To Bid A Farewell

kira-kira pertengahan bulan ini, Yulia request terjemahan ke aku. dia dikasih tinjauan pustaka buat proposalnya sama Syahrur-sensei. terus, dia minta tolong supaya diterjemahin sama aku. deadlinenya akhir bulan ini.

jujur, di antara semua naskah yang pernah aku terjemahin, mungkin ini yang tersulit. aku sampai frustasi sendiri. jangankan aku, Satoshi juga ikut-ikutan stres waktu aku tanyain. soalnya, dia bingung gimana jelasin dengan bahasa yang sederhana ke aku. emang sih banyak kosakata yang baru buat aku. tapi di atas itu, masalah yang paling sulit adalah karena banyak ambiguitas di sini. dan yang bikin frustasi lagi, kalimatnya ini berlapis-lapis. ibarat baju, bertumpuk-tumpuk, susah pula dibuka. haissh...

tapi untunglah, aku bisa nyelesein tepat waktu :'D

bukan cuma itu, aku pun dapet hikmah dari naskah ini.

oke, aku ceritain sedikit tentang naskah ini.

jadi, naskah ini adalah semacam ulasan atau penelitian tentang novelet karya Yoshimoto Banana yang berjudul "Moonlight Shadow". novelet ini jadi obyek penelitiannya Yulia. buat menunjang penelitiannya, dia dikasih sama Syahrur-sensei naskah ini. waktu aku liat, emang ulasannya cukup bagus. rapi, detil, dan lengkap. tapi ya itu tadi, bahasanya belibet banget =_=

dalam naskah ini, diulas macem-macem aspek yang ada dalam "Moonlight Shadow". mulai dari kenapa "kematian" diletakkan dalam cerita, karakter para tokoh, asal mula judul ini, dan sebagainya. sebenernya naskah ini asyik, karena ulasannya ga cuma asal jeplak aja. ada argumen yang valid, berdasarkan teori-teori ilmiah, dan sebagainya. dan gara-gara naskah ini, aku jadi lupa sama penelitianku sendiri :p malah aku sempet bias ke sastra Inggris gara-gara nemu nama Edgar Allan Poe, Dante Alighieri, dan sebagainya. aku sampai mau pinjem The Divine Comedy karya Dante gara-gara baca naskah ini. saking penasarannya. tapi untung aja aku masih bisa menahan diri. kalo ngga, bisa-bisa naskah ini ngga selesai dan tugas-tugasku terlantar semua. hahaha...

tapi di balik suka dan duka nerjemahinnya, aku dapet pelajaran dari cerita "Moonlight Shadow"

yaitu tentang kehilangan.

di dalam novelet ini, diceritain kalo Satsuki kehilangan pacarnya, Hitoshi, yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. adik kandung Hitoshi, Hiiragi, juga kehilangan pacarnya Yumiko, karena kecelakaan yang sama. sejak saat itu, hidup Satsuki dan Hiiragi jadi ngga seperti dulu lagi. Satsuki sering mimpi buruk. dia berusaha menyibukkan pikirannya, supaya ngga inget lagi sama Hitoshi. salah satunya jogging tiap pagi. sementara itu, Hiiragi berubah jadi aneh. dia pergi ke sekolah, memakai seragam peninggalan Yumiko. aku ngga bisa bayangin, seorang cowok pergi ke sekolah pake seragam cewek. bener-bener bikin patah hati banget bacanya.

menurut ulasan di naskah ini, jogging dan seragam peninggalan Yumiko adalah sesuatu yang dianggap "obat" bagi kesedihan mereka berdua. mereka merasa nyaman dengan melakukan hal itu. meskipun itu masih belum bisa benar-benar menyembuhkan mereka.

lalu akhirnya, Satsuki bertemu dengan arwah Hitoshi dalam 'fenomena Tanabata'. Hitoshi tersenyum dan melambaikan salam perpisahan. sementara itu, Hiiragi juga bertemu dengan arwah Yumiko yang membawa pergi seragam itu.

mungkin bagi pembaca yang kurang suka cerita fantasi, bakal awkward bacanya. tapi menurutku, justru di sinilah poin pentingnya.

bagian fantasi itu adalah penyelesaian cerita ini.

setelah kejadian itu, pada akhirnya Satsuki bisa bangkit dan melanjutkan hidup. begitu juga dengan Hiiragi. akhirnya dia kembali memakai seragam sekolahnya yang biasa.

meskipun aku sendiri kurang ngeh sama penyelesaian ini. tapi, menurutku cerita ini luar biasa.

Banana telah menyuguhkan kepada kita proses yang dialami orang yang bersedih ketika kehilangan seseorang atau sesuatu. proses itu menyakitkan. tapi, ketika akhirnya bertemu dengan penyelesaiannya, mereka bisa bangkit lagi.

dalam naskah ini juga dijelaskan tentang proses kehilangan itu sendiri. macem-macem teori yang disuguhkan. misalnya pendapat Freud tentang mourning work. menurut Freud, ketika orang kehilangan seseorang, dia akan kehilangan minat terhadap dunia luar, kehilangan minat untuk mencari pasangan baru, menghindari segala tindakan yang berhubungan dengan kenangan tentang orang yang hilang itu, dan sebagainya. itulah yang disebut mourning work. selain itu, ada juga teorinya Bolwby tentang 3 tahap proses kehilangan. menurut Bolwby, ketika seseorang kehilangan sesuatu, tahap pertama yang ia alami adalah "penyangkalan". pada tahap ini, orang itu akan menyangkal dan meminta agar sesuatu yang hilang itu bisa kembali lagi padanya. lalu tahap kedua adalah "putus asa". pada tahap ini, ia mulai menyadari bahwa hal yang hilang itu tidak akan bisa kembali lagi padanya, meski ia berusaha sekuat apapun. karena itu, ia mulai putus asa. tahap terakhir adalah "penerimaan". pada tahap ini, ia mulai melupakan hal yang hilang itu, lalu mulai tertarik pada hal yang baru.

teori yang menarik, bukan?

membaca naskah ini, aku jadi merenung dan terus merenung. kehilangan, adalah sesuatu yang pasti kita semua alami. apapun bentuknya. tapi mau tidak mau kita harus melewati prosesnya, kan? ketika Tuhan menimpakan suatu cobaan kepada kita pasti ada maksudnya. mungkin, ketika Tuhan mengambil sesuatu dari kita, tujuannya supaya kita tahu betapa pentingnya sesuatu itu. mungkin akan sakit, tapi Tuhan tahu kita harus jadi lebih baik lagi.

setuju? :D

dari naskah ini, aku dapet satu pelajaran gimana caranya supaya kita bisa lepas dari rasa kehilangan itu.

kita harus berani mengucapkan perpisahan pada masa lalu.

jujur, menurutku itu suatu tantangan. mungkin pembaca yang lain juga ada yang merasa seperti aku. berpisah pada masa lalu, adalah hal yang sulit, karena masa lalu adalah bagian dari diri kita juga, meski itu hanya ada di belakang kita.

tapi ya, mau tidak mau, suatu saat, kita harus berpisah dengan masa lalu.

aish, aku pasti jadi patah hati kalau baca ulang tulisan ini :'D

jadi, saudara-saudara, siapkah kita berpisah dengan masa lalu?

Godspeed. we won't know until that day comes :)

tapi, apapun yang terjadi, anggaplah sebagai suatu berkah. dalam keadaan apapun, kita selalu punya Tuhan sebagai sahabat kita.

dan Tuhan adalah sahabat terbaik :)

inilah coretan akhir tahun 2012. semoga kita semua bisa melewati satu tahun ke depan dengan penuh kebahagiaan. amin :D

Menyederhanakan Hidup

Papa masih harus dioperasi lagi. kata dokternya, penyakit Papa benar-benar ganas, jadi harus segera dioperasi. semua orang shock, terutama Papa.

apakah di saat seperti ini aku juga harus shock?

Mbah Ity bilang, "Kakak harus lebih tegar dari kami-kami ini. lebih tegar dari siapapun."

makanya, aku ngga mau meneteskan air mata lagi.

-----------------------------
dalam hidup ini, kita akan selalu menemukan kesusahan. mungkin ada yang berpikir karena Tuhan ngga adil. mungkin ada juga yang berpikir kalau cobaan itu adalah hukuman karena dirinya telah berdosa. aku pikir, banyak orang yang berpikir seperti itu.

tapi, sepertinya sedikit yang berpikir kalau cobaan itu adalah bukti kasih sayang Tuhan kepada kita.

aku percaya, segala sesuatu harus diuji dulu sebelum dia bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi. artinya, kalau kita diberi cobaan ya itu berarti karena Tuhan emang sayang sama kita. coba deh bayangin, seandainya Tuhan meloloskan semua orang ke tingkat yang lebih tinggi tanpa mengujinya dulu? pasti semua orang tidak akan pernah tahu apa itu kesalahan, apa itu keburukan. soalnya, dia sendiri tidak pernah mengalaminya. ya kan? terus, dunia ini pasti akan kacau, karena semua orang melakukan apapun yang ia mau. dia pasti bakal masa bodoh ketika melanggar hak orang lain, karena dia ngga pernah tahu apa itu kesalahan.

tetapi, kalau orang diuji, dia akan belajar apa itu penderitaan, kesalahan, kegagalan. dengan begitu, ketika dia berhasil naik ke tingkat yang lebih tinggi, dia tidak akan memperlakukan orang dengan cara yang buruk. terus, gimana seandainya kalau orang yang berada di "tingkat atas" tetep aja memperlakukan orang lain dengan cara yang buruk? ya itu artinya ada yang salah atau kurang dari proses yang dia alami. berarti dia sudah gagal uji.

oke, balik lagi ke pembicaraan awal. aku yakin, semua cobaan itu harus dijalani, bukan dihindari atau diratapi. sebab, dengan cobaan itulah kita berhak untuk mencapai tingkat yang lebih dan lebih tinggi lagi.

apakah itu artinya kita ngga boleh mengeluh? well, menurutku manusiawi banget kalau orang mengeluh ketika menghadapi situasi yang tidak dia inginkan. wajar sih. tapi bukan berarti kita harus selalu meratapi keadaan. kita juga ngga perlu berpikiran yang macem-macem. just stay strong and do it.

gampang banget kalau ngomong? prakteknya?

aku tau, pasti bakal ada yang ngomong kayak gitu. aku juga dulu pernah berpikir kayak gitu. tapi, semakin banyak dan semakin sulit cobaan yang aku dan keluargaku hadapi, aku jadi semakin mengerti kalau sebenernya menjadi tegar dan kuat itu bukan sesuatu yang mustahil. we are what we think. kita bisa membentuk diri kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan, apapun itu. mau bahagia? berpikirlah bahwa kita bahagia. mau kuat? berpikirlah kuat.

kalau aku pribadi, aku memilih untuk menjalani hidup dengan cara yang sederhana.

ya, sederhana. tanpa berpikir terlalu "canggih". ngga perlu berpikir "aduh, gimana ya". atau "ya ampun, kalau aku begini terus rencanaku gimana?". atau "duh, kalau aku ngga bisa memenuhi ekspektasi orang terus gimana?" dan sebangsanya.

aku memutuskan untuk melewati cara berpikir seperti itu. aku ingin hidup tanpa tekanan.

bukan berarti melupakan semua dan melepaskan tanggung jawab. tapi, aku lebih memilih untuk menyederhanakan hidup. aku memilih menjalankan apa yang ada di depan mata dengan sebaik-baiknya. segala beban tetap kubawa, tapi tak akan pernah aku monopoli sendiri. akan kubagi bebanku dengan Tuhan. karena Tuhan adalah sahabat terbaik setiap manusia.

aku tau, ketika kita menghadapi tekanan atau cobaan, kita cenderung mencari pertolongan dari orang lain. itu wajar dan manusiawi. tapi, mencari pertolongan berbeda dengan mencari perhatian. aku ngga mau lagi "pamer" kesusahan. bagiku, cukup aku, beberapa orang terdekatku, dan Tuhan saja yang tau ketika aku merasa lelah karena cobaan yang aku hadapi. ngga perlu jugalah orang seantero timeline tau kalau kita galau.

itulah yang namanya tegar dan mandiri. kita tetap teguh berjuang dengan segenap kekuatan yang kita punya, tapi di sisi lain nggak perlu sok mengingkari kelemahan kita. karena, mengakui kelemahan bukan berarti kalah. tapi kita harus selalu ingat, mengakui kelemahan tidak sama dengan meminta dikasihani.

aku ingin jadi pribadi yang seperti itu.

-----------------------
aku menerima semua kesusahan yang aku dan keluargaku hadapi. aku membaginya dengan Tuhan. aku titipkan semua cita-citaku kepadaNya. aku percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik.

semua kesusahan aku jadikan pelajaran. hikmah yang kudapat aku jadikan senjata. aku jalani hidup dengan perasaan yang ringan dan tenang.

don't "take it easy", but "make it simple" instead :)





Waktu yang Berlalu Cepat

sebentar lagi UAS, ya... itu akhirnya semester 7 bakal segera berakhir. terus masuk semester 8. itu artinya aku harus menyusun skripsi dan segera menyelesaikannya sebelum semester 8 berakhir.

jujur, aku agak takut juga menghadapi semester 8. rasanya belum siap. aku merasa ilmuku masih kuraaaaaaang banget. aku jadi agak khawatir, gimana nantinya waktu nyusun skripsi? bisa ngga skripsiku berjalan lancar? lagian, rasanya berat dan sedih kalau membayangkan aku harus pisah dengan teman-temanku dan kampusku tercinta.

tapi mau ngga mau harus dihadapi, kan. kita ngga akan pernah bisa kembali ke masa lalu.

ngomong-ngomong soal masa lalu, aku jadi keingetan masa-masa kuliah yang udah aku lewati selama 7 semester ini.

aku ingat saat-saat aku tertawa bersama teman-temanku, bertengkar dengan salah satu di antaranya, menghadapi masa yang sulit karena masalah ekonomi, merasakan jatuh cinta, dan segala manis pahitnya.

semua itu terasa begitu indah. kadang aku suka mau nangis, kenapa semua itu berlalu begitu aja?

yaaah, namanya juga masa lalu. ia akan selalu ada di belakang kita, melingkupi kita. seperti tembok di kamar kita. mereka melingkupi kita, tapi tak pernah menyentuh kita. ialah yang memberi kita rasa aman, privasi, dan peringatan agar kita selalu berhati-hati agar jangan sampai menabraknya.

jadi yah, seperti apapun masa lalu, entah itu manis atau pahit, ia jugalah yang melindungi dan membesarkan kita.

dengan berpikir seperti itu, aku jadi agak tenang. dan optimis.

kemudian, apa yang ada di depan, kita ngga akan pernah tahu sampai kita berada di sana. aku tau, aku kini berada dalam masa sulit. Papa yang sakit, masalah di masa lalu yang belum selesai, juga kehilangan orang yang aku sayangi, semua adalah cobaan untukku. aku tau, aku punya banyak alasan untuk sedih, tapi bukan berarti aku punya alasan untuk putus asa.

mbak Vita pernah bilang begini, "kamu diberi cobaan seperti ini karena Allah tahu hanya kamu yang bisa melewatinya"

makanya, aku memutuskan untuk terus dan terus bertahan hidup, sampai aku menemukan sesuatu.

aku tau, aku bukan seseorang yang sempurna. kalau mau ngitung kekuranganku, banyak banget deh. aku tau aku bukan orang yang 100% kuat, karena aku masih suka nangis. tapi, dengan segala kelemahanku, aku memutuskan untuk tetap berjuang.

tujuanku dalam waktu dekat ini, aku ingin jadi mandiri. aku akan tetap berjuang supaya bisa mencapai titik itu. kini aku berusaha sedikit demi sedikit dan melakukan apa yang aku bisa agar bisa sampai ke sana. mungkin hanya langkah-langkah kecil, tapi aku yakin itu bisa mengantarku untuk sampai pada tujuanku.

aku tau, ketika aku bisa mandiri, mungkin akan ada sesuatu yang berakhir. mungkin aku akan sedih lagi karenanya. dan itu juga yang membuatku takut luar biasa. tapi, aku tau ada banyak orang yang ingin melihatku berhasil. aku ingin berjuang demi harapan mereka. aku ingin supaya kesuksesanku nantinya adalah perwakilan dari impian banyak orang, bukan semata-mata impianku sendiri aja.

ketika aku bisa mandiri, aku ngga akan berhenti berjuang. masih ada banyak impian yang ingin kukejar. salah satunya adalah menjadi penulis puisi. inilah cita-citaku. inilah passion-ku. aku tau sebenernya udah lama sekali aku menginginkan hal ini. tapi karena aku masih belum mempercayai diriku sendiri, aku berkelana ke mana-mana mencari cita-cita. akhirnya sekarang, aku menemukannya kembali. aku memberi kepercayaan pada diriku sendiri. aku beri kesempatan pada diriku, agar bisa mengejar impiannya.

aku tau, menjadi seorang penulis di Indonesia ngga akan mudah. di tengah gempuran karya-karya pop seperti chicklit dan teenlit, kurangnya apresiasi sastra di tengah masyarakat kita, kurang layaknya perhatian untuk kesejahteraan penulis, dan lemahnya sorotan media massa, menjadi penulis adalah satu tantangan besar. tapi ya ngga apa-apa. aku tetap ingin menjadi seorang penulis puisi. menjadi ibu yang melahirkan banyak karya. aku ingin, karya-karyaku nantinya menjadi sandaran bagi jiwa yang menangis, sekaligus tambatan bagi jiwa yang tersenyum.

itulah cita-citaku.

bukan hanya itu, masih banyak lagi impian yang ingin aku wujudkan. salah satunya adalah "impian besar". aku ngga tau sih, apa impian ini masih menjadi prioritasku apa ngga. setelah sekian bulan aku gelisah, mengkhawatirkan apakah impian ini akan terwujud dan bagaimana caranya supaya bisa terwujud, kini aku mencapai titik tenang. aku putuskan untuk menitipkannya kepada Allah. bukan berarti aku menyerah atau melupakannya. tetapi, aku tau masalah ini terlalu besar untuk dipikul seorang diri. aku tau Allah mengetahui yang lebih baik untukku. dan yaah, aku tau kadang-kadang aku pasti bakal gelisah lagi, atau nangis lagi, seperti saat-saat sebelumnya. perasa, cengeng, dan senewen emang udah sifatku. tapi ya sekali lagi, dengan segala sifatku yang ngga banget itu, aku bakal tetap berjuang.


----------------
di tengah perputaran waktu yang cepat ini, aku mulai menyusun impian-impianku. seiring dengan berjalannya waktu, aku tumbuh menjadi orang yang semakin mengenali diri sendiri, tentang kelebihan dan kekurangan yang aku punyai. juga belajar bagaimana menjadikan semuanya sebagai alat untuk mencapai tujuanku.

mungkin, kalau melihat kondisiku sekarang, semua itu sulit tercapai. tapi bagiku, semua itu bukan hal yang muluk.

even today is the worst day of my life, I simply dream for a better tomorrow :)
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates