Rombongan Shizuoka dan Gamelan

mungkin ini rada telat. tapi masih cukup up to date kok hahaha...

jadi cerita, tanggal 19 Agustus kemaren aku bertemu Ikegami-sensei dan rombongan mahasiswanya dari Shizuoka University of Art and Culture (SUAC). ada enam orang mahasiswa. nama-nama mereka:

Rinko (4nensei, angkatan 2009)
Ayuka (4nensei, angkatan 2009)
Mai (3nensei, angkatan 2010)
Yuka (3nensei, angkatan 2010)
Junya (2nensei, angkatan 2011)
Kanako (2nensei, angkatan 2011)

well, akhirnya bisa ketemu juga sama Ikegami-sensei. masih tetep charming seperti biasa. rada penasaran juga apa gitu yah rahasianya kok Sensei masih tetep keliatan segar dan awet muda. malah katanya mbak Mega, keliatan lebih muda daripada 2 tahun yang lalu. wow. bener juga yah.

tapi sayang, sampai sekarang aku masih belum punya kesempatan buat ngobrol-ngobrol secara leluasa sama Sensei. ya mudah-mudahan lain kali.

terus, bersamaan dengan datengnya mereka, aku juga mulai belajar gamelan.

kenapa kok tiba-tiba...? yah, karena bentar lagi berangkat ke Jepang, aku rasa aku harus nyiapin sesuatu buat ditampilin di sana. apalagi kalau menurut pengalaman Syahrur-sensei dan Andi-sensei, biasanya PPI (semacam himpunan mahasiswa Indonesia di Jepang sana) suka ngadain acara kebudayaan gitu. aku juga udah dikasih "pesan" sama Syahrur-sensei. kalau misalnya aku ngga mau tampil di acara kebudayaan, aku bakal dipulangin sama Sensei. hahaha... :'D

sempet bingung awalnya mau belajar apa. tapi untung mbak Mega kasih saran. jadilah aku ikut latihan sama BSO Pakar Sajen di kampus. timbal baliknya, aku bantu jadi interpreter selama rombongan Shizuoka belajar gamelan di sini. aku setuju. aku juga ajak Nene, siapa tau dia berminat. well, meskipun keliatannya dia ngga seberapa minat belajar gamelan, dia minat buat ngobrol sama anak-anak SUAC. sekalian melatih bunpou, mungkin?

hari pertama, mbak Mega cuti kerja untuk mendampingi latihan gamelan hari itu. meskipun di antara kita ada 3 orang Indonesia yang bisa bahasa Jepang (mbak Mega, aku, dan Nene), tetep aja aku yang disuruh maju buat ngejelasin ( _ _)

hari pertama ngga begitu lancar. aku baru belajar gamelan. makanya kurang bisa dapet feel-nya. suka bingung harus menjelaskan gimana pada mereka. jadinya suka miss gitu.

belum lagi hari pertama aku dan mbak Mega udah melakukan banyak hal memalukan. waktu itu tanpa sadar aku mukul.... ngg... bokongnya mbak Mega >///< kebiasaan waktu di kos kayaknya. begitu sadar rasanya langsung pingin sujud di kaki mbak Mega. aku pasti udah bikin malu. mungkin Sensei malah jadi ngga respek sama aku. terus illfeel. duh... oh God...

terus udah gitu yang nyebelin, banyak banget wartawan yang dateng buat meliput orang-orang Jepang yang lagi main gamelan ini. mereka itu bener-bener ganggu! abis gimana ngga, mereka motret di depan para pemain balungan, bikin anak-anak SUAC jadi ngga bisa liat notasi di papan tulis. belum lagi menghalangi gendang dan sebagainya. belum lagi yang minta wawancara salah satu anak SUAC (alasannya, "sebentaaar aja mbak. dua menit aja") ggrrrr!

yah intinya hari pertama kurang begitu memuaskan.

tapi, ada juga hal baik. Rinko dan Ayuka ngajak aku ngobrol. Rinko lagi nulis skripsi tentang hijab (!) sementara Ayuka tentang sepeda motor (?) aku ngga seberapa paham sama apa yang mau diteliti Ayuka. tapi setidaknya aku lumayan ngerti apa yang mau diteliti Rinko.

bagi Rinko, hijab itu fashionable. dia tertarik banget sama hijab. di sini, yang dimaksud hijab sama dia bukan cuma yang modern aja. tapi juga jilbab biasa, seperti yang aku pake. dia penasaran gimana cara makenya, sejarahnya, dan sebagainya. dia keliatan seneng banget waktu aku cerita sedikit tentang jilbab (yang aku tau).

hari itu, kita langsung akrab. dia minta FBku. malemnya, waktu aku add dia, dia kirim message minta nomor hpku. ternyata dia dan anak-anak SUAC lainnya langsung beli hp di sini ^^;

latian berikutnya hari Rabu, tanggal 21 Agustus. hari kedua ini lumayan lancar daripada kemaren. meskipun mbak Mega ngga ada (dia ngga bisa ambil cuti lagi), setidaknya latian ngga terlalu semrawut. mungkin karena sebagian besar udah bisa. aku juga ngalamin kemajuan. setidaknya aku ngga terlalu ngawur waktu nunjukin notasi di LCD :v

oh ya, ngomong-ngomong soal gamelan... aku belum banyak progres T.T

waktu aku coba latian sendiri (tanpa anak-anak SUAC), ternyata gamelan itu ngga gampang.

emang sih alatnya sederhana. balungan misalnya. ada 6 plat logam (dari apa ya... ngg... kuningan) yang memiliki nada berbeda. mungkin seperti piano, tapi ini cuma ada 6 not dan mainnya dengan cara dipukul. tapi... ternyata.. bener-bener ngga segampang itu ._.

setiap kali kita mukul satu not, kita harus memegang plat yang kita pukul tadi, bersamaan dengan memukul not berikutnya. dan seterusnya.

misalnya begini:

2.3.  5.6.

nah, pada saat aku memukul not 2, tanganku memegang not 6. lalu ketika aku mukul not 3, bersamaan dengan itu pula aku memegang not 2 yang tadi aku pukul. waktu mukul not 5, harus pegang not 3. pukul not 6, pegang not 5. dan seterusnya.

menurut penjelasan Sigit (ketua Pakar Sajen, ternyata teman satu timku waktu PPKMB), itu penting supaya suara yang dihasilkan ngga bising. emang ketika aku coba mukul satu not ke not lainnya, tanpa memegang not yang tadi kupukul, suaranya jadi berdenting gitu. sementara kalau kupegang sambil mukul not berikutnya, suaranya jadi lebih harmonis.

teorinya sih begitu.

masalahnya, aku ngga cukup reflek. antara mukul not satu dengan megang not lainnya itu suka ngga sinkron ( _ _)

karena masih belum bisa, aku merhatiin Sigit dan kawan-kawan memainkan balungan.

sambil merhatiin mereka, diam-diam tumbuh rasa kagum. selama ini emang aku kurang berminat sama musik tradisional. aku cuma ngga paham aja sama musik tradisional. tapi begitu liat beberapa orang memainkan balungan secara bersamaan, aku bener-bener kagum. gimana caranya, dengan alat musik yang begitu sederhana, mereka semua bisa memainkan musik dengan begitu harmonis? gimana caranya mereka, yang notabene anak-anak muda, bisa menyukai dan memahami musik tradisional yang adiluhung ini?

sambil merhatiin mereka, aku menyadari ada banyak hal yang tak terpikirkan olehku sebelumnya.

dari situ muncul perasaan, aku pingin belajar gamelan lebih serius lagi. setidaknya sampai aku bisa memainkan satu lagu sederhana.

latian gamelan minggu pertama selesai sudah. dilanjutin lagi hari Senin dan Rabu minggu depan. itu artinya, selama Kamis dan Jumat aku dan Nene "menganggur".

tapi, hari Jumat, kita berdua tetep dateng ke kampus. Nindy, Gisca, dan Risa sidang skripsi hari itu, jadi kita pingin nonton. aku bisa dateng ke sidang Gisca yang lumayan seru itu, tapi sayang aku ngga bisa dateng ke sidang Nindy dan Risa karena harus ngurus surat permohonan pembebasan SPP selama aku cuti di UNAIR.

waktu aku mau urus itu, bertepatan dengan jam makan siang. Putri-sensei memanggilku dan menyuruhku menemani rombongan SUAC makan siang di kantin. akhirnya kami sama-sama ke kantin. aku sms Nene yang ada di musholla untuk menemani mereka sementara aku ke ruangan Pak Puji.

waktu aku kembali, semuanya udah selesai makan. ada rasa ngga enak juga karena aku seperti lepas dari tanggung jawab. satu per satu mulai bubar. Mai dan Yuka jalan-jalan sama Rin. Ikegami-sensei ada perlu. Kanako, Ayuka, dan Rinko kembali ke ruang jurusan. tinggal aku dan Junya yang masih di kantin. kita ngobrol banyak hal. terutama tentang Andi, anak Pakar Sajen yang suka sama cowok-cowok ganteng.

awalnya, aku dan beberapa orang sempet ada pikiran kalau Junya agak ngga nyaman sama Andi karena nganggep Andi ngg.... you know what I mean lah. tapi ternyata Junya ngga punya pikiran kayak gitu. malah, Junya bilang dia seneng bisa bertemen sama Andi dan pingin ngobrol-ngobrol lagi. Junya juga pingin ikut ngopi bareng Sigit dkk. aku salut. ngga nyangka Junya ternyata cukup terbuka sama orang asing ^^

yang bikin aku tambah salut, ternyata Junya pernah loh jalan kaki dari asrama kampus C ke kampus B. dia bilang dia jalan selama satu jam lebih (!) muke gileee... yang aku agak heran, kok dia tau rutenya ya :?

setelah ngobrol-ngobrol, aku dan Junya tukeran nomor hp. eits, jangan salah. ngga ada tendensi apa-apa kok. beneran. aku kan masih punya perasaan sama... ehm... oke, ngga usah dibahas.

ngomong-ngomong, menurutku nama Junya itu unik. jarang ada yang punya nama begitu. karena penasaran, aku tanya gimana dia menulis namanya dalam huruf Kanji.

ternyata namanya terdiri dari dua huruf: 隼矢

隼 dibaca "Jun" atau kalau menurut Kunyomi dibaca "Hayabusa". artinya burung Falcon. sementara 矢 dibaca "Ya", yang artinya anak panah. kedua huruf ini sama-sama melambangkan kecepatan.

bener-bener unik.


Belajar Menelan Sesuatu yang Pahit

hmm... semakin banyak yang kuposting di sini, semakin besar rasa bersalahku. soalnya aku belum ngelunasin janji buat nulis resensi tentang buku terjemahan yang aku baca itu loh xD

tapi, sebelum aku ngelunasin janji itu, kayaknya bakalan banyak postingan geje bermunculan. mungkin ini semacam sindrom kegalauan sebelum pergi merantau jauh.

oke, oke.. ngga usah kebanyakan intro. jadi ceritanya hari ini aku menemukan sesuatu yang pahit buatku.

semua ini berawal dari kecerobohanku sih. aku menunjukkan sisi lemahku pada seorang teman dekat.

aku bilang kalau aku takut.

yah, aku ngga tau sih gimana reaksinya. aku ngga berani liat wajahnya. takut.

tapi terus dia bilang sesuatu.... ngg, intinya begini. jangan sia-siain apa yang udah diperjuangkan. ada orang lain yang juga menginginkan kesempatan yang sama.

waktu itu, aku emang dalam keadaan lemah. jadi ketika dia ngomong gitu, aku berasa ketampar keras banget.

kata-katanya itu pahit banget.

tapi, sepahit apapun buatku, apa yang dia bilang itu bener.

aku masih inget dulu ada temanku yang lain, dia dikasih kesempatan untuk meraih sesuatu yang tinggi, tapi dia ragu dan galau. aku gregetan banget ngeliatnya.

dan sekarang, ternyata aku di posisi temanku dulu itu. jadi yaa... mungkin wajar kalau orang lain rada gregetan ngeliat aku yang seperti ini.

akhirnya aku jadi ngerti perasaan temanku yang dulu galau itu. dan juga alasan kenapa temanku yang ini ngomong sesuatu seperti di atas.

lucu ya... pada akhirnya kita semua ditempatkan di posisi yang berbeda-beda secara bergantian. mungkin supaya kita bisa ngerti perasaan dan pikiran orang lain ketika berada di posisi itu?

karena berpikir seperti itu, makanya aku belajar untuk menerima kata-kata itu. berusaha positive thinking aja sih. kalau emang kata-kata itu pahit, aku anggap itu obat. pahit, tapi menyembuhkan.

dan mungkin ini obat terbaik, karena dikasih oleh orang yang sangat dekat dengan kita.

aku berterima kasih. akhirnya aku dapet kesempatan buat belajar menerima sesuatu yang sulit diterima dengan hati yang lebih legawa.

terima kasih, Teman.


Persiapan

sebelum ke inti cerita, aku mau OOT sebentar.
aku ngerasa, kayaknya aku bisa ngerti perasaan orang-orang yang ngga mau aktif di social media.

ya abis gimana ya, banyak orang rese sih....

aku sempet juga pingin marah-marah sama orang rese itu. tapi untung, aku diingetin sama suatu kalimat (entah aku denger dari siapa atau baca di mana, aku lupa) kalau apapun yang dipublish di social media, ya berarti itu untuk dishare dengan orang lain. kalau ngga mau dikepoin ya jangan dishare donk.

jadi aku sadar, lalu memutuskan untuk ngga terlalu banyak share di FB atau Twitter. mending tulis di blog aja.

yaa emang sih blog juga termasuk social media. tapi, karena ngga ada yang namanya "news feed", "timeline", "linimasa", dan semacamnya (oke, ada sih Google Buzz, tapi itu pun di tempat yang ngga mencolok), kita ngga ada keharusan untuk membaca postingan orang lain kalau kita ngga mau. kalau kita mau, kita cukup melipir ke blog yang bersangkutan.

jadi bisa disimpulkan, kalau nulis di blog, ngga banyak orang rese. lebih tenang.

tapi kelemahannya (mungkin) karena ini blog, mau ngga mau terdorong buat nulis panjang. ngga bisa instan kayak FB atau Twitter. ya iyalah, nanggung amet mau nulis pendek di blog :s

emang, kalau di blog kita ngga bisa banyak berinteraksi. kita ngga tau siapa yang membaca tulisan kita dan seperti apa reaksinya. tapi tetep, aku pingin ngucapin terima kasih banyak untuk mereka yang mau melipir dan baca-baca tulisan randomku ini. semoga bisa sedikit menghibur anda-anda sekalian yang sumpek atau berharap menemukan informasi penting (tapi ternyata kena PHP di sini hahaha :p)

oke, masuk ke inti cerita.

hari ini, ittenary (semacam draft) tiket pesawat untuk peserta Monbusho udah keluar. tadi dishare di grup MEXT 2013 Japanese Studies. di situ tertulis aku dan Dida berangkat tanggal 1 Oktober dari Bandara Soekarno-Hatta. sementara Nene berangkat tanggal 3 Oktober.

seneng sih, akhirnya ada kepastian. tapi rada kesepian juga, soalnya ngga bareng-bareng. apalagi ngga bareng Nene :(

tapi ya setidaknya aku ngga sendirian. masih ada Dida. ya untung aja sih. soalnya di bandara Narita kita masih harus oper ke Haneda, baru ke Kansai. astagaa, bisa-bisa nyasar aku kalau ngga ada temen :'(

kalau liat dari jadwalnya sih, kita transit di Tokyo lumayan lama. Dida bilang masih bisa ke Akihabara atau Tokyo Tower gitu. wiii, aku mau >w<

tapi rada takut juga sih. gimana kalau misalnya kita ngga tepat waktu di Haneda? woooo >.<

ya mudah-mudahan sih ngga ada hal-hal semacam itu.

terus mengenai persiapan di sini.... yaa, ini sih masih nunggu gimana keputusan jurusan, apa aku dan Nene bisa dapet keringanan buat SPP selama cuti di UNAIR atau ngga. kalau udah pasti, rencananya mau urus cuti.

aku juga udah sempet liat-liat koper. bulan ini ada diskon sih. lumayan lagi. 30-50%. aku termasuk beruntung lah. jadi setidaknya kan aku bisa aja dapet koper kualitasnya bagus tapi dengan harga yang masih bisa dijangkau.

mengenai visa, yaa... tadinya sempet mbulet karena salah satu staf Kedubes bilang kalau Konjen di daerah belum bisa buat urus visa. aku sih rada ngga percaya, karena waktu aku telpon, Konjen bilang bawa aja dokumennya ke sini. waktu aku ke sana juga, ternyata bisa kok. malahan tanggal 19 udah bisa diambil.

aku juga mulai hari Kamis kemaren belajar main gamelan. ini persiapan buat acara kebudayaan di sana. aku ngga tau sih apa nanti ada gamelan apa engga, tapi setidaknya kan ada yang bisa aku pelajari di sini. ternyata belajar gamelan itu susah-susah gampang. malah lebih banyak susahnya mungkin. apalagi aku udah lama ngga bersentuhan sama notasi musik. jadinya rada lemot waktu latian. hahaha...

tapi aku seneng belajar gamelan sama anak-anak Pakar Sajen. mereka semua baik, ramah, dan lucu.

bersyukur banget karena urusan yang besar-besar dimudakan dan udah hampir selesai. tinggal masalah packing dan beberapa hal yang ngga terlalu urgent. tapi tetep itu harus diurus dari sekarang.

terus soal skripsi....

aku masih tetep buntu ( _ _)

tapi setidaknya ada sedikit kemajuan. iya, sedikit banget. hahaha...

anyway, kemarin aku coba e-mail penerbit Indonesia Tera (lagi).

sebelumnya kan aku e-mail, mau request buku-buku terbitan Indonesia Tera tahun 2001. tapi karena penerbit ini ganti manajemen (!), jadi buku-buku lama udah ngga dicetak lagi. katanya kalau butuh arsipnya, silakan dateng sendiri ke kantornya.

pikiranku, ke Jogja? mau sih, tapi gimana?

tapi Allah kasih aku satu batu loncatan lagi.

aku ketemu sama salah satu peserta Monbusho dari UGM. namanya Katya. dia sebenernya tinggal di Surabaya, tapi kuliah di Jogja. beberapa minggu lalu kita ketemu di FIB karena dia mau masukin poster acara Sastra Jepang UGM, Mangafest 2013.

ngobrol punya ngobrol, Katya bersedia ke kantor Indonesia Tera. uwwoooooo....!

karena itu, aku semangat buat ngejar buku ini. aku e-mail lagi penerbitnya, cerita kalau Katya mau mewakili aku ke sana buat minta data buku itu.

terus, dateng e-mail balesan mereka.

penerbit Indonesia Tera bersedia minjemin buku yang aku maksud dalam jangka waktu tertentu. pokoknya nanti tinggalin tanda pengenal yang masih berlaku.

sujud syukur, senengnya bukan main.

eh tapi....

ada syaratnya:

"kalau skripsinya sudah selesai, mohon kami dikirimkan copy-nya untuk dijadikan arsip"

eeeaaaaaa.........

yaa, aku mau-mau aja sih ngirimin copy-nya. tapi, tapi, tapi... masalahnya, kapan skripsiku selesai :')

kan aku mau ke Jepang dulu setaun :(

bingung, sekaligus bersemangat. rasanya kayak dicambuk buat ngerjain skripsi lagi.

tapi emang, sengebut apapun, aku bakal tetep sidang setelah pulang dari Jepang. artinya skripsiku baru komplet setelah itu. nah loh, mau ngga ya pihak penerbit nungguin selama itu....

ya gimana nanti aja sih, yang penting dijalanin dulu aja. gimana nanti jadinya, aku harus menjelaskan baik-baik ke pihak penerbit.

but after all, I feel so blessed :3

mudah-mudahan semua persiapan berjalan dengan lancar. juga skripsiku, mudah-mudahan progresnya lebih banter lagi. aamiiiiin.....

Simply Sumpek

pertama, sumpek.
kedua, sumpek.
ketiga, sumpek.

udah tiga kali tuh. afdol kan?

aku sumpek sama skripsi.

udah berusaha baca, tapi ngga mudeng. oke, baca lagi. ngerti sedikit. dibaca lagi. dibaca lagi. dibaca lagi.

begitu buka Ms. Word, blank. ngga ngerti mau nulis apa.

rasanya pingin nyembah Yudiah yang udah berhasil nyelesein skripsinya tepat waktu ._.

udah janji sama Syahrur-sensei mau bimbingan abis Lebaran...

lah ini Lebaran udah lewat, lah kok masih tetep blank.

kata Papa sih, "ngga usah memburu waktu"

iya sih. tapi udah kadung janji. kepriben iki ._.

jadi akhirnya aku sumpek. stres.

mana ada kouhai yang... urrggh.... gayanya itu sok banget.

belon pernah ngerasain skripsi aja sok ngeremehin orang.

aku mentolo ngaplok -_-

urgh... stres. udah deh. stres. titik.

rasanya otak ngga bisa diajak berpikir sehat.

dan hati tuh rasanya penuh dengan emosi.

terus, aku harus gimana? :'(

Lebaran Terakhir di Indonesia

Lebaran tahun ini jatuh pada tanggal yang bagus: tanggal delapan bulan delapan. sama kayak tahun sebelumnya, awal Ramadhan versi Muhammadiyah beda dengan pemerintah, tapi lebarannya sama.

lebaran tahun ini ngga seprihatin tahun lalu. kita bisa tidur di rumah yang nyaman dan makan penuh dengan rasa syukur.

tapi sama seperti beberapa tahun terakhir, aku sholat Ied dengan perasaan kesepian. di antara sekian banyak jamaah, rasanya cuma aku yang sendirian. tanpa saudara, tanpa Mama, cuma aku sendiri.

ya apa boleh buat. inilah yang harus aku hadapi.

anyway, akhir-akhir ini aku ngerasa mellow.

mungkin selama ini aku terlalu sibuk dengan yang lain, sampai-sampai lupa kalau lebaran tahun ini adalah lebaran terakhir di Indonesia. soalnya tahun depan, insya Allah aku puasa dan lebaran di Jepang.

yaa, pasti bakal balik lagi sih, dan mudah-mudahan ketemu dengan Ramadhan dan Idul Fitri berikutnya di Indonesia lagi.

cuma ya rada nyesel, kok aku ngga memperlakukan Ramadhan tahun ini lebih istimewa lagi. malah sibuk dengan hal-hal kecil.

penyesalan sih tinggal penyesalan.

oh ya, ada lagi yang bikin aku rada mellow juga.

akhir-akhir ini aku ngerasa ada jarak antara aku dan orang-orang sekitarku. entah itu teman kuliah, teman SD, dan lain-lain.

aku seperti diperlihatkan kalau mereka yang aku anggep spesial ternyata ngga menganggapku spesial. aku cuma kenalan biasa, bukan siapa-siapa.

sedih? terlalu kompleks, ngga bisa disederhanakan dengan satu kata itu.

apa ya rasanya... hampa?

ada juga rasa kuatir, kalau ternyata tanpa sadar aku udah nyakitin perasaan banyak orang. terus akhirnya diem-diem orang membenciku. meskipun aku ngga ada niat seperti itu.

ngg... kira-kira begitulah yang aku rasakan. dan karena perasaan itu, penyesalanku semakin bertambah aja rasanya.


ada keinginan untuk berubah. tapi ya, apapun yang aku lakukan (mungkin) ngga banyak berguna. udah banyak kejadian yang membuktikan kalau betapapun kita berusaha untuk berubah, kesan pertama itu tak mudah hilang. kebetulan aku sendiri ngalamin. sakit juga ya rasanya, tiba-tiba teman SMP berkomentar dan menganggap aku ini masihlah anak yang anti-dandan. padahal kita udah sekian tahun bertemu dan dia juga ngga ngerti kalau aku sekarang lagi mati-matian ngumpulin duit buat beli maskara dan segala macam tetek bengek lainnya.

ya begitulah. people changes. but others tend to not recognize it.

lagipula, kita tak pernah bisa menyenangkan semua orang sekaligus. pasti ada aja yang ngerasa ngga puas, meski kita berusaha yang terbaik.


Menuju Jepang

finally, penantianku berakhir sudah.

tanggal 22 Juli 2013 kemarin, e-mail dari Hiroshima Daigaku datang sudah. pas hari itu, pasporku juga udah selesai.

jadi, resmilah saya diterima di Hiroshima Daigaku. saking seneng dan leganya sampai lemes xD

mungkin aku bisa dibilang cukup beruntung, soalnya aku ada temen. Dida (nama aslinya siapa aku lupa, yang jelas panjang dan ga gampang diinget -,-) dari UNBRAW juga keterima di sana. dia orang pertama yang ngasih tau aku soal e-mail dari Hiroshima itu. makanya abis ambil paspor aku langsung buru-buru pulang buat buka e-mail :D

bukan cuma itu, Syahrur-sensei juga nanti mau lanjut S3 di Hiroshima Daigaku. lengkap deh pendamping saya selama di sana hahaha...

di e-mail itu, kita diminta kirim foto dan nama untuk tanda pengenal selama di sana. nanti mereka kirim e-mail lagi mengenai tanggal keberangkatan dan nomor kamar di Hiroshima University International House. aku langsung sujud syukur, karena malem sebelumnya aku panik browsing soal apartemen dan aku dibuat pusing karena biayanya. eh ternyata, Tuhan begitu baik hati. aku ga perlu pusing-pusing cari apartemen, dan lagi biaya sewa I-house per bulannya lebih murah dibandingkan di luar. wohoooo~

sejak hari itu, aku jadi semakin ngga sabar nunggu bulan Oktober. tapi, biar gimana juga ada banyak hal yang aku pikirin. awalnya sih cuma masalah sepele kayak peralatan makan, di mana mau cari sayur dan buah (saking terobsesinya pingin hidup sehat, yang kupikirin cuma sayur dan buah, tapi ga kepikiran nasi donk -,-) plus berapa harganya, nanti pakai handphone dan provider apa, di mana cari lungsuran sepeda, berapa biaya sambung wi-fi sampai ke kamar, dan sebagainya.

karena bingung, aku jadi banyak tanya ke Andi-sensei. aku dapet banyak masukan, bahkan bantuan. dari situ aku agak lega, setidaknya untuk urusan remeh temeh tadi itulah.

tapi, masih ada masalah lain yang aku pikirin.

sebenernya, ada rasa takut kalau nanti aku ga bisa survive di sana.

sekarang ini alhamdulillah aku udah N2. tapi, aku masih bener-bener tau sejauh mana kemampuanku berkomunikasi (terutama lisan) dalam bahasa Jepang. bisa ngomong lancar ga ya? gimana seandainya ga lancar? gimana kalo nanti di sana aku malah jadi pendiam? bla bla bla dan bla.

karena itu juga, aku makin gencar nonton dorama atau bangumi. soalnya kesempatan aku buat ngomong bahasa Jepang selama di sini itu sedikit, sejak Satoshi dan Kazuma pulang. apalagi aku ngga seberapa dekat sama Hokuto dan Mika. partner yang bisa diandalkan ya Nene, tapi kapan juga bisa bener-bener praktek ngomong langsung, sementara dia jarang beredar di kampus? akhirnya aku mikir, setidaknya aku harus banyak denger percakapan bahasa Jepang, biar kemampuan bahasa Jepangku ngga ilang sama sekali.

terus, aku juga agak takut kalau seandainya nanti di sana aku ga mampu ngikutin pelajaran. aku udah sering banget denger cerita kalau belajar di Jepang itu susah dan super ketat. aku takut, nanti aku ga bisa selesai dengan baik, akibatnya nilai yang ditransfer ke sini juga lebih rendah kan. ya aslinya juga aku ngga seberapa peduli pengaruhnya ke IP. cuma ya pada akhirnya nanti malah ngecewain pihak lain, bahkan mungkin di masa depan nanti aku juga nyesel kalau hasilnya ngga bagus. aku takut gara-gara ga bisa ngikutin terus akhirnya aku malah jadi tambah stres. beuh.

aku juga agak stres soal uang. aku ngga tau nanti Monbusho bakal ngasih berapa ke pesertanya. aku cuma takut seandainya aku jadi boros dan akhirnya ga mampu nabung. terus belum lagi pra-berangkat ini. udah ada semacam pemberitahuan kalau uang dari Monbusho baru cair di akhir bulan pertama. sementara kita nanti datengnya awal bulan. dengan kata lain kita harus siap uang untuk hidup satu bulan pertama kan. mereka nyaranin kita bawa sekitar 100.000 yen (sekitar sepuluh juta rupiah). hembok, itu uang banyak, dapet dari mana coba? Dida malah sampai mau jual motornya buat modal ke sana. haduh, stres udah aku.

dan masih banyak lagi ketakutan lainnya.

tapi ya, biar gimana juga harus dihadapi kan.

sekarang ini, yang harus aku lakukan adalah super bersyukur karena udah dikasih kesempatan langka menuju Jepang.

aku juga harus banyak berdoa, mudah-mudahan mulai dari sebelum berangkat sampai pulang nanti ke Indonesia, semuanya lancar-lancar aja tanpa halangan yang berat-berat. mudah-mudahan juga aku bisa dapet banyak pelajaran, pengalaman, dan sebagainya (dan yang jelas, ga dapet masalah).

iya, harus begitu donk. positive thinking.


Hiroshima, I'm coming! :3
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates