hari ini aku stay di Surabaya karena harus ikut try out ELPT di Pusat Bahasa UNAIR jam 1 siang.
jam 10 aku ke kos Risa. niatnya sih makan sambil belajar bareng, tapi ujung-ujungnya malah main mention di twitter. geje banget emang. ngapain juga mention-mention di twitter, padahal kita sama-sama ada di kamarnya.
tapi ya, apa salahnya? belum tentu esok kita masih bisa menikmati momen berbuat konyol semacam ini.
jam 1 kurang, aku, Risa, dan Nindy ke kampus naik motor bonceng tiga. sampai di Pinlabs, kita baru sadar kalau ban belakang motornya Nindy bocor. ups, maaf ya Nindy...
jam 1 lebih sedikit, tes dimulai. waktu dapet soalnya, aku udah mau pingsan. just tell me, oh God why they placed the listening section at the first round?! aku benci banget sama listening section dan itu bikin aku rada down ngerjain.
listening section bener-bener parah. suaranya kecil, dan pronounciation-nya ngga jelas banget. aku ngga tau speaker dalam percakapan itu pakai logat apa, yang jelas dengerinnya aja udah bikin mangkel. way better Nouryoku Shiken lah. udah gitu hampir ngga ada jeda buat menghitamkan jawaban di lembar jawaban. akhirnya aku pakai strategi lama, kasih titik di lembar jawaban, baru dihitamkan di menit-menit terakhir.
sesi kedua, structure. wogh! kalau ini aku lumayan percaya diri, karena aku sempet latian pakai software simulasi TOEFL. ngomong-ngomong soal software ini, aku ngga sengaja nemu di internet dan ternyata sangat berguna. ada sekian ratus kuis structure di dalamnya, masing-masing berisi 20 soal. tiap selesai mengambil satu kuis, ada reviewnya pula. aku sama Risa sempet coba bareng simulasi ini. kita suka ketawa sendiri kalau liat reviewnya. kita mikir kayak gini, kok bisa ya kita salah. ternyata soalnya emang menjebak, dan itu menyebalkan sekali. tapi dari situ, sedikit banyak aku belajar structure.
sesi terakhir, yang paling matek, reading. aku ngga suka baca bacaan panjang-panjang demi menjawab sekian butir soal. rasanya ngga sebanding banget. tapi ya, aku masih bisa menoleransi reading daripada listening.
di sesi terakhir ini, energiku udah hampir abis. ciputku terasa sesak dan mataku mulai lengket(?) akhirnya aku baca soal dengan cara skim, secepat mungkin, lalu menjawab. kadang, ketika udah bener-bener lengket, aku cuma liat soalnya dan cari jawaban yang paling rasional. kira-kira 15-10 menit sebelum tes berakhir, aku udah selesai memberi tanda titik di semua jawaban. terus aku mulai menghitamkan satu per satu dengan sabar. tanganku jadi pegel. pensil 2B yang tiba-tiba nyasar ke tempat pensilku itu ngga praktis dibuat menghitamkan bulatan jawaban. butuh waktu dan tenaga lebih sampai dia bisa hitam. baiklah, itu artinya waktu Nouryoku Shiken nanti aku harus punya pensil 4B. oke, tengs.
waktu lagi asyik menghitamkan jawaban, ada pengumuman kalau kita diminta kasih bukti rekening tabungan atau menulis nomornya. katanya, program try out ini adalah bantuan dari lembaga apa gitu, terus kita dibiayai. per orang dapet 20 ribu, dan uang itu akan dikirim ke rekening masing-masing. lumayan, buat nemenin saldo mini di ATM.
sekitar jam 3, tes berakhir. untunglah semua jawabanku udah berhasil dihitamkan. aku dan Risa selesai tepat waktu. Nindy masih berkutat sama jawabannya. akhirnya, karena waktu udah abis, dia terpaksa ninggalin beberapa soal yang belum dia jawab.
sambil nunggu hasil try out keluar, kita bertiga pergi ke tambal ban. sambil nunggu tambal ban, aku dan Risa mainan Fruit Ninja. emang geje banget duet aku dan Risa ini.
selesai tambal ban, kita balik lagi ke Pinlabs. hasilnya masih belum keluar. kita sempet liat-liat hasil try out minggu sebelumnya. Risa dan Nindy ngeliat punya Fika. 547 men. emang hebatlah itu anak. sementara itu, aku liat punya beberapa orang yang aku kenal.
sambil nunggu, kita bertiga nongkrong di depan Pinlabs. aku dan Risa makan tahu tek. Nindy udah ngga mood buat makan. pas lagi nunggu tahu teknya jadi, Risa masuk ke dalam. terus dia keluar sambil "kyaaa~ kyaa~" wah, kabar gembira nih.
"aku dapet 520!" katanya seneng
Nindy langsung kepo. "aku berapa?"
aku juga ikutan kepo. "aku berapa?"
Risa kasih tau nilai kita. tapi karena ngga percaya, aku dan Nindy masuk lagi ke dalam.
pertama, waktu aku cari, kok namaku ngga ada. tapi setelah dicari lagi, barulah ketemu.
ternyata bener kata Risa. aku dapet 553
alhamdulillah :')
aku ngga nyangka :'D
aku ngga tau persis Nindy dapet berapa. tapi kayaknya dia kurang puas.
selesai menggalau, kita pulang ke tempat masing-masing.
pulang ke kost, aku mulai nyicil tugas-tugasku. Pranata, proposal, terjemahan... benar-benar menggoda.
sambil ngerjain tugas, idupin Echofon dan facebook. geje-gejean mention sama Nene. gara-gara itu, aku jadi inget sama kekonyolan kita di kelas Pengajaran Bahasa Jepang sekian minggu lalu.
waktu itu, seseorang memutar video metode pengajaran bahasa asing. di video itu, si pengajar berbicara bahasa Inggris. Nene yang duduk di sampingku, mulai autis. dia niruin percakapan di video itu dengan logat British.
masih berlogat British, dia noleh ke aku. "We're talking about food now. Do you like food?"
"I like Nino" jawabku, dengan suara ala anak kecil
dia ketawa. "Is Nino a food?"
sambil masang muka anak kecil yang telmi, aku jawab "No, but I like Nino"
lalu kita berdua ketawa.
-----------
segala macam kegejean itu, mungkin ngga begitu berarti sekarang. tapi suatu saat nanti, ketika kita mengenangnya, pasti jadi kenangan yang manis.
dan mungkin aku bakal nangis.
ya ngga apa-apa sih. lebih baik mengingat kenangan manis daripada kenangan buruk.
aku bersyukur bisa menjalani hari Sabtu ini :)
skip to main |
skip to sidebar
and at the dawn, armed with the schorching patience, we shall enter the cities of splendour... (Arthur Rimbaud)
Labels
padang edelweiss
field of hope
kafe es krim
unair
kamar tidur yang mungil
gubuk kecil yang hangat
Niseikai Aidai
ujian
renungan
sekolah tua
kuliah
jujitsu
asrama
AIESEC
Monbukagakusho
ulang tahun
cerpen
job
ramadhan
resensi
Idul Fitri
Noryouku Shiken
les privat
ospek
skripsi
Kanji Cup
pondok ramadhan
puisi
Benron-taikai
MAWAPRES
MK
Nakayoshi Naito
PKL
dorama
drama
j-pop
kucing
opini
0 komentar:
Posting Komentar