AIESEC Surabaya Award 2010

UAS memang masih minggu depan. tapi Sabtu (26 Juni 2010) aku harus pulang karena malamnya diadakan ASA alias AIESEC Surabaya Award (diplesetkan jadi Andes Surya Atmaja, sang Vice President of Incoming Exchange a.k.a ICX, tapi jangan percaya hal itu yah ^.~)

sejak beberapa hari yang lalu, aku sibuk memikirkan kostum dan make-up. tadinya sih kelihatan bakal berjalan lancar, tapi..... memang kenyataan tak pernah serta-merta berpihak pada kita. Mama, yang menjanjikan bakal menjahitkan baju untukku, ternyata sibuk. pekerjaannya tak bisa ditinggal. padahal aku berharap Mama mau membuatkan, sesuai dengan foto baju Lolita yang kuambil dari album Photobucketku. tapi apa boleh buat.... akhirnya, Jum'at kemarin (25 Juni 2010), yaitu H-1, aku dibelikan LBD (Little Black Dress). lumayan sih... gak terlalu terbuka maupun glamor. tapi tetap saja tak sesuai dengan keinginanku. aku ingin baju buatan Mama! sambil bergumam begitu, aku jadi teringat: dulu Mama sering membuatkan baju untukku, tapi aku malah memilih baju di toko. dan yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. hahaha.... betapa lucunya diriku. hal itu benar-benar menggambarkan ketidakpuasan seorang manusia yang serakah.

malamnya aku mendapat kostum serbahitam: gaun, legging, dan sepatu ankle boots beludru dengan heels 3cm. setelahnya, aku harus memikirkan make-up. aku minta tolong Kome mendandani, dan dia menyatakan bersedia membantu. tapi... pas hari H, yaitu kemarin pagi, dia sms: "kaki kananku sakit. gak bisa dibuat jalan." terus terang, perasaanku saat itu sangat aneh: bukannya kecewa, malah bersyukur. ya, aku bersyukur karena setidaknya aku tak perlu make-up! sakitnya Kome menjadi semacam alasan bagiku untuk tidak usah berdandan. akhirnya aku putuskan untuk berdandan ala kadarnya saja. ya, mending kelihatan jelek polosan daripada menor kayak bencong. itulah bunyi statusku kemarin, yang di-like oleh banyak orang. waow!

keesokan paginya, yaitu kemarin, aku berangkat ke Surabaya. aku sampai di kost sekitar jam 11-12 siang. aku memang ada janji dengan Erlina, membantunya mengerjakan makalahnya, di perpustakaan kampus B jam 3 sore. aku pikir, aku punya banyak waktu untuk bersiap-siap. begitu aku menaruh semua barangku di kamar, aku keluar mencari beberapa "alat perang" make-up standar seperti bedak, foundation, dan lainnya. setelah dapat, aku makan siang, kembali ke kost, dan tidur.

belum lagi jam 3, mas Wawan sms, menanyakan apakah sudah ada yang mendaftar menjadi peserta cosplay atau belum. dengan mata setengah terbuka, aku balas sms itu. lalu mas Wawan memintaku untuk datang ke gazebo, membicarakan masalah acara cosplay itu. okelah.... sekalian ke perpustakaan, begitu pikirku.

aku datang agak telat. sampai di sana, mas Wawan ternyata tak sendirian. ada mas Idoy (gimana sih tulisannya?) dan Angger juga. sepertinya mereka semacam penanggung jawab acara bookfair itu. mas Idoy menjelaskan tentang stage, poster, MoU, dan sebagainya. kami, panitia untuk cosplay di bookfair itu, dipersilakan menentukan tema sebebas-bebasnya.

saat tengah asyik berdiskusi, Erlina sms. katanya dia tak bisa hari itu karena harus mengerjakan program. dalam hati aku bersyukur, karena setidaknya aku punya waktu untuk bersiap-siap. lalu dia janji minggu depan. oke deh.... aku lega. lalu, sekiatr jam 5 kurang aku kembali ke kost.

aku mandi, mempersiapkan diri, dan sholat. baru selesai sholat, Enrile sms dan menyuruhku ke bank Mandiri. haduuuhh.... belum siap! aku bilang aja masih sholat, lalu buru-buru berdandan ala kadarnya.

sekitar jam 6 lebih aku datang ke bank Mandiri. sudah ada Ryan dan Enrile. terus terang, aku malu berpakaian seperti itu. kayak orang apa aja..... lalu kami menunggu Intan dan Laksmi. lama sekali kami menunggu. mungkin sekitar jam setengah 7 mereka datang, lalu kami berangkat bersama-sama.

meskipun di agenda tertera acara akan dimulai jam 6, kenyataanya tidak demikian. kami datang jam 7 lebih sepuluh, tapi acara belum dimulai. saat kami melangkah masuk, mbak Milla berteriak, "stop!" dan menyuruh kami mengambil pose di anjungan depan. Laksmi dan Intan berfoto bersama. lalu bertiga aku, Ryan, dan Enrile. Ryan dan Enrile serempak berkata, "ayo foto lagi!". tapi karena aku gak pede, aku melarikan diri ke kamar mandi.

keluar dari kamar mandi, aku mencari mereka. ternyata mereka duduk di meja paling pojok. aku melihat yang lain. mereka semua berpakaian dan berdandan wah. aku jadi minder. aku tak berani melepaskan coat biruku. habis lengan pendek. malu....

mbak Widy, presiden AIESEC Surabaya 2009-2010, datang kepada kami dan memperkenalkan diri. oh... jadi ini toh mbak Widy yang katanya sekarang jadi Vice President AIESEC Indonesia? melihatnya, aku jadi ingat Mbak Nichan, ex-ketua asrama dulu. dia berkerudung, dengan pipi yang imut dan kulit yang putih. yah, hampir mirip dengan mbak Nichan.

lalu beberapa senior kami menyuruh kami mengajak ngobrol seorang EP (Exchange Paticipant) dari India. aku menghampirinya dan mengajaknya ke meja kami. lalu kami semua saling memperkenalkan diri. namanya... entah. aku tak tahu bagaimana menulisnya. tapi terdengar seperti "goruf'. ia dari India. aku sebenarnya tak begitu mengerti apa yang dikatakannya, karena spelling-nya terdengar asing bagiku. lalu kami mengobrol beberapa hal.

akhirnya acara dimulai. pertama, tentu saja roll-dance. aku dan EP India itu tidak menari. aku jadi ingat Sahil, EP di acara gathering pertama dulu itu. dia juga tak suka menari dan menanyi. kami hanya dia saja di belakang, sementara semua asyik menari. Diki, Enrile, dan Ryan, walaupun mereka tak begitu mengerti gerakannya, tapi mereka berusaha menari. aku ingin juga sih menari, tapi gerakannya tak begitu kupahami.

setelah roll-dance, dilanjut dengan semacam laporan pertanggungjawaban dari kepemimpinan AIESEC Surabaya 2009-2010. aku merasa bosan. minuman dan makanan kecil disodorkan. kami langsung melahapnya. dan tentu saja Ryan yang paling bersemangat soal makanan. beberapa saat kemudian, mbak Kiky datang dengan gaun hijaunya. kuperhatikan, sepertinya gaun lama, tapi kelihatan cantik. ya, mbak Kiky cantik sekali malam itu. jadi tambah minder. mbak Kiky menyuruhku membuka coat. aku tak mau. beneran minder.

begitulah acara berjalan. laporan, roll-dance.... membosankan. kepalaku terasa sakit. duh, pasti karena belum makan! aku jadi ingin pulang. tapi, melihat Enrile dan Ryan yang masih asyik dengan acara ini, aku jadi urung pulang. masa aku harus memaksa mereka meninggalkan pesta saat mereka masih asyik begitu?

akhirnya, acara puncak: awards. beberapa nama menjadi pemenang awards dari berbagai kategori. aku tak ingat siapa saja dan kategori apa. yang jelas, beberapa nama yang kukenal seperti mbak Nila, mas Andes, Tama-chan, mbak Dea, menjadi pemenang award. entah itu favorite atau best. lupa. semuanya berdasarkan voting secara online. dan hampir semua yang aku voting menjadi pemenang malam itu.

akhirnya, award terakhir: best costumes. mbak Citra yang berpakaian seperti tuan putri itu, meminta kami semua berdiri. lalu ia menggandeng mbak Kiky yang berada di kiriku dan EP India yang berada di kananku. mereklah the Best Costume Queen and King. yah, pantaslah kalau mereka yang menang. secara kostum mereka bagus, walaupun sederhana. aku jadi sedikit kasihan pada mereka yang sudah berdandan glamor sampau buka ini-itu tapi tak menang. haha.... kalau aku sih, memang sudah bisa memprediksikan menang,jadi tak terlalu ambil pusing juga.

oh ya... ada juga acara handing over dari kepemimpinan 2009-2010 kepada 2010-2011. pemimpin yang lama memberikan lilin-lilin kepada para pemimpin baru. sedikit mengharukan, tapi aku tak mendapat maknanya. dalam hati aku berpikir, mungkinkah tahun depan aku yang akan menerima lilin itu?

acara selesai. aku tak tahu sudah jam berapa, yang jelas pasti sudah di atas jam 10. anak-anak mengajak makan. yah, bolehlah... kebetulan aku lapar. tapi sebelum itu, semua asyik berfoto-foto. kecuali para Ep. oh ya, ada juga EP lain dari India, yaitu Vijay dan dari Australia, Emily. Vijay bertubuh pendek dan berkulit gelap, tapi ceria. sedangkan Emily sebaliknya, bertubuh tinggi dan kulit putih. rambutnya keren juga, model asimetris gitu. tapi gak kayak BCL lah ya.... hahaha.... potongan Emily, kalau menurutku sih, lebih nge-punk gitu.

akhirnya kami pergi ke Surabaya Town Square. aku belum pernah ke sana sebelumnya, dan sedikit excited dengan tempat yang wah itu. aku, Ryan, Enrile, Diki, dan mbak Nophen tiba berbarengan. tapi saat kami akan masuk mal, Enrile mendapat sms dari mas Andes. sepertinya ia ada masalah. Ryan, Diki, dan mbak Nophen sudah berada di depan. aku masih diam berdiri di parkiran bersama Enrile. dia menelepon mas Andes, lalu menyuruhku untuk duluan bersama yang lain karena ia mau menjemput mas Andes. aku hanya mengiyakan, lalu menyusul mereka ke mal.

di perjalanan menuju Solaria, kami bertemu mbak Vian. mbak Nophen dan mbak Vian berjalan jauh di depan, sedangkan aku, Ryan, dan Diki mengikuti di belakang. kami berlima sampai lebih dahulu di Solaria dan mulai memesan makanan. aku agak malas makan, karena pusing dan mengantuk. tapi sudah sampai di sini, ya akhirnya aku makan juga. aku pesan chicken katsu dan teh panas. lalu satu per satu yang lain datang. orang-orang yang kukenal duduknya agak berjauhan denganku. Ryan duduk di pojok diapit mbak Dea dan mbak Widy. di depannya ada Enrile dan Diki. Tama-chan dan mbak Mila di bagian kananku. di sebelahku ada mbak Rara dan mbak Kiky. okelah ada mbak Kiky, tapi sepertinya ia sibuk dengan hpnya. sementara bagian kiri asyik bermain permainan yang aku tak mengerti: Black Magic, Super Black Magic, Bitchies-Bithcies, atau apalah itu istilahnya. jadilah aku sendirian di tengah lautan orang banyak. aku bete jadinya. tambah gak nyaman. mana makanannya payah pula. sudah mahal, pelayanannya kurang memuaskan, dan yang paling sebal: masa chicken katsu disajikan di piring Eropa? oh, payah! rasanya aku ingin menangis. saat seperti itu, aku curhat pada Tama-chan via sms. sebodo amat dia ada di sebelah mbak Nova yang berada depanku. aku hanya tak ingin orang lain tahu isi hatiku. saat itu aku hanya percaya Tama-chan. dan aku bersyukur dia bisa berpura-pura tak tahu menahu di depan yang lainnya. kami hanya berkomunikasi via sms, tanpa saling memandang dan berbicara, walaupun kami dekat.

rasanya malam sudah begitu larut. akhirnya kami pulang. tapi sekali lagi, ada sesi foto-foto. aku benar-benar mau nangis. Tama-chan menyentuh bahuku tanpa berkata apa-apa, dan menyodorkan tisu. tapi aku hanya bisa menggeleng lemah. begitu semua berpose menghadap kamera, aku berusaha menghapus wajah sedihku dan berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa. aku memaksakan diri untuk tersenyum. benar-benar kacau.

Tama-chan menyarankan agar aku pulang bersama mas Andes, karena kami satu jalan. yah, daripada harus merepotkan Ryan lagi. rumahnya dekat situ, jadi kalau aku minta dia mengantarku lagi ke kampus B, itu akan merepotkan dan aku jadi sungkan. mas Andes mengantarku. di jalan, ia menasihatiku beberapa hal. yah, intinya sih, kalau ada apa-apa, bisa minta bantuan padanya atau pada Tama-chan. aku terharu. di antara orang-orang asing ini, masih ada yang mau menawarkan bantuan padaku.

sebelum mengantarku ke kost, kami mampir ke ATM Mandiri kampus B. sebelumnya mas Andes menanyakan tak apakah aku menunggunya sementara ia mengecek saldonya di ATM, karena saat itu sudah jam setengah 1 malam. aku sih merasa tak apa-apa. toh cuma sebentar. memang sebelumnya aku merasa gelisah karena malu pulang jam segitu. apa pula kata orang-orang sekitar kostku? tapi mau bagaimana, nasi sudah jadi bubur. setelah ia selesai, ia mengantarku sampai depan gang Karang Menjangan 8 dan sekali lagi berpesan agar jangan sungkan meminta bantuan padanya atau Tama-chan.

aku berjalan pelan menyusuri gang. aku tak ingin ada orang melihatku dengan penampilan seperti itu pada jam yang sudah larut pula. sampai di kost, aku sholat dan tidur. rasanya lebih nyaman di kamar sempit itu daripada di antara orang asing. aku bersyukur bisa berada di kamarku sendiri....

Sensei-gata to Isshouni Tabe ni Ikimashita

Jum'at malam (18 Juni 2010), Maki-sensei sms, "ashita, kanji no jugyo no ato, tabe ni iku?" aku senang bukan main. aku buru-buru sms Kome, Gii, dan Nene. sementara memang mereka dulu yang kuberitahu. lalu Maki sensei bilang kalau Nozomi-sensei juga akan ikut. mereka ingin mengajak 1nensei yang lainnya juga. hmm.... karena masih banyak ketidakpastian, aku putuskan untuk memberitahu mereka besoknya saja.

esoknya, aku agak telat datang ke kuliah PHL MKI. aku bertemu Gii.... dan Bu Eni. akhirnya kami sama-sama ke kelas 303.

selesai kuliah MKI, Nene meminta anak-anak untuk mengumpulkan materi presentasi MKI mereka, supaya bisa disatukan, lalu dishare. aku mengambil tempat pensil, bermaksud untuk mengeluarkan flash diskku. tapi.... tidak ada. haduh, apa ketinggalan yah? wajahku langsung kusut. aku pergi ke warnet tempat aku browsing dan mengerjakan makalah Nihonshi-ku itu. tapi sialnya tutup! aku kembali ke kampus dengan pasrah. ya sudahlah kalau hilang.... memang data-datanya sebagian besar sudah aku back-up. yang kuharapkan, data dalam flash diskku tidak disalahgunakan, itu saja.


aku kembali ke lantai 3, tempat anak-anak berkumpul sambil belajar Kanji. aku sendiri sudah tak ada niat dan konsentrasi untuk be;ajar. ingin rasanya memaki seseorang, tapi siapa? aku duduk sambil memberengutkan muka. lalu Gandhi-sensei datang dan menyuruh kami ke lantai 2. kami ke sana. sebagian besar melanjutkan belajar, beberapa malah ada yang sibuk berkutat dengan laptopnya. aku sendiri tengah suntuk dan bosan. akhirnya aku belajar juga, walau cuma sedikit.

tak lama, beberapa nama dipanggil. Gandhi-sensei mengurutkannya sesuai absen. wah, alamat dapat giliran awal nih! tapi tak apa. aku sendiri bersikap biasa. malah cenderung santai kayaknya. ketika namaku dipanggil, Gandhi-sensei mempersilahkanku masuk ruangan jurusan dan menuju meja Maki-sensei. asyikkk.... sama Maki-sensei nih! Maki-sensei tersenyum melihatku. aku membalas senyumnya. lalu ia memberiku dua lembar kertas berisi soal-soal yang harus aku baca. aku mulai membaca. wah, ternyata sama dengan lembar yang baru saja kubaca sebelum dipanggil tadi. aku membaca lembar pertama dengan lancar. tapi di lembar kedua tak begitu lancar. meskipun begitu, aku cukup puas. begitu selesai membaca, aku bilang, "anoo.. jugyo no ato... ikimashouka?" Maki-sensei menjawab disertai senyuman yang membuat pipinya terlihat semakin kawaii, "hai. iku. onaka ga tsuita." kami tertawa. aku berdiri sambil mengucapkan terima kasih, lalu keluar ruangan dengan perasaan yang ringan.

di luar, aku bercanda dengan yang lain. sempat menonton PV-nya Ai Otsuka juga di laptop Kie. aku baru tahu kalau Ai begitu kekanak-kanakkan. aku pernah melihatnya di Animonster, dan kupikir dia adalah seorang dewasa. tapi ternyata tidak. suaranya juga terlalu manja. jadi agak sebal juga melihatnya.

semua sudah selesai. satu per satu pulang. ada yang masih mengerjakan Mading. Kome tak jadi ikut. dia masih ada urusan. begitu sensei-gata keluar, aku menghampiri. lalu aku mengajak beberapa anak yang masih ada di situ untuk makan siang bersama kami juga. tapi responnya macam-macam. ada yang bilang tak punya uang, sibuk, dan sebagainya. akhirnya hanya kami berlima yang pergi: aku, Nene, Gii, Maki-sensei, dan Nozomi-sensei.

rencananya sih ke Depot Airlangga. karena selain dekat, di situ juga enak dan murah. tapi Nene mengusulkan ke Wapo saja. aku pikir, okelah. dan sepertinya lebih pantas mengajak sensei-gata ke sana.

kami memilih tempat di dekat jendela, sebuah meja besar untuk 6 orang. kami bertiga duduk berhadapan dengan sensei-gata. Gii paling pinggir, lalu Nene, kemudian aku yang duduk di dekat jendela. wah, madogiwa no cha-chan  donk jadinya. mwahahahaha...... lalu di hadapanku duduklah Nozomi-sensei. sebelahnya kosong, dan di paling pinggir, berhadapan dengan Gii, adalah Maki-sensei. kami mulai memesan makanan sederhana. kami bertiga berusaha untuk menjelaskan menu itu dalam bahasa Jepang. dan kalau untuk urusan makanan sih.... Gii ahlinya! hahahaha.... Nene yang kaiwanya lebih jago, menjelaskan macam-macam. aku sih hanya sekedar penggembira saja. dan aku sendiri pun lupa akan flash diskku yang hilang. hehehe...

makanan dan minuman pun datang. kami makan sambil bercakap-cakap. aku menanyakan sedikit tentang arti "utsusemi" dalam lagunya Kukui, arti bunga tsubaki, dan lain-lain. pokoknya, selain penggembira, aku juga seorang "perepot". pokoknya hari itu aku memperlihatkan sosok memalukan. melihat makanku yang banyak, Nozom-sensei mengatakan aku ini orang yang "mengejutkan". ah, jadi malu....

setelah cukup lama bertengger di Wapo, akhirnya kami pulang. Gii sudah dijemput mamanya, Nene tengah menunggu jemputan. sensei-gata agaknya kebingungan bagaimana cara pulang ke asrama kampus C. selama ini mereka naik Flash. tetapi karena hari itu hari Sabtu, jadi tak ada Flash. Nene setengah menyuruhku mengantar mereka. aku pikir-pikir, apa salahnya juga kalau aku mengantar? memang uangku pas-pasan, tapi aku pikir cukuplah untuk ongkos pergi-pulang. akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar. "hontou?" Nozomi-sensei bertanya sembari tertawa kecil. aku mengiyakan, lalu kami naik angkot C dari depan kampus B, karena aku tak tega membiarkan mereka berjalan kaki sampai kampus A.

di angkot begitu sepi. hanya ada seorang wanita muda berpotongan rambut mirip cowok. dia mengajak kami mengobrol. wanita yang bernama Anita itu mengaku sebagai pengajar di sebuah SLB yang terletak di Oro-Oro, Jolotundo. aku mencoba menjelaskan pada sensei-gata mengenai hal itu. lalu Maki-sensei menyatakan keinginannya untuk pergi ke sekolah itu, sekedar untuk melihat-lihat. lalu, mbak Anita meminta nomorku. aku beri, aku pun juga menyimpan nomornya. mbak Anita juga memberitahu kalau sekolah itu sedang libur. jadi, kalau ingin berkunjung, datang saja tanggal 12 Juli 2010. aku mengiyakan.

karena terlalu asyik mengobrol, kami kebablasan. akhirnya kami turun di perempatan sekitar pasar. aku tak tahu persisnya di mana, jalan apa, dan sebagainya. tapi aku tahu angkot T2 akan melewati jalan itu. kami bertiga menunggu di depan sebuah poli gigi. aku merasa tak enak pada sensei-gata, karena kondisi saat itu sungguh tak nyaman. mana T2nya telat lagi. aku berusaha meminta maaf dalam bahasa Jepang. tapi mereka hanya mengatakan "iie..." sebagai tanda maklum. meskipun begitu, aku tetap merasa tak enak.

setelah lama menunggu, datanglah T2 yang dinanti-nanti. kami segera. di dalam angkot itu penuh. sekali lagi aku meminta maaf. di perjalanan, aku mengajak mereka mengobrol, untuk mencairkan sedikit suasana. aku menjelaskan kalau aku sering ke kampus C untuk latihan Jujitsu. mereka berdua hampir serempak berkata, "sugoi...." mendengar itu, aku segera menjawab, "iiee.... sonna koto ja nai..."

sampai di belakang kampus C, kami berjalan menuju asrama. ketika melewati GOR, aku menjelaskan kalau di situ sering diadakan pertandingan basket. aku juga cerita kalau SMAku dulu sering menghadiri pertandingan di UNAIR. lalu ketika melewati SC, aku menunjuk ruang Jujitsu, ruang matras, sembari menjelaskan bahwa aku latihan di sana. mereka berdua menunjukkan curiousity  yang cukup besar. aku berkata, "sensei, jujitsu o mi ni ikimasenka?" mereka langsung tersenyum sambil mengiyakan. aku pun memikirkan akan menyusun rencana agar mereka bisa menonton latihan kami.

kami berjalan melewati rektorat. aku melihat rumah-rumah megah yang terletak di luar kampus, lalu menjelaskan di sana banyak terdapat rumah megah dan indah. Nozomi-sensei bertanya apakah ada yang tinggal di sana. aku mengiyakan, kemudian menambahkan kalau kami tak pernah melihat anak kecil di sana. jadinya sepi.

sampai di depan asrama, aku mengatakan, "koko made, sensei-gata o okurimasu" aku sih bermaksud merendah, tapi aku tak tahu kata yang tepat untuk mengungkapkannya. mereka mengucapkan terima kasih. sekali lagi aku memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang mereka dapatkan selama pergi dengan kami tadi. lalu, akhirnya kami berpisah.

aku pulang ke kost sambil tersenyum. sungguh menyenangkan sekali hari itu...

Ngisi Personal Goal Setting

liburan SNMPTN (16-17 Juni 2010) gak ngapa-ngapain. bener kata Didin, "agenda hari ini: tidur sampe muntah" dan itu benar terjadi! oke, memang gak sampe muntah, tapi perutku sakit entah kenapa. tapi alhamdulillah sih gak sampai parah.

nah, kemarin, setidaknya aku ada agenda yang cukup berarti untuk dikerjakan: mengisi PGS bersama buddy-ku, Tama-chan. ada beberapa lembar lagi yang harus diisi dan aku terlalu blank untuk mengerjakan sendiri. makanya aku minta bantuan Tama. kami janji ketemu di Perpustakaan kampus B, jam 10 pagi. aku datang cukup tepat waktu, tapi tidak dengan Tama. ketika aku sampai sana, dia belum datang. tanpa basa-basi lagi, aku menaruh tas di loker dan naik ke lantai tiga untuk memburu buku bagus. dan dapatlah aku buku Musashi karangan Eiji Yoshikawa yang tebal itu. fuh, untung bahasa Indonesia! bisa aku baca deh. hehehe....

pas aku turun untuk mendaftarkan buku itu ke bagian Peminjaman, Tama-chan muncul. pas momennya! *kayak iklan apaan ajah* kami duduk di sofa empuk dan mulai mengerjakan.

aku sudah menjawab beberapa sesi dari sekian pertanyaan yang harus dijawab. lalu sampailah pada sesi "the other side of you" atau apalah itu istilahnya. di situ kita disuruh membayangkan seandainya kita tengah merayakan ulang tahun ke-60 kita. lalu ada seorang reporter yang ingin mewawancarai keluargamu, teman, kolega... pokoknya orang terdekat kita deh. nah, kita disuruh mengisi kita mengharapkan mereka bakal bicara apa tentang kita. nah ini dia yang aku bingung.... bingung karena blank kali yah? aku sudah tidak bisa dan malas berpikir. Tama-chan menjelaskan dan membantuku mengisinya. lalu dia bilang, "untuk yang family, kalau gak cukup isi di bawah aja yah. tulis pendapat suami dan anak-anakmu"

gubrak!

punya pacar aja belum, eh.... disuruh ngebayangin punya suami sama anak lagi!

tapi ya akhirnya aku lakukan juga. untuk pendapat suami, aku tulis "she is like a porcelain doll. so we must handle her with care" dan untuk anak-anakku "she is talkative, but she is a sweet mother" jiaaaahhh..... narsis banget sih aku!

setelah itu lanjut dengan kuesioner. sumpah, kemarin itu kacau sekali. ya tulisanku, jawabanku.... haduh... pokoknya aku lagi dalam kondisi terburukku. malas mikir, bad mood, dan lain sebagainya. akut dah!

semua kuesioner selesai dijawab. Tama-chan menyimpulkan aku sebagai orang yang peka terhadap seni, keindahan, seni, dan sebangsanya. yah, pokoknya berhubungan sama love and happiness deh... yeaa... whatever lah. mungkin benar seperti itu, mungkin juga tidak benar.

setelah menjawab kuesioner, aku disuruh menulis visi. haish.... apa pula ini. aku paling benci dengan segala macam tetek-bengek tentang visi-misi dan segala sesuatu yang bersifat "omdo" a.k.a "omong doang". seperti kata iklan rokok gitu donk.. itu tuh... yang "talk less do more"!

dengan segala ke-blank-an dan kebuntuan yang aku punya saat itu, aku menulis visi: "create a beautiful world with love and peace" hueeeekkk..... gombal banget yah aku? siapapun yang membaca lembar PGSku itu pasti bakal muntah dan berhasrat untuk membunuhku *imajinatif mode: on*

nah, terakhir adalah menulis rencana pribadi kita beberapa tahun ke depan dan step-step kita di AIESEC. brrr... ini pembunuhan. aku kan orangnya easy-going, tak terlalu memikirkan masa depan, dan semacamnya. aku ini termasuk penganut aliran "let-it-flow-isme". beneran deh... menyusun rencana yang sistematis dan harus diwujudkan itu rasanya tak mudah bagiku. oke, aku memang pernah melakukannya ketika menulis List of Dreams.  tapi, itu semua hanyalah keinginan-keinginan yang aku harapkan bisa terjadi. katakanlah semacam mantera atau pemancing. tapi ini.... rencana yang harus logis kan? yang pada akhirnya bisa memberikan dampak positif dan memacu kita untuk mewujudkannya? haduh... ada deadlinenya pula! llihat saja, 3 tahun kemudian.... 5 tahun kemudian... apa-apaan itu??? aku tak tahu bagaimana aku 3 atau 5 apalagi 10 tahun kemudian. setahun kemudian saja aku tak bisa membayangkan aku jadi sepeti apa!

tapi, sekali lagi, aku menulisnya juga. 3 tahun kemudian: lulus S1, bertunangan. nah, ngaco kan? calonnya aja belum ada gambaran siapa, eh kok aku dengan PD-nya menulis "bertunangan"! gila, korslet beneran deh aku kayaknya.

kalau kalian sudah benar-benar berhasrat untuk menimpukku, tahan dulu. masih ada hal gila lain. 5 tahun kemudian, aku menulis: lulus dari S2, menikah dengan tunanganku. nah! ayo deh, silakan timpuk! aku pikir, mungkin otakku ini benar-benar perlu ditimpuk supaya sadar. Tama-chan setengah menertawaiku, "oke.... kita lihat 3 tahun ke depan yah...." aku langsung merajuk. aku tahu itu tak logis, tapi aku berharap beneran terjadi. tak ada salahnya kan berharap? gak dosa ini....

aku tak mau menceritakan hal lain tentang PGSku. aku takut nanti kalian bakal benar menimpuk bahkan membunuhku. inti dari cerita ini: PGSku konyol!!

tapi, biar bagaimana juga.... aku berharap semua itu bisa terjadi. *malu-malu kucing*

hahaha...... yasui banget sih aku hari ini?

Kisah tentang Pulang yang Lain

Sabtu (11 Juni 2010) pagi, aku mengikuti LC gathering kedua AIESEC. sebenarnya banyak sekali yang harus kuhadiri, tapi aku memilih ikut gathering karena Enrile sudah menawarkan diri untuk menjemput dan mengantarku. kan gak enak kalau kutolak..... dalam hati aku berdoa agar Tama dkk membatalkan tempatnya di Taman Bungkul (ya iyalah... masa mau roll dance di depan khalayak umum gitu!). doaku terkabul kiranya. pagi itu turun hujan, walau tak deras, dan menyebabkan Taman Bungkul jadi tak nyaman untuk disinggahi. akhirnya tempat dipindah ke kafe De Sava, Petra Toga Mas, tempat kami dulu interview.

tengah hari acara itu selesai. anak-anak mengusulkan bounding ke House of Sampoerna. terus terang, aku lagi bad mood hari itu, ditambah helm yang kupakai harus segera dikembalikan ke Mbak Aris, aku memutuskan untuk tidak ikut dengan mereka. aku diantar mas Andes pulang ke kost. waktu mau mengembalikan helm, ternyata mbak Aris gak ada. akhirnya aku titip Imaroh. setelah itu, aku tidur dengan perasaan sumpek dan lelah.

sekitar jam 3 sore aku bangun. aku mandi, siap-siap, lalu jalan ke depan pintu keluar kampus B. waktu aku lagi nunggu angkot, Rezar datang. dia baru selesai kegiatan klub Kurosagi (klub shogi-igo nya Sastra Jepang UNAIR). kami mengobrol sambil menunggu angkot. akhirnya T2 datang. aku pamit pada Rezar dan temannya, lalu berangkat ke Gubeng.

di Gubeng banyak orang menunggu kereta. masa mereka penumpang Surokerto? waaah.... alamat gak bakal dapat tempat duduk nih... tapi dugaanku salah. sebagian besar justru penumpang Rapih Dhoho, yang jadwalnya beberapa menit lebih dulu dari Surokerto. akhirnya aku dapat tempat duduk. fuh.... syukurlah...

di depanku, ada sekelompok bapak-bapak. aku tadinya tak seberapa hirau. aku mendengarkan mp3ku seperti biasa. lalu, di Wonokromo, beberapa anak perempuan duduk di dekatku, mengisi tempat kosong di sekitarku. sekali lagi, aku acuh. aku tak begitu peduli pada lingkungan sekitarku, karena aku tak mau terganggu oleh kehadiran orang-orang yang tak kuinginkan.

beberapa stasiun kami lewati. sampai di Sepanjang, banyak pedagang asongan masuk ke kereta dan menjajakan jualan mereka. memang biasa seperti ini kalau kereta berhenti di Sepanjang atau Tarik. lalu, salah seorang dari bapak yang duduk di depanku memanggil tukang jual tahu dan membeli cukup banyak tahu. lalu tahu itu dibagi-bagikannya. aku diam sejenak dan memperhatikan mereka. sepertinya mereka semua berteman akrab, kecuali satu orang bapak bertopi. ketika bapak pembeli tahu itu memberikan tahu kepada bapak tua bertopi, dia merasa sungkan. tapi pembeli tahu dan teman-temannya memaksa bapak bertopi untuk menerimanya saja.dan ketika ada tukang minuman lewat, mereka membeli beberapa gelas minuman dingin dan membagikannya secara adil. "bagi-bagi rezeki karena dapat pekerjaan", begitulah alasan mereka. aku memperhatikan mereka dengan salut. tak menyangka ternyata ada sekelompok orang sederhana yang solid, loyal, dan royal, bahkan terhadap orang lain yang tak mereka kenal.

ternyata, bukan mereka saja yang seperti itu. gadis-gadis di sampingku juga membeli beberapa tahu dan memberikannya padaku. aku jadi malu, karena sedari tadi aku bersikap acuh tak acuh. tapi mereka tetap peduli padaku. mereka mengajakku mengobrol. ternyata, mereka adalah adik kelasku di SMPN 4 Mojokerto. aku tak menyangka. memang aku tak begitu peduli pada junior-juniorku, karena aku muak melihat kelakuan mereka yang rata-rata manja. tapi, gadis-gadis ini, mereka adalah pekerja. mereka bekerja di pabrik Khong Guan, entah pada posisi apa. aku prihatin. mereka masih begitu muda, dan memilih bekerja dari pada kuliah. oke, memang itu bukan pilihan yang buruk, tapi menurutku mereka akan bisa melakukan banyak hal jika mereka kuliah. yah.... pilihan masing-masing orang juga berbeda. itulah yang menyebabkan dunia ini menjadi kaya akan warna.

seusai maghrib kami sampai di Mojokerto. aku berpisah dengan orang-orang sederhana yang mengagumkan itu. aku berharap, masih ada banyak orang seperti mereka, karena orang-orang itulah yang akan menyelamatkan bangsa dan dunia ini dari kemiskinan kasih sayang....


aku benar-benar merasa pulang....

Douyoubi waa......

wuih.... capek juga yah utak-atik blog ini. tapi gak pa-pa. hasilnya sekarang jadi lebih bagus. lah kok jadi muji diri sendiri sih??? biarin ah, daripada gak ada yang memuji xp

dua minggu lagi UAS. seperti biasa, tak ada persiapan khusus. tapi kali ini aku agak cemas karena sudah dua kali nilai kuis Shokyuu-ku jatuh. kuis bab 29-30, nilainya 69. kuis terakhir, yaitu bab 31-32, malah jatuh lagi jadi 68. ya amploooopp... abunai! memang sih beberapa anak juga dapat jelek. tapi kalau aku yang dapat jelek, ceritanya jadi lain. anak-anak sampai gak percaya. tadi pagi aja, Ziza, tiba-tiba bilang, "waktu aku ngoreksi punyamu, aku loh sampai mikir 'loh, ini beneran Cha tah...'" aish! lampu merah mulai berkedip-kedip kalau sudah seperti ini ceritanya.....

hmm.... akhir-akhir ini aku kurang konsentrasi. aku sering kecapekan. apa karena banyak kegiatan? banyak pikiran juga bisa sih... atau mungkin karena sedang beradaptasi dengan rumah dan kost baru? semuanya bisa jadi faktor. yah, mudah-mudahan sih aku bisa pulih konsentrasi lagi.kalau tidak, IP dan beasiswaku yang terancam. hwaaaaa..... >_<

nah, minggu ini aku (lagi-lagi) cukup sibuk. terutama Sabtu besok. paginya, jam 7, latihan badminton. jam b AIESEC LC Gathering, jam 10 Jujitsu. dan kalau mau didramatisir, jam 11 pergi ke TP dengan rombongan Didin dkk dalam rangka mengajak Maki-sensei dan Nozomi-sensei. hoa! tadinya aku bermaksud untuk ikut gath-nya AIESEC aja sih.... lalu yang lain terpaksa diabaikan. tapi aku curiga pada smsnya Tama yang memberitahuku tentang gathering itu : "I'm a healthy AIESECer! dress code: cool sporty" hee? jangan-jangan bakalan ada senam dan sebangsanya? karena curiga, pagi tadi aku sms Tama, memaksa dia memberitahu tentang agenda besok. dia bilang bakal ada diskusi gitu, kalau gak salah tentang "your dream process in AIESEC 2015" kalau yang itu sih mau ikut. tapi ketika Tama bilang (setelah aku merengek-rengek minta diberitahu) bakal ada roll dance, senam, games, dan sebagainya, aku langsung enggan ikut. iya kalau indoor. lah, ini bakal di Taman Bungkul! udah, aku gak mau! tapi.... untuk bolos juga berat rasanya. selain aku gak enak sama yang lain, aku juga kan masih newbie di AIESEC ini. mana bakalan ada diskusi pula! terus bagaimanaaaa????

aku bingung harus bagaimana. belum lagi makalah Nihon-shi dan tugas-tugas tengah menanti untuk digarap. dan jangan lupakan berbagai macam kuliah pengganti di minggu depan. duoooohhh..... pusing!! ngeblog aja kayaknya lebih enak deh. hehe.....

ah, jadi pingin pulang ke Mojokerto. pengen makan masakannya Mama lagi....

Saat Pulang....

seharusnya dari kemarin aku menjadi panitia turnamen Airlangga Cup, seperti yang sudah kujanjikan pada Perisai Diri. tapi aku harus pulang ke Mojokerto. harus.

maka aku pulang kemarin sore, naik Surokerto jam setengah 5. saat mau ke gubeng, aku tak mendapat angkot. akhirnya aku naik becak. sampai di sana, aku berlari-lari menuju loket. aku pikir aku telat. tapi ternyata keretanya belum datang. syukurlah...

setelah memberli Air Mata Kucing kesukaanku, aku menuju jalur 2, tempat Surokerto akan berjalan. ketika kereta datang, aku naik. yah, semua seperti biasa. gerbongku cuku penuh, aku harus duduk agak berdempetan dengan beberapa orang lelaki. yah, mau gimana lagi.... lalu aku menyetel mp3 untuk menghibur diri sendiri. tak lama kereta mulai berjalan perlahan. aku masih bisa mendengar bunyi bel "ting tong" yang biasa berdentang ketika kereta datang dan berangkat, suara orang bercakap-cakap, suara pintu otomatis menutup perlahan, dan peluit para pegawai stasiun....

tiba-tiba peluit-peluit itu berbunyi ramai. seakan bersahutan... tidak, bukan bersahutan. mereka panik, mencoba memberi isyarat pada masinis untuk memberhentikan kereta. semua penumpang berdiri. aku melepas satu ehadsetku dan ikut berdiri juga. ada apa ini? aku penasaran. semua orang penasaran. lalu terdengar suara dari seseorang, "lungguh! ayo lungguh!" seperti diperintah, aku duduk kembali.

semua melihat ke gerbong sebelah. sepertinya sumber keributan berasal dari sana. aku mendengar orang-orang membicarakan peristiwa itu. tapi karena ribut, yang bisa kudengar hanya beberapa patah kata, "ooohh... iku lhoo... arek cilik....","yo salahe wong tuone dhewe...", "sikile iku loh...", "pas pintune nutup, areke mlebu..." hanya itu yang bisa kutangkap dengan indera pendengarku. dan aku bisa menangkap dengan indera penglihatanku: mimik sinis non-prihatin di wajah sebagian besar orang-orang di gerbongku. dadaku sesak. aku merasa marah. tidakkah mereka memahami arti sebuah kecelakaan? bahwa kecelakaan bukan semata faktor si pelaku atau korban, tapi masih banyak faktor lain yang juga menentukan? bahwa seorang manusia hanyalah bidak bagi manusia lain? mungkin orang tuanya salah karena lengah mengawasi sang anak, tapi itu bukan berarti bisa dijadikan sebuah alasan untuk menertawakan kejadian itu kan????

aku menutup telinga dengan headset lagi. aku terus memikirkan kejadian itu. lalu aku disadarkan, aku juga tak berbuat apa-apa. aku merasa malu. aku seorang mahasiswi. aku anggota AIESEC, melamar untuk bisa bergabung dalam Children Project. tapi saat ada kejadian seperti ini, aku hanya bisa diam?! sungguh, aku merasa aku adalah makhluk paling menyedihkan di dunia ini....

di stasiun Wonokromo, Surokerto berhenti agak lama. aku mendengar semayup suara adzan maghrib. ah, aku ingin cepat pulang! aku melepas headset dan mencoba menikmati suara adzan maghrib yang sudah lama sekali tak aku nikmati. tapi, suara tangis anak kecil itu ikut menyusup ke telingaku. ah, diakah yang mengalami musibah itu? aku ingin ke gerbong sebelah, melihat anak itu. tapi aku malu. aku sudah terlanjur tidak bertindak sigap di saat seperti ini.

beberapa stasiun kemudian, pembicaraan mengenai kecelakaan itu memudar. perasaanku yang tadi tegang, mulai mengendur. aku melihat keluar. ah, Kedinding. itu berarti tak lama aku sampai Mojokerto. batere 'Link'erBell hampir habis. aku tak memakainya lagi untuk mendengarkan musik. aku memperhatikan aktivitas orang-orang di gerbongku. ada yang mengobrol, berdiri sambil melihat ke luar, membaca buku, dan sebagainya. ada seseorang yang kukenal, yaitu Gibran. dia satu SMA denganku. tapi berhubung tak pernah sekelas dan tak pernah kenalan secara resmi, kami tak begitu dekat. aku juga enggan menyapanya, takut dibilang SKSD.

ternyata, bukan dia saja yang kukenal. ada seorang lagi. dia pendek, berbaju biru, dengan tampang yang terus terang membuatku ilfeel. dia tersenyum padaku dan duduk di sebelahku yang sempit itu. maksain banget sih... dia David, salah seorang pelatih Pramuka di SMPku dulu. aku ingat, beberapa tahun yang lalu, saat di pesta teman Papa, kami berkenalan. aku memang mengenalinya sebagai pelatih Pramukaku, tapi tak kusangka dia mengenaliku juga. waktu itu aku dan dia bermain catur, dan dia selalu mengalahkanku. memang aku tak pandai main catur, tapi aku merasa dia "gak gentle" sebagai seorang lelaki. lalu dia bercerita banyak tentang dirinya sendiri. suaranya pelan di tengah keramaian waktu itu, dan aku hanya bisa menangkap dia tengah membanggakan dirinya di kalangan teman-temannya. aku muak. dia mengajakku keluar, tapi aku berusaha berkelit. dia mendesak. sampai akhirnya aku menyanggupi untuk keluar dengannya minggu depannya lagi. tapi waktu itu, alih-alih ke Midas, tempat kami janjian dulu, aku malah ke rumah Nisak dan bermain dengannya.

oke, balik ke masa kini. dia memaksa duduk di sebelahku. menanyakan kabarku dan bla bla bla bla. suara pelan, seperti dulu. tampang dan potongan rambutnya juga tak banyak berubah. aku hanya menjawab seadanya, bahkan ketus. aku ingin sekali  mendengarkan mp3, jadi aku tak perlu menghiraukannya. tapi 'Link'erBell sekarat. aku duduk di sebelahnya dengan wajah tegang. duh, pingin cepat sampai! akhirnya aku mengambil sikap: berdiri di dekat pintu dan berpura-pura mencari udara segar. kebetulan kaca di pintu itu pecah, jadi angin bisa masuk. beberapa saat kemudian, dia juga berdiri dan pergi entah ke mana. mungkin dia menyadari aku tak mengharapkan kehadirannya. bagus. aku kembali duduk di tempatku semula dan berusaha menenangkan diri. tapi..... sekali lagi perasaan bersalah datang. sungguh aku sudah berbuat tidak sopan! aku tak berperasaan! manusia macam apa aku ini? hanya karena dia tak menarik dan membuatku muak, aku menolak bicara dengannya mentah-mentah seperti itu? sungguh aku merasa menjadi orang paling zalim di dunia ini.... oke, mungkin kalian menganggap ini lebay, tapi aku tak peduli. aku menyadari sikapku itu salah. berbuat kasar seperti itu pada orang lain yang mungkin pernah membuat kita illfeel sekalipun adalah salah satu tindakan zalim. walaupun keagamaanku kurang, tapi aku percaya bahwa zalim itu bisa dalam bentuk apapun, termasuk hal-hal sepele seperti ini. setan takkan pernah kekurangan akal memanfaatkan setiap kesempatan untuk membisiki manusia agar tergelincir. dan aku salah satu yang terbodoh sehingga mau mengikuti ajakannya. aku bodoh!

kereta memasuki kota Mojokerto. semua orang berdiri dan menyandang tas mereka. aku masih duduk dengan wajah dan perasaan tegang. David kembali, mengambil tasnya dan duduk di seberangku, bukan di sebelahku. aku masih diam, tak tahu harus bagaimana.

sesampainya di stasiun, Papa sudah menunggu. aku menyalami Papa dan berusaha menyingkirkan segala ingatan tentang kejadian buruk di kereta.

namun tetap saja aku merasa bersalah. aku berharap rumah bisa membuatku lebih baik....

AIESEC Surabaya 1st Gathering

kemarin, 2 Juni 2010 ada Pilkada, jadi kuliah libur. horeee! eits, tunggu dulu. bukan berarti aku bisa santai dan berleha-leha di kamar kostku yang mungil itu. aku ada agenda untuk 2 Juni, yaitu gathering pertamaku sebagai AIESEC member. tadinya sih direncanakan akan diadakan di gedung C FISIP UNAIR. aku sudah senang setengah mati karena tak perlu keluar ongkos untuk ke sana. tapi ternyata rencana diubah. tempatnya diganti jadi Magnet Zone, tempat dulu kami mengikuti Focus Group Discussion. sebenarnya sih bukan masalah besar karena aku sudah pernah ke sana dan aku tahu bagaimana ke sana. tapi, sekarang aku dalam masa penghematan. jadi aku sms teman-teman AIESECku, mencari relawan yang bersedia mengantarkanku ke sana *lebay* XD

akhirnya, Ryan-lah yang bersedia memboncengku. yay! Ryan baik deh! *apasiihh?*

jam 9 pagi kami berkumpul di depan bank Mandiri kampus B. Ryan datang pertama, aku sampai excited karena baru kali ini aku menemukan orang yang lebih tepat waktu dariku. lalu Enrile dan teman gerejanya, Tatik, datang. kami segera berangkat ke Magnet Zone. aku tak menyangka perjalanan kami begitu dekat dan cepat. kukira bakalan jauh.... akhirnya kami sampai sekitar jam 9 lebih 5-10 menit. huaaa! kepagian!

kami duduk-duduk di beranda Magnet Zone. kafenya sendiri sih belum buka. Ryan sibuk dengan netbooknya, sementara aku, Enrile, dan Tatik mengobrol. Enrile mengoceh karena perutnya lapar, sedangkan Tatik lebih banyak diam. aku berinisiatif mengajaknya bicara. ternyata dia mahasiswa Universitas Ciputra jurusan International Business Management dan dia berasal dari Makassar. jauhnya! dia bercerita kalau dia tinggal di sebuah rumah kost bersama teman-teman sesukunya. waktu aku tanya berapa biaya kost per bulannya, dia jawab 1 juta! gags! 5 kali lipat kostku! tapi katanya di daerah sana 1 juta termasuk murah. huaa... kalau aku yang di sana bakal kayak apa yah?

akhirnya satu per satu AIESECers datang. kami masuk ke dalam cafe dan memulai acara. hari itu kami membicarakan mengenai Personal Goal Settings. kami diberi beberapa lembar kertas. di situ kami diminta untuk menulis berbagai hal mengenai diri sendiri, tujuan hidup, dan lain-lain. kalau aku menangkapnya sih sebagai sebuah simulasi untuk meningkatkan self-awareness. tapi sebelum itu, ada berbagai macam perkenalan. mulai dari pengenalan AIESEC Culture, yaitu roll dance (waktu kami semua diminta berdiri dan mengikuti mereka, aku agak awkward sampai tak tahu harus berbuat apa), perkenalan para AIESEC member lama, dan mentor. nah, untuk mengisi lembaran PGS, kami akan dipandu oleh mentor, atau yang disebut "buddy". setelah perkenalan, kami diminta menulis nama buddy yang kami pilih sebagai mentor. aku memilih mbak Milla atau Tama, rupanya mereka cukup populer, sampai banyak yang memilih mereka. akhirnya aku dimasukkan grup Tama bersama mbak Kiky dan teman Tatik, Randy. dia agak pendiam, tapi ternyata baik juga. waktu pengisian PGS itu kami malah banyak curhat, share, dan segala macam. tak terasa kami sudah menghabiskan banyak waktu, sementara PGS belum selesai. Tama menyarankan agar kami berkumpul lagi untuk mengisi PGS bersama-sama. karena semua punya jadwal masing-masing, kami diminta mengirim jadwal kegiatan kami bulan ini ke emailnya Tama.

pulangnya, aku, Ryan, Enrile, dan mas Andes, makan siang bersama di luar Magnet Zone. katanya ada "Mi Pitik" yang enak dan murah. kami coba ke sana. mas Andes adalah Vice President dari ICX, departemen di mana aku ditempatkan. ternyata, dialah yang mengakomodasi Akio waktu ke Surabaya. heaaa... pantes. lalu kami membicarakan beberapa hal tentang Akio. selesai makan, aku pulang diantar Ryan lagi. sampai di depan bank Mandiri kami berpisah, lalu aku ke FIB untuk menghadiri rapat klub Badminton.

aku merasa akan semakin sibuk setelah ini. tapi kuharap aku tetap punya waktu untuk kuliah dan keluarga di Mojokerto. ah, rasanya tak sabar ingin pulang akhir minggu ini....

Pindah Kost

okee... sebenernya udah telat juga kalau menceritakan yang satu ini. tapi karena menurutku pindah ke kost ini termasuk momen yang "berkesan", aku tetap menulisnya di sini supaya kelak tidak lupa akan pahit-manisnya kuliah Surabaya.

hari Minggu, 30 Mei 2010, aku merasa sangat capek setelah interview AIESEC dan berbagai kegiatan lainnya. paginya, aku menemukan (sekali lagi) tak ada air di kamar mandi manapun dan tandon. wah, bencana! aku menatap tumpukan pakaian kotor di sudut kamarku dengan putus asa, juga piring-piring kotor yang membuat aku tak bisa makan. terus bagaimana?? akhirnya, aku numpang mandi di rumah Dewi dan memutuskan untuk pindah ke kostku yang baru di Karang Menjangan 8, hari itu juga.

setelah mandi, aku mengepak semua barangku. lalu aku memanggil becak dan mengangkut barang-barang itu ke atasnya. aku berpamitan dengan beberapa penghuni asrama yang masih ada, ke Bu Nur, dan pembantu asrama. aku sering merepotkan mereka dan aku berterima kasih juga meminta maaf karenanya.

untuk bisa mengangkut semua barangku, aku harus naik becak dua kali. aku kasihan pada tukang becak ini. ia sudah tua. ditambah lagi jalan Karang Menjangan 8 begitu sempit sehingga harus susah payah untuk masuk ke jalan itu. karena kasihan, aku memberi sedikit lebihan untuk ongkosnya. aku tak tahu apa yang aku beri sudah setimpal apa belum, tapi aku berharap bapak becak itu ikhlas menerimanya.

aku baru menyadari saat itu bahwa barangku ternyata banyaaaaaak sekali! aku capek mengangkut semua ke kamar. aku  bersyukur kamarku ada di lantai 1, bukan lantai 2. kalau iya, bisa-bisa aku pingsan mengangkut semua barang itu melalui tangga kecil di rumah kost itu, sendirian.

setelah mengangkut semuanya masuk ke dalam kamarku yang kecil nan sempit itu, aku pergi keluar mencari makan siang. haa... beginikah rasanya mencari makan di luar? selama ini aku disediakan makan di asrama dan sering tak bersyukur atasnya. tapi, dengan uang pas-pasan dan harus mencari sendiri, aku akhirnya menyadari bahwa di asramapun masih ada nilai plusnya.

di seberang jalan, ada sebuah depot sederhana. akhirnya aku makan di situ. untuk menyenangkan diriku sendiri, aku memesan segelas besar soda gembira. akibatnya, aku jadi sakit perut. ahhahaha.... payah! masa minum soda gembira saja teler! wakakakakak.... XD

setelah itu aku ke warnet. biasa, online. daripada jenuh sendiri di kamar. aku pasang status tentang kepindahanku itu. yang komentar cuma Ghofur dan Imaroh. komentar Ghofur bener-bener rusak, bikin ngakak!

sorenya, aku ke kampus C untuk menghadiri rapat panitia Airlangga Cup Perisai Diri. aku datang agak terlambat, tapi sepertinya mereka memaklumi. ternyata, UKM bela diri lain yang menyanggupi ajakan Perisai Diri untuk jadi panitia hanya Ju-jitsu dan Tapak Suci. itu pun masing-masing hanya mengirimkan satu orang perwakilan. aku memang dengar mas Dhimas juga mau ikut bantu jadi panitia, tapi dia tak datang. aku mendengarkan pengarahan dan mengikuti simulasi untuk turnamen Perisai Diri itu. aku rasa tugasnya tak terlalu sulit. aku hanya perlu jadi time keeper atau kurir untuk mengedarkan berbagai macam berkas penilaian. aku juga harus mencari 1 orang lagi untuk membantu, karena sepertinya kami kekurangan SDM. selain itu, aku juga harus cari pinjaman kaos putih dan celana hitam nih :p

aku pulang maghrib. sebelum pulang, aku mampir ke masjid dekat kampus C dan sholat berjamaah di sana. memang jamaahnya tak terlalu banyak, tapi aku merasa.... terharu bisa ikut sholat berjamaah. rasanya jarang sekali aku mengikuti sholat berjamaah. dan ketika aku mengikuti sholat maghrib berjamaah itu, aku merasa seperti waktu kecil dulu.

pulangnya aku bertemu Irfan, anak Tapak Suci yang juga jadi pantia. kamu hanya sekedar say hello lalu berpisah. tak lama T2 yang kutunggu datang. aku turun di pertigaan Karang Menjangan-Jojoran-Airlangga, lalu jalan menuju kostku. itulah hari pertamaku sebagai anak kost. mudah-mudahan aku semakin mandiri dan bisa menghadapi segala masalah yang ada secara mandiri. amin...
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates