Kuliah, bosen!

fuh.. akhir-akhir ini aku mengalami krisis semangat. aku lupa kapan dimulainya, tapi aku jadi males banget untuk kuliah. jujur, aku perlu banyak gerak badan dan otak. tapi di fakultas hampir sama dengan mendekam di kamar. ga ngapa-ngapain. kuliah pun itu-itu aja. bosen............ mungkin ini sindrom semester awal kali ya.... memang belum saatnya sibuk. tapi mungkin begitu semester-semester berikutnya aku akan sangat menikmati waktu luang dan bersyukur bisa istirahat. ya, aku tahu itu akan terjadi. makanya aku tidak mau banyak mengeluh.

sebenarnya ada yang bisa membuatku bersemangat, yaitu seseorang yang aku sukai. aku tidak mau menyebutkan namanya dulu. lagipula, aku lagi merasa bersalah. bukannya dulu aku berkoar-koar cinta mati sama Hanif? sekarang malah suka sama orang lain. payah aku......

fuh.... aku ingin jalan-jalan ke suatu tempat. naik motor atau jalan kaki, sendiri atau sama teman, it's okay. aku bosan sekali dan orang yang aku sukai belum masuk juga. aku tambah bad mood -_-"

hari ini aku ada kuis Shokyuu bab 2 dan 3. masih dasar sih. aku ga belajar. haha! nakal banget aku ini.. sok pinter ato apa? tapi untunglah aku bisa mengerjakan 90%. ada satu soal yang bikin aku gregetan, yaitu "oikutsu desuka?" aku tidak mengenali pertanyaan ini. aku mengira-ngira saja. lalu aku jawab, "iie, sou ja arimasen". penasaran, aku tanya Putri-sensei. lalu Putri-sensei bertanya apda Haru-chan yang udah lulus Noryoku Shiken level 4, "Ratih-san, oikutsu desuka?" dan Haru-chan menjawabnya dengan lancar, "juu-hassai desu." glodak! ternyata oikutsu
sama dengan nan sai. aku lupaaa..... gagal deh dapet nilai sempurna gara-gara si oikutsu sialan itu.

habis ini aku ada mata kuliah Hyoki. aku cukup berminat pada mata kuliah ini, karena di sinilah kita belajar Kanji. tadi malam aku belajar karena aku dengar hari ini ada kuis. aku dengar dari Nene-chan, Andi-sensei kalo ngasih kuis itu yang tidak ada di materi. jadi kita harus pandai-pandai nyari sendiri di luar. mak! mana tadi malem aku ga bisa belajar. lampu mati. Erlina marah-marah ama temennya via telepon. nasibku....

tapi di balik itu semua, aku bersyukur aku dulu masuk kelas Bahasa. benar kata Norma, kita ini sudah mencuri start. jadi kami tidak terlalu kesulitan saat kuliah. kami sudah punya basic bahasa, jadi tinggal memperdalam saja. aku bersyukur dulu pernah mendapat pelajaran bahasa Mandarin. untuk saat ini, aku tidak terlalu kesulitan dengan Kanji karena mirip dengan Hanzi yang dulu pernah diajarkan Didik-laoshi. xie xie, laoshi!

oke... aku harus bisa membangun spiritku lagi. ga boleh tergantung pada siapapun. ga peduli sama si dia. biarkan saja dia berbolos-bolos ria. aku ingin bisa kuliah dengan semangat lagi dan mendapatkan nilai baik. amin.........

Ramadhan tahun ini..............

aku tidak ingat apa aku udah pernah ngasih judul seperti di atas pada posting sebelumnya, tapi bagiku lebih penting menuangkan isinya saja.

Ramadhan tahun ini aku begitu sibuk dengan OSPEK, perkuliahan, dan jujitsu. aku senang bisa sibuk seperti itu. tapi ibadahku di bulan ini malah menurun. mungkin tahun ini aku mendapat "rapor merah" mengenai ibadah. atas nama tugas, aku selalu melalaikan tarawih, padahal itulah keistimewaan Ramadhan! kita tidak bisa sholat tarawih di bulan lain kan? padahal dulu waktu kecil aku begitu menyukai tarawih, karena pada saat itulah aku bisa berkumpul dengan teman-temanku di masjid Al=Anshor perumahan BSK. aku bisa sholat bersama, mengobrol, jajan, semua bersama dengan teman-teman yang aku sayangi. tapi..........

tahun ini aku kehilangan banyak momen indah bulan Ramadhan.

tadarusku juga nihil. aku hanya memegang Al-Quran pada saat aku belajar mengaji untuk PBA. payah yah aku?

sekarang aku di Mojokerto. Kamis malam (17 September 2009) aku datang ke Mojokerto. uangku tersisa hanya sepuluh ribu lalu habis untuk ongkos. di bus aku tidak punya uang lagi. untung Imaroh mau meminjamkan aku uang untuk ongkos bus. tiba di Mojokerto, benar-benar tidak ada uang. aku naik becak ke rumah dan bayar dengan uang Papa setibanya di rumah. Papa sakit kronis. demam tinggi disertai muntah-muntah. bahkan Papa sempat pingsan hari sebelumnya dan baru sadar Kamis siang. aku merasa bersalah. seandainya aku datang lebih cepat, mungkin Papa tidak akan seperti ini. aku tidak bisa membayangkan ketidakberdayaan dalam kesendirian. pasti begitu perih dan menyakitkan....

malam itu aku berusaha merawat Papa. pada awalnya aku merasa kecewa karena tidak ada minuman atau apapun menyambutku, kecuali suara muntah Papa. tapi aku merasa malu. begitu kurang ajarkah aku sehingga lebih mementingkan diri sendiri? aku memang bodoh...

hmm.. berarti aku tiba di Mojokerto H-2. kurang dua hari menjelang akhir Ramadhan. tapi aku masih saja bandel, tidak mau memanfaatkan waktu yang tipis ini untuk meraih secuil saja keindahan ibadah di bulan suci ini. kurang 2 hari, tapi aku malah tidak puasa. ada saja alasan yang aku pakai untuk membenarkan diriku sendiri. tarawih? nihil. jangan coba-cba tanya apa aku beritiqaf, tadarus denga tilawatih yang indah, atau yang lainnya. percuma menanyakan hal itu karena tak satupun aku kerjakan.

BODOH!

ya Allah... maafkanlah hambaMu yang hina ini...

ah.. besok sudah Idul Fitri... aku menulis ucapan selamar Idul Fitri dan permohonan maaf via statusku di Facebook (dengan bahasa Jepang). apa kesanku tentang Idul Fitri besok? masih belum tahu. aku hanya tahu aku tidak akan mendapatkan uang saku sebanyak dulu, atau sebanyak teman-temanku (Erlina mentargetkan dapat satu juta untuk tahun ini ^^;). aku tahu tidak akan ada masakan dan kue-kue enak seperti ketupat, opor ayam dan sebangsanya. aku tahu tidak akan ada Mama dan Iqal... aku tahu semua tidak akan seperti dulu lagi...

tapi aku yakin Allah selalu memberikan kebahagiaan untuk hambaNya, tak peduli siapa dia, di mana dia, dan kapanpun. Allah tidak perlu menunggu momen yang tepat untuk memberikan rahmatNya kepada para hambaNya.

karena Allah-lah Yang Maha Penyayang, Maha mencintai hambaNya dibandingkan dengan apa pun yang pernah ada, ada, dan akan ada di dunia ini...

aku selalu punya alasan untuk bahagia, karena aku yakin akan kasih sayangNya.

selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan bathin.

aku memang belum pantas jadi mahasiswa

akhirnya, setelah beberapa hari kulalui di FIB, aku mulai merasa nyaman dengan keadaan kelasku. bahkan aku mulai akur dengan teman-teman yang tadinya kubenci. aku senang, ternyata memang benar hanya perkara waktu saja.

apalagi, aku mulai dekat dengan orang yang aku suka, jadinya tambah semangat deh! ^^

sudah 2 hari berturut-turut aku ditraktir makan di Wapo Airlangga depan kampus B. pertama, hari Selasa kemarin, aku, Gian, dan Rezar pulang latihan Ju-jitsu. setelahnya kami makan di Wapo. waktu itu yang bayarin Rezar. masing-masing berhasil menghabiskan satu piring nasi goreng porsi Wapo yang banyaknya bukan main dan bergelas-gelas minuman yang seharusnya bisa jadi konsumsi untuk 7 orang ^^; pulangnya aku ambruk karena kekenyangan sampai tidak bisa ikut OSPEK Asrama yang diadakan sejak tanggal 7 September kemarin.

kedua, kemarin. sebenarnya kami satu kelas berencana makan di Wapo. tapi ada komplain dari yang indekost. maklum,uang terbatas, begitu juga aku. akhirnya satu kelas berencana ikut buka bersama gratisan di Auditorium FIB. tapi Rezar ngajak makan di luar lagi. kali ini ditambah 2 personil lagi: Haru-chan dan Kemal. yang jadi bos Gian karena dia sedang bahagia XD. aku hanya pesan sandwich, karena aku masih harus OSPEK Asrama. kami berlima menceritakan tentang rahasia masing-masing dan berjanji tidak akan membocorkannya. aku senang mendengar cerita mereka. ternyata mereka lucu dan unik ^^

aku senang sekali, tapi tak bisa bulat utuh. biasa, habis tawa pastilah ada tangis.

waktu aku pulang dari Wapo hari Selasa (aku ketinggalan sholat Ashar,Maghrib, dan Tarawih) Papa sms. Papa sakit dan ga turun-turun. aku panik dan nangis. tapi untunglah Papa tidak apa-apa. tapi sebagai gantinya, aku akan pulang ke Mojokerto hari Minggu. aku tak bisa membiarkan Papa begitu saja, aku harus melihat kondisi Papa.

lalu tadi malam, aku pulang jam 8 lagi. aku mandi dan langsung ikut OSPEK Asrama. Lina terlihat capek. aku khawatir dia sakit. dan benar, waktu minta tanda tangan dia hampir jatuh. mungkin darah rendah. aku dan teman-temanku mendudukkannya di kursi. aku ingat dia pernah mengeluh mengenai sanksi. jika tidak ikut Malam Keakraban, atau jumlah tanda tangan penghuni asrama kurang, maka akan dikenai sanksi membayar koran selama 2 bulan. Lina jelas keberatan. sedang asyik merenung, tiba-tiba ada Kak Nabila, ketua asrama. aku menyampaikan keluhan Lina tadi. tapi tanggapan kak Nabila tidak seperti yang kuharapkan. dia hanya bilang, bukan hanya angkatan 2009 saja yang mengalami kendala seperti itu, tapi hampir semua angkatan pasti pernah kena sanksi. aku diam saja, agak jengkel karena keluhan itu jadi mentah. tapi aku sadar, memang begitulah seharusnya. lalu, pas kami minta tanda tangan di kamar 6, kamar mbak Xaxa, kak Nabila menekankan bahwa mengenai uang koran itu bukanlah hukuman. wah, kayaknya ada miskomunikasi nih... mungkin kak Nabila mengira yang aku maksudkan itu "iuran koran" dan beberapa iuran lainnya. tapi yang kumaksudkan adalah sanksi yang tadi itu. kak Nabila juga menyampaikan tentang "keluhan" dari mbak-mbak kami yang bilang ada beberapa dari angkatan 2009 yang tidak punya sopan santun. kak Nabila menanyakan pertanggungjawabanku sebagai SC 2009 (SC atau Student Center adalah semacam mediator dan penegak aturan asrama. waktu ada forum, aku secara sukarela mencalonkan diri dan diterima). aku hanya bisa diam saja. baru kusadari malam itu bahwa tugas SC tidak semudah yang kubayangkan. tapi aku harus tetap konsekuen dan memperbaiki kesalahanku itu. aku memang kurang care, dan itu harus kuubah. maka, aku berinisiatif mengadakan forum angkatan 2009 di ruang tamu. kemudian aku berpikir, rasanya tidak sopan juga kalau kita kumpul-kumpul tanpa ada izin atau semacamnyalah. makanya tadi pagi, sehabis mandi, aku ke kamar kak Nabila untuk minta izin. tapi kak Nabila masih tidur. aku titip pesan ke Mbak Ifa. tapi begitu aku mau keluar, kak Nabila bangun dan bertanya ada apa dengan kesan sepertinya dia terganggu dengan kehadiranku. aku jadi serba salah. ya aku sampaikan saja langsung maksudku. huff... memang tidak mudah semua ini.

di fakultas, habis kuliah Etika aku ikut rapat panitia Buka Bersama seluruh angkatan Sastra Jepang. aku bagian Sie Perizinan. tugasnya insya Allah tidak begitu berat, hanay harus pandai melobi. kami baru bergerak setelah permohonan izin turun, jadi agak santailah untuk saat ini. rapat bubar. aku dan keempat teman baruku berencana mengadakan benkyokai sendiri. yah, semacam belajar bersama. aku ingin membantu teman yang kurang bisa, apalagi Putri-sensei akalu menagjar agak cepat. seandainya aku masih baru belajar bahasa Jepang, mungkin aku tidak akan mengerti apa-apa. makanya lebih baik belajar bersama kan? tapi yang ada hanya aku, Gian, dan Rezar. Haru-chan dan Kemal sudah pergi entah kemana u_u yaa... jadinya hanya bertiga saja. kami belajar di SC Sastra Jepang. Rezar kurang mengerti tentang "kore" dan "kono". aku mengerti maksudny, tapi tidak bisa menjelaskannya dengan gamblang. lalu Wawan senpai datang. aku bilang padanya, "senpai, tolong ini diajarin. dia (Rezar) ga ngerti kapan pake 'kore' kapan pake'kono'. aku ngerti maksudnya, tapi aku ga bisa jelasinnya pake bahasa Indonesia." nah, itu dia letak kesalahanku. seharusnya ya aku tidak usah bilang begitu. cukup bilang saja, "aku ga bisa jelasin". beres kan? lalu Wawan senpai bertanya dengan serius, "kamu ga bisa pake bahasa Indonesia?" aku diam saja, mati kata. lalu dia berceramah, intinya: percuma saja belajar bahasa Jepang tapi ga bisa pake bahasa Indonesia. tidak usah takut ga bisa bahasa Jepang, kita kan bukan budak Jepang. kata-kata itu benar-benar menusuk di hatiku. belum lagi dia bilang, "kahima (ketua Himpunan Mahasiswa) kok gitu." aku langsung pulang dan menuju ke warnet ini. aku hampir menangis. tapi aku sadar karena kata-katanya. aku merenungi beberapa hal. aku memang terobsesi ingin menjadi Kahima. bahkan sempat beberapa kali berdebat dengan Rezar tentang siapa yang lebih pantas jadi Kahima, aku atau dia. tapi aku seperti ini, pemikiranku masih cetek, masa mau jadi Kahima? hal ini mengganggu ketenangan pikiranku....

aku mengakui, cara belajarku masih seperti siswa biasa. nih buktinya. tadinya aku ke warnet ingin mencari referensi mengenai PPKN. tapi aku hanya mencari sebentar lalu bosan. malah main di Facebook dan blog. childish kan? ah....

well, my heart is sent to disorder now... I don't know what exactly I feel....

Allah, mengapa aku makin jauh denganMu?

OSPEK.. OSPEK... OSPEK..

fuuuu... lama juga aku ga online di blog. banyak yang ingin aku ceritakan di sini, tapi agak lupa juga =P kalo gitu aku ceritain yang aku inget aja yah?

pertama, pengukuhan mahasiswa baru oleh rektor di Auditorium kampus C tanggal 18 Agustus. penerima beasiswa mendapatkan tempat di depan (kayak VIP ajah :p) aku merasa bangga sekali waktu itu. dan aku senang dengan dress codenya juga: serba putih. aku memakai atasan putih dengan kerah berdiri dan aksen tali. bawahannya rok panjang yang menurut aku sih cute. hehe... benar-benar melegakan dan membanggakan saat itu.

lalu, tanggal 19 Agustus aku ada OSPEK universitas (julukan kerennya sih PPKMB= Pekan Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru). aku kaget juga begitu tahu aku dapet kelompok 1. lebih kaget lagi ternyata aku OSPEK di Fakultas Kedokteran! what thee..??? padahal aku selalu "menghindari" fakultas yang satu ini. alasannya tak lain dan tak bukan adalah Hanif. bukannya itu impian Hanif untuk masuk FK??

tapi mau tak mau kan aku harus di sana. ternyata, yang berkumpul di kampus A adalah anak-anak yang lolos via PMDK prestasi. senang dan bangga juga sihh.. lebih senang lagi karena aku bertemu dengan senpai yang cute :3 namanya Arya, denger-denger sih dari jurusan Radiologi. sumpah, cute banget! rambutnya juga keren... tingkahnya ga macem-macem (menurut penglihatanku loohh...) dan pada akhirnya aku menyesal harus pergi dari FK untuk melanjutkan OSPEK di fakultas masing-masing. sejak saat itu, aku mengalami gejala yang disebut Mbak Yessi sebagai jomblo error.

sekitar tanggal 24 Agustus kami mengikuti OSPEK Fakultas. di FIB peraturannya tidak begitu ketat dan tugasnya juga tidak terlalu banyak seperti fakultas lainnya. aku bersyukur sekali... setidaknya Fakultas Ilmu Budaya tidak seketat Fakulas Kesehatan Masyarakat apalagi Fakultas Sains dan Teknologi. yang terakhir disebut ini sadis banget. menurut testimoni temanku, para seniornya "hobi" banget meneriaki, membentak, dan sebagainya dan sebagainya kepada para juniornya. berarti apa yang dikatakan oleh Hanif dulu bukan isapan jempol belaka. dulu dia pernah cerita tentang seniornya yang suka menekan mental juniornya. dulu sih aku hanya bisa menganggapnya berlebihan. tapi sekarang aku ragu kalau dia berlebihan...

OSPEK fakultas ditutup dengan acara Mayapada (Mahasiswa berkarya dan berapresiasi dalam ilmu budaya). di sini FIB mulai repot, tapi tetap tidak serepot FST atau FKM. ada semacam pressing juga, tapi aku menganggapnya biasa. ada kejadian "unik". kalau tidak salah tanggal 27 Agustus, kami ada acara "Renungan". dari judulnya aku menebak bahwa ini semacam acara ESQ atau apalah. tapi ternyata lain. sebelumnya, kami semua dibagikan pita berwarna merah, kuning, dan hijau. aku mendapatkan pita merah, sama seperti Hilmy (ketua kelompokku: Batara Ismaya), Novi, Namira, dan lainnya. lalu kami semua disuruh masuk ruangan-ruangan sesuai dengan warna pita. pita merah kalau tidak salah di ruangan 306. di sana kami dimarahi karena ada yang melanggar peraturan. aku sendiri menganggapnya sepi. toh aku tidak melakukan pelanggaran. kalaupun ada, itu tidak termasuk pelanggaran berat. aku membawa dompet. pada hari sebelumnya tidak diberi tahu bahwa kami dilarang membawa dompet. kami baru tahu keesokan harinya. aku jengkel karena menurutku alasan dilarangnya membawa dompet itu tidak valid: keamanan. masa iya sih bakal ada yang kehilangan dompet? sama-sama sudah besar kok... lagipula isi dompetku tidak seberapa. tapi akhirnya aku menerima alasan itu sebagai suatu bukti bahwa senior kami concern terhadap kami.

nah, ceritanya waktu acara Renungan itu, ada seorang senior yang duduk di atas meja. rambutnya panjang gimbal ala Sujiwo Tejo dan perilakunya sangar. aku mengkritik sikapnya itu. tak disangka, ia malah turun dari meja dan menyalamiku. katanya aku kritis. aku hanya bisa bengong. ternyata memang si kakak ini memancing kami. seberapa berani sih kami ini untuk mengkritik tindakan yang salah, sekalipun tengah diancam (baca: pressing)? itu adalah pengalaman yang berkesan bagiku. belum pernah (seingatku) yang ada menghargai tindakanku semacam itu.

pengalaman lain yang berkesan, aku mendapatkan reward sebagai the best speaker dalam debat esai. hadiahnya berupa pin Mayapada. aku bangga, karena belum tentu semua orang bisa mendapatkan pin itu. menurut penilaian para juri, yang berhak mendapatkan reward sebagai the best speaker adalah mereka yang menyampaikan pendapat maupun argumennya secara sopan, tidak berapi-api, sehingga suasana debat tetap kondusif. aku tidak menyangka juga. selain aku, ada juga yang mendapatkan pin itu, namanya Laura. dia juga sopan dalam menyampaikan pendapatnya. aku senang bisa berdebat dengannya. oh, ya... di dalam ruangan itu ada 4 kelompok yang dibagi menjadi dua kelompok: pro dan kontra. kelompokku dengan satu kelompok lain menjadi kelompor pro, sedangkan 2 kelompok lain menjadi kelompok kontra. topik yang kami bicarakan adalah Disahkannya UU Pornografi Dilihat dari Segi Budaya.

tetapi ada juga pengalaman yang........... sulit diungkapkan dengan kata-kata. kami mendapat tugas untuk membuat 2 surat: surat dengan amplop biru dan amplop merah. amplop biru adalah untuk panitia yang kita sukai (entah suka dengan definisi apa) dan amplop merah adalah sebaliknya. aku bingung, kepada siapa saja surat-surat itu akan kutujukan. tak ada panitia yang kubenci, walaupun mereka suka membentak, tapi bagiku itu biasa saja. akhirnya kuputuskan untuk mengalamatkan surat merah kepada Kak Rief, salah satu anggota tim Pantau yang lumayan keren (mirip Afgan malah. sumpah!) aku memilihnya karena dia pernah bersikap sombong. pernah sekali, ketika aku meminta tanda tangannya (biasalah, kalau acara orientasi semacam ini pasti ada tugas mengumpulkan tanda tangan panitia atau teman sejawat) dia mengacuhkanku. aku jengkel, tapi aku maklumi saja. karakter setiap orang berbeda-beda dan mungkin saja dia bersikap seperti itu untuk menegaskan image tim Pantau yang garang. aku menulis sejujurnya di dalam surat itu dan kukatakan bahwa aku tidak membencinya. malah, di akhir surat kutuliskan kutipan lirik Harmonia.

lalu, kepada siapa amplop biru itu kutujukan? aku tak kenal banyak panitia. tapi aku pernah menaruh simpati pada kak Andreas, trainer kami. trainer itu bisa dikatan semacam kakak pembimbing kelompok. kak Andreas itu ramah, tanggung jawab, walaupun agak lebay juga ^^v dia anak teater. entah mengapa aku merasa aman di bawah bimbingan dia. wah, kalau aku ingat itu, mukaku bakal merah lagi...

ternyata bukan aku saja yang mengirimkan surat amplop biru padanya. beberapa teman satu kelompokku juga melakukan hal sama. kak Andreas mengirimkan sms kepada kami semua yang intinya mengucapkan selamat datang di FIB dan terima kasih untuk yang sudah mengirim surat biru itu. mak! malunya aku....

hari terakhir Mayapada ditutup dengan sesi seremonial "perenungan". tadinya kami sedang asik mengikuti acara Art Show. tapi tiba-tiba saja dihentikan oleh tim Pantau (semacam panitia pengawas peserta yang berhak untuk menghukum peserta yang melakukan pelanggaran). alasannya, Art Show kami tidak menunjukkan sikap berbudaya. memang, ada beberapa kelompok yang bermain band dan menyanyikan lagu-lagu populer (kelompokku sendiri menyajikan deklamasi puisi. tapi karena membosankan, oleh juri dihentikan dengan cara membunyikan gong, sama dengan acara Gong show). panitia mengaku kecewa, lalu kami semua digiring ke lapangan parkir. di sama kami dimarahi lagi, terkait dengan kasus plagiat. ternyata ada beberapa yang mengambil materi mentah dari internet untuk disalin pada esainya. banyak yang menagku secara gentle. suasana menjadi tegang. lalu kami disuruh menutup mata dengan slayer dan menunduk. kami semua disuruh merenungkan kesalahan-kesalahan kami. aku tidak bisa bernafas dengan wajah ditutupi slayer begitu. saat aku hampir mencapai titik kejengkelanku, tim Pantau menaburi kepala dan tubuh kami dengan tepung. surprise!!! dasar, ternyata ini semua cuma ulah kakak-kakak kami untuk mengerjai kami. seremonial itu disemarakkan dengan kembang api yang indah. bertepatan dengan maghrib, kami semua berkumpul untuk berbuka puasa bersama. menyenangkan sekali, walaupun saat itu aku sedang bad mood dan mengantuk. tapi aku tak dapat menyangkal bahwa acara itu sangat berkesan...

acara selesai pada jam 7 malam. aku buru-buru pulang ke asrama. Papa sudah menjemputku. malam itu juga aku pulang ke Mojokerto karena harus mengambil ijazah. aku bahagia sekali hari itu... dan juga mengantuk.
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates