapet temen-temen yang asik, bangke, kampret, all things you'll miss one day. Pernah pacaran dengan orang-orang yang bener-bener ngasih aku pelajaran tentang hubungan antar manusia dan kehidupan bermasyarakat (lebay? Intinya begitulah). Dan mungkin ini pencapaian terbesarku sampai hari ini: berhasil mendapatkan beasiswa Japanese Studies Monbusho, kuliah di Hiroshima University, bertemu plus berteman dengan banyak orang dari berbagai macam belahan dunia, menikmati dinginnya musim gugur, indahnya salju, dan indahnya bunga sakura yang sedang mekar. Oh ya, ngga lupa juga, berhasil mewujudkan salah satu impianku: belajar kendo. Juga satu impian remeh: memotong rambutku ala Baba Ayako di "35-san no Koukousei". Aku cinta rambut baruku.

Oke, itu sederet daftar pencapaian yang aku raih hingga hari ini.

Pertanyaan berikutnya: apa itu aja udah cukup?

Belum. Masih belum.

Apa yang aku capai ini, baru level "main-main" saja. Kecuali tes Monbusho dan latian kendo, pencapaian lainnya aku dapat hampir tanpa bekerja sangat keras.

Makanya, aku merasa itu semua masih belum cukup.

Selain itu, ada hal lain yang membuatku merasa belum cukup. Kehidupanku masih belum teratur. Aku masih belum pinter menata segala sesuatunya. Akibatnya, aku suka terjebak dalam segala macam kesulitan yang sebenernya masih bisa dicegah. Kesulitan keuangan, misalnya. Jangankan menata keuangan, menata kamarku aja masih belum bener. Aku suka iri kalau main ke kamarnya Dida. Kamarnya rapi banget. Dan kalau aku liat segala macem postingan jalan-jalannya, aku yakin dia pasti pinter banget ngatur keuangannya. Nah, kalau dia aja bisa, kenapa aku ngga? Itu pertanyaan besar. Oke, artinya aku harus mencontoh suri tauladan Dida XD

Itu aja? Belum, masih ada lagi.

Aku.. masih kalah dengan diriku sendiri.

Aku masih suka bohong, terutama membohongi diriku sendiri. Aku masih suka kalah dengan segala macam perasaan. Aku masih suka ngeluarin alasan "karena perasaan" dalam menghadapi masalah. Akibatnya, ngga jarang aku malah terpuruk dalam hal-hal yang sebenernya ngga terlalu penting, dan itu malah menghambat tugas utamaku. Skripsi terbengkalai, aku pun juga ngga bisa fokus mengerjakan hal lainnya. Waktu dan energiku abis terbuang untuk mengurusi "perasaan".

Tiap kali aku bercermin, aku suka muak. Bukan cuma karena wajahku ngga cantik secara fisik, ekspresiku memuakkan. Selama ini aku suka salah paham, mengira karena aku ngga cantik makanya aku ngga puas. Akhirnya aku putus asa membeli berbagai macam produk kecantikan. Awalnya emang menyenangkan, memanjakan diri sendiri. Tapi lama-lama aku bosan, karena toh ngga terlalu banyak perubahan berarti. Aku emang cepet bosan sih.

Lalu, setelah aku pikir-pikir, bukan masalah cantik atau engganya. Akunya aja yang terlalu putus asa. Coba seandainya aku lebih santai dan menerima diriku apa adanya, aku juga ngga akan putus asa begini.

Kesimpulannya, aku masih kalah sama anak kecil yang ada dalam diriku ini.

Oke, berkeluh-kesah ngga akan membuat perubahan apapun. Yang ada cuma bikin keadaan makin muram aja. Jadi, aku mulai menulis apa aja yang perlu aku lakukan untuk membuat perubahan.

Pertama, gunakan waktu seefisien mungkin. Aku yakin, akar permasalahan dari semua ini adalah karena aku ngga menggunakan waktu secara efisien. Daripada menghabiskan 10-20 menit untuk dengerin lagu sambil bergalau ria di atas tempat tidur, lebih baik digunakan untuk mengerjakan apapun yang bisa aku kerjakan saat itu juga. Beresin kamar-kah, baca buku-kah, masak makanan yang bener-kah, nonton dvd sambil gerak badan-kah, apapun. APAPUN yang bisa aku kerjakan saat itu, di tempat itu.

Kedua, membiasakan membaca dan menulis. Kenapa? Karena aku yakin, satu-satu skill yang aku punya dan bisa dimanfaatkan saat ini adalah kemampuan bahasaku. Aku punya banyak kesempatan untuk mendengar dan berbicara dengan orang Jepang di sini. Tapi yang sangat kurang adalah kesempatan untuk membaca dan menulis. Aku, dengan sangat hectic-nya, membeli banyak buku. Tapi ngga ada satupun dari buku-buku itu yang bener-bener habis dibaca. Begitu juga dengan menulis. Ada banyak hal yang ingin aku tulis, tapi lebih banyak ide yang menguap percuma dibandingkan yang tertuang ke dalam tulisan. Mottainai. Bener-bener mottainai. Jadi, mulai sekarang, aku harus membiasakan membaca buku apapun, minimal 2 halaman per hari, dan menulis apapun, minimal 2 kalimat per hari. Sedikit banget? Iya sih. Tapi buat apa juga menarget banyak-banyak dari awal? Progres itu, terasa semakin nikmat kalau dimulai dari sedikit demi sedikit. Pasti akan terasa perbedaanya.

Ketiga, be easy. Ketika aku memutuskan potong rambut ala Ayako, alasanku satu: aku ingin lebih santai. Emang sih, punya rambut panjang yang indah adalah impianku sejak lama. Tapi, ngga gampang merawatnya. Sedikit-sedikit kudu diperhatiin. Jadi, aku pilih rambut acak adut ala Ayako. Tiap pagi, cukup pakai styling mousse yang super hard, acak-acak rambut sesuka moodku hari itu, beres! Sepanjang hari rambutku akan tetap keliatan acak-acakan, dan aku ngga perlu repot nyisir-nyisir setiap saat. Pikiranku sih, dengan style yang santai seperti ini, bisa membawa moodku untuk lebih santai juga. Aku ngga pingin jadi orang yang terlalu belibet dengan segala sesuatunya. Orang yang kayak gitu, gampang terluka, cenderung iri hati, dan akhirnya malah muncul dendam. Semua itu bak rantai yang membelenggu hati dan pikiran. Lama-lama kita jadi lemah sendiri karena kegalauan kita. Apa enaknya? Aku ingin jadi orang yang lebih santai, ngga usah bawa-bawa pikiran dan perasaan terlalu dalam terhadap segala sesuatunya. Yang penting sekarang adalah, mampu mengerjakan semua kewajiban dengan baik dan tenang. Dengan begitu, pasti kita pun akan lebih dan lebih kuat lagi.

Oke, itulah resolusiku di umur 23 tahun ini. Target jangka pendekku:
1. Menyelesaikan skripsi dengan baik, dapat prestasi terbaik
2. Bebas dari segala kesulitan uang
3. Pacaran sama orang yang suka (absolut ini, ngga bisa diganggu gugat)

Target jangka panjang:
Mandiri dan bebas

Sekian, pengakuan dan resolusi saya di umur 23 tahun ini. Sekarang saatnya mengerjakan hal lain lagi. Sampai jumpa di postingan berikutnya~
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates