kemaren baca tweetnya Firtha (adek kelasku, angkatan 2011) tentang rasa kesalnya sama beberapa anak yang dia anggap alay. dia juga nyebut-nyebut soal rombongan Shizuoka. begitu liat "keyword" itu, otakku langsung menekan command button "kepo"
tadinya aku pikir, ada apa ini? kepo di Twitter juga ngga banyak membantu. akhirnya langsung interogasi yang bersangkutan waktu gath Matsumiya Share House tadi siang.
terus Firtha cerita, kalau ada beberapa anak yang galau hanya karena Yuka minta foto sama Anis (cowok, adek kelasku angkatan 2012)!
aku langsung tepok muka pake piring. gak ding, bercanda. cuma facepalm doank. tapi plus reaksi lebay seperti biasa :v
aku sama Firtha langsung menghela nafas panjang sambil, "oh my God..."
jujur, aku akhir-akhir ngerasa sedikit kesal juga sama beberapa adek kelas. yah oke, ngga "sedikit" tapi sangat muak.
pertama, sejak pertama kali bekyoukai (kelompok belajar), beberapa di antaranya ngga naruh respek sama aku selaku orang yang lebih tua dan tenaga pembimbing di kelompok itu.
well, buat para egalitarian (apalah itu istilahnya, pokoknya semacam pendukung gerakan anti senior-junior yang pingin semuanya dianggep sederajat), mungkin anda-anda sekalian berpikir, "kamu loh cuma pingin dianggep senior aja kan? dibawa santai aja lah"
aku ngga akan bersusah payah menyangkal pandangan semacam itu. aku tau, emang suasana bakal lebih asyik kalau ngga ada tetek bengek yang membatasi kedekatan antara yang tua dengan yang muda, tapi yah... semua orang waras pasti bisa berpikir normal lah.. kira-kira gimana rasanya diremehin sama orang yang lebih muda. ya kan. maka silakan nilai sendiri, oke.
kedua, karena menurutku yaah.. banyak banget yang aku rasa... emm... belum bisa mengukur diri sendiri?
aku sering ngobrol sama adek-adek kelasku. dari situ aku sering banget denger atau liat sikap-sikap yang ngg... yaaah... menanggap enteng apa yang mereka hadapi di kuliah ini.
pertamanya sih aku berusaha untuk ngga su'udzon. aku selalu berpikir, "oh ya, mereka semangat belajar. itu aja." tapi lama-lama kok yaaa... -_-
aku ngga bisa ngungkapin dengan kata-kata. pokoknya gitulah.
aku sampe heran, apa mereka ini hidup di lingkungan yang serba enak ya, makanya bisa kayak gitu.
aku ngga bilang semuanya kayak gitu. ada juga beberapa anak yang cukup sederhana. diem-diem berusaha keras, tanpa banyak cingcong. tanpa banyak nyindir-nyindir IQ dan sebagainya (like seriously, itu ngga penting -_-) aku suka sama anak-anak kayak gitu. aku kagum, dan aku mau aja membantu mereka kapanpun mereka membutuhkan aku.
but after all, apa sih yang bisa aku lakukan? kalau dengan nyinyir di muka mereka bisa nyadarin mereka, okelah akan aku lakukan. tapi kadang-kadang disindir juga ngga mempan ih. malah ikutan ketawa, seolah-olah bukan mereka yang dimaksud. jadi bener harus disemprot di muka nih?
kalau mau ngga peduli ya bisa aja sih. cuma yaa... ngga tau deh.
akhirnya, sampai detik ini aku memilih untuk (berusaha) diam. ngga tau lagi deh besok. mungkin besok aku muntab, terus akhirnya aku semprot beneran deh.
Godspeed. May Allah bless us *I don't know what really I am talking about, but Amen!
skip to main |
skip to sidebar
and at the dawn, armed with the schorching patience, we shall enter the cities of splendour... (Arthur Rimbaud)
(Berusaha) Keep Calm
Diposting oleh
Djayeng Channissa
on Senin, 02 September 2013
Label:
Niseikai Aidai,
unair
Labels
padang edelweiss
field of hope
kafe es krim
unair
kamar tidur yang mungil
gubuk kecil yang hangat
Niseikai Aidai
ujian
renungan
sekolah tua
kuliah
jujitsu
asrama
AIESEC
Monbukagakusho
ulang tahun
cerpen
job
ramadhan
resensi
Idul Fitri
Noryouku Shiken
les privat
ospek
skripsi
Kanji Cup
pondok ramadhan
puisi
Benron-taikai
MAWAPRES
MK
Nakayoshi Naito
PKL
dorama
drama
j-pop
kucing
opini
0 komentar:
Posting Komentar