BMU dan BEM 2010 (6)

aku termenung.. benar apa kata mas Faiz. sekarang aku mengerti mengapa anak BEM sering meneriakkan, "hidup mahasiswa! hidup rakyat Indonesia!"

itu bukanlah sekedar jargon semata. kami, mahasiswa, yang diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini. aku mengerti sekarang..


tapi entah mengapa aku merasa bahwa ada permainan besar tengah dibentangkan di depan kami...

BMU dan BEM 2010 (5)

di luar hujan.. aku mengkhawatirkan Papa. sementara aku dan teman-teman makan enak di dalam, Papa pasti tengah kehujanan menantiku. ah.. maafkan aku Papa.. tapi aku merasa sedikit lega ketika dapat sms dari Papa yang bilang kalau Papa sudah makan.

setelah makan dan rehat sebentar, mas Arif selaku presiden BEM 2010 memberikan sepatah dua patah kata, bahwa BEM akan terus mengawal kami demi kesejahteraan mahasiswa. setelah itu mas Faiz, sang presiden BEM tahun lalu. kata-kata mas Faiz tentang pajak, sumber dana bagi beasiswa kami, menohok hatiku.

BMU dan BEM 2010 (4)

mbak Yuni, yang biasanya mengurusi anak BMU, menjelaskan bahwa dana talangan sejumlah dua juta lima ratus ribu itu untuk biaya hidup dan SPP. jadi kami harus bayar sendiri SPP dengan uang itu. tentu saja itu hanya sementara sampai beasiswa cair. untung sudah aku antisipasi. uang itu belum kugunakan selain menyisihkan untuk Papa lima ratus ribu, sementara dua juta masih utuh. insya Allah cukuplah untuk bayar SPP semester 2 ini. tapi.. itu artinya proyek "GothLoli"ku bisa terhambat nih.. --"

ketika acara hampir berakhir, kami makan siang. alhamdulillah.. aku lapar sekali!

BMU dan BEM 2010 (3)

sayang sekali gedung semewah itu tak dimanfaatkan. aku prihatin sendiri. menurutku betapa mubazirnya kalau SC ini hanya dijadikan pajangan..

sekitar jam 1 lebih sudah banyak yang berkumpul. aku tak menyangka yang datang sebanyak ini. tak lama acarapun dimulai. bagiku acara terasa agak membosankan. kenapa? karena hanya membicarakan yang itu-itu saja. dana talangan, uang beasiswa belum cair, betapa beruntungnya kami yang mendaat beasiswa, bank BMU, dan sebagainya. wakil rektor yang diundang pun tak datang. aku bosan dan lapar di dalam ruangan mewah itu.

BMU dan BEM 2010 (2)

(karena ini posting via email di hp, tulisan yang bisa diposting terbatas. terpaksa dipotong. harap maklum ya..)

di SC masih sepi. ya itulah khas kampus C yang konon "jauh dari peradaban". aku bertemu 2 orang penerima BMU lain: Winda dan Nova. ternyata keduanya dari FIB juga. Winda dari Sastra Inggris dan Nova dari Sastra Indonesia. aku membantu mereka menyiapkan konsumsi. duh.. kenapa harus di ruang sidang lantai 3? keluhku dalam hati. ngos-ngosan aku membawa kotak-kotak makanan. tapi aku masih lebih fit dibandingkan kedua temanku itu.

SC benar-benar sepi. hanya ada keheningan di sana.

BMU dan BEM 2010 (1)

hari ini aku menghadiri undangan kumpul anak penerima BMU dengan BEM UNAIR. gara-gara tadi malam diajak ke warnet, aku bangun siang. badanku masih lelah sekali. tapi harus berangkat juga. awalnya ingin naik kereta, tapi melihat panjangnya antrian aku jadi frustasi. akhirnya aku pergi diantar Papa.

di perjalanan lancar, tak ada hujan. tapi baru kali ini aku menyadari bahwa Papa sembrono kalau menyetir. suka tolah-toleh. berkali-kali jantungku serasa mau copot. sampai di kampus C, aku pasang status di FB: "ga jadi naek kereta. naek motor berasa setor nyawa. suseh ye punya ayah mantan crosser"

Ujian Sabuk Kuning

kemarin 9Jum'at, 22 Januari 2010) aku ke Surabaya dalam rangka mengikuti ujian kenaikan tingkat dari sabuk putih ke kuning yang diadakan hari ini. karena Kamis malamnya aku bergadang (online, biasa xp) Jum'at paginya aku bangun siang. seharusnya aku bisa mengejar kereta jam 9, tapi kepalaku masih terasa berat. akhirnya aku naik KA Arek Surokerto jam setengah 3 sore. keretanya enak, bersih, masih baru, sepi. jadi aku tak perlu berdesakan-desakkan. memang kursinya tidak seempuk KA Rapih Dhoho, tapi kan setidaknya aku dapat tempat duduk. lengang sekali. di dalam gerbongku ada 7 orang termasuk aku sendiri. wah, benar-benar bebas! aku perhatikan, kereta ini mirip kereta jalur pendek yang pernah aku lihat di Jakarta. tapi setidaknya yang ini lebih bersih. yaa... beda-beda dikitlah ama kereta di Jepang. hehe... harga tiketnya sama dengan Dhoho, dan jadwal keberangkatannya juga hampir sama. tapi belum banyak yang naik kereta ini. mungkin karena masih baru ya... wah, kalau tahu begini mending dari dulu naik Surokerto aja ya...

di perjalanan, aku mendengarkan mp3 dari 'Link'erBell-ku. sebenarnya aku agak khawatir sih, takut mengundang kejahatan kalau aku memperlihatkan 'Link'erBell di depan umum. tapi karena sepi, aku yakin tak ada apa-apa (ya mudah-mudahan jangan sampai terjadi deh). aku pegang erat-erat 'Link'erBell, pasang headset, lalu mulai kesurupan sama lagu-lagunya Ali Project. wuah, mantap jayaa...!!!

kereta berhenti di setiap stasiun, tapi hampir di semua stasiun tak ada penumpang yang naik kereta ini. ya itu tadi, mungkin karena belum banyak yang tahu. aku malah senang, supaya bisa tenang. bahkan aku lebih senang lagi kalau enam orang lainnya tak ada, supaya bisa sendirian. kalau sendirian, bisa-bisa kena penyakit narsis di kereta. haha... jadi ingat foto Hanif yang berpose di tempat duduk kereta... keren banget... sayang ga sempat "mencuri" foto itu.

sekitar 1 jam lebih akhirnya sampai di Gubeng. haduh, aku malah bingung harus keluar lewat pintu mana. habis belum pernah turun di Gubeng dari Mojokerto sih... setelah otakku kembali berfungsi, aku baru menyebrang dan keluar mencegat angkot T2.

sampai di asrama, aku beristirahat. rasanya lelaaaaaaahh sekali hari itu. jam 8 aku sudah tepar dininabobokan 'Link'erBell.

malam itu aku mimpi tentang kelasku di SMA. aku mimpi anak-anak, Bu Bano... yang aneh, aku mimpi dapat nilai Antropologi 1001. 1001! nilai macam apa itu? kayak nama dongeng ajah.. (itu mah Seribu Satu Malam yah? xp) saat aku terkejut menerima nilai itu, Bu Bano tersenyum padaku dan memberiku Blackberry javelin sebagai hadiah. huah... baek banget yah.. coba beneran kejadian. hehehe... XDD

begitu bangun, jam mungilku menunjukkan pukul 5 pagi. aku sholat Shubuh, lalu tidur lagi. aku terbangun jam 6 pagi. aku sarapan sambil buka Facebook dari 'Link'erBell.update status: mimpi dapet Blackberry Javelin, begitu bangun sadar kalau mau ujian. gwaaaa!!! X(

aku mandi. sabun sudah mau habis. waktu aku selesai, jam menunjukkan pukul 7.30. haduh, jangan-jangan Rio sudah datang? ah, buru-buru berganti pakaian, menyiapkan dogi, lalu ke ruang tamu. tapi ruang tamu dikunci. sial... aku memutar lewat belakang. yang bikin keki, begitu aku sampai di halaman asrama, pintunya dibuka sama Mbak Voka. jiaaahh!!

aku sms Rio, takut kalau dia terlambat atau apa. masalahnya sudah mau jam 8 iniii... aku misscall, tapi pulsa Flexiku tak cukup. aku blingsatan isi pulsa. tapi tak lama kemudian Rio datang. tanpa banyak omong, aku naik ke motornya dan kamipun berangkat.

ketika kami datang, sudah banyak yang berkumpul. mas Naufal melihat kami dan mengooda. aish, dikira aku ada affair yah sama Rio? dulu aku dikira pacaran sama Ian, sekarang sama Rio. duuuhh... kenapa bukan sama si "dia" aja siihh??? *dijitak*

aku memakai dogi dan menyerahkan uang ujian ke mas Firman. aku gugup, takut kalau nanti ga bisa pas ujian. aku berdoa banyak-banyak pada Allah, semoga aku bisa menjalani ujian dengan lancar. amin...

rupanya Allah mengabulkan permohonanku (dan mungkin permohonan sebagian besar anak sabuk putih). walaupun sebelumnya para senior menakut-nakuti kami, toh ujiannya tak terlalu berat juga. masih lebih berat ujian badge malah. alhamdulillah.... semua lancar. walaupun pengujinya orang luar, tapi mereka semua baik. hua... padahal sebelumnya jantungku sudah mau copot!

bicara soal jantung copot, sesi berlari sebelum pemanasan sepertinya sudah menjadi acara wajib dalan rundown ujian. rutenya masih sama seperti waktu ujian badge dulu. haduh... nafasku... mana lukaku terasa perih lagi... aku dan Thika berada di urutan terbelakang. baru setengah jalan, aku sudah tak kuat berlari dan mulai berjalan pelan. waduh, baru sabuk putih ke kuning aja larinya sudah seperti ini. gimana kalau sudah sabuk atas?? masa mau lari sampai Suramadu? atau jangan-jangan lari di Suramadu pergi-pulang? huaaa!! mati aku!

di ujian ini, aku sempat bingung karena adanya perbedaan teknik ataupun sikap. kalau latihan kamu terbiasa teriak, "osh!" tapi kalau ujian lain lagi, "heeeaaa!!" haduh, canggung sumpah. aneh rasanya. mungkin karena faktor kebiasaaan? masih ada juga yang berbeda dengan yang diajarkan mas Alvin: sikap dasar 2, tendangan T, kuda-kuda dasar 8 dan 9, dan banyak lagi. rasanya aku lebih suka yang diajarkan mas Alvin. yah, mau bagaimana... namanya setiap dojo pasti punya teknik berbeda lah. aku sih mencoba menuruti saja.

saat diuji jatuh depan(sebenarnya bukan diuji, tapi lebih tepatnya diajari), aku minta break. siku kananku sakit. pasti karena lukanya. yah, sekalian menghindar juga sih... hehe... sebenarnya aku mau terus break sampai sesi soto gare dan koo soto gare selesai, tapi aku gak enak. akhirnya saat tiba diujikan bantingan, aku pasang sabuk lalu masuk ke dalam barisan.

pasangan setiaku (ciaaakk!! yuri banget!!), Syifa, "berselingkuh" dengan mbak Nita. akhirnya aku berpasangan dengan Thika yang badannya lebih besar dari aku. waduh, bisa ga nih aku banting ugos? hyaa... harus dicoba lah. tapi aku bersyukur karena Thika tidak "seganas" Syifa. dulu aku pernah cedera dibanting ugos sama Syifa. tapi sama Thika enaakk banget. jatuh pun terasa mantap. aku jadi ga takut sama soto dan koo soto gare lagi deh kalau sama Thika. thanks ya sob!

setelah itu, dewan penguji ingin mengajari kami jurus bantingan baru, aku lupa namanya. tapi kelihatannya seru. kami, para cewek, disuruh rehat smentara para cowok mempraktekkan. asyiik!! para jujitsan cewe malah asyik bernarsis-narsis ria dengan kamera mbak Iin, mengobrol dengan jujitsan sabuk hitam lain, dan bercanda dengan mas Naufal yang asli jayus (perlu direkrut ke JCI neh XD). Syifa terlihat mendung. dia menyendiri di atas pohon, sampai dikatain anak-anak "monyet". wah, apa dia lagi patah hati yah?

tengah hari kami selesai ujian dan dinyatakan naik ke sabuk kuning. alhamdulillah... akhirnya selesai juga! rasanya aku ingin mandi dengan sabun yang lembut, lalu tidur sambil mendengarkan mp3. wah, baru inget sabunku habis! ya udah, nanti beli aja di supermarket. eeehh... tapi ga bawa uang! hiyaaa... harus balik ke asrama dulu deh... capeekk... >.<

setelah bubar, kami disuruh menulis biodata, berkumpul membicarakan pelantikan sabuk kuning yang akan diadakan tanggal 18 Februari 2010, dan sebagainya. dibanding mendengarkan mas Alvin, kami malah bercanda. mas Naufal dan Hafid sepertinya sedang hobi menggoda aku dan Rio. halah... sebodo amat lah.. cuma teman ini...

mas Alvin berpesan agar kami harus lebih disiplin dari kami yang masih sabuk putih. okelah kalau begitu ^^d aku melihat mas Dhimas memainkan Silver Queen Chunky Bar Mini. refleks aku mengulurkan tangan tanda pingin minta. ga disangka, dikasih! kyaaaa!!! baik banget sih... domou Dhimas-senpai... duh, tambah deg-degan gilaaaaaaaaaaaa.... XDD

semua selesai, aku pulang diantar Rio. kepalaku pusing sekali. perut lapar. haduh campur aduk deh rasanya. sampai di asrama aku ambil uang, beli makan siang dan sabun mandi. begitu pulang ke asrama, kepalaku akit. pasti gara-gara minum es waktu makan siang. huh, bandel sih!

aku menghidupkan 'Link'erBell. banyak sekali sms masuk, termasuk sebuah nomor yang tak ada dalam kontakku. sebentar... sepertinya aku tahu nomor ini. belakangnya 556.. nomor Hanif! deg! jantungku sudah ga karuan. dalam smsnya nomor itu bertanya aku siapa. yah, memang beberapa hari lalu aku misscall dia, iseng. abis kangen... selama ini kalau aku menghubi\ungi nomor itu tak pernah nyambung, sejak kami putus kontak. banyak asumsiku tentang itu: dia membuang kartu itu, atau memblokir nomorku. tapi kemarin malah nyambung! buru-buru aku matikan. aku takut kalau itu benar dia. nekat, aku balas sms itu langsung to the point: ini Hanif bukan? aku deg-degan menunggu balasannya. tapi jawabannya di luar dugaan. dia bilang, "sanes, kulo bu saminem" entah aku harus bersyukur atau kecewa karena itu bukan Hanif... aku merasa ada yang mengganjal di hatiku. apa.. im3 menerbitkan nomor itu lagi tapi di karu yang berbeda? atau itu memang Hanif, tapi karena dia punya firasar bahwa yang menghubungi dia adalah aku makanya dia berbohong? oh entahlah...

Papa telepon. Papa menawarkan untuk menjemputku sore ini. aku khawatir kalau nanti hujan dan memperburuk kesehatan Papa. tapi Papa yakin. akhirnya aku setuju, dengan harapan tak terjadi hal buruk. aku tiduran sebentar sampai Ashar. jam 15.45 aku mandi. wah.. lembutnya sabun ini! jadi ingin mandi berlama-lama... tapi mbak Uchie memanggilku dan memberitahu bahwa Papa sudah datang. waduh, bukannya Papa baru akan datang jam 5 yah? buru-buru aku memakai baju dan menuju rumah Bu Nur.

ketika kami berangkat, langit mendung sekali. aku tak suka ini. Papa menyodorkan jas hujan. ppfft... aku tak sukaaa.... dan benarlah, di jalan hujan turun deras. aku frustasi.

sampai di Mojokerto, jalanan kering. kami seperti orang aneh yang memakai jas hujan sendiri. jah... muka badak deh... jeans kesayanganku basah kuyup kena cipratan air tadi. kami mampi di resto pizza dan makan di sana. sudah lama ga makan pizza. tapi di sana suasana jadi ga enak. pertama, karena aku tampil dengan pakaian basah kuyup. kedua, Papa memprotes banyak hal: menu yang tidak representatif, tv yang berisik, air jeruk yang ga panas, saus tomat, dan sebagainya. aku pasang headset ke 'Link'er Bell dan berusaha untuk mendengarkan hal-hal itu, dari pada ga nafsu makan.

tapi memang pizza di sana kurang enak. masih enak di Deli Pizza tempat kami sering makan dulu (sayang sudah out of bussiness). yah, tapi setidaknya kan bisa mencoba. aku patut bersyukur. di resto itu malah ada yang nasibnya kurang beruntung seperti kami. ada seorang bapak dan 2 orang anak lelakinya makan sepiring nasi dan sepotong ayam goreng dengan segelas es jeruk, untuk dimakan bersama. sang anak minta tambah, tapi tak diperbolehkan ayahnya. aku dan Papa prihatin sekali... aku jadi ingat waktu kecil, seperti biasanya Mama, aku, dan Iqal makan di restoran. seporsi untuk bertiga. rasanya aku mau nangis mengingat hal itu. Papa sepertinya agak lupa diri, membanggakan Papa yang biasanya membiarkan kami makan puas di restoran. yah, itu memang benar, sayang dulu Papa jarang sekali main keluar bersama kami..

sampai di rumah, aku mandi air hangat dan mencoba tidur sambil mendengarkan mp3. tapi karena baterai 'Link'erBell mau habis, aku matikan lalu aku charge. belum hilang sakit kepalaku, Papa mengajak ke warnet. walau hujan tapi tetap jalan juga. yah. yang jelas aku bersyukur kesehatan Papa mulai berangsur membaik.

Terjebak Kesibukan di Surabaya

hokeh... akhirnya bisa nulis di sini lagi (cailaaahhh... kayak ga pernah online ajah :p) abis memang sibuk minggu ini.. benar-benar melelahkan.. hufft.. --"

Sabtu (16 Januari 2010) aku latihan Ju jitsu, seperti biasa, dijemput Rio. mungkin mulai saat ini aku akan bergantung pada Rio untuk bisa latihan di kampus C. maaf yah Rio, merepotkanmu selalu... >.< dulu Ian yang aku repotin, sekarang Rio deh... hontou ni gomennasai... m(_ _)m

Rio datang tepat waktu, tapi dia meminta maaf karena mengira dia terlambat. padahal aku sendiri baru keluar kamar. rupanya dia bangun kesiangan, makanya dia kira terlambat menjemputku. halah.. engga apa-apa kok Rio... aku juga baru kelar mandi xp

akhirnya kami berangkat dengan motornya. tapi naasnya, sampai di dekat Galaxy Mal bensinnya habis. sepertinya aku membawa kesialan xp Rio mendorong motornya cepat sekali, semenatara aku dengan wajah bodoh mengikutinya dari belakang.

untung saja tak jauh dari situ ada penjual bensin eceran. kami bisa kembali melanjutkan perjalanan.

sampai di depan SC lama, sudah banyak yang berkumpul. Mas Dhimas dan Hafidz sepertinya berlatih kendo, soalnya Mas Dhimas membawa patahan tongkat sapu dan berpose seolah menyerang Hafidz.
wah, berarti benar kata Rezar, di Ju jitsu akan diajarkan kendo. asyiiikkk...!!! mudah-mudahan benar bakal diajarin!

karena sudah lama tidak latihan, aku lupa gerakannya. sebelumnya mas Dhimas sudah mewanti-wanti aagr aku sering latihan, terutama latihan pernafasan. aku mau saja sih.. tapi malas. apalagi kalau di asrama, aku pasti dianggap sinting berlatih seperti itu. konyol kan? makanya aku tidak pernah latihan selain di tempat latihan. pffft... seandainya ada sasana yang bisa dipakai latihan setiap hari, mungkin aku akan lebih rajin latihan. dari pada bengong ga jelas di kamar.

kami berganti pakaian. biasanya yang cewe ganti di musholla. tapi karena dikunci, kami ganti di kamar mandi yang ancur dan bau pesing itu. duh, betapa tidak enaknya... terbawa bad mood, aku menjatuhkan tasku, yang di dalamnya ada hp Rezar. goblok memang, hp itu kini mati! ga mau hidup lagi! hua... masa aku harus keluar uang lagi untuk servis? uang sih ada, kalau untuk servis kerusakan kecil. lha, kalau rusaknya parah? habis nanti tabunganku. mana belum bayar asrama lagi... pikiranku sudah macam-macam. tapi aku berusaha memperbaiki sendiri. aku lepas batere dan SIM Cardku, lalu kupasang lagi. ternyata bisa hidup! fiuh... alhamdulillah...

setelah pemanasan dan tradisi, mas Alvin menyuruh kami lari keliling sekitar kampus C. what??? haduh.. aku paling sebal disuruh lari. inilah salah satu olahraga yang tidak aku sukai. habisnya nafasku selalu tidak kuat kalau lari. makanya males... pffftt.... X( tapi masa mau membantah kata pelatih? akhirnya kami lari juga, dan entah mengapa aku berada di urutan depan. hyaa... nafasku... rasanya paru-paru dan jantungku berlomba siapa yang paling cepat meledak duluan. Oh my... mana rutenya jauh lagi! (menurutku loh..) toh, aku sampai juga di pelataran AUP. paling depan malah.

aku duduk selonjoran kaki, begitu juga yang lain. aku lihat Bim-bim tiduran, aku juga ikut tiduran. perutku sakit, rasanya seperti mau haid. eh? jangan-jangan....

firasatku ga enak. masa iya aku "dapet" sekarang? haduh, aku ga pernah ngitung tanggalnya sih... mana ga ada persiapan lagi.. baka! aku cerita pada Syifa, dan menanyakan adakah di antara jujitsan cewe ini yang membawa pembalut? apes, ga ada! akhirnya aku diantar Syifa kembali ke SC lama untuk meminta pembalut dan obat pereda nyeri pada KSR. aku minta izin pada pelatih dengan alasan pusing dan mau ambil obat.

sampai di sana, kami baru sadar: lupa bawa kunci sekretariat! hyaa... aku tidak bisa mengambil tasku donk... hah.. masa kembali lagi ke sana? akhirnya kami meminta pembalut dan obat dulu, dari pada benar aku "dapet" dan tidak memakai pembalut.. masa mau berkeliaran dengan celana putih yang ternoda merah?? huaaa...!!! jangan sampe deh... naudzubillah...

aku ke kamar mandi. tuh kan, bener! haduh.. untung belum banyak. tapi kepalaku mulai pusing dan perutku kram. mau minum obat, ga ada air... terpaksa kembali ke halaman AUP tempat anak-anak latihan, meminta kunci. aku juga minta izin pada pelatih agar diperbolehkan pulang. untung boleh. waktu mas Firman memberi kunci, dia bilang agar aku kembali lagi mengembalikan kunci itu padanya. ha? waduh mas... masa ga kasihan padaku yang sakit begini? tapi aku tak berani membantah ketua. ya dengan sedikit ngedumel aku kembali ke SC dan berjanji akan segera mengembalikan. aku pamit pada Rio, tapi lupa berterima kasih karena sudah mengantarku latihan.

di SC, aku ganti pakaian dan bergegas kembali ke AUP. tapi di tengah jalan, aku berpikir: aku sudah mengunci sekretariat apa belum yah? seingatku sih sudah, tapi kurang yakin. khawatir kenapa-kenapa, aku kembali dan mendapati sekretariat sudah dikunci. aku mengutuk diriku sendiri. aku lihat sudah jam 10. wah, ga bisa ikut rapat di sekretariat DLM kayaknya... aku sms koordinator panitia MUSMA dan mengatakan aku tidak bisa ikut karena sakit, sambil jalan ke AUP.

hampir sampai di AUP, aku melihat angkot T2. tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku harus mengembalikan kunci dulu ke mas Firman. aku mengomel dalam hati. setelah mengembalikan kunci, aku jalan ke luar kampus C dan mencegat angkot T2 lainnya.

itulah kisah hari Sabtu. esoknya, hari Minggu (17 Januati 2010), Amel pindah ke kost dekat Fakultas Hukum. dia sudah tidak betah di asrama lagi. sebelum dia pergi, dia melunasi hutang pulsanya padaku. aku sendirian di kamar mulai saat itu.

Senin kemarin (18 Januari 2010), aku menjadi panitia untuk MUSMA yang diselenggarkan DLM. aku bangun kesiangan dan datang terlambat. tapi koordinatornya ga marah. aku bersama Azizah, anak BMU juga, menjaga presensi. anak BMU yang datang cuma 3, yaitu kami berdua dan Sinyo. Sinyo, sejak briefing di sekretariat BEM, memanggilku dengan nama "Karina". aku tidak tahu mengapa dia memanggilku begitu, aku biarkan dia begitu sampai beberapa saat sampai akhirnya aku jelaskan namaku "Nicha", bukan "Karina". mungkin nama teman atau pacarnya? entah. tapi anak itu lucu juga =3

acara ini semacam musyawarah, pembacaan LPJ BEM 2009 yang akan berganti kepemimpinan, dan pembentukan BEM baru. begitulah kira-kira. benar-benar membosankan. aku pikir acara akan selesai jam 12. tapi ternyata sampai sore! kepalaku pusing lagi... aku izin pulang jam setengah 2.

sampai di asrama aku tepar. tertidur sampai jam 4 kurang. aku lihat sms dari mbak Cila dari VISION, lembaga yang memberiku job mengajar Olivia itu loh... aku bangkit dan buru-buru mandi. aku menemuinya di depan bank Mandiri. rupanya dia sudah menungguku dari tadi. aku tidak enak jadinya. pertemuan itu jadi canggung. mbak Cila memberikan honorku dalam amplop kecil. aku jadi tambah salah tingkah jadinya, begitu juga dengannya. akhirnya kami berpisah. ketika aku membalik badan, aku bertemu Hana. huaaa!! akhirnya bertemu dengan Hana!! aku mengajaknya main keluar, sambil merengek-rengek seperti anak kecil. kamipun pergi ke Delta.

di sana kami window shopping, melihat-lihat baju di berbagai toko. ada sih baju yang aku taksir, kerah tinggi dengan aksen renda dan pita, ala Victorian gitu lah. keren! sayang tanpa lengan. sebenarnya aku bisa saja membeli baju itu. tapi karena tanpa lengan, aku jadi urung beli. aku inginnya lengan panjang, supaya kelihatan elegan. ada juga baju terusan dengan bolero dengan aksen kerut. lucu juga. tapi mahal ah... ya, kapan-kapan saja aku belinya. atau mungkin lebih baik aku jahit di tukang jahit dengan desain dariku saja yah? selama ini aku kalau beli baju, sering tidak cocoknya. ga ada yan sesuai seleraku. apa memang seleraku yang aneh ya? ehhe... ya, yang jelas aku harus menabung kalau ingin punya baju baru.

Hana melihat-lihat sepatu, sementara aku membeli sepatu. puas melihat-lihat, kami turun. di Perfume Shop, kami mampir. aku penasaran dengan Anna Sui's Dream dan Lempicka. sayangnya tidak ada di toko itu. aku penasaraaaaan banget, sejak aku tahu dari Rozen Maiden. nama artificial spiritnya Suiseiseki diambil dari nama parfum itu, yaitu Sui's Dream (tapi di manga online, diterjemahkan jadi "Sweet Dream") dan milik Souseiseki bernama Lempicka. lucu kan??? seandainya punya.. dulu mbak Voka memang pernah menawarkan parfum padaku. di daftarnya ada Anna Sui's Dream, tapi ga ada Lempicka. harganya 70 ribu. lumayan lah.. tapi aku masih mikir karena harganya mahal bagiku.

di Perfume Shop, kami ditawari berbagai macam eau de toilette dan eau de perfume. SPBnya lumayan, dan ramah. dia menanyakan aku suka aroma apa. aku jawab aroma floral yang manis. tanpa diminta, kami ditawari berbagai macam, mungkin ada yang cocok dengan seleraku. aku sih hanya sekedar menikmati testernya saja, tapi tak ada yang cocok. apalagi harganya mahal. ada juga yang mirip wanginya Jeniffer Lopez Still milik Amel, lumayan sih menurutku. kami membicarakan JLo Still itu, yang kata sang SPB seharga 800 ribu. aku kaget, Amel membelinya seharga 70 ribu. ternyata itu palsu yah... setelah bosan, aku mengajak Hana keluar.

di luar, Hana menegurku. kenapa aku sok ngotot begitu coba? pake acara bilang JLo Still harganya 70 ribu pula. lah, kan aku ga tau. Amel bilangnya segitu kok. dan bagiku bukan masalah sih apa yang aku lakukan di toko tadi. toh, bukan aku yang minta, tapi si SPB itu yang menawari kami mencicipi aroma-aroma itu. kalaupun ada yang aku minta, cuma wewangian lavender saja. tapi aku memutuskan untuk tidak membahasnya lebih lanjut, dari pada aku kebawa bad mood dan jadi marah-marah.

aku pulang, pintu asrama dikunci. halo?? masih jam 8 malam! aku tidak habis pikir deh.. aku lewat belakang dan bertemu bu Nur. bu Nur mengiyakan dia telah mengunci pintunya. aku tak banyak komentar, ke kamar untuk mengambil baju-baju Hana yang pernah dia titipkan padaku, ke bank Mandiri, dan membayar uang asrama. dengan kepala berat, aku tidur.

hari ini, seharusnya aku bisa pulang ke Mojokerto. tapi rupanya Surabaya begitu mencintaiku sehingga aku tidak diperbolehkannya pulang. malam ini aku harus latihan Jujitsu lagi!!! sebenarnya bisa saja sih bolos.. tapi sebentar lagi, tepatnya Sabtu minggu ini, akan ada kenaikan sabuk. aku lupa gerakannya, dan takut kalau nanti diuji malah tidak bisa. malu-maluin kan? makanya aku putuskan untuk tidak pulang dulu dan ikut latihan, dalam rangka me-refresh kembali ingatanku. semoga nanti pas ujian aku bisa melakukannya dengan baik. amin....

aku ingin cepat pulang.... ga sabar liat hp baruku.. T^T

Balik Lagi ke Surabaya

fuiihh... aku akhirnya sampai Surabaya lagi. aku terpaksa balik karena banyak yanga harus aku urus. mulai dari ATM, KTM, kembalikan buku ke perpustakaan, latihan Jujitsu, panitia POSMA, dan lain-lain. yah, mudah-mudahan sih lancar-lancar saja. amiinn...

hari ini aku lelaaaaahh... sekali! di Dispenduk, aku menunggu KTPku yang hilang jadi. sebenarnya KTP itu baru bisa diambil jam 11. tapi Papa menyuruhku datang lebih pagi supaya aku bisa mengejar kereta jam 9. tapi apa dikata, lamaaa sekali baru jadi. aku sampai berdebat dengan petugasnya. aku benar-benar tidak sabar. aku capek, ngantuk, semua membuatku tidak sabar. jam setengah 10 KTPku jadi. aku terlambat naik kereta.

pulang ke rumah, Papa menyarankanku naik bus. ide bagus, supaya aku tidak perlu menunggu kereta jam 2 dan bisa lebih cepat sampai. semakin cepat sampai semakin bagus, supaya aku bisa segera mengurus ATMku yang hilang.

aku menunggu lyn D. aku baru ingat, aku harus naik apa sampai di Bungurasih nanti??? akhirnya aku sms mbak Phetir. mbak Phetir menyarankanku naik bus ijo sampai Joyoboyo, lalu naik lyn G. berbekal sms itu aku berangkat.

karena kurang yakin, aku tanya pada para polisi yang tengah asyik bercengkerama di depan Bentar. aku memasang tampang lugu, seolah-olah aku ini orang asing yang belum pernah ke Mojokerto(sok banget, mentang-mentang mukaku ga lokal gini xp). polisi itu bilang aku naik lyn D saja. aku melihat lyn C lewat di depanku, tapi tak menghiraukanku. aku bingung, tapi segera menyadari bahwa memang bukan rutenya lyn C di jalan itu. mungkin sekedar lewat saja.

aku menunggu cukup lama. seorang tukang becak menawarkan jasanya padaku. aku menanyakan ongkos. tukang becak itu menjawab 7 ribu. sebenarnya cukup murah, tapi aku menawar lagi sampai 5 ribu. tukang becak itu tidak mau. aku pun keras kepala. aku tetap menunggu dengan keyakinan tukang becak itu pasti akan luluh juga. tapi si tukang becak punya rahasia lain: hari ini ada demo para supir angkot. jadi pasti mau tak mau aku akan kelelahan menunggu sampai akhirnya aku sendiri yang akan meminta jasa tukang becak itu. perkiraan itu memang benar. kesabaranku hampir goyah sampai sebuah lyn D lewat. aku bersyukur pada Allah.

aku duduk di depan, sebelah pak supir. supir itu memakai topis SMA Sooko. mungkin topi anaknya, kupikir. tanpa ditanya, supir itu menceritakan bahwa ada demo. aku hanya mendengarkan dengan tampang lugu. aku ingin mendengar banyak dari bapak ini. sepertinya menarik. bapak ini kelihatannya termasuk orang yang "cerdas" di kalangannya. aku mendengarkan bagaimana ia berpendapat, memaparkan fakta yang terjadi dalam instansi angkutan kota, mafia hukum, dan sebagainya. dalam hati aku kagum, ternyata di kalangan yang notabene "tidak terpelajar" itu masih ada orang yang kritis seperti bapak supir ini. rasanya topi SMA itu pas sekali di kepala beliau. di perempatan Jayanegara, lampu merah menyala. bemo berhenti di samping sebuah sepeda motor tua yang hanya punya satu spion. bapak supir itu mengingatkan sang pemilik motor agar menambahkan spionnya. aku ternganga mendengarnya. bapak supir itu bertutur pada si pemilik motor agar berhati-hati pada oknum polisi yang suka "cari mangsa". bapak itu memaparkan lagi kalau sifat polisi itu beda-beda: ada yang sabar, ada yang kereng (baca: disiplin tinggi), ada juga yang "cari mangsa" seperti itu tadi. si pemilik motor dan wanita yang diboncengnya hanya mengangguk-angguk paham. aku baru tahu bahwa orang kecil pun bisa peduli pada orang lain... jadi tidak semua orang kecil itu hanya berpikir bagaimana caranya mencari uang supaya bisa jadi orang besar.

bapak itu juga menceritakan bahwa dia tidak suka menarik ongkos lebih kepada penumpang yang memakai jasanya. misalnya, kalau dari Trowulan sampai ke kota, kebanyakan supir akan menarik 3500. tapi bapak itu tidak mau, tetap 2500. bapak itu bilang lebih baik begitu, dari pada rezekinya ga barokah. aku kagum sekali lagi. bapak itu juga bercerita betapa banyak orang simpati padanya. bahkan beliau pernah diberi 50 ribu oleh seorang nenek. bapak supir itu sendiri juga kaget dan mengira sang nenek salah memberi. tapi sang nenek mengatakan tidak salah memberi. hmm... apakah orang-orang itu juga bersimpati pada bapak supir, seperti yang aku rasakan? yah, aku rasa rezeki orang berbeda-beda dan rezeki orang baik pasti buahnya manis.

sampai di terminal, aku naik bus ijo. untunglah aku tak perlu menunngu lama karena bus itu hampir penuh dan akan segera berangkat. aku duduk di depan, sendirian. tapi setelah itu ada seorang gadis seksi yang duduk di sebelahku. aku tetap waspada. aku tidak boleh mengantuk lagi! tapi alhamdulillah sampai di Joyoboyo aku tidak mengalami musibah lagi.

di Joyoboyo, aku bertanya pada seorang petugas bagaimana caranya sampai ke kampus B. tanpa banyak bicara sang petugas menunjuk lyn P yang ada di sebelahnya. aku langsung naik. aku melihat tulisan "Karang Menjangan" di bodi mobil. aku pikir, ya sama sajalah. toh akan lewat Karang Menjangan juga. tapi itu salah. ternyata lyn P tidak lewat kampus B. malah aku nyasar sampai Kenjeran sana. hyaaaaaaaaa.... nyesel aku ga nurutin mbak Phetir. seharusnya tadi aku naik lyn G aja, seperti yang dikasih tau mbak Phetir! +_+

kepalaku puisng, berat banget. aku naik lyn T2. untung segera berangkat. di ajaln aku hanya bisa memegangi kepalaku. aku kasihan pada supir itu. karena aku, dia tidak tega berlama-lama. padahal kalau dia menunggu lebih lama, mungkin dia akan dapat banyak penumpang. forgive me, mas... hehe... xp

jam 14.30 lebih. aku putuskan untuk segera makan siang. tadinya aku mau pulang dulu ke asrama dan mengajak anak-anak makan. tapi aku sudah tidak tahan! aku menyeebrang jalan, makan di Depot Airlangga langgananku. kepalaku tambah pusing. aku kahwatir bakal pingsan. setelah makan aku pulang ke asrama, merampok paracetamol milik Erlina dan tertidur pulas.

fuihh.. biar bagaimana juga aku sampai di Surabaya dengan selamat. dan hari ini (kemarin aku hanya menulis sebagian dan aku lanjutkan hari ini, tanggal 15 Januari 2010) semua urusanku beres. ATM dan KTM sudah di tangan. Papa mentransfer uang 400 ribu dan membelikanku hp dual GSM. senangnya! walaupun cuma hp sederhana, tapi aku yakin bermanfaat. tiada henti-hentinya aku bersyukur pada Allah yang Maha Pemurah. aku tidak sabar pulang lagi ke Mojokerto..

Akhir UAS

(sebenarnya ini postingan pada hai Jum'at tanggal 8 Januari 2010. tapi berhubung koneksi internetnya waktu itu lambat dan error, aku baru bisa posting sekarang)

huaa... alhamdulillah hari ini UAS selesai juga! terakhir yang diujikan adalah PPKn. terus terang semalam aku tidak belajar maksimal. alasannya? pertama, karena kecapekan mengerjakan artikel ilmiahku kemarin (yang alhamdulillah sudah selesai X)). kedua, karena aku maen Facebook. hehehe... makin bandel aja aku ini!

paginya, aku bangun telat. jam 5.45. aku buru-buru sholat, menyikat gigi, sarapan, mandi. sambil jalan aku membaca materi yang sudah aku print. tapi tetap tidak bisa maksimal belajar karena sulit sekali berkonsentrasi. di depan parkiran mobil FIB, aku bertemu Pika, mengobrol tentang artikel ilmiah. begitu akan memasuki fakultas, dia pergi menaruh helmnya. aku segera ke ruang 314, tempat UAS PPKn akan dilaksanakan.

aku datang tepat waktu. sudah banyak yang duduk di bangku masing-masing. aku menempati bangkuku dan berdoa, mudah-mudahan aku bisa mengerjakan soal dengan baik. aku gugup menyiapkan alas kertas, KRS, dan alat tulis. aku melihat petugas membagikan kertas jawaban dan soal. mudah-mudahan soalnya mudah...

sementara itu, Yulia memanggilku, beli pulsa. dengan panik aku meraih hp. aku mengeluh dalam hati, seandainya tadi aku bawa hp gsmnya Rezar. hp flexiku ini tidak praktis kalau untuk mengetik nomor, harus satu per satu. secarik kertas dioper ke arahku, ada nomor hp dan tulisan "10". aku langsung mengirim pulsa im3 10 ribu ke nomor yang dimaksud, mengira nomor itu nomor Yulia.

aku membuka soal. deg! jantungku mau copot! aku melihat sekilas keseluruhan soal yang ada dan ironisnya, tidak berhubungan sama sekali dengan materi yang aku baca. mati aku... soalnya benar-benar sulit! wah, alamat mengarang indah lagi nih.. --"

sekarang aku pasang status di FB: UASku kayak decressendo. gimana engga? hari pertama lancar-lancar saja (bahasa Inggris soalnya), hari kedua masih lumayan, hari ketiga mulai sulit, begitu seterusnya. kemampuan menjawabku dari hari ke hari makin menurun. dan hari terakhir ini ancur banget. yah, aku tidak mengharapkan mendapat nilai terbaik. paling engga bisa melampaui target 2,5 dan ga ada yang ngulang. amin ya rabbal alamin.... kalau IPku di bawah 2,5, itu sama saja membunuh diriku sendiri. penerima BMU kan ditarget segitu IPnya. kalau di bawah itu, disuruh bayar SPP sendiri. huee.... >o<

yah, setidaknya aku mengerjakan semuanya dengan jujur. apapun hasilnya, ya segitulah kemampuanku.

oh ya.. mengenai artikel ilmiah yang membuatku frustasi itu. beberapa hari sebelum deadline, aku sangat frustasi. apalagi mata kuliah yang diujikan minggu ini termasuk berat. ideku kering. bahan ada, tapi untuk menyusunnya supaya sistematis kok ya susaaaahhh banget. mati aku...

nah, kemarin, tepat satu hari sebelum deadline, aku ngebut menyelesaikan artikel itu. tadinya mau pinjam laptop Erlina. tapi pasti ada aja gangguannya. Amel minta dibukain plurk-lah, yang facebook-kan lah... yah, mending aku "modal" sedikit lah: ke warnet. kurang lebih 3 jam aku berkutat di depan komputer. begitu pulang kakiku kesemutan, mata panas, badan capek. tapi aku bersyukur artikelku selesai juga.

sampai di asrama aku sholat dan tidur sebentar. aku benar-benar terganggu dengan Imaroh yang dengan suara hebohnya masuk ke kamarku. aku menggumam kesal. dia minta maaf. maghrib aku bangun, sikat gigi, mandi, dan makan. perutku laper gila. Imaroh dan Amel pergi ke Indomaret. aku titip roti coklat keju. entah mengapa ngidam banget hari itu (mentang-metang sudah ditransfer uang sama Papa xp) aku mengecek kembali artikelku. setelah yakin tak ada yang salah, aku pergi keluar untuk print. habis 11 ribu. gila... pengeluaranku banyak banget hari itu. tapi tak apa, demi tugas yang apik. siapa tahu menambah nilai. hohoho...

hari ini artikel itu akan dikumpulkan. tapi Pak Puji baru bisa menerimanya setelah waktu sholat Jum'at. jadilah aku menunggu sambil online di warnet. leganya UAS dan tugas sudah rampung semua!

Di Balik Musibah Pasti Ada Hikmah

fuh.. minggu kemarin benar-benar melelahkan! seharusnya Jum'at pagi aku bisa pulang ke Mojokerto. tapi Sabtu (9 Januari 2010) aku sudah menyatakan diri ikut jadi panitia penutupan SKEMA 2009 dan Wisuda Sayap Karya yang diselenggarakan BEM UNAIR. masa harus dibatalkan? jadilah Sabtu jam 7 pagi aku berangkat ke rektorat kampus C naik angkot.

aku sampai jam 7.15. aku deg-degan, sudah telat 15 menit! tapi ruang sidang pleno lantai 3, tempat acara akan diselenggarakan, begitu sepi. aku sms mbak Asih, koordinator panitia acara ini. aku disuruh menunggu. sambil menunggu, aku ke kamar mandi: menyisir rambutku (yang sebenarnya lebih kelihatan keren kalau berantakan) dan menambah sedikit cologne. aku mendengar suara sekelompok orang. aku mengikat rambut dan keluar. panitia sudah berkumpul.

ternyata, saking banyaknya sukarelawan, panitia jadi terlalu banyak. ah, tahu begitu aku tidak usah datang! tapi ya dijalani saja. setelah ikut bantu-bantu, sisa panitia dipersilakan mengikuti acara ini.

dalam acara ini juga ada diskusi mengenai kasus Century. berhubung aku jarang bersentuhan dengan berita terbaru, jadi aku seperti orang bodoh dalam acara itu. aku menanyakan hal-hal yang sudah disampaikan oleh Pak Tjuk, sang narasumber (tadinya panitia mau mengundang ketua Pansus Century dan orang dari KPK, tapi yang bersangkutan sama-sama berhalangan hadir). malu aku... jadilah aku terjebak dalam ruangan yang dingin itu selama kruang lebih 2 setengah jam! untung aku pakai almamater. kalau tidak, bisa frustasi aku karena kedinginan.

setelah acara selesai, aku pulang. aku melintasi FKM, FST... ah, jadi ingat Hanif. oh, ya.. mengenai Hanif, aku memimpikan hal yang aneh mengenai dia. tentang mimpi ini akan aku ceritakan di blogku yang satunya lagi.

aku jalan kaki ke belakang kampus C, untuk mencegat angkot. karena hari Sabtu, gerbang kampus C hampir semua ditutup, jadi angkot dan kendaraan umum lainnya tidak bisa keluar-masuk seperti pada hari biasa. aku jalan sambil menelepon Mbah Ity, menanyakan apakah Mbah Ity ikut ke Mojokerto apa tidak. Mbah Ity menjawab tidak, dan berpesan agar aku hati-hati di jalan. dengan sangat percaya diri aku menjawab, "Insya Allah!" ketika aku berjalan, ada taksi melintas dan bertanya padaku di mana FKM. aku melihat sekilas supirnya, sambil masih berbicara melalui hpku. supirnya masih muda, pakaiannya kurang rapi untuk ukuran seorang supir taksi. ya, memang Orenz taksi belum semapan Blue Bird. tapi supir ini berlaku sopan. malah akunya yang ga sopan, menunjukkan FKM yang ada di seberang kami dengan tangan kiri >.> habis tangan kananku pegang hp sih!

aku melewati auditorium, cukup ramai. sepertinya ada acara juga. ada yang memakai almamater. aku tidak tahu itu acara apa, yang jelas pasti lebih besar dari acara di rektorat tadi, karena menggunakan auditorium. aku lanjut berjalan.

di belakang kampus C, aku mencegat angkot menuju kampus B. di depan SD Muhammadiyah, ada sekelompok anak naik angkot. mereka sungguh berisik. aku jengkel. tapi aku berusaha memaklumi. namanya juga anak-anak...

sampai di kampus B, aku ke depot langgananku: memesan bihun kuah kesukaan Papa dan nasi goreng untukku sendiri. aku minta izin pulang ke asrama untuk sholat dan menyusun barang-barangku. mbak penjualnya dengan ramah berpesan padaku agar mengambil pesananku di tempat biasa. aku lihat tempat itu sudah direnovasi. sambil mengiyakan aku kembali ke asrama.

di asrama, Erlina duduk di depan laptopnya. dia mengajakku makan siang, tapi aku menolaknya. aku harus pulang. buru-buru aku mengemasi barangku, mencuci piring bekas sarapan pagiku, dan sholat Zuhur. aku berpamitan pada Erlina, yang juga berpesan agar aku hati-hati di jalan (dan aku menjawab "Insya Allah" lagi dengan yakin). aku memakai sepatu dan buru-buru mengambil pesananku.

aku naik angkot E. duh, susahnya membawa banyak barang! tas, helm, dan makanan pesananku. yah, demi bisa makan di rumah bersama Papa, apa boleh buat. toh demi menghibur Papa juga, supaya cepat sembuh. lagipula, kapan lagi sih aku membelikan Papa? mumpung ada rezeki...

aku pulang dengan sejuta rencana: setor uang pulsa ke Tante Didit, beli baju di Rosa, kaus kaki, sepatu karet... wah, aku tidak sabar pulang ke rumah!

di perempatan setelah Delta, aku naik bus kota. betapa beruntungnya aku, karena bus datang pas aku turun dari angkot. jadi tidak perlu menunggu lama. Papa sms, menanyakan posisiku saat itu. sepertinya Papa sudah tidak sabar menungguku pulang. hujan turun, membuat penyakitku kambuh: stress. kalau hujan turun, kenangan akan satu tahun lalu terulang lagi dalam otakku.

sampai di terminal Bungurasih, aku mencari bus yang menuju Mojokerto. karena mual, aku mampir ke sebuah warung membeli Gulas. gila juga, masa sebungkus Gulas harganya 2 ribu! aku cuma bisa mengomel dalam hati. mau apa lagi...

aku sampai di bagian bus antar kota. banyak kondektur yang berteriak-teriak menyebutkan jurusan bus masing-masing. aku bertanya pada seorang dari mereka. seorang lelaki menuntunku ke bus yang aku maksud. aku benci sekali, seolah orang ini sengaja mengambil kesempatan untuk memegangku. makin aku berontak, makin kaut cengkraman orang itu. ditambah lagi, orang itu memaksaku masuk dalam bus dengan kasar. akibatnya, sepatu keds kesayanganku basah karena aku tidak sempat menghindari genangan air itu. aku menggeram kesal. menyebalkan! aku duduk di bangku paling depan, dekat pintu. supaya aku bisa turun dengan leluasa nantinya. di sebelahku ada seorang wanita muda, pekerja pabrik mungkin. kami mengobrol beberapa saat. tapi karena aku kurang suka berbicara pada orang asing, aku memilih banyak diam.

keluar dari Bungurasih, mulai banyak penumpang naik. hasilnya bus menjadi penuh dan sesak. perjalanan dihiasi dengan rerintik hujan yang kian deras. bus ini tidak memiliki pengelap otomatis yang biasanya ada pada mobil dan bus. jadilah sang kondektur sibuk mengelap kaca agar supir bisa melihat jalan dengan jelas. aku memperhatikan kegiatan itu.

kondektur satunya lagi, berpakaian resmi, meminta ongkos. 4 ribu. luamyanlah. aku pikir bakal lebih mahal malah. aku mengambil uang dari dompetku, memberikannya pada sang kondektur, dan memasukkan dompetku kembali ke dalam tasku. aku punya firasat tidak enak. tapi karena selama ini aku belum pernah kehilangan dompet, aku mengabaikan firasat itu dan berdoa agar Allah mau melindungiku...

perjalanan begitu panjang dan lama. aku yang kelelahan karena sibuknya aktifitas kampus, tertidur. sesampainya di Tjiwi aku terbangun. hujan makin deras. aku membalas sms Papa. dengan mata setengah mengantuk, aku memperhatikan jalan. tak ada kecurigaan pada keadaan sekitarku.

sampai di terminal Mojokerto, aku berpamitan pada wanita yang duduk di sebelahku tadi. wanita itu mempersilakan dengan ramah. turun dari bus, aku membuka payungku dan menuju terminal lyn.

aku duduk sendirian dalam lyn D. lyn ini belum berangkat karena menunggu penumpang. aku menunggu dengan tidak sabar. hujan makin lama makin keras mengetuk jendela mobil. sembari menunggu, terlintas di pikiranku untuk menyiapkan ongkos.

aku membuka tasku, mendapati dompet biruku sudah tidak ada.

tidak percaya dengan apa yang aku lihat, aku membongkar tas dengan panik. tidak ada. bertepatan dengan panikku, Papa menelepon. suara Papa terdengar seperti anak kecil. aku pikir gangguan pada sinyal, ternyata itu efek pengubah suara, fitur hp terbaru Papa. aku panik dan berbicara denagn nada kesal karena aku tak dapat mendengar suara Papa dengan jelas. makin panik, aku memutuskan untuk naik becak saja.

aku menawar becak. karena sudah panik dan kesal, aku berdebat mengenai harga. akhirnya tukang becak mengalah. aku setuju dengan harga 8 ribu. sebenarnya tidak tega juga, karena jauh dan hujan. tapi aku sudah tidak bisa berpikir dengan akal sehat. di jalan, aku menangis. kenapa musibah ini terjadi padaku... setiap menggumamkan hal itu, aku teringat dan beristighfar. aku berusaha memulihkan akal sehatku lagi.

sebelum jalan, aku menyebutkan alamatku di Pekayon gang 2, padahal seharusnya gang 3. aku baru sadar pada saat kami akan berbelok ke gang 2. aku mengkoreksi ucapanku dan meminta maaf. bodohnya aku... terlintas di benakku untuk memberi tambahan paling tidak jadi genap sepuluh ribu, karena aku kasihan. tapi liaht kondisi di rumah juga. aku khawatir kalau Papa tidak ada uang...

di rumah, Papa menyuruhku untuk membayar sepuluh ribu. ya, itu rezeki sang tukang becak. aku bersyukur sampai di rumah. masih dalam keadaan basah kuyup, aku menceritakan kronologi kejadiannya. aku menangis... yang kusayangkan adalah hilangnya uang pulsa dan dompet itu. padahal seharusnya aku bisa setor uang ke Tante dan membeli baju. mana dompet biru itu adalah kenangan dari Mia dan Desy, yang diberikan pada ualng tahunku. entahlah... tapi Papa membesarkan hatiku, sehingga kesedihan itu berkurang.

malamnya, setelah mandi dengan air hangat yang menenangkan, aku ke toko Tante. tokonya tutup, mungkin karena mati lampu tadi. aku bertemu Om Yudi yang stand by di atas motornya, di depan toko. kata Om, Tante sedang keluar sebentar. aku menunggu. akhirnya, Om menyuruhkan duluan ke rumah Om dan Tante sementara Om menjemput Tante dan menyewa PS untuk Farel, anak mereka. aku menuju rumah mereka di dekat SDku dulu.

di sana ada Anna, Mbah Uti, Farel, dan Syifa. sembari menunggu aku ikutan menonton sinetron "Safa dan Marwah". aku menonton hanya sekedar basa-basi saja, toh kenyataannya aku tidak suka sinetron. terlihat sekali dramanya. tapi penderitaanku tidak bertahan lama karena Om dan Tante datang. berdua saja dengan Tante, aku menceritakan hal yang terjadi. Tante menerima dengan legawa. aku lega sekali...

satu pesan Tante yang membekas di hatiku, "yang namanya musibah, tidak ada yang menginginkan. anggap saja belum rezekinya Nisa maupun Tante. sekarang diikhlaskan saja, karena kalau tidak ikhlas, (rezeki) itu ga bakal balik"

ya, dalam menghadapi cobaan seperti ini harus tawakkal. karena Allah memberikan cobaan bukan untuk menyiksa kita. toh Allah Maha Kaya dan Maha Penyayang...

setidaknya untuk menghibur hati, aku bilang pada diriku sendiri, "siapa tahu dengan kehilangan ini aku mendapat ganti: uang beasiswa turun" ini terinspirasi dari statusnya Norma (waktu dia terpaksa menginap di rumah sakit karena thypus), "sesungguhnya sakit dapat menghapuskan dosa" bisa ga yah itu berlaku pada kasusku? aku tersenyum sendiri. beban di hatiku berangsur-angsur hilang..

susungguhnya hanya Allah yang dapat memberikan cobaan dan meringankannya.. aku yakin itu.

inilah suatu pelajaran, sebuah hikmah. setidaknya aku bisa belajar lebih berhati-hati

UAS Minggu terakhir

akhirnya, aku sampai juga pada minggu treakhir UAS semester 1 ini. luamyan juga. ada beberapa mata kuliah yang tidak terlalu sulit, tapi ada juga mata kuliah yang membuatku frustasi seperti Etika, Ilmu Alamiah Dasar dan sebagainya. rata-rata adalah kuliah umum yang membuatku belajar lebih keras. tapi biar bagaimana, sebagian besar sudah aku lalui. tinggal Agama dan PPkn saja yang belum. hue! >o<

yang membebaniku akhir semester ini adalah tugas bahasa Indonesia. sebenarnya bukan tugas biasa, karena ia merupakan soal UAS yang sifatnya take home. tugas itu adalah membuat artikel ilmiah. 10-15 halaman. tidak banyak bukan? tapi entah mengapa susah sekali bagiku untuk menyelesaikan 10 halaman itu. 10 halaman!!! kenapa susah sekali sih???

sejak minggu tenang aku sudah bertapa sekian hari sekian malam mencari ide. ide sudah dapat, mulai mengumpulkan referensi. sepanjang proses itu hingga kini, aku masih belum tahu bentuk asli dari sebuah artikel ilmiah itu seperti apa. apakah sama dengan yang di surat kabar atau lain? aku mencari informasi di intrnet, bertanya pada senior, dan hasilnya tidak memuaskan. aku ingin tugas ini rampung dengan sempurna. tapi ternyata susah! buktinya, sampai hari ini masih saja belum selesai. padahal harus dikumpulkan tanggal 8 Januari, 2 hari lagi!! oh My God...

sekarang aku mencapai 90%. yang tersisa adalah tulisan yang begitu awut-awutan, ditambah cover, abstrak, penutup, daftar pustaka, dan lampiran yang belum dibereskan. oke, bukan 90% yah kalau begitu? aku turunin jadi 85%. huaa!!

rencananya malam ini aku akan mengevaluasi ulang tulisanku. benar-benar tidak sistematis. inilah kelemahanku, tidak biasa menulis secara sistematis. aku terbiasa menulis spontan, karena menulis adalah sesuatu yang mengalir begitu saja dalam diriku, tanpa aku harus tahu untuk apa menulis dan segala macam hal yang bisa membuat gundah. bagiku menulis adalah sesuatu yang menyenangkan, bukan membuat panik seperti ini. mungkin memang lain jika kita menulis dalam lingkungan akademik dengan menulis blog seperti ini. heu...

UAS ini aku belajar beberapa hal. pertama, belajar jangan hanya saat akan ujian. karena kalau begitu, ilmu yang kita dapatkan selama ini tidak ada gunanya selain untuk menjawab soal. mubadzir kan? hidup ini bukan hanya mengerjakan soal ujian kok.

kedua, tumbuhkan semangat belajar secara kontinyu setiap hari. ini penting, karena aku dibiayai, diperjuangkan sampai ke UNAIR ini adalah untuk menimba ilmu. dan... haloo??? untuk apa Papa pontang-panting membiayai aku kalau yang aku dapatkan hanya sesuatu yang hampa? jelas Papa banting tulang cari uang bukan untuk supaya aku bisa bersenang-senang. bukan kan??? makanya aku ahrus menebus semua jerih payah dan dukungan dari keluargaku dengan ilmu yang benar-benar bermanfaat. jadikan ini sebagai penyemangatku. semangat!

ketiga, berlatih menulis secara sistematis. supaya kalau ada tugas seperti ini tidak bingung dan bisa aku selesaikan dengan baik. okelah kalau tugas ini tidak bisa sempurna, karena baru pertama kali. tapi setidaknya tugas berikutnya harus lebih baik!

sebenarnya banyak yang aku petik dari UAS kali ini, tapi aku lupa apa aja :p yah, mudah-mudahan aku bis tetap survive dan semangat setiap hari. amin..

seandainya tulisanku ini bisa kupajang di sebuah tempat, sebagai pengingat begitu. heu...
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates