UTS, kemarin dan hari ini

kemarin aku online sebelum UTS Etika. aku datang di fakultas jam 11 kurang 5. aku pikir aku belum telat karena menurut jadwal, UTS Etika dimulai jam 11.15. tapi ternyata Pak Moses dan beberapa anak sudah berada di dalam kelas 302, bersiap-siap untuk memulai ujian. aku heran dan melirik jam tanganku. masih belum jam 11.15. tapi mengapa sudah mau dimulai? panik, aku buru-buru duduk di bangku nomor 2 dan mempersiapkan alat tulis, KRS, juga KTM.

soal etika sebenarnya tidak terlalu sulit. semua mengandalkan kemampuan kita menganalisis pertanyaan dan mengungkapkan pendapat kita sendiri terhadap soal-soal itu. tapi berhubung aku tidak konsentrasi, jawabanku jadi acak-acakan. dari 4 soal esai yang ada, aku hanya yakin pada jawaban untuk nomor 4. heu.... baiklah, aku coba menuliskannya di sini, sekalian untuk mengingat-ngingat soal sial yang membuatku pusing itu:

1. jelaskan pengertian etika dan ruang lingkupnya!
2. menurut anda, apa manfaat anda mempelajari etika bagi diri anda sebagai mahasiswa Universitas Airlangga dan sebagai anggota masyarakat?
3. jelaskan perbedaan etika, etiket, moral, hukum, dan agama! berikanlah masing-masing contoh konkritnya!
4. bagaimana anda menjelaskan hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif? berikanlah masing-masing contoh konkritnya!

aku hanya bisa menepuk dahi begitu melihat soal-soal ini.

menghadapi soal pertama, aku berusaha mengingat-ngingat apa yang tertulis di slidepresentasi Pak Moses maupun di catatanku. aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. maka dari itu aku merangkai kata-kata saja. untuk nomor dua, aku ingin muntah. di sinilah aku sebagai pentolan anak bahasa mempraktekkan teknik "menggombal". yah, aku mengakui sendiri bahwa jawabanku benar-benar tidak bermutu. banyak coretannya. aku memang tidak menggunakan tipe-ex karena aku pikir akan lebih cepat dan rapi jika aku cukup mencoret kata-kata yang salah. tapi bagusnya, jawabanku jadi penuh dengan ornamen coretan, apalagi di nomor 3. ugh! itu benar-benar soal yang membuatku mati kutu. mana poin terbesar terletak di nomor itu lagi... dan aku tidak bisa memberikan jawaban yang bagus! aku ingin menangis rasanya...

huff... itulah sekilas tentang akibat aku tidak belajar dengan serius kemarin.

belajar dari pengalaman itu, aku berusaha untuk lebih serius dalam persiapan menghadapi UTS Bahasa Indonesia hari ini. tadi malam aku berusaha untuk membaca buku bahasa Indonesia yang sudah kubeli. tapi aku begitu mengantuk dan akhirnya kuputuskan untuk tidur saja. paginya aku bangun dan mulai belajar lagi. memang ada momen-momen aku blank. tidak konsentrasi sepenuhnya. tapi kali ini aku belajar dengan cara yang berbeda: menerka kira-kira seperti apa soal yang keluar. dari soal Etika kemarin, aku mengambil hipotesis bahwa soal UTS di dunia perkuliahan lebih banyak menuntut kita untuk belajar kritis dan mandiri. jadi akan ada banyak soal yang memerlukan jawaban yang panjang dan berbelit-belit bersumber dari pemikiran kita sendiri mendominasi soal UTS. maka aku membaca catatanku (yang tentunya jauuuhhh lebih ringkas dari buku bahasa Indonesia yang bertele-tele itu) dan mencoba berpikir ala dosen. "kalau aku jadi dosen, soal apa yah yang akan aku berikan kepada mahasiswaku?" gumamku. lalu aku menemukan perkiraan soal mengenai fungsi bahasa. memang di catatanku hanya disebutkan tentang fungsi-fungsi bahasa secara pokok, yaitu fungsi komunikasi, ekspresi diri, integrasi dan adaptasi sosial, serta kontrol sosial. aku mencoba menguraikan penjelasan mengenai itu. feelingku mengatakan soal semacam ini akan keluar. akhirnya pikiranku terpusat untuk menguraikan fungsi-fungsi bahasa itu hingga energi otakku terkuras. akibatnya, moodku down untuk mempelajari yang lain. bodoh... tapi aku tetap berusaha membaca bab-bab lain walaupun cuma sekilas.

jam 9 aku ke Student Centre FIB. aku dan kelompokku akan mengerjakan poster layanan masyarakat untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa UNAIR. memang ini tugas wajib dari Pak Moses. yah, aku tak keberatan sih... malah bagus, untuk tabungan skp-ku. berkat mengikuti lomba ini, skp-ku untuk semester ini berjumlah 60. aku sudah dapat 25 poin dari PPKMB. jadi, aku akan mendapatkan 85 poin skp. sementara itu, untuk bisa lulus S1, mahasiswa harus mengumpulkan minimal 100 poin. hore! peluangku untuk bisa mendapatkan predikat wisudawan terbaik bakal terbuka neh.. hehe...

sekitar jam setengah 10 barulah semua datang. kami mulai bekerja. laptop Gisca sudah mencapai power limit. harus segera di-charge. kami bergantung pada laptopnya karena yang memiliki software image editor semacam Photoshop hanyalah Gisca. kami naik ke lantai 2 dan mencoba untuk men-chargenya di area Wi-Fi milik departemen Sejarah. sialnya, stop kontak yang ada di sini begitu tinggi, hampir mencapai langit-langit. aku yang bertubuh tinggi diminta untuk mencolokkan kabel charger ke sana. aku sudah bersusah payah meraih stop kontak itu dan berhasil memasukkannya. sialnya lagi, stop kontak itu tidak berfungsi. akhirnya kami pindah ke ruang dosen Sastra Jepang. tapi sayangnya kami tidak boleh masuk ke sana karena tidak ada penjaganya. sial 3 kali. akhirnya kami memakai laptop Dewi untuk browsing foto-foto anak jalanan. begitu searching, tiba-tiba aku mendapat ide. aku mengajak Yudiah mencari anak-anak yang biasanya menjual koran di lingkungan sekitar kampus. mereka adalah contoh image yang pas untuk tema poster kami: pendidikan untuk anak jalanan. ah, pasti keren! aku sudah antusias mencari mereka, tapi malah tidak bertemu. aku dan Yudiah kembali ke lantai 2 dengan tangan kosong.

jam 11, diskusi bubar. aku, Yudiah, Gisca, dan Dewi menuju musholla untuk mengikuti PBA. tentorku datang telat sekali, hampit setengah jam. aku sudah gelisah menunggu karena aku belum makan. akhirnya sang tentor datang dan PBA berlangsung sekitar setengah jam. masih ada waktu untuk sholat dan makan siang.

jam 1, UTS bahasa Indonesia dimulai. aku hampir bersorak kegirangan begitu melihat soal-soalnya. ternyata tebakanku benar, ada soal yang meminta kami untuk menjelaskan fungsi-fungsi bahasa! oh, terima kasih ya Allah... soal-soal lainnya pun bisa kukerjakan dengan mantap. hmm... mungkin ini masalah kepercayaan diri juga ya... sebenarnya bobot pertanyaan Etika dengan bahasa Indonesia hampir sama. tapi mungkin aku kurang percaya diri karena aku tidak belajar dengan serius. tapi kali ini aku cukup percaya diri dan bisa mengerjakan soal dengan baik. senangnya!

ya Allah, terima kasih atas segala ridhoMu ini...

UTS pertama di FIB

aku tidak bisa membayangkan seperti apa UTS di dunia perkuliahan. apakah sama dengan UTS semasa SMA dulu ataukah berbeda. aku hanya bisa membayangkan aku duduk di kelas yang sunyi sambil mengernyitkan dahi, berkutat menyusun argumen untuk sebuah esai yang diajukan sang dosen dalam UTS.

tapi kenyataannya tak sepenuhnya seperti itu. memang aku baru menjalani hari ketiga dalam UTS, tapi aku menikmati UTS yang masih sama dengan waktu SMA dulu. soalnya masih ada yang berupa multiple choice, dan cukup mudah. bedanya, jarak antar tempat duduk benar-benar diatur. aku lega, setidaknya kali ini aku bisa meminimalisir "keharusan" untuk memberi contekan kepada yang lain. selamat datang di dunia perkuliahan, dunia individualistik!

bahasa Inggris di hari pertama cukup menyenangkan. aku mendapat urutan tempat duduk nomor 4. ini lagi yang beda, urutan tempat duduk bisa berubah-ubah, sesuai dengan kebijakan dosen. soal-soal berhubungan dengan reading compherensive, banyak teks yang harus dibaca untuk bisa memecahkan soal yang ada. sama seperti SMA dulu. aku sampai bosan membacanya. apalagi banyak kosakata yang tidak aku mengerti. tapi yah, aku terka-terka saja. aku rasa untuk bahasa Inggris nilaiku tidak akan benar-benar jeblok. yang menyenangkan dari ujian hari itu, aku duduk di belakang, sementara orang yang aku sukai duduk di depan. wah, puas rasanya menatap punggungnya yang gagah itu dari belakang! aku jadi tidak perlu bersusah payah menoleh seperti biasanya. lucky ♥

hari kedua adalah Shokyuu Nihongo. aku bisa mengerjakan 98% soal dengan mantap. hanya ada dua soal yang aku ragukan. tapi aku yakin untuk Shokyuu aku tidak ada masalah.

hari ini aku akan menghadapi ujian Etika. aku ke warnet untuk mencari info tentang relativitas moral, karena tadi pagi aku membaca handout (baru sempat kubaca sekarang, padahal aku sudah menyimpan filenya lama sekali) dan menemukan kata-kata itu. tidak punya bayangan untuk menebak, aku mencoba mencari di google. tapi tetap saja menemui jalan buntu karena menurutku tidak ada yang sesuai. ah, mungkin ini juga karena aku tidak konsentrasi. saat ini aku tengah mendengarkan The One-nya Maliq & D'Essential. asyik dengan mp3-ku, jelaslah aku tidak konsentrasi. aku menutup tab google dan membika facebook :p

aku jadi merasa bersalah. saat ini papa pasti sedang berusaha keras mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku yang makin mendesak. tapi apa yang aku lakukan? tidak ada, selain menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting. memang aku mengurangi jatah makan siangku dengan berpuasa. tapi aku merasa....

Allah, kekasihku, maafkanlah hambaMu ini....

Nonton Yosakoi di Taman Bungkul

hari ini aku bangun pagi-pagi untuk menonton lomba Yosakoi di Taman Bungkul Surabaya. kenapa aku begitu bersemangat? karena aku akan bertemu dengan orang yang aku sukai =3

tapi harapan itu hampir patah ketika Ephine sms. dia bilang dia tidak bisa datang jam 6.15, sesuai jadwal. alasannya: air di kamar mandi kosnya mati. dia mau ngungsi ke kos temannya, tapi sang teman belum bangun. jadi paling dia bisa datang jam 8.

aku hapir saja jatuh dalam kondisi bad mood yang parah dan ingin sekali mengatakan pada Ephine, "baka!"

tapi ya apa pula perlunya aku marah-marah begitu? memangnya bisa mengubah keadaan? aku jadi ingin nangis.. T^T

sempat terpikir minta tolong Sanji-senpai untuk menjemputku. tapi.... dia sudah terlalu baik padaku. aku tidak ingin memanfaatkan kebaikan orang lain. itu sama saja kalau aku ini licik. aku tidak mau seperti itu.

aku murung. masa aku batal pergi? aku tidak bisa bertemu orang itu donk? ah, aku pasrah saja akhirnya. biar bagaimana juga aku harus menemui Rio. mungkin dia punay ide bagus.

ketika Rio sms dan memberitahu dia sudah ada di tandon FIB, aku segera ke sana, dengan wajah yang tetap saja murung. di sana para penari Yosakoi sudah berkumpul. senpai-senpai menyapaku, tapi aku malah mengacuhkan. aku menemui Rio dan kaget menemukan orang yang aku sukai belum datang. akhirnya aku meminta Rio untuk menjemputnya. Rio pergi dan lama sekali kembalinya. aku jadi khawatir. bagaimana kalau dia tidak jadi datang? aku memasang muka mendung sepanjang penantian itu. senpai-senpai memperhatikanku. bahkan Niken-senpai dengan penuh perhatian bilang, "dek, kamu sepertinya sedang memikirkan masalah yang berat sekali." aku hanya tersenyum padanya. aku sebenernya tak ingin memasang wajah sedih di depan mereka. aku hanya ingin memasang muka sedihku di depan orang yang aku suka, supaya dia tahu aku sedih dan dia menghiburku...

persiapan selesai. Rio dan orang itu belum datang juga. akhirnya aku bareng Niken-senpai. aku takut, apakah aku terlihat seperti menghindari Sanji-senpai? tadi dia menawari untuk mengantarku ke taman Bungkul. tapi aku malah bareng Niken-senpai. aku bukannya bermaksud acuh atau jahat atau selabelnya lah. aku cuma tidak enak aja, kalau aku terus-terusan dengan Sanji-senpai, aku pasti akan tergoda untuk memanfaatkannya. aku tidak mau. aku yakin senpai orang yang baik dan aku juga tidak mau menjadi orang jahat dengan memanfaatkan kebaikannya.

akhirnya kami sampai di taman Bungkul. kami buru-buru karena acara akan dimulai. kostum Nisekai menurutku lumayan. percampuran antara baju adat Bali dengan kimono Jepang. nice, tapi ga norak. aku bertemu Nene. kami berbaur dengan penonton. pesertanya mulai dari SD, SMP, SMA, dan Universitas. wajahku yang sedari tadi dingin perlahan mencair seiring dengan berjalannya pertunjukkan. penampilannnya bagus-bagus. aku jadi bersemangat ingin ikut Yosakoi juga. tahun depan pasti aku akan main di panggung itu. ya, aku akan berusaha!

tiba-tiba Rio datang dan membawakan Aqua pesananku. aku melihat orang yang kusukai juga datang. rasanya pingin nangis. aku bahagia sekali. apalagi waktu dia menjabat tanganku dan duduk di sampingku. aku mau mati! rasanya senang, ga bisa diungkapin dengan kata-kata. tapi kesenanganku tidak berlangsung lama karena dia pergi membeli minuman dan tidak kembali lagi.

semangatku turun. tapi setidaknya penampilan para peserta membuatku terhibur. penampilan Niseikai Aidai sangat bagus. energik. aku ingin menari seperti itu tahun depan! yatta!!

aku celingak-celinguk mencari orang yang aku sukai. beberapa kali aku menangkapnya melalui ekor mataku. aku senang, lalu mengalihkan mataku ke arah panggung tempat para peserta menari. begitulah yang kulakukan berulang-ulang. sampai akhirnya dia benar-benar menghilang dari jangkauan mataku. aku panik. aku berdiri dan berpura-pura mencari Niken-senpai. sialnya, aku terpeleset. celana jeansku belepotan lumut. aku malu. tapi untung orang yang aku sukai tidak melihat. kira-kira begitu. aku tidak begitu yakin karena aku tidak menemukannya. ah, semoga saja dia tidak melihat kejadian itu. gara-gara kejadian memalukan itu, aku jadi ingin cepat pulang. untung Farissa akan pulang. aku ikut dengannya naik bemo. dia turun di Royal. dengan petunjuk yang diberikan Farissa, aku pulang sendirian. dan alhamdulillah aku pulang ke asrama dengan selamat.

hari ini begitu menyenangkan, sekaligus menyedihkan. wahahaha.... I feel so good right now :)

Menyambut Miyabi dengan Pena

Senin, setelah kuliah bahasa inggris, aku, Dina, Nene, Farissa, dan Kome berdiskusi tentang Miyabi. Kome yang tidak tahu apa-apa tentang Miyabi kaget begitu aku beritahu bahwa Miyabi adalah bintang film porno. aku sendiri juga baru tahu dari obrolan Ian dkk yang menyebut-nyebut nama Miyabi. seperti apa orangnya, aku tidak tahu. yang jelas aku tidak akan langsung mencelanya walaupun aku tahu dia seorang bintang JAV, secara aku sendiri belum mengenalnya.

terinspirasi dari diskusi asal-asalan itu, aku jadi ingin menulis opini tentang Miyabi. malam itu juga aku mencari info tentangnya di Internet. lalu aku menulis draft opini. tapi otakku buntu. aku tidak dapat berpikir jernih. entah mengapa aku ingin sekali menulis tentangnya. yah, mungkin karena ambisi ingin karyaku dimuat di koran dan ingin mendapat honor kali ya.. maklum, mahasiswa miskin Indonesia. hohohoo...

besoknya, aku tidak konsentrasi pada kuliah Shokyuu Nihongo. aku malah membuka binder besarku dan mencoret-coret draft dengan penuh semangat. aku tidak peduli draftku kacau-balau, yang penting aku harus menuangkan semua ideku. tapi mungkin karena kebanyakan yang ingin dituangkan, aku jadi bingung mau menulis apa. tetap saja buntu. aku ingin supaya hatiku tenang dan bisa refreshing sebentar saja. aku sampai berniat absen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. tapi setelah kupikirkan kembali, yang menjadi prioritasku adalah kuliah. jadi, jika aku mengorbankan kuliah untuk menulis opini, sama saja aku mengecewakan banyak pihak yang menggantungkan harapan padaku. aku tidak mau aku dituntut karena hal itu.

Kuliah Ilmu Alamiah Dasar begitu membosankan. dosennya kali ini Bu Endang lagi. aku tidak begitu tertarik. teori ekologi, apa pula itu? aku duduk di depan, sebelahku Sanji-senpai, Ephine, Didin, dkk. walaupun di depan, aku sempat tertidur juga. setengah sadar kepalaku bertopang pada telapak tanganku. dan saking ga kuatnya menahan kantuk, kepalaku hampir merosot dari telapak tanganku. aku segera bangun dan menoleh ke belakang, malu seandainya ada yang menyadari hal itu.

sorenya, aku ke warnet. aku menulis draft di komputer sambil mendengarkan mp3. entah mengapa, ide keluar begitu mengalir. aku langsung menulis dengan antusias. beberapa puluh menit kemudian, selesailah opiniku. aku baca kembali, tambal sana-sini, dan setelah semua kurasa cukup, aku mengirimkannya via e-mail. aku tahu, opiniku bukanlah yang terbagus, tapi apa salahnya dicoba? kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi jika kita tidak pernah mencobanya. lagipula, sebuah ide belumlah dianggap ada jika tidak dituang dalam rangkaian kata-kata. itulah yang aku pelajari dalam kuliah bahasa Indonesia minggu lalu. terima kasih Pak Puji!

ada kendala ketika mengirim e-mail. aku mencoba mengirim via gmail.com, tetapi macet. aku refresh berulang-ulang tetap saja tidak bisa. aku log out dan coba di yahoo.com. alhamdulillah bisa... yah, mudah-mudahan sih bisa dimuat di koran. amin ya rabbal alamin.. aku belum baca koran hari ini dan aku merasa deg-degan sekali.

aku lega, karena akhirnya baru kali ini aku berani mengirimkan karya ke surat kabar. tidak seperti biasanya yang ragu atau pesimis khawatir karyaku tidak diterima, kali ini aku mantap mengirimkan dengan sebuah tekad: segala sesuatunya harus dicoba. aku melakukannya. kalaupun ada kendala, ya itu tadi. masalah teknis. tapi di dalam pribadiku aku sempat merasa khawatir, bagaimana jika karyaku benar dimuat lalu orang akan menganggapku pro Miyabi? tapi segalanya aku serahkan pada Allah Subhannalahu wata'ala. aku yakin haqqul yakin Allah tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk tumbuh begitu saja. jika memang tulisanku itu adalah sesuatu yang buruk, atau akan menimbulkan akibat buruk, aku yakin Allah akan mencegahnya. mengapa aku begitu yakin? karena aku selalu percaya bahwa Allah Maha Penyayang...

draftnya masih ada dalam flash diskku. aku simpan sebagai kenang-kenangan. diterima atau tidak, aku puas karena aku sudah berani mengirimkan karyaku.

selamat datang, Miyabi! aku menyambutmu dengan pena. semoga kamu merasa lebih baik setelah membaca tulisanku...

pulang ke Mojokerto

haa.. akhirnya aku pulang ke Mojokerto juga. sebelum pulang, aku latihan Jujitsu dulu. Ian katanya mau jemput, tapi dia ga dateng-dateng juga. waktu aku sms, dia bilang baru bangun. ya udah, aku tungguin aja. tapi dia telat satu jam. aku agak jengkel juga. tapi akhirnya aku tidak marah, karena marah juga percuma. memangnya dengan aku marah-marah bisa membuatnya lebih cepat? toh dia sudah minta maaf. untung-untung juga aku diajak latihan bareng. hari ini yang latihan cuma sedikit. dan Jujitsan yang aku sukai juga tidak ada :( yang ngajar juga kurang cakap. masa dia melatih seperti sedang mempermainkan orang? bete aku... tapi aku senang karena hari ini sudah dapat bantingan sapuan kaki. aku lupa istilahnya, tapi teniknya kita menyapu kaki lawan sehingga lawan jatuh. kupikir ini cara yang sederhana. tinggal memperdalamnya saja.

pulang latihan tadinya aku dan Ian mau ke Wapo untuk minum. tapi Wapo masih tutup dan baru buka jam sebelas. ian kecewa, aku bernapas lega. ya setidaknya aku tidak perlu mengeluarkan 12 ribu untuk sekali minum kan? bisa tambah tekor aku kalau minum di Wapo. aku sih tadi terpaksa ikut karena diajak Ian. sungkan untuk menolak, secara dia baik banget sama aku. tapi alhamdulillah, Waponya tutup. jadi kami hanya beli minuman ringan di seberang jalan.

Rei sms. dia menyuruhku cepat pulang karena kami akan berangkat bersama-sama ke stasiun Gubeng. aku segera balik dan mengambil tas di asrama, tanpa ganti baju. jadi aku berangkat masih mengenakan kaos oblong dan training. parah.. tapi not bad lah... untung aku memakai jaket, jadi kaos oblongku tertutup oleh jaket itu.

perjalanan kali ini cukup lancar. tidak seperti perjalanan terakhirku dengan kereta waktu aku berangkat dari Mojokerto ke Surabaya naik KRD dengan Mbah Ity. aku dapat tempat duduk yang nyaman. tapi aku suka ga tega melihat pengemis, pengamen, atau pedagang yang bersliweran dari satu gerbong ke gerbong lain. aku merasa sakit ketika aku ingin menolong orang-orang itu, tapi kemudian menyadari bahwa aku sendiri tidak bisa berbuat banyak. sedih...

aku mencoba mengalihkan perhatian dengan melihat pemadangan di luar jendela. ya, aku suka naik kereta karena perjalanan dengan kereta selalu menyuguhkan pemandangan menarik. sawah-sawah, padang rumput yang kering, rumah-rumah kumuh beratapkan seng. semuanya sangat menarik bagiku. bahkan indah. aku jadi ingat perjalananku ke Jakarta beberapa tahun yang lalu. aku menemukan pemandangan yang sangat indah: kesenjangan antara rumah-rumah kumuh di tepi kali dan lahan kosong bersaing gengsi dengan gedung-gedung pencakar langit. aku suka pemandangan kontras itu. sama seperti halnya aku menyukai pucatnya salju dihiasi tetesan darah merah yang segar.

aku sampai di Mojokerto. aku sms Papa dan dijemput tidak lama kemudian. kami beli gado-gado untuk makan siang. pelayanannya lelet. aku kesel, tapi aku maklum karena Ibu itu hanya sendirian menangani pembeli.

sesampainya di rumah, aku langsung mandi. segar rasanya. lalu makan siang dengan Papa. kami membicarakan banyak hal. aku lega, setidaknya Papa sudah berbicara dengan Bu Nur via telepon. jadi aku tidak perlu khawatir ditagih uang asrama Senin besok. aku memang belum bayar. waktu ditagih rasanya sesak. ya, tapi harus dihadapi juga. entah mengapa akhir-akhir ini kebutuhanku banyak sekali. tapi aku percaya selalu, bahwa Allah akan selalu melimpahkan rahmatNya kepada kami (amin...)

dan benarlah. Pak Bambang dan Bu Dwi mengambil lukisannya. kami diberi jeruk, salak, dan amplop berisi uang. memang tidak seberapa, tapi ya itu sudah alhamdulillah. dan aku lebih bersyukur karena setidaknya Papa sehat-sehat saja. jauh lebih baik dibandingkan kemarin-kemarin.

lalu, kami ke warnet. penyakitku dan penyakit Papa memang sama: internetholic. aku browsing di internet, berburu barang gratis. aku menemukan Xpango.com di urutan pertama. aku ingat Yongki dulu pernah menawarkanku untuk register ke sana. dulu aku tidak begitu mengerti, jadi aku tinggalkan saja. tapi kali ini aku mencoba memahami aturan mainnya. ternyata tipe MLM gitu lah. I'm sick about MLM, but I tried to keep reading. yah, kita cuma disuruh ngisi formulir data pribadi, milih gadget yang kita inginkan, lalu mengumpulkan kredit untuk mendapatkan gadget itu. caranya macam-macam. tapi yang paling gampang menurutku ya dengan mengajak teman untuk register ke sana juga. sama seperti Yongki dulu mengajakku bergabung. memang sepenuhnya gratis dan di situ tertulis bahwa itu legal. aku percaya dan register.

tapi setelahnya ada hambatan. pertama, ketika aku register dengan alamat email amaryluna-ku, tiba-tiba saja Opera error. lalu, aku coba lagi buka pakai Mozilla dan register ulang dengan alamat email luna.stellar. kali ini bisa. aku sampai pada tahap mengajak teman via email. aku yakin tidak ada seorangpun temanku yang akan membuka emailnya. jadi aku memutuskan untuk menulis pesan via fitur Notes di Facebook lalu di-share ke teman-temanku. ketika aku menulis note, aku merasa aku ini pengemis yang hina. tapi aku lanjutkan menulis karena aku ingin sekali mendapatkannya dan merasa optimis. tapi, sebelum note itu selesai, lampu mati. aku menyadari, mungkin Allah tidak meridhai. aku ragu, mungkin saja ini hanya cobaan. tadinya aku mau mencobanya sekali lagi. tapi akhirnya urung. kuputuskan untuk mendapatkannya dengan cara yang lebih mulia: mengumpulkan uang secara halal. pikiranku langsung tertuju pada dunia tulis-menulis yang dulu sempat aku geluti.

tapi sekarang aku jadi agak menyesal, kenapa aku tidak mencobanya lagi? ah, mungkin aku ini terlalu cepat putus asa ya...

ya sudahlah. kalau mau dicoba kan bisa kapan-kapan. aku ingin mencoba cara lain, yaitu dengan menulis suatu karya lalu mengirimkannya ke redaksi koran atau majalah. memang tidak bisa instan, tapi aku rasa cara seperti lebih baik. hanya saja, aku sendiri tipe orang yang kurang beruntung dalam hal gambling. mengirimkan karya kan sama seperti gambling? bayangkan, karyaku harus benar-benar bagus untuk bisa mengalahkan sekian banyak karya yang masuk redaksi itu juga. entah, aku agak pesimis. tapi patut dicoba.

ya Allah, sudikan Engkau meridhai jalan yang hamba pilih ini? berikanlah rahmatMu ya Allah....

Kuliah dan Diskusi

kemarin aku puasa. padahal kuliah kontinyu dari jam pertama sampai jam ketiga. sebodo amat, aku ga sahur tetep puasa. setelah kuliah agama ada jeda waktu sekitar 30-45 menit sebelum kuliah Etika dimulai. aku nekat ke warnet di Karang Menjangan. niatnya sih mau online sambil dengerin mp3. tapi apa daya, flash diskku tidak bisa terbaca T_T

jam setengah 12. aku terburu-buru masuk kelas. semua sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. untung aku masih diperbolehkan masuk oleh Pak Moses. aku belum dapat kelompok, jadi masuk ke kelompok Dina. hari itu Sastra Jepang bercampur dengan Sastra Inggris kalau tidak salah. tapi seingatku, Dita itu anak D3 Bahasa Inggris. ah, mungkin aku salah. aku duduk sambil terengah-engah kecapekan. otakku langsung error, ga connect sama diskusi kelas. tapi supaya ga keliatan seperti orang bego, aku aktif bertanya dan menjawab. padahal semua itu ngawur ^^;

ah, sepertinya otakku butuh diasah lagi nih.. sudah mulai tumpul lagi. mungkin bisa pemanasan dengan membaca buku-buku berat? benar, aku sudah lama tidak menyentuh sastra. aku sudah lama tidak menulis puisi ataupun cerpen. juga tidak membaca buku-buku yang bisa membuat otak bekerja keras untuk mencernanya. aku jadi kangen dengan semua itu. tapi kapan yah aku bisa sempat...

setelah kuliah Etika, ada diskusi tugas PPKN dengan kelompokku: Gi, Kie, Pika, dan Risda. Risda mengacau dengan gaya autisnya. aku sampai sakit perut karena tertawa terpingkal-pingkal. diskusi berjalan alot. Kie dan Pika tampak alot mendiskusikan masalah ontologi dan epistemologi Pancasila. Gi sibuk dengan makanannya. Risda "diasingkan" untuk benkyokai dengan Pipit-senpai. sementara aku sendiri berjuang menyalakan otakku yang sudah sampai ke level 5 watt.

akhirnya tugas selesai. tapi aku masih tetap merasa janggal. ada yang kurang dalam hasil diskusi kami itu. menurutku, hasil diskusi kami tidak menjelaskan Pancasila sebagai filsafat. kami memang menjabarkan Pancasila secara ontologi, epistemologi, dan aksiologinya. aku merasa itu masih mentah. perlu digodok lagi. terutama epistemologinya. kelompok kami menjabarkan kronologi pembuatan Pancasila. seperti pelajaran Sejarah aja... aku harus mengkonsep ulang hasil diskusi itu, sendirian. niatnya sih memang gitu, tapi aku tetap saja malas untuk memulainya. jadi, untuk sementara aku tulis di agendaku beserta proyek-proyek lain yang mulai menumpuk.

well, aku harus bisa menjadi seorang mahasiswa sejati.

Mulai semangat lagi!

heu.. kemarin orang yang sukai datang waktu pelajaran IAD. aku bingung memikirkan perasaanku: bahagia atau muak?

aku akui, aku senang sekali dia datang, apalagi dia kelihatan ganteng hari itu. tapi di sisi lain aku muak sekali, karena dia selalu mengacuhkanku.

aku langsung jatuh ke dalam posisi bad mood lagi. aku jadi malas mengerjakan segala sesuatunya. 4 buku mengenai kewarganegaraan yang rencananya aku baca kemarin malah aku geletakkan saja dengan rapi di atas meja belajarku yang mungil.

malamnya aku harus latihan Jujitsu di gedung UKM kampus B. ah, baru kali ini aku malas latihan Jujitsu. padahal biasanya aku selalu bersemangat sampai tidak rela melewatkan latihan dengan alasan apapun. tapi toh aku ikut juga, karena akan ada pengukuran baju latihan. setidaknya aku bersemangat sedikit. aku memang menantikan saat pembagian baju latihan dan sangat menginginkannya.

malamnya, Erlina ternyata juga akan latihan Bridge di gedung UKM, jam setengah 8 juga. tadinya dia urung pergi karena tidak ada anggota baru yang datang. tapi aku mendesaknya supaya kami bisa pergi bersama-sama. akhirnya dia jadi ikut dan kami pergi bersama-sama.

latihan kemarin cukup menyenangkan. materinya adalah teknik jatuhan. aku antusias sekali, karena itu berarti kami semakin dekat dengan teknik bantingan (favoritku). dan yang membuatku semangat lagi adalah karena ada seorang Jujitsan yang imut! =3 aku langsung memberitahu Ian. ya, setidaknya sampai hari ini baru Ian yang tahu wajahnya Jujitsan yang aku suka itu.

aku pulang jam sepuluh kurang. aku panik, takut asrama sudah dikunci. tapi untung saja belum dikunci. aku mandi (malam-malam loh, gila kan?) dan tidur dengan nyenyak.

pagi ini aku masih mengantuk, tapi ya aku tetap berangkat kuliah. aku bercerita pada teman-teman dan para senpai yang kutemui tentang Jujitsan yang imut itu.
senangnya... aku berniat untuk memberikan kue kering pemberian Mbah Ity kepada teman-temanku sebagai rasa syukur. lagipula di asrama tidak ada yang mau menghabiskan. sayang kan kalau dibuang... lebih asik kalau dimakan bareng teman-teman ^^

ah.. akhirnya aku mulai bersemangat lagi. dan tahu tidak? orang yang aku sukai tadi mengajakku mengobrol. bahkan ngajak makan di Wapo segala. waktu aku bilang, "bersedia ga kamu bayarin?" dia malah keder. ah.. padahal aku mengharapkan.. :"( tapi ya sudahlah.. sekarang ini aku pingin ignorant mode: on terhadapnya.

hari mulai seindah Butterfly-nya Jason Mraz ^^

Merinding..........

pagi ini aku bangun dengan dua perasaan yang konradiktif: semangat dan malas. semangat karena akan bertemu dengan orang yang kusukai, malas dengan mata kuliah yang begitu membosankan. kemarin aku "berkoar-koar" akan membolos, yeah, tentu saja itu takkan kulakukan kecuali aku sudah tidak waras.

hari ini aku sengaja berangkat agak telat dari biasanya. aku tahu setelat-telatnya aku berangkat aku tidak akan terlambat masuk kelas karena jarak asrama dengan fakultas begitu dekat. di sana sudah berkumpul beberapa anak, tetapi tetap saja orang yang kunanti-nanti tidak ada. pembohong! dia bilang dia akan masuk hari Senin. nyatanya? sampai mata kuliah terkahir dia juga tidak datang. aku sms tidak dibalas pula. menyebalkan...

kami masuk ke lab bahasa untuk mata kuliah Hatsuon. aku, Nene, dan Dina membicarakan masalah gempa yang akhir-akhir ini kerap terjadi di beberapa tempat. aku tidak mengikuti beritanya sama sekali karena aku tak menyentuh tv maupun koran. katroknya aku... dan aku merinding ketika Nene membicarakan tentang isi ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang azab... aku merinding mendengarnya. tapi Nene dengan santainya malah berkata, "ya baguslah. lebih baik dimusnahkan lebih dulu dari pada melihat kiamat nantinya." aku ingin menjerit.

di kelas Hatsuon ada Itagaki-sensei. tadinya kupikir kami akan mendengarkannya bicara sebagai native speaker. ternyata tidak. dia hanya diam saja di samping Rizky-sensei. dan juga tidak tertawa waktu anak-anak melontarkan guyonan. mungkin karena tidak mengerti bahasa Indonesia kali ya... aku jadi kasihan.

kelas Hatsuon dilanjutkan dengan Shokyuu Nihongo. aku selalu bosan dengan mata kuliah yang satu ini. habisnya, sama saja dengan kembali ke dasar kan! aku bosan dan selalu menguap sepanjang kuliah. malah aku setengah berbisik mengatakan, "owarimasuyo!" hanya Hana-chan yang bisa medengarku dan tertawa tertahan mendengarku berceloteh seperti itu. bahkan aku dan dia dengan penuh minat mencari arti kata "bosan" dalam kamus bahasa Jepang.

setelah kelas selesai, kalimat favoritku, yaitu owarimasuyo tidak diucapkan oleh Rizky-sensei tapi tak apalah. toh begitu keluar aku senang juga.

aku berencana ke perpustakaan untuk meminjam buku. ceritanya aku lagi berusaha membangun semangat belajar nihh.... aku mulai sadar, aku harus belajar ala mahasiswa. makanya aku pinjam buku seputar budaya politik dan pancasila, kebetulan ada tugas mengenai hal-hal itu. tapi rencananya harus ditunda karena Papa mau datang ke asrama. jadilah aku kembali ke asrama sambil menunggu Papa datang.

di kamar, seperti biasa aku sendirian. aku menghidupkan kipas angin dan berleha-leha di atas kasur. aku berpikir, benarkah apa yang dikatakan Nene? aku takut. aku takut semua itu akan terjadi dalam waktu singkat. aku berpikir, kira-kira aku akan masuk golongan yang mana: golongan yang dimusnahkan lebih dulu atau golongan yang tetap survive untuk melihat kengerian kiamat? jika aku termasuk golongan yang pertama, aku takut. aku belum siap menghadapinya (kapan sih aku siapnya? bodoh!) tapi jika aku termasuk golongan kedua, aku merasa sedih, karena itu berarti aku termasuk orang yang banyak dosa sehingga harus tetap tinggal di dunia yang fana hina ini sampai akhir hayatnya dan melihat semua kengerian kiamat itu...

ah, Tuhanku, apakah Engkau hendak menimpakan azabMu ketika aku lengah?

aku takut, merinding.... benarkah kiamat akan terjadi dalam waktu dekat?

ya Allah, jika hamba boleh memohon, hamba mohon, masukkanlah hamba beserta seluruh keluarga dan orang-orang yang hamba sayangi ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. amin...

entah mengapa aku merasa jauh sekali denganMu ya Rabbi...
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates